Anda di halaman 1dari 42

PRINSIP KERJA

analisa kuantitatif dan


kualitatif spesies kimia
dengan pengukuran
absorbansi atau
transmittansi dalam
spektroskopi yang
didasarkan pada
interaksi antara materi
dengan cahaya. Materi
dapat berupa atom dan
molekul namun yang
lebih berperan adalah
elektron valensi.
Lanjutan. . .
• Dengan mengukur transmitans larutan sample, untuk menentukan
konsentrasinya dengan menggunakan hukum Lambert-Beer.
Spektrofotometer akan mengukur intensitas cahaya melewati sampel
(I), dan membandingkan ke intensitas cahaya sebelum melewati
sampel (Io). Rasio disebut transmittance, dan biasanya dinyatakan
dalam persentase (%T) sehingga dapat dihitung besar absorban (A)
dengan rumus A= -Log %T (Underwood 2002)

• Rumus yang diturunkan dari Hukum Beer dapat ditulis sebagai berikut:
A= a . b . c atau A = ε . b . c

dimana: A = absorbansi
b = atau terkadang digunakan l = tebal larutan (tebal kuvet
diperhitungkan juga umumnya 1 cm)
c = konsentrasi larutan yang diukur
Komponen Instrumentasi UV-Vis

• Sumber Radiasi
• Kuvet (Sample Container)
• Monokromator
• Detektor
• Pencatat ( Read Out)
Sumber Radiasi
sumber radiasi dibagi menjadi 2, yaitu :
1. Deuterium disebut juga heavy
hidrogen, merupakan isotop
hidrogen yang stabil yang terdapat
berlimpah di laut dan daratan. Inti
atom deuterium mempunyai satu
proton dan satu neutron, sementara
hidrogen hanya memiliki satu proton
dan tidak memiliki neutron. Nama
deuterium diambil dari bahasa
Yunani, deuteros, yang berarti ‘dua’,
mengacu pada intinya yang memiliki
dua pertikel. Lampu deutrium
digunakan untuk daerah UV pada
panjang gelombang dari 200-400
nm.
Lanjutan. . .
2. Tungsten yang dikenal juga
dengan nama Wolfram
merupakan unsur kimia dengan
simbol W dan no atom 74.
Tungsten mempunyai titik didih
yang tertinggi (3422 ºC) dibanding
logam lainnya. karena sifat inilah
maka ia digunakan sebagai
sumber lampu. Sample yang
dapat dianalisa dengan metode
ini hanya sample yang memiliki
warna. Hal ini menjadi kelemahan
tersendiri dari metode
spektrofotometri visible. Panjang
gelombang sinar tampak adalah (Cairns, 2009)
400-800 nm.
Kuvet (Sample Container)
kuvet sebagai tempat sampel. Kuvet biasanya terbuat dari
kuarsa atau gelas, namun kuvet dari kuarsa yang terbuat
dari silika memiliki kualitas yang lebih baik. Hal ini
disebabkan yang terbuat dari kaca dan plastik dapat
menyerap UV sehingga penggunaannya hanya pada
spektrofotometer sinar tampak (VIS). Kuvet biasanya
berbentuk persegi panjang dengan lebar 1 cm.Umumnya
tebal kuvet adalah 10 mm, tetapi yang lebih kecil ataupun
yang lebih besar dapat digunakan. Sel yang biasa digunakan
berbentuk persegi, tetapi bentuk silinder dapat juga
digunakan. Kita harus menggunakan kuvet yang bertutup
untuk pelarut organik. Sel yang baik adalah kuarsa atau
gelas hasil leburan serta seragam keseluruhannya.
Gambar kuvet
Monokromator
Monokromator berfungsi sebagai penyeleksi
panjang gelombang. Monokromator merupakan
serangkaian alat optic yang menguraikan radiasi
polikromatik menjadi jalur-jalur yang
efektif/panjang gelombang-gelombang tunggalnya
dan memisahkan panjang gelombang-gelombang
tersebut menjadi jalur-jalur yang sangat sempit,
yaitu mengubah cahaya yang berasal dari sumber
sinar polikromatis menjadi cahaya monokromatis.
Jenis monokromator yang saat ini banyak
digunakan adalah gratting atau lensa prisma dan
filter optik(Khopkar, 1990).
Gambar Monokromator
PRISMA
GRATING
Detektor
• Peranan detector penerima adalah memberikan respon
terhadap cahaya pada berbagai panjang gelombang.

