Judul
Tujuan
DASAR TEORI
1.1
Aspirin
Aspirin ditemukan oleh Bayer pada tahum 1893. Aspirin merupakan obat yang
ditemukan tertua dan banyak dikonsumsi sebagai obat dan diproduksi di US sebanyak
10.000 juta Kg/tahun. Aspirin disebut juga asam asetil salisilat, sering digunakan
sebagai pereda sakit (analgesic). Aspirin adalah turunan dari asam salisilat. Berikut
sifat-sifat dari aspirin :
a) Aspirin berbentuk kristal berwarna putih
b) Bersifat asam lemah (pH 3,5) dengan titik lebur 135C
c) Mudah larut dalam cairan ammonium asetat, karbonat, sitrat atau hidroksida
dari logam alkali.
d) Stabil dalam udara kering, tetapi terhidrolisis perlahan menjadi asetat dan
asam salisilat bila kontak dengan udara lembab.
e) Dalam campuran basa, proses hidrolisis ini terjadi secara cepat dan sempurna.
f) Bersifat analgesik, antipyretic (fever reducer), nti-inflammatory (inhibition of
the synthesis of prostaglandins), dan memiliki efek samping seperti: gastric
irritation dan bleeding .
1.1.1
Pembuatan Aspirin
Aspirin dibuat dengan mereaksikan asam salisilat dengan anhidrida asam asetat
menggunakan katalis 85% H3PO4 sebagai zat penghidrasi. Asam salisilat adalah asam
bifungsional yang mengandung dua gugus OH dan COOH. Karenanya asam
salisilat ini dapat mengalami dua jenis reaksi yang berbeda yaitu reaksi asam dan
basa. Reaksi dengan anhidrida asam asetat akan menghasilkan aspirin. Berikut
molekul aspirin :
Gugus karboksil pada aspirin mengandung sebuah gugus karbonil dan sebuah
gugus hidroksil, antar-aksi dari kedua gugus ini mengakibatkan suatu kereaktifan
kimia yang unik untuk asam karboksilat. Pada aspirin gugus karboksil bersifat polar
dan sifat yang paling menonjol adalah keasamannya.
Data Kimia
Data Fisik
Formul
a
C9H8O4
Massa
jenis
1,4
g/cm3
Berat
mol
180,157 g/mol
Titik
lebur
135
(275
sacetyloxybenz
oit acid
acetysalicylate
Sinoni
m
acetylsalicilyli
c acid
oacetylsalycilic
acid
1.1.2
Titik
didih
140
(284
Kelaruta
n dalam
air
2
mg/mL
(20
Kegunaan aspirin
Aspirin digunakan sebagai penurun demam (antipiretik) dan sebagai obat anti
karena itu orang yang akan menjalani pembedahan atau mempunyai masalah
pendarahan tidak diperbolehkan mengonsumsi aspirin.
1.1.3
pendarahan usus dan tinnitus (gejala telinga berdenging). Aspirin sebaiknya tidak
digunakan oleh anak-anak dan remaja dibawah umur, karena dapat menyebabkan
Sindrom Reye, yaitu kerusakan pada mitokondria liver sehingga liver tidak mampu
mengubah timbunan glikogen menjadi glukosa.
Dalam dosis tinggi, aspirin dapat menyebabkan kematian. Kadar mematikan
aspirin adalah LD50 1,1 g/kg atau 1,1 gram aspirin untuk setiap 1 kilogram berat tubuh
suatu organisme.
1.1.4
Sintesis aspirin
Tahun 1853 seorang alkemis Prancis, Charles Frederic Gerhardt berhasil
mensistetis asam salisilat untuk pertama kalinya. Dia mencampur asetil klorida
dengan garam sodium salisilat. Hasil sintetis ini dinamai Gerhardt anhidrin asam
salisilat. 6 tahun kemudian, 1859, seorang alkemis Jerman, von Gilm berhasil
mensintetis asam asetil salisilat murni dengan mereaksikan asam salisilat dan asetil
klorida.
