Anda di halaman 1dari 47

MALNUTRITION

Divisi Nutrisi dan Penyakit Metabolik Departemen


IKA FK UNDIP / RSUP Dr. Kariadi

1
Gizi salah (Malnutrisi)
•Menurut Jelliffe (1966) :
–Gizi salah terjadi akibat keNdak seimbangan asupan
zat-‐zat gizi, dan dapat digolongkan sbb :
–Kekurangan atau kelebihan zat gizi secara
menyeluruh
•Gizi kurang-‐buruk (undernutri(on)
•Gizi lebih – obesitas (overnutri(on)
–Kekurangan atau kelebihan zat gizi tertentu
•misalnya defisiensi zat besi, kelebihan fluor (fluorosis
gigi), defisiensi asam lemak esensial
Indikator Pertumbuhan
Z-score
TB/U BB/U BB/TB BMI/U

Di atas +3 Obese Obese


(kegemukan) (kegemukan)
Di atas +2 Overweight Overweight
(BB lebih) (BB lebih)
Di atas +1 Possible risk of Possible risk of
overweight overweight
(Berisiko (Berisiko
BB lebih) BB lebih)
Median (nol)
Gizi Baik
Di bawah -1

Di bawah -2 Perawakan pendek BB kurang Gizi kurang Gizi kurang

Di bawah -3 Perawakan sangat BB sangat Gizi buruk Gizi buruk


pendek kurang
Severe Acute
MalnutriNon
(SAM)
Severe acute malnutrition

5
A. Marasmic B. Kwashiorkor C. Marasmic -‐ Kwashiorkor
Pathophysiology of kwashiorkor
Food intake

Anti oxidant supply Amino acid supply


(e.g. vitamin E)

Protein & Albumin

Enzyme synthesis
(e.g. RBC G6PD)
Immunoglobulins

Risk of infections

Free radicals
ROS & NOS
Phagocytic activity

Accumulation of Lipoprotein
Edema, Fat in liver synthesis
Fatty liver

Plasma colloidal osmotic pressure


Kwashiorkor and oxidaNve stress
Noxious insult
e.g infection

Free redical Superoxide anion normally produced by T


production Lymphocytes (natural killer cells)

Inadequate Deficiencies of anti-oxidant micronutrients


protection VIT E, A, C, Se, Zn, Mn, Cu, Suphur amino acids

Iron-catalysed Apparent Iron Superoxide anion


chain reactions overload Converted to hydrocyl radical

Inadequate
repair Damage
Deficiencies
Of EFA Oedema, fatty liver
skin lesions
bleached hair

7
ANTROPOMETRIC CRITERIA TO IDENTIFY SAM

Indicator SAM
Infants less than 6 months
W/L < -‐ 3 Z-‐Score
Oedema Present
Other signs Too weak to suckle or feed
6 months to 10 yrs
W/H Z-‐scores < -‐3 Z-‐Score
MUAC (6-‐59 months only) < 11.5 cm
Oedema Present
Adolescent (10-‐18 yrs)
MUAC < 16 cm
Oedema present
Age group yrs Criteria for therapeuBc admission
5 -‐ 9 MUAC < 129 mm, and / or BMI for age < -‐3 Z – score
and / or Bilateral pijng oedema
10 -‐ 18 MUAC < 160 mm, and / or BMI for age < -‐3 Z – score
and / or Bilateral pijng oedema
> 18 BMI < 16 (kg/m) and / or MUAC < 185 mm
and / or Bilateral pijng oedema

Note : there is no international agreement on the MUAC cut-off for adolescents and
adults. Available published data for adults suggest < 160 mm but this is currently
considered too low in non-famine contexts (including in the context of HIV/AIDS) and
cut-offs of < 180 mm or < 185 mm are most widely used by agencies.

