Anda di halaman 1dari 51

RupturAnterior

Cruciate
Ligament

Oleh : Rauzah Munziah dan Riana Maya Sari


Pembimbing : dr. Zulkarnaini, Sp. OT
1.
Pendahuluan
Anterior Cruciate Ligament (ACL) adalah
ligamen yang terdapat pada sendi lutut
yang mencegah pergeseran kedepan atau
ke belakang yang berlebih agar sendi lutut
tetap stabil.

Ruptur ACL sering terjadi pada
atlet yang menerapkan gerakan
zig-zag maupun perubahan arah
gerak dan perubahan kecepatan
yang mendadak (akselerasi-
deselerasi)
200.000 kasus
Cidera ACL per Tahun di Amerika Serikat

95.000 kasus
Diantaranya adalah ruptur ACL

100.000
ACL rekonstruksi dilakukan setiap tahun
> 50%
Robekan ACL dapat menyebabkan
ketidakstabilan sendi lutut

Lutut
Goyang
Tulang
Meniskus Rawan
Nyeri Rusak Sendi
Rusak
Bengkak
Berulang

Manifestasi Klinis Fase Lanjut


2.
Laporan Kasus
Laki-laki, 29 tahun, bekerja sebagai TNI
datang dengan keluhan nyeri di lutut kanan.
Riwayat Penyakit Sekarang

Pasien datang ke poli orthopedi dengan


keluhan utama nyeri di lutut kanan sejak ±
2 tahun SMRS. Nyeri dirasakan memberat
sejak 6 bulan terakhir. Riwayat trauma
disangkal. Pasien mengatakan keluhan
nyeri dirasakan pertama kali ketika pasien
sedang bermain sepak bola.
Riwayat Penyakit Sekarang

Keluhan nyeri dirasakan hilang timbul.


Keluhan memberat ketika menggerakkan
kaki atau ketika akan berjalan. Pasien juga
mengeluhkan susah berhenti jika sedang
berlari. Pasien sering datang ke panti pijat
untuk mengurut kakinya sejak 3 bulan
terakhir dan mengaku nyeri menghilang
setelah dipijat.
RPD
Tidak Ada

RPK
Anamnesis
Disangkal

RPO
Tidak Ada
Vital Sign
TD : 120/80 mmHG
HR : 78 kali/menit
RR : 20 kali/menit
Suhu : 36,6oC
Kesadaran : CM
Kepala
Leher
Kepala : Normocephali
Mata : Konjungtiva palpebral inf pucat (-/-), sklera ikterik (-/-)
Telinga : Normotia
Hidung : Sekret (-)
Mulut : Sianosis (-), mukosa bibir kering (-)
Leher : Peningkatan TVJ (-), pembesaran KGB (-)
Thorax
Inspeksi : simetris statis dan dinamis
Palpasi : krepitasi (-), sf kiri = sf kanan
Perkusi : sonor (+/+) di seluruh lapangan paru
Auskultasi : vesikuler (+/+), rhonki (-/-), wheezing (-/-)
Cor
Inspeksi : Ictus cordis tidak terlihat
Auskultasi : BJI > BJ II, regular (+), bising (-)
Abdomen
Inspeksi : Distensi (-)
Auskultasi : Peristaltik meningkat (-)
Palpasi : Turgor lambat (-), hepar/lien/renal tidak teraba
Perkusi : Timpani
Extremitas
Status Lokalis Ar Genue Dextra
I = Luka Tertutup Perban, Deformitas (-), Sweling (-)
F = Nyeri Tekan (+), Tes Lachman (+), Tes Anterior Drawer (+)
M = ROM Terbatas
Foto Klinis
Diagnosis Banding

• Ruptur ACL dextra + discoid meniscus


dextra
• Dislokasi patella

Usulan Pemeriksaan
Penunjang
• Rontgen genue
• MRI genue
• Laboratorium
Pemeriksaan Penunjang
Foto Rontgen MRI Genue (23/11/2017)
Pemeriksaan Penunjang
Laboratorium (28/11/2017)
HEMATOLOGI
Hemoglobin 17,0 14,0 – 17,0 g/dL
Hematokrit 48 45 – 55 %
Eritrosit 5,8 4,7 – 6,1 10 /mm3
6

