Nama Kelompok: Gevi Ariningtiyas 20151660058 Manggar Sukma Jati 20151660066 Apa definisi dari Atresia ani ???
Atresia ani merupakan suatu kelainan
malfomasi kongenital dimana terjadi ketidaklengkapan perkembangan embrionik pada bagian anus atau tertutupnya anus secara abnormal atau dengan kata lain tidak ada lubang secara tepat pada daerah anus. Lokasi terjadinya anus imperforate (atresia ani), ini meliputi bagian anus, rectum,atau bagian di antara keduanya. ETIOLOGI
1) Putusnya saluran pencernaan atas dengan daerah dubur, sehingga bayi
lahir tanpa lubang dubur. 2) Gangguan organogenesis dalam kandungan dimana terjadi kegagalan pertumbuhan saat bayi dalam kandungan 12 minggu atau 3 bulan. 3) Kelainan bawaan yang diturunkan dari orang tua. Jika kedua orang tua menjadi cariermaka 25%-30% menjadi peluang untuk terjadinya atresia ani, kemudian adanya kelainan sindrom genetic, kromosom yang tidak normal dan kelainan kongenital lainnya juga dapat beresiko menderita atresia ani. 4) Terjadinya gangguan pemisahan kloaka menjadi rectum dan sinus urogenital, biasanya karena gangguan perkembangan septum urogenital pada minggu ke 5 sampai ke 7 usia kehamilan. PATOFISIOLOGI MANIFESTASI KLINIS
1. Mekonium tidak keluar dalam 24 jam pertama
setelah kelahiran. 2. Tidak dapat dilakukan pengkukuran suhu rektal pada bayi. 3. Meconium keluar melalui sebuah fistula anus yang salah letaknya. 4. Distensi berharap dan adanya tanda-tanda obstruksi usus (bila tidak ada fistula). 5. Bayi muntah-muntah pada umur 24-48 jam. 6. Pada pemeriksaan rektal touché terdapat adanya membrane anal. 7. Perut kembung. Pemeriksaan diagnostik
1. Pemeriksaan rektal digital dan visual.
2. Jika ada fistula, urin dapat diperiksa untuk memeriksa adanya sel – sel epitel dekat perineum 3. Pemeriksaan sinar-X lateral inversi (teknik wangensteen-rice) dapat menunjukkan adanya kumpulan udara dalam ujung rektum yang buntu pada atau didekat perineum 4. Ultrasound dapat digunakan untuk menentukan letak kandung rektal 5. Aspirasi jarum untuk mendeteksi kantong rektal dengan cara menusuk jarum tersebut sambil melakukan aspirasi; jika meconium tidak keluar pada saat jarum sudah masuk 1,5cm, dapat dianggap sebagai defek tingkat tinggi. 6. CT scan 7. Pemeriksaan radiologi Penatalaksanaan