Sumber : UNICEF Programme Guidance documents ; Management of Severe Acute


Malnutrition in Children : Working toward result at scale, 2015

CTC ClasificaNon of Acute MalnutriNon


Current Approach
Acute Malnutrition in children

With Complications Without Complications

Bilateral pitting oedema +++


OR : Marasmic Kwashiorkor MUAC < 115 mm MUAC < 125 mm
OR : MUAC < 125 mm OR : bilateral pitting oedema AND : non bilateral
OR bilateral pitting oedema + or ++ Pitting oedema
AND one of the following : AND : AND :
350 kcal/kg +
Anorexia Appetite 170-‐200 kcal/kg Appettite 15 g protein
Lower Respiratory Tract Clinically well Clinical stable Alert
Infection Alert
High fever Severe OTP SFP
dehydration
Severe anaemia Not alert
Hypoglycaemia Hypothermia
Outpatient Therapeutic Care Suplementary Feeding
9
InpaNent treatment for severe malnourished (oedema +++, marasmic-‐
kwashiorkor, or MUAC < 115 mm 1th complicaNons) should be ccording to
Moderate and severe acute malnutriNon INPATIENT Facility
WITH COMPLICATIONS ( InpaNent TherapeuNc Program = ITP )
SAM in babies < 6 months with / without
complicaNons or BW < 4 kg
OUTPATIENT TherapeuNc Program ( = OTP
SAM without complicaNon )

SAM without complicaNon Supplementary Feeding Program ( = SFP )

INPATIENT CARE : GENERAL TREATMENT


䇾 THE 10 STEP䇿 (WHO, 2000)
N IntervenBon StabilizaBon TransiBon RehabilitaBon Follow-‐up
o d 1-‐2+ d.3-‐7+ wk 2-‐6 wk 7-‐26
1 Treat/prevent
hypoglycemia
2 Treat/prevent
hypothermia
3 Treat/prevent
dehydraNon
4 Correct electr
imbalance
5 Treat infecNon

6 Correct micro without Fe + Fe 10


NutriNents def
7 Begin feeding F -‐ 75
STABILIZATION TRANSITION REHABILITATION

F 100
F 75
F 75 F 100 + solid food
F 100 / OR :
RUTF
F 100

E : 80-‐100 E : 100-‐150 E : 150-‐200


kkal/kgBB/h P : 1-‐1.5 kkal/kgBB/h P : 2-‐3 kkal/kgBB/h P : 2-‐3
g/kgBB/h Cairan : 130 g/kgBB/h g/kgBB/h
Cairan : 150 ml/kgBB/h Cairan : 150 ml/kgBB/h
ml/kgBB/ h

INPATIENT CARE (ITP) OUT PATIENT CARE (OTP)

SAM < 6 MONTHS

•StabilizaNon phase : F 75
Diluted F 100 : inappropriate due to :
-‐ marginal PRSL (238 mOsm/L)
-‐ higher protein, Na, Lactose
•RehabilitaNon phase : F 100 should not be used
due to high PRSL (360 mOsm/L)  alternaNves :
11
expressed breastmilk, infant formula or diluted F
100
– BMI < Ps or nutriNonal oedema (+)
– StunNng : BMI < P3 or < -‐@SD (NCHS)
• InNNal treatment
– Same formula F75, F100 )+ mineral + vitamin)
– Enegy : Age yrs Daily Energy kcl/kg Volume, ml/kg/h
F 75 F 100
7 -‐ 10 75 4,2 3,0
11 -‐ 14 60 3,5 2,5
15 -‐ 18 50 2,8 2,0

• RehabilitaNon :
– AppeNte (+)
– F 100  Regular diet + F 100
• Discharge :
– AppeNte ++, BW , medical problem resolves
– Give suppl  BMI > P5

Weight gain : -‐ < 5 :


g/kg/d -‐ 5 – 10 g/kg/d poor
: good / sufficient
-‐ > 10 g/kg/d : excellent /
saBsfactory
CONTOH KASUS
• Perempuan, 22 bulan, 6000 g, 73 cm, target BB : 8.000 g ( -‐ 1SD)  2.000
g
•Golden : untuk replesi 1 gram jaringan tubuh dibutuhkan 5 kkal
•Bila kenaikan BB 10 g/kgBB/h : 6 x 10 g = 60 g/h  dibutuhkan waktu untuk
mencapai -‐1 SD : 2000/60 x 1 hari = 33 hari
•Tambahan energi yang dibutuhkan : 60 g x 5 kkal = 300 kkal/h (diluar untuk
12
infeksi, malabsorbsi, dll)
gram / sachet = 500 kal, kadar air sangat renah, 1-‐2%
•Keuntungan : langsung diminum, Ndak perlu
diencerkan dengan air. Di kalangan penduduk Ndak
mampu sering air bersih sulit didapat
•Diberikan kepada Nap anak penderita SAM, seminggu
sekali diminum Nap hari, Nap anak mendapat 200
kal/kgBB/hr