Pada 1869 Schrder, Prinzhorn dan Kraut merekonstruksi baik reaksi Gerhardt
(dari sodium salisilat) maupun reaksi von Gilms (dari asam salisilat) dan
menyimpulkan bahwa kedua reaksi tersebut memberi hasil yang sama. Meraka adalah
Reaksi menghasilkan aspirin atau asam salisilat juga dapat dilakukan dengan
mereaksikan fenol dan larutan FeCl3. Produknya adalah dihasilkan larutan berwarna
ungu tua yang kompleks. Phenol disini tidak ditunjukkan sebagai hasil reaksi tetapi
sebagai reaktan. Pada tes phenol ini diindikasikan adanya unreacted starting material
(analisis kuantitatif dengan spektroskopi UV-VIS).
Tujuan tes ini adalah mengetahui kemurnian aspirin dengan menggunakan
besi(III) klorida. Besi(III) klorida bereaksi dengan gugus fenol membentuk kompleks
ungu. Asam salisilat (murni) akan berubah menjadi ungu jika FeCl 3 ditambahkan,
karena asam salisilat mempunyai gugus fenol.
1.1.5
Asam Salisilat
1.1.6
dilakukan titrasi dengan larutan NaOH standar. Dalam reaksi netralisasi ini gugusan
asetil lebih sukar dilepaskan daripada gugusan karbonil hingga terjadi reaksi :
Untuk mengetahui kadar aspirin dalam tablet, dapat dilakukan titrasi dengan
larutan basa. Titrasi diakhiri jika terjadi perubahan warna yang konstan selama satu
menit dari indikator fenolftalein.
1.2
Kafein
Kafein adalah senyawa alkaloida turunan xantine (basa purin) yang berwujud
kristal berwarna putih. Kafein bersifat psikoaktif, digunakan sebagai stimulan sistem
saraf pusat dan mempercepat metabolisme (diuretik). Konsumsi kafein berguna untuk
meningkatkan kewaspadaan, menghilangkan kantuk dan menaikkan mood. Overdosis
kafein akut, biasanya lebih dari 300 mg per hari, dapat menyebabkan sistem saraf
pusat terstimulasi secara berlebihan. Kondisi ini disebut keracunan kafein, gejalanya
antara lain gelisah, gugup, insomnia, emosional, urinasi berlebihan, gangguan
pencernaan, otot berkedut, denyut jantung yang cepat dan tidak teratur. Gejala yang
lebih parah adalah munculnya depresi, disorientasi, halusinasi dan dampak fisik
seperti kerusakan jaringan otot rangka
Senyawa kimia yang dijumpai secara umum alami terdapat didalam makanan
contohnya biji kopi, teh, biji kelapa, buah kola, guarana dan mate. Ia terkenal dengan
rasanya yang pahit dan berlaku sebagai perangsang sistem saraf pusat, jantung, dan
pernafasan. Kafein juga bersifat diuretik (digunakan melalui air kencing).
Kafein merupakan alkaloid yang tergolong turunan dari purin dalam keluarga
methylxanthine bersama-sama senyawa terfilin teobromin. Pada keadaan asal kafein
adalah serbuk putih yang pahit. Rumus kimianya ialah C 6H10N4O2 dan nama
sistematik kafein adalah: 1,3,7-trimetilxanthine dan 3,7-dihidro-1,3,7-trimetil-1-Hpurin-2,6-dione.
Kafein ditemukan pada biji, daun dan buah pada berbagai tanaman. Kafein
diproduksi tanaman sebagai pestisida alami untuk pertahanan diri terhadap serangga
yang memakan tanaman tersebut. Tanaman yang mengandung kadar kafein tinggi
antara lain kopi (Coffea arabica), teh (Camellia sinensis), coklat (Theobroma cacao)
dan kola (Cola acuminata).
Atom nitrogen pada kafein bentuknya planar karena terletak di orbita hibrid sp 3.