Trombosit 231 150 – 450 103/mm3


Leukosit 8,5 4,5 – 10,5 103/mm3
MCV 83 80 – 100 fL
MCH 29 27 – 31 Pg
MCHC 35 32 – 35 %
RDW 13,0 11,5 – 14,5 %
MPV 9,5 7,2 – 11,1 fL
LED 9 < 15 mm/jam
Eosinofil 10 0–6 %
Basofil 1 0–2 %
Netrofil Batang 0 2–6 %
Netrofil Segmen 48 50 – 70 %
Limfosit 35 20 – 40 %
Monosit 6 2–8 %
Pemeriksaan Penunjang
Laboratorium (28/11/2017)
FAAL HEMOSTASIS
Waktu Perdarahan 2 1–7 Menit
Waktu Pembekuan 8 5 – 15 Menit
KIMIA KLINIK
GDS 95 < 200 Mg/dL
Ureum 18 13 – 43 Mg/dL
Kreatinin 1,00 0,67 – 1,17 Mg/dL
Diagnosis Kerja
Ruptur ACL dextra
Tindakan Pembedahan
Discoid meniscus
Arthroscopy ACL
Terapi
dextra
reconstruction Prognosis
IVFD RL 20 gtt/i
Inj. Cefazolin 1
gr/12 jam Vitam : Bonam
Inj. Tramadol 1 Functionam :
amp//12 jam Bonam
Ranitidin 2x50 mg Sanactionam :
Bonam
Paracetamol 3x 1 gr
3.
Tinjauan Pustaka
Ligamentum cruciate adalah dua
ligamentum intra capsular yang sangat kuat
& saling menyilang yang terdiri dari dua
bagian yaitu posterior dan anterior.

Cedera ACL atau rupture ACL
merupakan robekan di salah satu
ligament lutut yang
menghubungkan tulang kaki atas
dengan tulang kaki bagian
bawah.
Klasifikasi

Normal Grade I Grade II Grade III


Etiologi

Mekanisme
Sumber Trauma
Trauma

• Perlambatan diikuti
Kontak pemotongan
• Side stepping
Langsung
30%

manuver
Non- • Pendaratan
Kontak
70% canggung
• Out of control play
Etiologi Kondisi fisik

Kekuatan otot

Kontrol
neuromuskular

Keselarasan pelvis
Wanita > Laki-Laki dan ekstremitas
inferior

Peningkatan
kelemahan ligamen

Efek estrogen

Usia
Diagnosis

Bengkak

Nyeri

Membandingkan
Ka-Ki
Pemeriksaan
Fisik
Tes Pivot Shift

Tes Lachmann

Pemeriksaan
stabilitas patella
Pemeriksaan Penunjang

MRI X-Ray
MRI AP/Lat
Tata Laksana

Operatif NOM

Usia Muda Usia Tua

Aktifitas Tinggi Aktifitas Rendah


(Level I & II) (Level III & IV)

Arthroscopic ACL
Double Bundle
Reconstruction Bracing
• Fisioterapi
Rehabilitasi

Fase I Fase II Fase III Fase IV

• Titik sebelum • 0-2minggu • 3-5 minggu • 6 minggu


operasi • Mencapai ektensi • Mempertahankan • Menambah
• Memenuhi ROM penuh ektensi penuh kekuatan dan
yang maksimal. • Kontrol tendon • Meninggkatkan kelincahan
kuadrisep flexi ROM yang sampai kembali
• Mengurangi maksimal berolahraga
bengkak • Menaiki tangga
• Target flexi dan bersepeda
hingga 90 derajat
Komplikasi