F 100
•Bahan : susu, gula, minyak, mineral mix, % minyak =
50%
•Diberikan dalam bentuk bahan F 100 : susu, gula
pasir, minyak goreng, mineral mix
•Agar Ndak merubah rasa, mineral mix dapat
diberikan terpisah 13
•Rawat inap diberi paket obat dan paket makan
•Setelah pulang dari rawat inap penderita diberi F 100 untuk
dikonsumsi selama 1 minggu
•Selanjutnya diberi makanan keluarga
•Rawat jalan : mendapat paket obat Ndak mendapat paket
makan, mendapat edukasi makan makanan keluarga

Refeeding syndrome
•Metabolic complicaNon associated with
giving nutriNonal support (enteral or
parenteral) to the severely malnourished

•Starved cells take up energy substrates


–rapid fluxes in insulin producNon in response to
CHO load
–hypophosphatemia and hypokalemia. 14
Obesitas
15
• Riskesdas tahun 2013 :
Anak 5-12 tahun
overweight 10,8% ; obesitas 8,8 %
• Penelitian 10 PPDSA di Indonesia :
obesitas 12,3%
• Gangguan emosional dan perilaku 22%-
28%
• Resistensi insulin 38%
• Sindroma Metabolik 19,6% - 38%

TANDA KLINIS OBESITAS

• Wajah membulat
• Pipi tembem
• Dagu rangkap
• Leher relatip pendek
• Dada membusung
dengan payudara
membesar
• Perut membuncit dan 16
berlipat
Obesitas idiopatik Obesitas endogen

>90% kasus <10% kasus


Perawakan tinggi (umumnya TB/U Perawakan pendek (umumnya TB/
> P50) U < P50)
Umumnya didapatkan riwayat Umumnya tidak didapatkan riwayat
obesitas pada keluarga obesitas pada keluarga
Fungsi mental normal Fungsi mental sering retardasi
Usia tulang normal atau advanced Usia tulang terlambat (delayed)

Pemeriksaan fisis umumnya Terdapat stigmata pada


normal pemeriksaan fisis

Penyebab Obesitas IdiopaNk

Asupan Keluaran
17
Latar belakang Rentan secara Mutasi gen
genetik normal genetik tunggal

asupan dan pengeluaran Lingkungan


energi normal

asupan energi tinggi

asupan energi tinggi dan


pengeluaran energi rendah 18
Anamnesis Umum Riwayat Keluarga

• Asupan makan dengan • Obesitas


• food recall • NIDDM
• Pola makan dengan FFQ • Penyakit kardiovaskular
• Aktivitas fisik • Hipertensi
• Dislipidemia
Riwayat sosial/ • Penyakit kandung empedu
psikologis
• Merokok
• Depresi
• Kelainan perilaku makan

KRITERIA OBESITAS

IMT= BB/ (TB)2

Berat badan (kg), Tinggi Badan (m)

Anak < 2 tahun (grafik WHO 2005)


IMT > +3 SD obesitas
IMT > + 2 SD 19
}ŽÉ“®
Ó

-
ONTHS
"IRT YEAR
H }i Vœ
“«•
iÌi` “œ
Ì̃…
à >˜` Þi>Àî YEAR
S
7" …
` Àœ
ˆ• ÜÌ…
-Ì>˜`>À`Ã