Hal ini menyebabkan molekul kafein memiliki sifat aromatik. Umumnya kafein
diperoleh sebagai produk sampingan proses dekafeinasi kopi, karena itu kafein jarang
disintetis. Tabel sifat fisik kafein
Sifat fisik
2.1.1
Nilai
Titik beku
238
Titik didih
178
Tekanan uap
Grafitasi tertentu
1.2
Kadar uap
2,5%
Kepadatan uap
6,7
Berat moleku
197,19
2,17%
Ph
Kafein terdapat dalam kopi (1-2,5%), pada teh (3%). Minum kopi terlalu banyak
dapat meningkatkan resiko terkena penyakit jantung, karena memperbesar kadar
homosistestein darah. Khasiat dari kafein antara lain sebagai penghilang rasa lapar
dan mengantuk. Terlalu banyak kafein dapat menyebabkan intoksitasi kafein (yaitu
mabuk akibat kafein).
2.1.2
mengetahui kadar atau konsentrasi kafein, maka larutan yang mengendung kafein
ditambah larutan iod yang telah diketahui volume dan konsentrasinya secara
beerlebih. Kelebihan iod setelah terjadi setelah terjadi reaksi adisi dititrasi dengan
larutan natrium tiosulfat (Na2S2O3).
2.3
Paracetamol
darah putih (leukosit). Contoh pada bagian luar tubuh jika kita terluka hingga timbul
nanah itu tandanya leukosit sedang bekerja, gejala inflammation lainnya adalah iritasi
kulit.
Parasetamol termasuk aman dikonsumsi tanpa efek candu seperti obat
narkotika. Untuk orang dewasa umumnya dosis dikonsumsi sebesar 500mg, bisa
dilihat pada komposisi berbagai merek obat pilek kandungan Asetaminofen ini antara
400-600mg selain kandungan lain dalam kadar rendah, tergantung merek obatnya.
Meskipun aman jangan mengkonsumsi Parasetamol lebih dari 5 gram (weh, siapa
yang minum 10 tablet lebih?) dalam sehari, apalagi untuk seorang pecandu alkohol,
malah bisa menyebabkan kerusakan liver.
II. ALAT DAN BAHAN
2.1 Alat yang digunakan :
1. Lumpang dan alu
2. Gelas Erlenmeyer 250 mL
3. Gelas Kimia 200 mL
4. Buret
5. Corong biasa
6. Spatula
7. Kaca Arloji
8. Statif dan Klem
9. Spiritus
10. Kaki tiga
11. Kassa asbes
12. Pipet tetes
13. Gelas ukur 10 mL dan 50 mL
14. Neraca Analitik
:
:
:
:
:
:
:
:
:
:
:
:
:
:
1 buah
1 buah
1 buah
1 buah
1 buah
1 buah
1 buah
1 buah
1 buah
1 buah
1 buah
1 buah
@ 1 buah
1 buah
2.
3.
4.
5.
6.
7.
8.
9.
menit,
kemudian
IV.
HASIL PENGAMATAN
Hasil Pengamatan
m = 0,76 gram
m = 0,77 gram
m = 0,59 gram
m = 0,68 gram
m = 0,70 gram
m = 0,59 gram
m = 0,64 gram
m = 0,43 gram
Serbuk tablet halus
Larutan mendidih
Tablet lebih melarut
d. Panadol Flu
e. Inza
f. Inzana
g. Mixagrip
h. Ultracap
Hasil Pengamatan
m = 0,76 gram
m = 0,77 gram
m = 0,59 gram
m = 0,68 gram
m = 0,70 gram
m = 0,59 gram
m = 0,64 gram
m = 0,43 gram
6) Mengocok
dan
selama 10 menit
a. Bodrex Migra
membiarkan
d.
e.
f.
g.
Panadol Flu
Inza
Inzana
Mixagrip
h. Ultracap
7) Menyaring
a. Bodrex Migra
d. Panadol Flu
e. Inza
f. Inzana
g. Mixagrip
h. Ultracap
Larutan
bening
Larutan
bening
Larutan
berwarna
coklat
berwarna
coklat
berwarna
coklat
d. Panadol Flu
e. Inza
bening
Larutan
berwarna
coklat
kemerahan
Larutan berwarna coklat
f. Inzana
g. Mixagrip
h. Ultracap
9) Menitrasi dengan larutan Na2S2O3
0,1 N
a. Bodrex Migra
b. Bodrex Flu dan Batuk
d. Panadol Flu
e. Inza
f. Inzana
g. Mixagrip
h. Ultracap
V.
