Anda di halaman 1dari 68

Terapi Bedah

pada
Lesi Non-Maligna
Sub Bagian Bedah Plastik
Bagian Bedah
RSUP Dr. Kariadi/FK UNDIP
Pendahuluan
• Tumor : Benjolan abnormal dalam tubuh
• Berasal dari :
– Neoplasma :
• Jinak ( Benigna/ Non-Maligna) √
• Ganas ( Maligna ) ×
– Non neoplasma :
• Kista √
• Radang √
• Hiperplasia √
• Hipertrofia √
• Displasia √
Penatalaksanaan
• Bedah :
– Tajam/pisau
– Beku
– Kauter
– Laser
• Non Bedah :
– Laser
– Kaustik
Fase Penyembuhan Luka

Inflammatory (preparative)
Proliferative
Remodelling
Jenis Penyembuhan Luka
1. Primary healing
2. Delayed primary healing
3. Secondary healing
4. Healing of partial-thickness wounds
Cara Penutupan Primer
1. Penjahitan
2. Staples
3. Plester
4. Lem (tissue adhesive)
Instrument Bedah Minor
• Instrumen pemotong dan diseksi

– Scalpels (3 & 4)

– Scissors

– Curettes
Pisau Bedah

• A. Pisau No. 11
• B: Pisau No. 15
• C: Pisau No. 10
Memasukkan mata pisau skalpel
(scalpel blade) pada pemegang pisau
Instrumen Bedah Minor (2)
• Grasping and clamping instruments

– Forceps

– Hemostats

– Towel
clamps
Instrumen Bedah Minor (3)
• Retracting, dilating, and probing instruments