20
Delayed development Kelainan genetik

Perawakan pendek Hipotiroidisme, sindrom Cushing,


sindrom Prader-Willi
Nyeri kepala Pseudotumor serebri

Kesulitan bernafas di malam hari Sleep apnea, obesity


Somnolen di siang hari hypoventilation syndrome

Nyeri perut Penyakit kandung empedu

Nyeri panggul atau lutut Slipped capital femoral epiphysis

Oligomenore atau amenore Polycystic ovary syndrome

21
Skrining komorbiditas

Skrining komorbiditas

ObstrucBve Sleep Apneu Sindrom HipovenBlasi Obesitas


Syndrome

 Mengorok disertai henti  Gejala OSA


napas saat tidur  Sianosis pada bibir, jari, kulit
 Sering terbangun saat tidur  Gejala gagal jantung kanan, (
 Mengantuk di siang hari misal edema tungkai, napas
 Pembesaran tonsil pendek)
 Polisomnografi (PSG) 22
 Peningkatan CO2 pada PSG
 LoE IA
 Peningkatan HCO3 >27 mMol/L
Non Alcoholic Fagy Liver Disease KoleliBasis / kolesisBBs
 Umumnya tidak bergejala, • Nyeri kolik hebat dan berulang
kadang nyeri perut kuadran pada kuadran kanan atas perut
kanan atas • Kuadran kanan atas perut
 Hepatomegali ringan. teraba lembut
 Kadar SGOT atau SGPT
• USG dapat menunjukkan
meningkat >2 kali kolelitiasis/kolesistitis
 USG : steatohepatitis • LoE III
nonalkoholik tetapi tidak dapat
menunjukkan derajat inflamasi
atau fibrosis
 Gold Standard : Biopsi hati
 LoE IB
Boyraz M et al Obes Res Clin Pract 2014; Chalasani et a; Hepatology
2012; de A Nunes MM et al J Pediatr (Rio J) 2014

Skrining komorbiditas

Diabetes melitus tipe-2 Sindrom polikistik ovarium

 Polidipsi, polivagi, atau poliuria  Menstruasi yang jarang (<9 siklus/


tahun)
 Berat badan menurun
 Hirsustism, jerawat yang berlebihan,
 Glukosa darah puasa ≥126 mgdL
dan akantosis nigrikans
atau glukosa darah sewaktu ≥200
mg/dL  Pemeriksaan TSH, prolaktin,
testosterone total dan bebas,
 Kadar gula darah puasa ≥100
DHEAS (dehydroepiandrosterone
mg/dL disebut sebagai pre-
diabetes, yang merupakan risiko
sulfate), 17-OH progesteron, FSH, 23
diabetes di kemudian hari LH, estradiol
 USG ovarium menunjukkan polikistik
 Peningkatan berat badan
 Kelelahan  Penggunaan obat steroid jangka panjang
 Penurunan prestasi akademik  Moon facies, Buffalo hump, perawakan
pendek, dan Striae violaceous
 Perlambatan pertumbuhan
 Hirsustism, jerawat, hipertensi,
linier
hiperpigmentasi
 Benjolan di leher  Pemeriksaan pencitraan untuk mencari
penyebab endogen peningkatan ACTH
 Goiter
(adrenocorticotropic hormone)
 Pemeriksaan FT4 dan TSH  Pemeriksaan kortisol bebas urin 24 jam,
 LoE V serta kadar kortisol plasma setelah tes
supresi deksametason dosis tinggi, kadar
ACTH plasma
 CT Scan/MRI abdomen atau MRI kepala
Ramzam M et al J PostGrad Med
Inst 2012

Skrining komorbiditas

Pubertas prekok Pseudotumor serebri

 Kulit wajah berminyak dan  Nyeri kepala hebat


berjerawat
 Fotofobia
 Perkembangan seks sekunder <9
tahun pada anak laki-laki atau <8  Penglihatan ganda jika
tahun pada anak perempuan mengganggu N. VI kranial
(rambut pubes, payudara, testis)  Gambaran diskus optikus
 Pengukuran kadar hormon steroid kabur 24
seks (testosterone, estradiol,
 Pemeriksaan funduskopi
DHEA-S, atau androstenedion)
 Pemeriksaan profil lipid darah  Pusing, nyeri kepala
(kolesterol total, trigliserida, LDL,
dan HDL)
 Terkadang tidak bergejala