Luka
Kambuh

ROM
Infeksi
Berkurang

Otot Radang
Melemah Sendi
Prognosis

Teknik Operasi

Rehabilitasi Pasca Bedah


Hubungan Ketidakstabilan
Ligamen Sekunder
4.
Pembahasan
Pasien laki-laki usia 29 tahun datang Pasien
datang ke poli orthopedi dengan keluhan
utama nyeri di lutut kanan sejak ± 2 tahun
SMRS.
Kasus Teori
Nyeri dirasakan memberat sejak 6
bulan terakhir. Riwayat trauma
disangkal. Pasien mengatakan
keluhan nyeri dirasakan pertama
kali ketika pasien sedang bermain
sepak bola. Pasien mengaku salah
posisi lutut ketika mendarat saat
bermain sepak bola hingga
menimbulkan rasa nyeri. Keluhan
nyeri dirasakan hilang timbul.
Keluhan memberat ketika menekuk
lutut atau ketika akan berjalan.
Kasus Teori
Nyeri dirasakan memberat sejak 6 Pasien mengaku salah posisi lutut
bulan terakhir. Riwayat trauma ketika mendarat saat bermain sepak
disangkal. Pasien mengatakan bola hingga menimbulkan rasa nyeri.
keluhan nyeri dirasakan pertama
kali ketika pasien sedang bermain
Cedera ACL adalah cedera lutut tersering
sepak bola. Pasien mengaku salah
yang dialami oleh atlet. Situasi ini sering
posisi lutut ketika mendarat saat
terjadi ketika atlet menggiring bola atau
bermain sepak bola hingga
salah posisi lutut ketika mendarat.
menimbulkan rasa nyeri. Keluhan
nyeri dirasakan hilang timbul.
Keluhan memberat ketika menekuk
lutut atau ketika akan berjalan.
Kasus Teori
Pada pemeriksaan fisik ditemukan
test Lachman dan anterior drawer
test positif.
Kasus Teori
Pada pemeriksaan fisik ditemukan Test Lachman
test Lachman dan anterior drawer
test positif.
Tes Lachman dilakukan untuk melihat
apakah ACL masih utuh atau tidak.
Dikatakan positif jika end point dari
translasi anterior tibia tidak jelas dan
infrapatellar slope menghilang
40
41
Kasus Teori
Pada pemeriksaan fisik ditemukan Anterior drawer test positif
test Lachman dan anterior drawer
test positif.
Anterior drawer test dikatakan positif jika
terdapat translasi lebih dari 6 mm.
Ataupun apabila tibia didorong ke
posterior akan terjadi translasi jauh ke
posterior berarti positif.
Kasus Teori
Pasien didiagnosa dengan Ruptur
ACL dextra + ruptur discoid
meniscus medial posterior dextra.
Kasus Teori
Pasien didiagnosa dengan Ruptur Pasien didiagnosa dengan Ruptur ACL
ACL dextra + ruptur discoid dextra + ruptur discoid meniscus medial
meniscus medial posterior dextra. posterior dextra.

Cedera ACL atau rupture ACL merupakan


robekan di salah satu ligament lutut yang
menghubungkan tulang kaki atas dengan
tulang kaki bagian bawah.
Setiap cedera yang terjadi pada ACL
berpotensi menimbulkan gangguan
kestabilan pada sendi lutut.
Kasus Teori
Pemeriksaan Penunjang
 Foto Rontgen
 MRI Genue
Kasus Teori
Pemeriksaan Penunjang Foto Rontgen
 Foto Rontgen
 MRI Genue Pemeriksaan rontgen dengan posisi
anteroposterior (AP) dan lateral sangat
bermanfaat untuk mengetahui adanya
fraktur tulang pada atlet berusia muda.
Kasus Teori
Pemeriksaan Penunjang MRI Genue
 Foto Rontgen
 MRI Genue Pemeriksaan penunjang Magnetic
Resonance Imaging (MRI) bisa
memberikan gambaran yang jelas untuk
mengetahui cedera jaringan lunak
(ligamen, tendon dan bantal sendi). MRI
memiliki sensitivitas sebesar 95 % dan
spesitivitas sebesar 88 % dalam
penegakan diagnosis robekan ACL.
Kasus Teori
Tindakan Pembedahan
 Arthroscopy ACL reconstruction
49
Kasus Teori
Tindakan Pembedahan Tindakan Pembedahan
 Arthroscopy ACL reconstruction
Operatif sebaiknya dilakukan pada kasus
robekan di atas 50 % karena umumnya
menimbulkan keluhan.
Terima
Kasih

Anda mungkin juga menyukai