• Setiap detector menyerap tenaga foton yang


mengennainya dan mengubah tenaga tersebut untuk
dapat diukur secara kuantitatif seperti sebagai arus listrik
atau perubahan-perubahan panas. Kebanyakan detector
menghasilkan sinyal listrik yang dapat mengaktifkan
meter atau pencatat. Setiap pencatat harus
menghasilkan sinyal yang secara kuantitatif berkaitan
dengan tenaga cahaya yang mengenainya. Detektor
berfungsi menangkap cahaya yang diteruskan dari
sampel dan mengubahnya menjadi arus listrik
Lanjutan. . .

Persyaratan-persyaratan penting detector meliputi :


1. Sensitivitas tinggi hingga dapat mendeteksi tenaga
cahaya yang mempunyai tingkatan rendah sekalipun
2. Waktu respon pendek
3. Stabilitas yang panjang/lama untuk menjamin
respoon secara kuantitatif
4. Sinyal elektronik yang mudah diperjelas
(Hendayana, S, dkk,2001 : 67)
Gambar Detektor

Photovoltaic

Phototube

Diode array
Pencatat ( Read Out)
• Null balance, menggunakan prinsip null balance
potentiometer, tidak nyaman, banyak diganti dengan
pembacaan langsung dan pembacaan digital
• Direct readers, %T, A atau C dibaca langsung dari
skala
• Pembacaan digital, mengubah sinyal analog ke digital
dan menampilkan peraga angka Light emitting diode
(LED) sebagai A, %T atau C. Dengan pembacaan
meter seperti gambar, akan lebih mudah dibaca skala
transmitannya, kemudian menentukan absorbansi
dengan A = - log T.
Spektrofotometer UV-Vis
Lanjutan. . .

Menurut konfigurasi optiknya,


spektrofotometer UV-Vis dibagi menjadi
– Single Beam
– Double Beam
– Multi Channel
• Single-beam digunakan • Double-beam digunakan pada
untuk kuantitatif dengan panjang gelombang 190
sampai 750 nm. Double-beam
mengukur absorbansi
mempunyai dua sinar yang
pada panjang gelombang dibentuk oleh potongan cermin
tunggal. Single-beam yang berbentuk V yang disebut
mempunyai beberapa pemecah sinar. Sinar pertama
keuntungan yaitu melewati larutan blangko dan
sederhana, harganya sinar kedua secara serentak
murah, Panjang melewati sampel,
gelombang paling rendah mencocokkan fotodetektor
adalah 190 sampai 210 yang keluar menjelaskan
nm dan paling tinggi perbandingan yang ditetapkan
adalah 800 sampai 1000 secara elektronik dan
ditunjukkan oleh alat pembaca
nm.
(Miller , 2000)
Single Beam
Double Beam
Double Beam – In Time
Multi Channel
•Tanpa monokromator
•Mendispersikan cahaya dengan panjang gelombang yang sama
•Mahal
•Resolusi terbatas
APLIKASI SPEKTROSKOPI UV-VIS

• Analisis Kualitatif

Memprediksi jenis/golongan senyawa

• Analisis Kuantitatif

Menentukan kandungan senyawa dalam sampel


UV-VIS untuk Analisis Kualitatif
Woodward-Fieser Rules for Dienes
Homoannular Heteroannular
(cisoid) (transoid)
l=214 nm
Parent l=253 nm
=217 (acyclic)
Increments for:
Double bond extending conjugation 30 30
Alkyl substituent or ring residue 5 5
Exocyclic double bond 5 5
Polar groupings:
-OC(O)CH3 0 0
-OR 6 6
-Cl, -Br 5 5
-NR2 60 60
-SR 30 30
UV-VIS untuk Analisis Kualitatif
CONTOH

Transoid: 217 nm
Alkyl groups or ring residues: 3x5= 15 nm
Calculated: 232 nm
Observed: 234 nm