 Nilai normal profil lipi darah  Tekanan darah sistolik atau


menurut National Cholesterol diastolik >P95 menurut usia,
Education Program (NCEP) jenis kelamin, dan persentil
oKolesterol total <170 mg/dL tinggi badan pada ≥3 kali
pemeriksaan berdasarkan
oTrigliserida <110 mg/dL
National Heart, Lung, and
oKolesterol LDL <110 mg/dL
Blood Institute
oKolesterol HDL >40 mg/dL

Gultom LC et al FK UI 2014; Korsten-Reck U Sorof J Hypertension 2002


et al Vasc Health Rsik Management 2008

Skrining komorbiditas

Blount disease/tibia vara Slipped capital femoral


epiphysis

 Onset umumnya di atas 8 tahun  Lebih banyak ditemukan pada anak


 Bengkok pada tungkai yang tidak laki-laki
disertai nyeri  Nyeri panggul atau lutut dan nyeri
 Ekstremitas bawah bengkok (kaki ketika berjalan
pengkor)  Pergerakan panggul terganggu
 Foto lutut antero-posterior yang pada saat berjalan
25
terkena pada saat pasien berdiri  Panjang tungkai yang berbeda
tegak
 Gambaran radiografi panggu
Tatalaksana

Terapkan pola makan yang benar

Aktivitas fisik yang benar

26
Modifikasi perilaku dengan orang tua
sebagai model
Diet rendah kalori seimbang

•TETAP menyediakan ZAT GIZI SEIMBANG


nutrisi seimbang untuk
Karbohidrat 50-60%,
proses tumbuh Lemak 20-30%,
kembangnya Protein 15-20%
•membiasakan makan
sehat

METODE FOOD RULES

• Kalori sesuai kebutuhan. Pengurangan 200-500 kkal


sehari, target penurunan 0,5 kg seminggu. Target 20% di
atas berat badan ideal.
• Gizi seimbang
• Menurunkan masukan lemak (<30% energi total), dengan
lemak tak jenuh (10% energi total), kolesterol tidak lebih
dari 300 mg/hari 27
• Meningkatkan makanan tinggi serat (umur + 5 g/hari)
 Red food: tidak dimakan (dimakan seminggu sekali)
makanan tinggi lemak, kacang-kacangan, margarin,
cokelat, kembang gula, makanan digoreng, salami
 Yellow food: dikonsumsi terbatas
roti/pasta dari padi-padian, taoge, gandum, kentang
(rendah lemak, kalori sedang)
 Green food: bebas dikonsumsi
ikan, sebagian besar buah-buahan dan sayur- sayuran,
susu rendah/bebas lemak, keju bebas lemak (rendah
kalori)

Aktivitas fisik pada anak dan remaja

Aktivitas aerobik Penguatan otot


28

Penguatan tulang
Anak Remaja
• Rekreasi aktif, seperti Rekreasi aktif, seperti bermain kano,
mendaki, bermain mendaki, ski, bermain skateboard
skateboard atau sepatu atau sepatu roda
roda
Jalan cepat
Bersepeda
Melakukan pekerjaan rumah atau
halaman, seperti menyapu atau
mendorong mesin pemotong rumput
Bermain dengan gerakan melempar
dan menangkap, seperti baseball,
softball, bola basket, dan bola voli

Aerobik dengan intensitas bugar

Anak Remaja
Bermain aktif, seperti berlari dan  Bermain aktif berlari dan
mengejar mengejar, seperti sepak bola
Bersepeda  Bersepeda
Melompat tali  Melompat tali
Bela diri, seperti karate  Bela diri, seperti karate
Berlari  Berlari 29
Olahraga, seperti hoki es atau  Olahraga, seperti tenis, hoki es
lapangan, bola basket, berenang, atau lapangan, bola basket,
Athletics Track 5.0 Volleyball beach 8.0
Baseball 5.0 Volleyball rebound 6.0
Basketball 7.0 Volleyball outdoor 4.0
Soccer 10.0 Taichi 4.0 Tennis
Cycling mountain bike 8.5 outdoor 7.0 Table
Cycling transport 6.0 tennis 4.0
Cycling recreation 4.0 Jogging 7.0
Swimming (laps) 8.0 Marathon 16.0
Dancing ballet 6.0 Walking-power 6.5
Dancing modern 6.0 Walking-transport 4.0
Domestic work 3.0 Walking-pleasure 3.5

