Anda di halaman 1dari 26

DISTRIBUSI DAN

METABOLISME
TOKSIK
KELOMPOK 4
Anggota :

DESI TRI RAHMADANI (1601094)

LIVIA NATHANIA(1601104)

SULASTARI CAHYANI(1601123)

SENTI DWI SURYANI(1601117)

WINDA SARI(1601130)

VINCENT TRISTAN

POPPY DWI MEIZA


DISTRIBUSI TOKSIKAN

Setelah suatu zat kimia memasuki darah,


didistribusi dengan cepat ke seluruh tubuh.
laju distribusi ke tiap-tiap alat tubuh
berhubungan dengan aliran darah di alat
tersebut. mudah tidak nya zat kimia itu
melewati dinding kapiler dan membran sel
dari suatu jaringan ditentukan oleh aliran
CON’T

Penetrasi dari toksikan ke dalam


sel terjadi secara difusi pasif atau transport
khusus. Molekul kecil yang larut air terdifusi
melalui cannel air atau pori membran sel.
Molekul yang larut lemak dalam langsung
masuk ke dalam sel. Molekul yang sangat
polar maupun yang ukuran besar akan sulit
masuk ke dalam sel sehingga membutuhkan
transport khusus
Volume distribusi

Konsentrasi toksikan di dalam darah


ditentukan dari besar volume distribusinya.
Volume distribusi digunakan untuk
menentukan besar jumlah distribusi
xenobiotik di dalam tubuh.
Beberapa toksikan terakumulasi di
daerah tertentu dengan mekanisme seperti
pengikatan protein, transport aktif dan
SAWAR DARAH-OTAK

SAWAR SAWAR PLASENTA

SAWAR LAIN
Sawar Darah-Otak

• Terletak di dinding kapiler.


• Disana sel-sel endotelial kapiler bertaut rapat sehingga hanya
sedikit atau tak ada pori-pori di antara sel-sel itu. Jadi toksikan
harus melewati endotelium kapiler itu sendiri. Tidak adnya
vesikel dalam sel-sel ini menyebabkan kemampuan
transpornya lebih rendah lagi. Akhirnya kadar protein cairan
interstisial otak rendah, berbeda dengan kadarnya dalam alat-
alat tubuh lain; oleh karena itu mekanisme transfer toksikan
dari darah ke otak bukan melalui pengikatan protein. Dengan
demikian penetrasi toksikan ke dalam otak bergantung pada
daya larut lipidnya.
SAWAR PLASENTA
• Sawar plasenta pada manusia
terdapat enam lapis sel antara janin
dan darah ibu, jumlah lapisan itu
mungkin berubah bersamaan
dengan bertambahnya umur
kehamilan .
• Sawar plasenta dapat menghalangi
transfer toksikan ke janin sehingga
sampai batas tertentu dapat
Sawar lain

• Sawar lain juga terdapat dalam alat-alat


tubuh seperti mata dan testis.
• Eritrosit juga termasuk sawar lain ternyata
mempunyai peran khusus dalam distribusi
toksikan tertentu. Misalnya, membrannya
bertindak sebagai sawar terhadap penetrasi
senyawa merkuri anorganik tetapi tidak
terhadap alkilmerkuri. Sitoplasma eritrosit
mempunyai afinitas terhadap senyawa
alkilmerkuri.
• Karena faktor-faktor ini, kadar senyawa
Pengikatan dan penyimpanan
Pengikatan suatu zat kimia
dalam suatu jaringan dapat
menyebabkan lebih tingginya
kadar dalam jaringan itu. Ada
dua jenis ikatan utama yaitu
1. ikatan jenis kovalen bersifat
irreversible dan umumnya
berhubungan dengan efek
toksik yang penting.
2. ikatan non kovalen yang
PROTEIN PLASMA SEBAGAI
DEPOT PENYIMPAN
Protein plasma dapat mengikat
komponen fisiologi normal dalam tubuh
disamping banyak senyawa asing lainnnya.
Sebagian besar senyawa asing ini terikat pada
allbumin dan karena itu tidak dengan segera
tersedia untuk didistribusi ke ruang
ekstravaskular.
Namun kerena pengikatan ini reversibel,
bahan kimia yang terikat itu dapat lepas dari
protein sehingga kadar bahan kimia yang
bebas meningkat, dan kemudian mungkin
melewati kapiler endotelium.
HATI DAN GINJAL SEBAGAI DEPOT PENYIMPAN