ANALISIS DATA
Untuk percobaan analisa aspirin dan kafein dalam tablet ditujukan untuk
diusahakan sedikit mungkin yaitu 2 tetes. Untuk memperoleh ketepatan hasil titrasi
maka titik akhir titrasi dipilih sedekat mungkin dengan titik ekuivalen.
Larutan kemudian dititrasi dengan NaOH 0,1 N karena NaOH merupakan
larutan basa yang dapat menetralkan larutan aspirin yang bersifat asam karena
tergolong asam karboksilat. Reaksi yang terjadi sebagai berikut:
Warna larutan yang awalnya putih keruh berubah menjadi merah jambu saat
penambahan 5 mL NaOH. Proses perubahan warna ini dimana NaOH mula-mula
bereaksi dengan aspirin, sampai akhirnya seluruh aspirin habis bereaksi dengan basa,
maka kelebihan basa akan bereaksi dengan dengan indikator PP sehingga membentuk
larutan berwarna merah muda yang menandakan tercapainya titik akhir titrasi.
Berikut adalah kandungan kadar aspirin berdasarkan kemasan dan berdasarkan
perhitungan :
No.
1.
2.
3.
Merk
obat
Bodrex
migra
Bodrex flu
dan batuk
Panadol
sakit
kepala
Menurut Percobaan
Massa Kadar
tablet aspirin
(gram) menurut
perhitungan
(%)
0,7507
68,40
Dalam Kemasan
Kadar
aspirin
per
tablet
(mg)
515,28
Kadar
aspirin per
tablet (mg)
Kadar
paracetam
ol per
tablet (mg)
350
0,7600
12,21
33,66
500
0,5899
18,328
108,48
500
4.
5.
6.
7.
8.
biasa
Panadol
flu
Inza
Inzana
Mixagrip
Ultracap
Berdasarkan
0,6834
0,7030
0,5921
0,6463
0,6100
tabel diatas,
12,13
12,56
32,86
13,10
44,31
sampel obat
83,16
500
44,296
500
97,632
80
45,2
500
135,15
yang mengandung aspirin berdasarkan
disini adalah perbedaan antara hasil dengan harga yang sebenarnya. kesalahankesalahan tersebut antara lain :
1. Faktor orang atau individu yang melakukan titrasi
a) Salah menghitung dalam menentukan titik akhir titrasi pada buret ataupun
pembacaan skala untuk titran yang ditambahkan pada buret
b) Memindahkan bahan yang diperiksa tidak kuantitatif
c) Kurang teliti dalam melakukan proses titrasi misalnya proses penggoyangan
buret
d) Kesulitan atau kurang teliti dalam mengamati perubahan warna indikator
sehingga titik akhir terlewati atau belum titik akhir
2. Faktor zat atau bahan yang digunakan dalam titrasi
a) Larutan standar yang digunakan yaitu NaOH masih belum tepat atau belum
mengalami standarisasi sebelum melakukan percobaan misalnya kurang
tepatnya pada saat pembuatan larutan NaOH, seperti pada saat penimbangan
b) Penambahan indicator yang terlalu banyak misalnya terlalu banyak
meneteskan indikator pp
3. Faktor fasilitas yang digunakan dalam prosese titrasi
a) Adanya kebocoran pada alat titrasi
b) Kurang memadainya alat titrasi
c) Terjadinya perubahan skala buret yang tidak konstan
4. Factor metode analisa dalam proses titrasi
a) Reaksi yang terjadi tidak sempurna atau timbul reaksi samping
b) Terjadi kelarutan endapan
5.2 Penentuan Kadar Kafein
Pada penentuan kadar kafein ini, perlakuan awalnya hampir sama dengan
perlakuan pada penentuan kadar aspirin. Tablet obat yang mengandung kafein
dilakukan penghalusan hingga berbentuk serbuk sehingga lebih cepat larut dalam
pelarut karena luas permukaan bidang sentuh yang besar. Kemudian pembilasan
lumpang alu dengan etanol bertujuan agar serbuk tablet tidak tersisa di dalam
lumpang, penambahan etanol ini dimaksudkan agar serbuk kafein dapat larut dengan
baik karena etanol dan kafein bersifat relatif polar. Adapun perlakuan mengoyanggoyangkan larutan selama 10 menit agar diperoleh larutan yang homogen (serbuk
kafein melarut semua).