Cisoid: 253 nm
Alkyl groups or ring residues: 2x5= 10 nm
Calculated: 263 nm
Observed: 256 nm
UV-VIS untuk Analisis Kualitatif
CONTOH
Transoid: 214 nm
Alkyl groups or ring residues: 3x5= 15 nm
Exocyclic double bond: 5 nm
Calculated: 234 nm
Observed: 235 nm

Cisoid: 253 nm
Alkyl groups or ring residues: 4x5= 20 nm
Exocyclic double bond: 5 nm
Calculated: 278 nm
Observed: 275 nm
UV-VIS untuk Analisis Kualitatif
Woodward's Rules for Conjugated Carbonyl Compounds

Base values:
X=R
Six-membered ring or acyclic parent enone l=215 nm
Five-membered ring parent enone l=202 nm
Acyclic dienone l=245 nm
X=H l=208 nm
X = OH, OR l=193 nm
UV-VIS untuk Analisis Kualitatif
Woodward's Rules for Conjugated Carbonyl Compounds

Increments for:
Double bond extending conjugation 30
Exocyclic double bond 5
Endocyclic double bond in a 5- or 7-membered ring for
5
X = OH, OR
Homocyclic diene component 39
Alkyl substituent or ring residue a 10
b 12
g or higher 18
UV-VIS untuk Analisis Kualitatif
Woodward's Rules for Conjugated Carbonyl Compounds
Polar groupings:
-OH a 35
b 30
d 50
-OC(O)CH3 a,b,g,d 6
-OCH3 a 35
b 30
g 17
d 31
-Cl a 15
b,g,d 12
-Br b 30
a,g,d 25
-NR2 b 95
Solvent correction*: variable
lmax (calc'd) total
UV-VIS untuk Analisis Kualitatif
Woodward's Rules for Conjugated Carbonyl Compounds

Solvent lmax shift (nm)


Water +8
chloroform -1
ether -7
cyclohexane - 11
dioxane -5
hexane - 11
UV-VIS untuk Analisis Kualitatif
CONTOH
Acyclic enone: 215 nm
a-Alkyl groups or ring residues: 10 nm
b-Alkyl groups or ring residues: 2 x 12 = 24 nm
Calculated: 249 nm
Observed: 249 nm

Five-membered ring parent


202 nm
enone:
b-Alkyl groups or ring residues: 2 x 12 = 24 nm
Exocyclic double bond: 5 nm
Calculated: 231 nm
Observed: 226 nm
UV-VIS untuk Analisis Kualitatif
CONTOH Six-membered ring or alicyclic
202 nm
parent enone:
Extended conjugation: 30 nm
Homocyclic diene component: 39 nm
d-Alkyl groups or ring residues: 2 x 12 = 18 nm
Calculated: 302 nm
Observed: 300 nm

Five-membered ring parent enone: 202 nm


a-Br: 25 nm
b-Alkyl groups or ring residues: 2 x 12 = 24 nm
Exocyclic double bond: 5 nm
Calculated: 256 nm
Observed: 251 nm
UV-VIS untuk Analisis Kualitatif
CONTOH

Carboxylic acid: 193 nm


a-Alkyl groups or ring residues: 10 nm
b-Alkyl groups or ring residues: 12 nm
Calculated: 215 nm
Observed: 217 nm

Ester: 193 nm
a-Alkyl groups or ring residues: 10 nm
b-Alkyl groups or ring residues: 12 nm
Endocyclic double bond in 7-membered ring: 5 nm
Calculated: 220 nm
Observed: 222 nm
UV-VIS untuk Analisis Kualitatif
CONTOH
Aldehyde: 208 nm
a-Alkyl groups or ring residues: 10 nm
b-Alkyl groups or ring residues: 2 x 12 = 24 nm
Calculated: 242 nm
Observed: 242 nm

Aldehyde: 208 nm
Extended conjugation: 30 nm
Homodiene component: 39 nm
a-Alkyl groups or ring residues: 10 nm
d-Alkyl groups or ring residues: 18 nm
Calculated: 304 nm
Observed: 302 nm
UV-VIS untuk Analisis Kuantitatif