Hati dan ginjal memiliki


kapasitas yang tinggi dalam
mengikat bebagai zat kimia.
Dalam alat-alat tubuh ini
telah dikanal berbagai
protein yang memiliki sifat
pengikatan khusus, seperti
misalnya metalotionein yang
penting untuk mengikat
cadmium dalam hati dan
ginjal, dan untuk transfer
LEMAK SEBAGAI DEPOT PENYIMPAN
Banyak senyawa organik yang sangat stabil
dan lipofilik. Sifat lipofilik senyawa yang kuat
membuat penetrasi ke dalam sel membran
semakin cepat dan dapat menuju kedalam
jaringan. senyawa toksikan yang mempunyai sifat
lipofilik yang kuat akan terkumulasi ke dalam
jaringan lemak, contoh : DDT, dieldrin, dan bifenil
poliklorin.
Toksikan terakumulasi didalam jaringan
lemak berkisar pada 50% hingga 20% lemak
tubuh dan pada umumnya toksikan terakumulasi
ke dalam lemak pada penderita obesitas.
TULANG SEBAGAI DEPOT PENYIMPAN
Tulang merupakan tempat penimbunan
utama untuk toksikan fluorida, timbal, dan
stronsium. Penimbunan ini terjadi dengan cara
penyerapan silang antara toksikan dalam cairan
interstisial dan kristal hidroksiapatit dalam
mineral tulang. Karena ukuran dan muatan
yang sama, F- dengan mudah menggantikan
OH-, dan kalsium digantikan oleh timbal dan
stronsium.
Senyawa asing yang terikat pada tulang
akan bersifat ireversibel pada jaringan tersebut.
Zat-zat yang ditimbun ini akan dilepaskan lewat
partukaran ion dan dengan pelarutan kristal
METABOLISME RACUN

Perubahan hayati (biotransformasi) zat


kimia toksik menjadi suatu metabolit
yang secara kimia berbeda dengan zat
induknya dalam diri makhluk hidup.
Tujuan :
Agar xenobiotik menjadi lebih polar sehingga
lebih mudah diekskresikan,
Meningkatkan ukuran dan berat molekular,
Racun
Memfasilitasi proses ekskresi danmasuk ke tubuh
eliminasi pada
organisme. manusia akan selalu
mengalami metabolisme.
Kecepatan metabolisme
Terjadi pada : mempengaruhi keaktifan
 Hati, racun itu. Makin cepat
 Kulit, metabolisme maka racun
 Ginjal, cendrung lebih tidak aktif.
 Paru-paru, dan Sejumlah senyawa yang
 Jaringan. awalnya tak berbahaya,
jika tidak dimetabolisme
dalam waktu lama dapat
Enzimologi
Biotransformasi

Tubuh memilki kemampuan


untuk mendetoksifikasi berbagai
campuran racun. Hewan memiliki
enzim yang dapat memetabolisme
berbagai obat, pestisida, tanaman
beracun, serta campuran sintesis
lain. Hal ini diperoleh dari proses
evlusi alamiha.
ENZIM DIKATEGORIKAN MELALUI :

2.Mengubah struktur yang


asing dari pertumbuhan
1.Tranformasi bahan yang
yang tidak normal.
tumbuh normal, menggunakan
kemampuan produksi
metabolisme perantara dan
enzim ini juga dipengaruhi
model kunci
oleh kapasitas genetik dan
kemampuan metabolisme .