Penambahan asam sulfat 10% dalam larutan bertujuan agar larutan dalam
suasana asam, karena ekstraksi kafein ini menggunakan etanol yang lebih optimal
dalam suasana asam. Sedangkan penambahan larutan iod bertujuan untuk mengadisi
ikatan rangkap pada kafein sehingga memudahkan dalam mengetahui kadar atau
konsentrasi kafein.
Kemudian mengocok larutan sehingga diperoleh larutan yang homogen, lalu
mendiamkan larutan selama 10 menit untuk mengendapkan zat yang tidak diinginkan
sehingga terpisah dari larutannya.
Selanjutnya dilakukan penyaringan untuk memisahkan filtrat dari residunya
yang mengandung zat-zat yang tidak diperlukan untuk analisis. Filtrat hasil
penyaringan lalu ditambahkan larutan kanji sebagai indikator sehingga perubahan
warna sebagai titik akhir titrasi mudah diamati. Larutan kanji/amilum digunakan
karena adanya penambahan iodin pada pereaksian untuk menetukan kadar kafein,
iodin bersifat sensitif terhadap indikator kanji. Sebnarnya, iodin sendiri juga
memberikan warna ungu/violet yang intens untuk zat-zat pelarut seperti karbon
tetraklorida dan kloroform, dan terkadang kondisi ini dipergunakan untuk mendeteksi
titik akhir dari titrasi. Namun demikian, suatu larutan (penyebaran koloidal) dari kanji
lebih umum digunakan, karena warna biru gelap dari kompleks iodin-kanji bertindak
sebagai suatu tes yang sensitif untuk iodin. Mekanisme pembentukan kompleks yang
berwarna ini tidak diketahui, namun ada pemikiran bahwa molekul iodin tertahan di
permukaan
Kemudian larutan ditirasi dengan Na2S2O3 0,1 N untuk mereduksi I2 menjadi I-,
reaksi yang terjadi adalah :
I2 (aq) + 2 S2O32-(aq)
Tiosulfat
2 I- + S4O62Tetrationat
Penentuan kadar kafein dilakukan dengan mengukur jumlah I2, maka iodium
tersebut direaksikan dengan ion tiosulfat yang akan mengubah iodium menjadi
iodida. Namun, sebelum dilakukan penambahan tiosulfat, iodium yang terbentuk
pada reaksi awal harus terlebih dahulu direksikan dengan 3 tetes larutan kanji sebagai
indikator. Berikut adalah kandungan kadar kafein berdasarkan kemasan dan
berdasarkan perhitungan :
Dalam Kemasan
No
.
1.
2.
3.
4.
5.
6.
7.
8.
