Anda di halaman 1dari 16

"ASUHAN KEPERAWATAN PADA

PASIEN DENGAN
HIDRONEFROSIS"
KELOMPOK 6
Ayu Septia Malinda 131511133004
Diki Alifta Rachmad 131511133006
Cintya Della Widyanata 131511133007
Gifri Nur Haritsa Hidayatullah 131511133011
Unza Noor Ramadhanti 131511133020
Fara Farina 135311133022
Bunga Nur Rahmawati 131311133031
DEFINISI HIDRONEFROSIS
 Hidronefrosis merupakan suatu keadaan pelebaran dari
pelvis ginjal dan kalises, sedangkan hidroureter
dianalogikan sebagai pelebaran ureter. Adanya
hidronefrosis atau hidroureter harus dianggap sebagai
respon fisiologis terhadap gangguan aliran urine.
Meskipun hal ini sering disebabkan oleh proses obstruktif,
tetapi dalam beberapa kasus seperti megaureter
sekunder untuk refluks pralahir, sistem pengumpulan
mungkin membesar karena tidak adanya obstruksi
(Muttaqin & Sari, 2012).
 Hidronefrosis adalah dilatasi piala dan kaliks ginjal baik
salah satu atau kedua ginjal akibat tekanan balik
terhadap ginjal karena aliran air kemih tersumbat.
KLASIFIKASI HIDRONEFROSIS

Hidrone • Hasil yang ditemukan berupa dilatasi pelvis renalis tanpa dilatasi
frosis kaliks berbentuk Blunting alias tumpul
Derajat
1
Hidrone • Dilatasi pelvis renalis dan kaliks mayor, kaliks berbentuk flattening,
frosis alias mendatar
Derajat
2
Hidrone • Dilatasi pelvis renalis, kaliks mayor dan kaliks minor. Tanpa adanya
penipisan korteks. Kaliks berbentuk clubbing, alias menonjol. Adanya
frosis
tanda minor atrofi ginjal (papilla datar dan forniks tumpul
derajat
3
Hidrone • Dilatasi pelvis renalis, kaliks mayor dan kaliks minor. Serta adanya
frosis penipisan korteks batas antara pelvis ginjal dan kaliks hilang.
derajat
4
ETIOLOGI
HIDRONEFROSIS BIASANYA TERJADI AKIBAT ADANYA SUMBATAN PADA SAMBUNGAN
URETEROPELVIK (SAMBUNGAN ANTARA URETER DAN PELVIS RENALIS)

Kelainan Struktural

Obstruksi

Kelainan neuromuskuler

Batu di dalam pelvis renalis

Penekanan pada ureter


ETIOLOGI INTERNAL EKSTERNAL
Sumbatan pada 1. Kelainan struktural, misalnya jika masuknya ureter ke dalam pelvis renalis
ureteropelvik terlalu tinggi 1. Batu di dalam pelvis renalis.

2. Lilitan pada sambungan ureteropelvik akibat ginjal bergeser ke bawah


2. Penekanan pada ureter oleh jaringan fibrosa, arteri atau vena yang

letaknya abnormal, dan tumor


Sumbatan a. Penyempitan ureter akibat cacat bawaan, cedera, infeksi, terapi penyinaran
dibawah atau pembedahan 1. Pembentukan jaringan fibrosa di dalam atau di sekeliling ureter akibat
ureteropelvik b. Kelainan pada otot atau saraf di kandung kemih atau ureter pembedahan, rontgen atau obat-obatan (terutama metisergid)
c. Ureterokel (penonjolan ujung bawah ureter ke dalam kandung kemih)
2. Batu di dalam ureter
d. Kanker kandung kemih, leher rahim, rahim, prostat atau organ panggul
lainnya 3. Tumor di dalam atau di dekat ureter
4. Sumbatan yang menghalangi aliran air kemih dari kandung kemih ke
uretra akibat pembesaran prostat, peradangan atau kanker
5. Arus balik air kemih dari kandung kemih akibat cacat bawaan atau
cedera

6. Infeksi saluran kemih yang berat yang untuk sementara waktu

menghalangi kontraksi ureter.


Kehamilan
1. Terkadang hidronefrosis terjadi selama kehamilan karena pembesaran

rahim yang menekan ureter

2. Perubahan hormonal akan memperburuk keadaan ini karena mengurangi

kontraksi ureter yang secara normal mengalirkan air kemih ke kandung

kemih.
PATOFISIOLOGI
 Obstruksi pada aliran normal urin menyebabkan urin mengalir balik, sehingga
tekanan di ginjal meningkat. Jika obstruksi terjadi di uretra atau kandung kemih,
tekanan balik akan mempengaruhi kedua ginjal, tetapi jika obstruksi terjadi di salah
satu ureter akibat adanya batu atau kekakuan maka hanya satu ginjal saja yang
rusak. Obstruksi parsial atau intermiten dapat disebabkan oleh batu renal yang
terbentuk di piala ginjal tetapi masuk ke ureter dan menghambatnya. Obstruksi
dapat diakibatkan oleh tumor yang menekan ureter atau berkas jaringan parut
akibat abses atau inflamasi dekat ureter dan menjepit saluran tersebut.
 Adanya akumulasi urin di piala ginjal akan menyebabkan distensi piala dan kaliks
ginjal. Pada saat ini atrofi ginjal terjadi ketika salah satu ginjal sedang mengalami
kerusakan bertahap, maka ginjal yang lain akan membesar secara bertahap
(hipertropi kompensatori), akhirnya fungsi renal terganggu (Smeltzer dan Bare, 2002).
MANIFESTASI KLINIS
 Hidronefrosis dapat terjadi tanpa gejala sebagai hasil dari keganasan panggul
lanjut atau retensi urine berat dari obstruksi kandung kemih. Pada anamnesis
tidak ada keluhan spesifik yang mengarah pada penyakit hidronefrosis.
Keluhan tergantung pada apakah hidronefrosis akut atau kronis. Dengan
obstruksi akut, pasien mungkin datang dengan rasa sakit yang digambarkan
sebagai rasa sakit yang berat, intermitten, dan tumpul pada bagian pinggang.
Nyeri bertambah seiring peningkatan konsumsi cairan. Nyeri sering
menyebabkan mual dan muntah dan sering dikaitkan dengan kolik ginjal
(Muttaqin & Kumala, 2011).
 Dibagi menjadi 2 yaitu akut dan kronis.
• AKUT
Flank pain/kolik renalis

Mual dan muntah

Hematuria

Back pain/nyeri punggung

• KRONIS
Hipertensi

Gagal jantung kongestif

Perikarditis

Back pain/nyeri punggung


PEMERIKSAAN DIAGNOSTIK

Pemeriksaan Ultrasonografi
Laboratorium (USG)

Pyelography
Intravena CT Scan
(IVP)
PENATALAKSANAAN

Medis Nefrostomi

Extracorporeal Shock Wave Lithotripsy (ESWL)

Nefrolitotomi

Stent Ureter

Kateter
LANJUTAN

Farmakologi
Antiseptik Sistem Urinari

Analgesik Sistem Urinaria

Stimulan Urinaria
KOMPLIKASI
 Menurut Kimberly (2011) penyakit hidronefrosis dapat
menyebabkan komplikasi sebagai berikut:
1) Batu ginjal
2) Sepsis
3) Hipertensi renovaskuler
4) Nefropati obstruktif
5) Infeksi
6) Pielonefritis
7) Ileus paralitik
WOC
ASKEP UMUM
ASKEP KASUS

Anda mungkin juga menyukai