– Retractors

– Dilators

– Probes
Instrumen Bedah Minor (4)
• Suturing instruments

– Needles

– Needle
holders

– Packaged
sutures
Struktur Jarum Bedah
UJUNG JARUM ( point of needle )
Cara Memegang Instrumen
Cara Memegang Instrumen (2)
Cara Memegang Instrumen (3)
Benang Bedah
• Materi berbentuk benang yang berfungsi
untuk ligasi (mengikat) pembuluh darah atau
aproksimasi (menautkan jaringan )
• Benang harus steril sewaktu digunakan.
• Diketahui kekuatan untuk memegang jaringan
(tensile strength) yang sesuai jenis material
benang.
• Diketahui masa penyerapan (absorption rate)
yaitu lamanya benang habis diserap tubuh
Ukuran Benang
• Sistem USP : terbesar adalah 1 dan ukuran
terkecil adalah 11-0 atau 12-0.
• Sistem Eropa (metric gauge) adalah metric 0,1
(0,010 – 0,019 mm) sampai metric 10 (1,00 –
1,09).
• Sistem Amerika (imperial gauge) ukuran 11-0
(0,010 – 0,019) sampai ukuran 7 (1,00 – 1,09).
• Dalam kemasan selain dicantumkan diameter
juga panjang benang dalam cm
Klasifikasi Benang Bedah
• Berdasarkan keberadaannya didalam tubuh pasien :
– Diserap ( absorbable sutures )
• Merupakan jenis benang yang materialnya dibuat dari jaringan
collagen mamalia sehat atau dari sintetik polimer.
• Material di dalam tubuh akan diserap yang lamanya bervariasi,
sehingga tidak ada benda asing yang tertinggal di dalam tubuh
– Tidak diserap ( non-ansorbable sutures )
• Merupakan benang yang dibuat dari material yang tahan terhadap
enzim penyerapan dan tetap berada dalam tubuh atau jaringan
tanpa reaksi penolakan selama bertahun – tahun.
• Kelebihan dari benang ini adalah dapat memegang jaringan secara
permanen.
• Kekurangan dari benang ini adalah benang ini menjadi benda asing
yang tertinggal didalam tubuh dan kemungkinan akan menjadi
fistel
• Berdasarkan materi / bahan, dibagi atas :
– Bahan alami, dibagi atas :
• Diserap ( absorbable )
– Dibuat dari collagen yang berasal dari lapisan submukosa usus
domba dan serabut collagen tendon flexor sapi.
– Contoh :
» Surgical catgut plain : Berasal dari lapisan sub. Mukosa
usus domba dan serabut collagen tendon flexor sapi
tanpa campuran.
» Surgical catgut chromic : Berasal dari lapisan sub. Mukosa
usus domba dan serabut collagen tendon flexor sapi
dicampur dengan chromic aci
• Tidak diserap ( non ansorbable sutures )
– Jenis ini terbuat dari linen, ulat sutra ( silk ) seperti surgical
silk, virgin silk dan dari kapas ( cotton ) seperti surgical cotton.
– Bahan sintetis ( buatan ), dibagi atas :
• Diserap ( absorbable )
– Terbuat dari sintetik polimer, sehingga mudah diserap oleh
tubuh secara hidrolisis dan waktu penyerapan oleh tubuh
mudah diprediksi,
– contoh :
» Polyglactin 910
» Polyglecaprone 25 (Monocryl®)
» Polydioxanone (PDS II®)
• Tidak diserap ( non absorbable )
– Terbuat dari bahan buatan ( sintetis ) dan dibuat sedemikian
rupa sehingga reaksi jaringan yang timbul sangat kecil,
– contoh :
» Polypropamide (Ethilon®)
» Polypropylene (Prolene®)
» Polyester (Mersilene®)
• Berdasarkan penampang benang, dibagi atas :
– Monofilamen ( satu helai )
• Terbuat dari satu lembar benang, tidak meneyerap cairan (non
capilarity)
• Keuntungan : Kelebihan dari jenis ini adalah permukaan
benang rata dan halus, tidak memungkinkan terjadinya nodus
infeksi dan tidak menjadi tempat tumbuhnya mikroba.
• Kelemahan : Kelemahannya adalah memerlukan penanganan
simpul yang khusus karena relatif cukup kaku dan tidak sekuat
multifilament.
• Contoh : Catgut, PDS, dan Prolene
– Multifilamen
• Terbuat dari bebeapa filament atau lembar bahan benang
yang dipilih menjadi satu.
• Keuntungan : Kelebihan jenis ini adalah benang lebih kuat dari
monofilament, lembut dan teratur serta mudah digunakan.
• Kerugian : Kelemahannya adalah karena ada rongga maka
dapat menjadi tempat menempelnya mokroba dan sedikit
tersendat pada saat melalui jaringan.
• Contoh : Vicryl, Silk, Ethibond
Meletakkan bungkusan benang steril
kedalam waskom / meja instrument
Cara mengambil isi dari bungkusan /
Pack benang.
Mengeluarkan bungkusan benang
steril dalam bungkusan luarnya
dengan forcep steril
Instrument Bedah Minor (5)
• Instrument trays and
• Syringes and needles
– Inject anesthetic packs
solutions – Laceration repair tray
– Incision and drainage
– Withdraw fluids tray
– Foreign body and growth
– Obtain biopsy specimens removal tray
– Onychectomy (nail
removal) tray
– Vasectomy tray
– Suture and staple
removal trays
Aseptik,Antiseptik dan Desinfeksi
• Asepsis:
menciptakan keadaan bebas hama / bakteri
• Antisepsis:
membebas – hamakan suatu jaringan hidup
terhadap mikrorganisme (bakteri, jamur)
• Desinfeksi :
membebas – hamakan suatu bahan, alat ataupun
ruangan terhadap mikrorganisme (bakteri, jamur)
• Bahan Antiseptik terbagi atas :
1. Alkohol
2. Halogen dan senyawanya
a. Yodium
b. Povidon yodium (Polyvinyl pyrrolidone iodine)
c. Yodoform (obat kuning)
d. Klorheksidin
3. Oksidansia
a. Kalium permanganat
b. Perhidrol
4. Logam berat dan garamnya
a. Merkuri klorida (sublimat)
b. Merkurokrom (obat merah)
5. Asam
a. Asam borat
6. Turunan fenol
a. Trinitrofenol (asam pikrat)
b. Heksaklorofen (phisohex)
7. Basa amonium kuartener
a. Etakridin (rivanol)
Personil Tindakan Bedah Minor
• Operator
• Asisten
• Perawat sirkuler/ on-loop
Alkohol
• paling sering digunakan antara
lain ethanol (60-90%), 1-propanol
(60-70%) dan 2-
propanol/isopropanol (70-80%)
• bekerja dengan cara denaturasi
protein dan melarutkan lemak
• memiliki aktivitas germisidal
secara in vitro terhadap bakteri
vegetatif gram positif dan gram
negatif (termasuk diantaranya
MRSA dan VRE), Mycobacterium
tuberculosis, dan sebagian jenis
fungi
• aktivitas antimikroba yang sangat
minimal terhadap spora bakteri
Povidon yodium
• Merupakan kompleks
yodium dengan
polyvinylpirrolidone
• bekerja dengan cara
menghancurkan dinding
sel patogen
• memiliki aktivitas
antimikroba yang paling
luas & dapat membunuh
spora
• jarang menimbulkan
reaksi alergi
Klorheksidin
• bekerja dengan cara melekat
dan kemudian merusak
membran sitoplasma
• memiliki aktivitas antimikroba
yang baik terhadap bakteri
gram positif
• kurang baik terhadap bakteri
gram negatif dan fungi
• aktivitas antimikroba yang
minimal terhadap bakteri
tuberkulosa
• Reaksi alergi sangat jarang
ditemukan
Cara Cuci Tangan Fuerbringer