Merk obat
Bodrex migra
Bodrex flu dan
batuk
Panadol
sakit
kepala biasa
Panadol flu
Inza
Inzana
Mixagrip
Ultracap
Massa
tablet
(gram)
Kadar
kafein
pada
kemasan
0,7507
50 mg
Menurut Percobaan
Kadar
kafein
Kadar
menurut
aspirin per
perhitungan tablet (mg)
(%)
7,45
51,52
0,7600
0,5899
3,86
22,40
0,6834
0,7030
0,5921
0,6463
0,6100
1,42
0
4,01
0
11,62
8,96
0
22,40
0
31,36
Kadar kafein tidak dapat ditentukan secara tepat dan pasti karena tidak ada
warna biru yang dihasilkan dari pencampuran larutan. Hal ini disebabkan memang
hanya satu obat sampel yang mengandung kafein sehingga sebaiknya untuk
mengukur kadar kafein ini harus menggunakan obat yang memang dari komposisinya
megandung kafein sehingga dapat dibandingkan kadar kafein pada kemasan dengan
pada perhitungan. Selain itu adanya perbedaan kadar kafein juga disebabkan adanya
kesalahan titrasi yakni sebagai berikut:
1. Faktor orang atau individu yang melakukan titrasi
a) Salah menghitung dalam menentukan titik akhir titrasi pada buret ataupun
pembacaan skala untuk titran yang ditambahkan pada buret
b) Memindahkan bahan yang diperiksa tidak kuantitatif
c) Kurang teliti dalam melakukan proses titrasi misalnya proses penggoyangan
buret
VI.
6.1
Saran
1. Pengetahuan Penentuan kadar parasetamol juga bisa dijadikan sebagai
percobaan.
2. Penentuan kafein dalam buah kopi atau serbuk kopi dan rokok bisa dijadikan
pembanding bagaimana tubuh kita mentolerir kafein.
3. Penugasan pencarian jurnal terkait percobaan untuk mengetahui kadar aspirin
dan kafein dalam bahan lain juga penting untuk menambah literatur.
VII.
DAFTAR PUSTAKA
Amelia, Yulida Nasution. 2009. Penetapan Kadar Zat Aktif Parasetamol dalam Obat
Sediaan Oral dengan Metode Kromatografi Cair Kinerja Tinggi (KCKT).
Medan : FMIPA USU.
Anwar, C.1996. Petunjuk Praktikum Kimia Organik II. Jakarta: DEPDIKBUD.
Fessenden dan Fessenden, 1994. Kimia Organik jilid II. Edisi ketiga. Jakarta:
Penerbit Erlangga.
Slamet, S. 2006. Analisa Bahan Makanan dan Pertanian. Yogyakarta: Liberty.
Syahmani dan Rilia,I. 2010. Penuntun Praktikum Kimia Organik. Banjarmasin: FKIP
UNLAM (Tidak dipublikasikan).
Tyay, T.H. 2003. Obat-obatan Penting. Jakarta: Gramedia.
Wikipedia.
2010.
Aspirin
(online).
http://id.wikipedia.org/w/index.php?
title=Salisilat&action=edit&redlink=1. Diakses pada tanggal 10 Juni 2011.
Wikipedia. 2010. Kafeina (online). http://id.wikipedia.org/wiki/Kafeina. Diakses pada
tanggal 10 Juni 2011.
Yusron, M. Effendi. 2009. Perbandingan Aktivitas. Jakarta: Fakultas Kedokteran UI.
LAMPIRAN I
PERHITUNGAN
Kadar aspirin =
X 100 %
X 100 %
= 13,10 %
atau
Kadar aspirin = V. NaOH x 18,08 mg/ 2 tablet
= 4,7 mL x 18,08 mg/ 2 tablet
= 84,976 mg/ tablet
= 45,2 mg/tablet
2) Inza
Diketahui : m tablet Inza = 0,703 g
V NaOH
= 4,9 mL
Ditanya : Kadar Aspirin ?
Penyelasaian :
Kadar aspirin =
X 100 %
X 100 %
= 12,56 %
atau
Kadar aspirin =
=
= 12,21 %
X 100 %
X 100 %
atau
Kadar aspirin =
X 100 %
= 0,5899 g
X 100 %
= 18,328 %
atau
= 0,5921 g
= 10,8 mL
Kadar aspirin =
X 100 %
X 100 %
= 32,868 %
atau
= 0,6100 g
= 15 mL
Kadar aspirin =
X 100 %
X 100 %
= 44,31 %
atau
Kadar aspirin =
=
= 68,4 %
X 100 %
X 100 %
atau
= 0,6834 g
= 4,6 mL
Kadar aspirin =
X 100 %
X 100 %
= 12,13 %
atau
Kadar kafein =
X 100 %
= 51,52 %
Atau
= (20-8,5) x 4,48 mg/2tablet
= 51,52 mg/tablet
2) Panadol Flu
Diketahui : m tablet = 0,6834 g
V Na2S2O3 = 18 mL
V Filtrat = 20 mL
Ditanya : kadar kafein ?