Penguatan otot

Anak Remaja

 Bermain tarik tambang  Bermain tarik tambang


 Push-up dimodifikasi (dengan  Push-up
lutut di lantai)  Olahraga resistans
 Olahraga resistans menggunakan exercise band,
menggunakan berat badan atau alat beban, beban pada tangan
resistance band  Panjat tebing 30
 Memanjat tali atau pohon  Sit-up
 Sit-up  Cheerleading atau senam
Anak Remaja
 Melompat, skipping  Melompat, skipping
 Melompat tali  Melompat tali
 Berlari  Berlari
 Olahraga, seperti senam, bola  Olahraga, seperti senam, bola
basket, bola voli, tenis basket, bola voli, tenis

TATALAKSANA FARMAKOTERAPI DAN


BEDAH
• FDA menyetujui Orlistat 120 mg untuk anak >
12 tahun.
• Sibutramin bisa digunakan jangka pendiek
untuk anak > 16 tahun, tetapi mempunyai efek
jangka panjang.
• Metformin untuk DM type 2, sering
dimanfaatkan untuk obesitas. 31
Spear BA dkk, Pediatrics 2007 ; Park MH dkk Diabetes Care 2009, Yanovski JA Ped
Clin North Am 2001
1.Kegagalan menurunkan berat badan setelah program
terencana ≥ 6 bulan, dan memenuhi syarat antropometri,
medis, psikologis
2.Superobes (IMT ≥40)
3.Secara umum sudah mencapai maturitas tulang (umumnya
perempuan ≥13 tahun dan laki-‐laki ≥15 tahun)
4.Menderita komplikasi obesitas yang hanya dapat diatasi
dengan penurunan berat badan

Treadwell JR dkk, Ann Surg 2008

PERUBAHAN PERILAKU & DUKUNGAN


KELUARGA

• Intervensi sejak dini


• Keluarga harus siap untuk berubah
• Keluarga harus siap memonitor aktivitas fisik dan
asupan makan
• Program terapi menghasilkan perubahan kecil
32
secara bertahap
• Program terapi harus menghasilkan perubahan
• Anak dipuji jika telah melakukan
perilaku sehat
• Orang tua sebagai role model dalam
memilih makanan sehat dan gaya hidup
sehat
• Makan bersama keluarga dengan TV
dimatikan
• Bangun rasa dihargai pada anak
dengan memberikan pesan yang positif

Defisiensi mikronutrien

33
Dampak kekurangan gizi spesifik di Indonesia

• Prevalensi anemia defisiensi besi di


Indonesia (SKRT 2001):

– Anak 1-‐2 : 61,4%,


tahun : 47%
– –Usia
Anak 0-‐5 dan remaja (15-‐19 tahun): 26,5%
sekolah
34
•Prevalensi anemia di perkotaan (Riskesdas
Anemia
Iron
Deplesi deficient defisiensi
besi erythropoie besi
si s
Cadangan Fe
Fe
pengangkut
Fe di eritrosit

Dampak anemia defisiensi zat besi pada


indeks psikomotor anak di Costarica
PDI  10-‐20 point

35
• Risiko masa bayi dan baBta
–Mengonsumsi susu sapi sebelum usia 1 –Infeksi atau peradangan kronik
tahun –Kehilangan darah akut atau kronik
–Mengonsumsi susu sapi 750 mL /hari –Pembatasan diet
–Mengonsumsi formula yang kandungan –Menggunakan obat-‐obatan yang
zat besinya rendah manghambat penyerapan zat besi
–Tidak mendapat suplementasi zat besi misalnya antasida
yang cukup setelah 6 bulan
• Risiko sosial/ekonomi
–Gizi lebih
–Status sosial-‐ekonomi rendah
• Risiko perinatal
–Pengungsi dari negara berkembang
–Anemia selama kehamilan
–Diabetes kehamilan yang Ndak terkendali
–Prematuritas atau berat lahir rendah
–Kehamilan kembar