• Mencuci tangan dibawah air mengalir


dengan posisi siku lebih rendah dari
telapak tangan
• Memakai sabun antiseptik cair
• Menyikat tangan hingga siku selama 3 – 5
menit
• Membilas tangan dengan posisi siku
harus lebih rendah dari telapak tangan
Momen Mencuci Tangan
• Posisi jempol sarung tangan di sebelah kiri
menandakan untuk tangan kiri dan sebaliknya
• Dengan satu tangan , sarung tangan diambil
dengan memegan bagian dalam yang dilipatkan
keluar
• Setelah saraung tangan terpasang,
lipatan dibiarkan
• Dengan tangan yang telah bersarung tangan, ambil
sarung tangan yang sebelah lagi dengan menyelipkan
tangan tersebut ke dalam celah lipatan sarung tangan
yang satunya
• Kedua sarung tangan telah terpasang, lipatan
belum ditarik ke atas
• Tarik lipatan ke atas dengan menyelipkan
ujung jari yang telah bersarung ke celah
lipatan sarung tangan
• Setelah sarung tangan komplit terpasang ,
posisi kedua tangan saling bertemu tanpa
menempel pada dada
Cara asepsis dan antisepsis pada
jaringan yang akan dioperasi

• Antiseptik dioleskan secara


sentrifugal (dari tengah ke tepi)
ANESTESI
Cara pemberian Anestesi
• Topikal
– Obat ditempatkan di ujung saraf, misalnya dengan
mengoleskannya pada selaput lendir
• Infiltrasi
– Obat disuntikkan ke jaringan dimana ujung saraf berada
• Field Block
– Obat ditempatkan pada cabang – cabang saraf yang lebih
besar mengelilingi daerah tindakan
• Blok saraf
– Obat ditempatkan pada tempat keluar dari foramen
intervertebralis
Pembagian obat anestesi lokal
• Golongan ester :
prokain, tetrakain, dll
• Golongan amida :
lidokain, prilokain,
bupivakain, dll
• Lain – lain : Kokain,
benzil alkohol
Cara mengambil obat anestesi
Anestesi Infiltratif
A. Buat benjolan dengan
anestesi lokal pada
kulit
B. Melalui benjolan
tusukkan jarum
menyusur subkutan ,
lakukan aspirasi,
suntikkan obat sambil
menarik jarum
Field Block
• Penyuntikan zat
anestetik mengelilingi
tumor, dari lapisan
superfisial ke lapisan
yang lebih dalam
Blok pada jari tangan dan kaki

Penampang lintang jari


a. N. digitalis (dorsal)
b. A. Digitalis (dorsal)
c. A.Digitalis (palmar)
d. N. Digitalis (palmar)
Prosedur Praoperasi
• Melakukan pengkajian/assesment terhadap
pasien
• Memberikan informasi
• Meminta persetujuan / informed consent
• Mempersiapkan peralatan
Komplikasi Intraoperasi
• Paling sering : Vasovagal reflex
• Tanda-tanda : muka terasa panas, pucat, berkeringat,
kelemahan, mual (kadang-kadang, muntah), setelah
keadaan ini, beberapa pasien mungkin kehilangan
kesadaran.
• Penatalaksanaan :
– Posisi Trendelenburg
– Pemberian oksigen
– Pasang infus RL
– kasus yang parah (bradycardia)
0,5-1 mg sc atau iv atropin (dosis maksimum, 2 mg).
– Umumnya, sebagian besar pasien sembuh spontan selama
periode detik untuk beberapa menit.
Komplikasi Pascaoperasi
• Hematoma
• Seroma
• Infeksi
• Wound dehisence
• Parut hipertrofik (Hypertrophic scar)
• Keloid
TIP & TRIK
1. Handle tissue gently
2. Control hemorrhage
carefully
3. Preserve blood supply
4. Observe strict asepsis
5. Minimize tissue tension
6. Appose tissue accuretely
7. Eliminate dead space
QUESTION???

Anda mungkin juga menyukai