Sifat sistem enzim yang terlibat menunjukkan spesifikasi bahwa


yang besar dan adanya efisiensi katalis yang rendah. Dan tujuan
enzim ezimatik adalah membentuk lebih sedikit toksik dan
secepatnya dikeluarkan oleh tubuh
Wiliams (1959) Membagi Mekanisme
Biotransformasi Kedalam Dua Jenis Utama :

Reaksi fase I:
Penguraian, membuat zat Reaksi fase II:
Merupakan produksi suatu
menjadi lebih reaktif / menjadi
senywa melalui konjugasi
→ lebih polar. (reaksi oksidasi toksikan atau metabolitnya
,reduksi, hidrolisis) berbagai dengan suatumetabolit
campuran asing endogen.
• Reaksi Fase I disebut juga dengan reaksi fungsionalisasi, dinama melalui
reaksi-reaksi pada fase ini terjadi pemasukan gugus fungsional : - OH, -NH2,
-SH, -COOH, Jika cukup polar maka akan dapat tereksresi langsung,

• Reaksi Fase II disebut juga dengan reaksi konjugasi, dinama gugus fungsi
yang terbentuk akan dikopel oleh senyawa endogen dengan bantuan
enzim-enzim tertentu, Dengan penambahan konjugat endogen akan
meningkat kepolaran dari xenobiotika sehingga akan lebih mudah dapat
diekskresi melalui ginjal.
FASE I

• Terjadi di sitokrom P450 dengan bantuan enzim


sitokrom p450 mono-oksigenase. Pada tahapan ini
Reaksi dilalui beberapa proses yaitu terjadi adisi atau
pemutusan ikatan rangkap dari substrat oleh enzim,
Oksidasi terjadi donasi elektron, adisi oksigen dan donasi
elktron kedua serta pelepasan gugus air.

Reaksi • Terjadi karena adanya bantuan cytosolik


reduktase oleh sebgaian kelompok
Reduksi bakteri.

• Pemecahan molekul karena pengambilan


Hidrolisis satu molekul air.
FASE II 2.Metilasi

1. Glukuronidasi
Reaksi ini dikatalis oleh
metiltransferase. Koenzimnya
adalah SAM ( S-
Glukuronid adalah jenis
adenosilmetionin ) . Metilasi
konjugasi yang paling umum bukanlah suatu jalur utama
dan penting. Glukuronidasi untuk biotransformasi toksikan
dari gugus alkohol atau fenol
adalah reaksi konjugasi yang
karena UDPGA tersedia lebih
paling sering pada reaksi luas sehingga lebih mudah
fase II, disamping itu juga terbentuk glukuronid . Selain itu
asam-asam karboksilat,
senyawa sulfidril dan
, hasil metilasi tidak selalu lebih
senyawa amin larut dalam air.
4. Ikatan dengan turunan
3.Konjugasi dengan
asam merkatofurat
Asam amino (konjugasi glutation)

Konjugasi ini dikatalisis oleh


konjugat asam amino dan
konjugasi ini berlangsung
koenzim-A. Asam
dalam beberapa tingkat,
karboksilatkarboksilat, asam
sebagian belangsung
arilasetat dan asam akrilat yang
secara spontan dan juga
mengalami substitusi aril dapat
dikatalisis oleh glutation-S-
membentukkonjugat dengan
transferase. Pada awalnya
asam-asam amino , terutama
terbentuk konjugat
glisin,juga glutamin pada
glutation-substrat
manusia .
kemudian mengalami
pemecahan enzimatik dari
kedua asam amino
5.Asetilasi.

Xenobiotika yang memiliki gugus amin aromatik,


yang tidak dapat dimetabolisme secara oksidatif,
biasanya akan diasetilisasi dengan bantuan enzim
N-asetil transferase dan asetil koenzim A. Asetilasi
merupakan fransfer gugus asetil ke amin aromatik
primer, hidrazin, hidrazid, sulfoamid dan gugus
amin alifatik primer tertentu.
Faktor yang mempengaruhi
metabolisme xenobiotic:

• Induksi enzim
• Inhibisi enzim
• Perbedaan variabilitas
• Penyakit
• Umur
• Faktor lingkungan
Thank you
For
Your Attention

Anda mungkin juga menyukai