Peran makanan dalam mencegah defisiensi zat


besi pada bayi dan baBta
Angka kecukupan gizi untuk zat besi (miligram/hari)

Umur Laki-‐laki Perempuan


0-‐6 bulan
(asupan yang adekuat 0,27 0,27
berdasarkan ASI)

36
7-‐12 bulan 11 11
• Sumber makanan :
– ASI atau Susu Formula yang diforNfikasi besi

Perbandingan kandungan dan


penyerapan zat besi dalam ASI dan susu
sapi segar

37
Hertrampf EJ, et al. J Pediatr Gastroenterol Nutr 1998;27;4;425--
‐30 Commisee on NutriNon, AAP, 2005.

Fase 6-‐12 bulan


• MPASI
– buatan rumah atau buatan pabrik

38
% dari Makanan
Pendamping

Fe

DRS 2012

Kecukupan absorbsi besi dari makanan


sehari-‐hari
7-12 1-7
bula tahun
n

39
15
• Makanan keluarga
• Susu formula baNta yang diforNfikasi zat besi

Susu Formula
1-3 tahun

Persentase Defisiensi Besi dan Anemia pada


Anak menurut Usia

40
Sumber zat besi

HEME NON-‐HEME
•Hanya ditemukan di •Ditemukan di sayur-‐sayuran,
daging, ikan dan unggas buah-‐buahan, biji-‐bijian dan telur
•Dapat langsung diserap •Tidak diserap sebaik besi heme
tubuh (23% dari zat besi (hanya 3-‐8% dari besi yang
yang dikonsumsi dapat dikonsumsi dapat diserap);
diserap) vegetarian dianjurkan
meningkatkan asupan besinya 1.8 41
kali supaya dapat memenuhi
kebutuhan besinya
•Penyerapan Ndak •Penyerapan dapat meningkat
dipengaruhi makanan lain
atau menurun terpengaruh oleh
•Sumber besi heme yang makanan lain
penNng adalah daging sapi, •Sumber besi non-‐heme yang
jeroan (haN, ginjal, jantung), penNng adalah buah-‐buahan
domba, daging sapi muda, kering (kismis, aprikot), biji
kalkun, ayam, ikan dan sea serealia utuh, serealia dan pasta
foods yang diperkaya, sayuran berdaun
hijau gelap (bayam, sawi,), kacang-
‐kacangan (kacang polong kering)

Non-heme
Heme
42
•Vitamin C atau Asam Askorbat
–Sangat membantu penyerapan zat besi non-‐heme.
–Contoh: buah dan sayuran yang Nnggi kandungan vitamin
C (brokoli, tomat, jus tomat jeruk, stroberi)
•Asam organik lainnya
–Asam laktat, tartrat, malat, dan asam sitrat juga
membantu meningkatkan penyerapan zat besi
•Daging, ikan, unggas
–Banyak mengandung zat besi heme yang sangat mudah
diserap dan dapat membantu penyerapan zat besi non-‐
heme dari sumber lain

Ikan berminyak meningkatkan bioavailabilitas


Makanan Tinggi Fitat
(J Am Coll Nutr 27: 2008)

43
•Polifenol
–SeperN di dalam beberapa sayuran, buah, kopi, teh, dan bumbu-‐
bumbu seperN bawang merah.cabai, paprika, kunyit,
•Asam fitat
–Gandum utuh, nasi, kacang-‐kacangan dan kedelai dan produknya.
–Sedikit saja as.fitat (5-‐10mg) dapat menurunkan penyerapan besi
non-‐heme sampai 50%.
•Asam oksalat
–sangat mudah berikatan dengan zat besi membentuk kompleks
yang sulit diserap oleh tubuh (kebalikan dari vit. C).
–Terdapat dalam bayam, ubi manis, bit, wortel, kacang tanah, teh
hitam, kopi, cokelat, dsb.

Xerophthalmia

44
Beri-beri

45
Sunburn-like dermatitis in areas exposed to sunlight



Goitre

46
47

Anda mungkin juga menyukai