• Biasanya dilakukan pada larutan berair


• Spektroskopi UV-Vis untuk analisis kuantitatif bercirikan:
1. Dapat diaplikasikan untuk berbagai senyawa, baik organik
maupun anorganik.
2. Mempunyai sensititivitas yang baik: 10-4 hingga 10-5 M
3. Selektif
4. Mempunyai akurasi yang baik
5. Mudah dalam pengumpulan data
UV-VIS untuk Analisis Kuantitatif
PROSEDUR:
1. Pemilihan panjang gelombang maksimum (lmaks)
Dilakukan dengan scanning dari 200 – 800 nm.
Pengukuran dilakukan pada lmaks karena:
a. Memiliki sensitivitas terbesar (A/c terbesar)
b. Pada puncak, kurva absorpsi flat (rata) sehingga Hukum Lambert-
Beer menjadi lebih valid.

Variabel yang mempengaruhi spektra absorpsi:


a) Solven
b) pH
c) Temperature
d) Matriks sample matrix (mis: konsentrasi elektrolit dan
spesies yang dapat berinterferensi)
UV-VIS untuk Analisis Kuantitatif
PROSEDUR:
1. Pembuatan kurva kalibrasi
Dapat digunakan kurva kalibrasi eksternal, standar
internal, maupun addisi standar
• siapkan seri larutan baku (minimal 5 buah)
• ukur setiap larutan baku pada lmaks
• lakukan pengukuran terhadap blanko
• buat hubungan antara absorbansi vs konsentrasi
• siapkan sampel (jika perlu lakukan pengenceran)
sehingga absorbansi sampel masuk dalam rentang
kurva kalibrasi
Contoh Soal

1. Penyerapan sinar UV dan sinar tampak


oleh molekul melalui 3 proses, sebutkan!
jawab:
a. Penyerapan oleh transisi ikatan dan
elektron anti ikatan
b. Penyerapan oleh elektron d dan f dari
molekul kompleks
c. Penyerapan oleh perpindahan muatan
Lanjutan. . .
2. 100 mg sampel yang mengandung parasetamol
dilarutkan dengan etanol hingga 100 ml, diambil 10 ml
diencerkan hingga 100 ml. Dari larutan yang sudah
dilarutkan diukur absorbansinya ternyata A= 0,465.
Hitunglah kadar parasetamol dalam sampel tersebut?
jawab:
dari data di atas dengan menggunakan regresi linear
diperoleh
a = 0,096
b = 0,013
c = 0,9852
sehinggadiperoleh persamaan
y = 0,096 + 0,013x
Lanjutan. . .
Jika y = 0,465 maka x = 38,38

Maka kadar =

= 23,38 %
Lanjutan. . .
3. Jelaskan faktor yang menyebabkan
molekul dapat tereksitasi pada panjang
gelombang 200-780 nm pada
spektrofotometer UV-VIS?
jawab :
a. Molekul tersebut harus memiliki ikatan
rangkap terkonjugasi
b. Mempunyai gugus kromofor yang terikat
dengan auksolerom
Daftar Pustaka
Cairns D. 2009. Intisari Kimia Farmasi Edisi Kedua. Penerjemah : Puspita
Rini.Jakarta:Penerbit Buku Kedokteran EGC. Terjemahan dari : Essentials
of Pharmaceutical Chemistry Second Edition.
Day R dan Underwood A. 2002. Analisis Kimia Kuantitatif Edisi ke enam.
Penerjemah : Sopyan Iis. Jakarta : Erlangga. Terjemahan dari : Quantitative
Analysis Sixth Edition.
Hendayana, Sumar (2009). Penuntun Praktikum Kimia Analitik Instrumen.
Bandung:Jurusan Pendidikan Kimia FPMIPA UPI.
Khopkar S. 1990. Konsep Dasar Kimia Analitik. Jakarta : Universitas Indonesia
(UI-Press)
Miller, J.N Miller, J.C. 2000. Statistics and Chemometrics for Analytical
Chemistry 4th ed, Prentice Hall : Harlow .
Response To Access the age of Transformer Oil. International Journal of Power
System Operation and Energy Management, ISSN (PRINT) : 2231–4407,
Volume-1, Issue-2.

Anda mungkin juga menyukai