Penyelasaian :
Kadar kafein =
X 100 %
= 1,42 %
Atau
= (20 ml - 18 ml) x 4,48 mg/2tablet
= 8,96 mg/tablet
3) Inza
Diketahui : m tablet = 0,703 g
V Na2S2O3 = 20,4 mL
V Filtrat = 20 mL
Ditanya : kadar kafein ?
Penyelasaian :
Kadar kafein =
X 100 %
= -0,276 %
Atau
= (20-20,4) x 4,48 mg/2tablet
= -1,792 mg/tablet
4) Bodrex Flu dan Batuk
Diketahui : m tablet = 0,76 g
V Na2S2O3 = 25 mL
V Filtrat = 20 mL
Ditanya : kadar kafein ?
Penyelasaian :
Kadar kafein =
X 100 %
= -3,19 %
Atau
= (20-25) x 4,48 mg/2tablet
= -11,2 mg/tablet
5) Inzana
Diketahui : m tablet = 0,6035 g
V Na2S2O3 = 15 mL
V Filtrat = 20 mL
Kadar kafein =
X 100 %
= 4,018 %
Atau
= (20-15) x 4,48 mg/2tablet
= 22,4 mg/tablet
6) Panadol Sakit Kepala
Diketahui : m tablet = 0,5899 g
V Na2S2O3 = 15,3 mL
V Filtrat = 20 mL
Ditanya : kadar kafein ?
Penyelasaian :
Kadar kafein =
X 100 %
= 3,864 %
Atau
= (20-15,3) x 4,48 mg/2tablet
= 22,4 mg/tablet
7) Ultracap
Diketahui : m tablet = 0,5840 g
V Na2S2O3 = 6 mL
V Filtrat = 20 mL
Ditanya : kadar kafein ?
Penyelasaian :
Kadar kafein =
X 100 %
= 11,62 %
Atau
= (20-6) x 4,48 mg/2tablet
= 31,36 mg/tablet
8) Mixagrip
Diketahui : m tablet = 0,6463 g
V Na2S2O3 = 25 mL
V Filtrat = 20 mL
Ditanya : kadar kafein ?
Penyelasaian :
Kadar kafein =
X 100 %
= -3,75 %
Atau
= (20-25) x 4,48 mg/2tablet
= -22,4 mg/tablet
LAMPIRAN II
PERTANYAAN DAN JAWABAN PERTANYAAN
Pertanyaan
1.
2.
3.
4.
Jawaban Pertanyaan
1. Reaksi yang terjadi pada penentuan kadar aspirin
+ 2S2O32-
tiosulfat
2I- + S4O8
tetrationat
2. Diketahui : V iod
= 1 ml
N iod
= 0,01 N = 0,02 M
M kafein = 0,00485 g
Mr Kafein
= 197,17 gr/mol
Ditanya : 1 ml iod 0,1 N = 0,00485 g kafein
Penyelesaian :
n iod n kafein
V.M iod m kafein / Mr Kafein
0,001 L x 0,02 m 0,00485 g/ 197,17 g/mol
2.10-5 mol 2,4559. 10-5
Terbukti bahwa 1 ml iod 0,1 N setara dengan 0,00485 g kafein
LAMPIRAN III
FLOWCHART
A. Penentuan Kadar Aspirin
2 tablet obat yang mengandung aspirin
Larutan
Residu
Larutan bening
Filtrat
NB : * Penggunaan 10 ml alkoholLAMPIRAN
untuk mencuci
IVlumpang porselin
FOTO
Gambar 2. Sampel
Panadol
Batuk
Gambar 5. Sampel
Obat Bodrex migra
Gambar 8. Sampel
Mixagrif
Hasil Titrasi