Anda di halaman 1dari 15

MUDHARABAH - DEFINISI

Mudharabah adalah akad Kerja Sama antara


2 pihak, salah satu pihak memiliki 100%
dana / modal, dan pihak lain sebagai
pengelola

Fatwa DSN No. 7 Tentang Mudharabah


MUDHARABAH – KETENTUAN UMUM
 Disalurkanuntuk usaha yang produktif
 Modal 100% milik LKS dan Anggota sebagai
Pengelola
 Dana pembiayaan dinyatakan jelas
nominalnya dan bukan dalam bentuk
piutang
 LKS menanggung seluruh kerugian dari
usaha Anggota, kecuali apabila Anggota
melakukan kesalahan disengaja, lalai atau
melanggar perjanjian
MUDHARABAH – KETENTUAN UMUM
 LKS diperkenankan meminta jaminan kepada
Anggota
 Biaya operasional dibebankan kepada Anggota
 Pembagian Keuntungan harus dinyatakan dalam
bentuk Nisbah (membagi habis 100% untuk para
pihak, misal: 70% : 30%)
 Jangka waktu usaha, tata cara pengembalian
dana dan pembagian keuantungan ditentukan
berdasarkan kesepakatan kedua pihak
MUDHARABAH – KETENTUAN UMUM
 Dasarpenghitungan Nisbah bisa
menggunakan Profit Sharing (Laba) atau
Revenue Sharing (Pendapatan)
 Modal bisa berupa uang tunai atau barang
 Kegiatan usaha adalah hak dari anggota,
tanpa campur tangan LKS, akan tetapi LKS
memiliki hak untuk mengawasi.
 LKS tidak diperkenankan mempersempit
gerak anggota yang dapat menghalangi
tercapainya tujuan mudharabah yaitu
keuntungan.
 Anggota tidak diperbolehkan menyalahi
hukum syariah dalam menjalankan usahanya
dan harus mematuhi hukum yang berlaku
sesuai bidang usahanya.
 Mudharabah boleh dibatasi pada periode tertentu.
 Kontrak tidak boleh dikaitkan (mu’allaq) dengan
sebuah kejadian di masa depan yang belum tentu
terjadi.
 Pada dasarnya, dalam mudharabah tidak ada ganti
rugi, karena pada dasarnya akad ini bersifat amanah
(yad al-amanah), kecuali akibat dari kesalahan
disengaja, kelalaian, atau pelanggaran kesepakatan.
 Jika salah satu pihak tidak menunaikan kewajibannya
atau jika terjadi perselisihan di antara kedua belah
pihak, maka penyelesaiannya dilakukan melalui
Pengadilan Agama setelah tidak tercapai kesepakatan
melalui musyawarah.
MUDHARABAH – CONTOH
 Pembiayaan untuk proyek
 Pembiayaan untuk modal pengadaan
hewan kurban
MUDHARABAH – YANG DILARANG
 Menentukan keuntungan dalam bentuk
nominal diawal / ketika akad
Pak Ahmad merupakan salah satu pengusaha konveksi
yang sedang memerlukan modal untuk mengerjakan
proyek baju seragam sekolah senilai Rp 20.000.000.
untuk keperluan tersebut beliau mengajukan
pinjaman kepada LKS dengan akad mudharabah. Bagi
hasil yang di sepakati kedua belah pihak adalah 20%
untuk LKS dan 80% untuk Pak Ahmad dari
pendapatan. Pembayaran dilakukan setelah proyek
selesai dan ada pembayaran dari pihak sekolah
senilai Rp 30.000.000. Bagaimana pencatatannya?
Saat akad
Pembiayaan Mudharabah (D) 20.000.000
Kas (K) 20.000.000
Pendapatan sebesar 10.000.000
utk LKS 20% = 2.000.000 pak Ahmad 80% = 8.000.000

Saat Pelunasan
Kas (D) 22.000.000
Pemb Mudharabah (K) 20.000.000
Pendapatan Operasional (K) 2.000.000

Revenue sharing
Sama dengan kasus sebelumnya, akan
tetapi bagi hasil yang disepakati bersama
adalah 40% untuk LKS dan 60% untuk pak
ahmad dari laba bersih. Sedangkan biaya
yang timbul adalah Rp 5.000.000,
bagaimana perhitungannya?
Saat akad
Pembiayaan Mudharabah (D) 20.000.000
Kas (K) 20.000.000
Laba = pendapatan – biaya
10.000.000 – 5.000.000 = 5.000.000
utk LKS 40% = 2.000.000 pak ahmad 60% =
3.000.000
Saat Pelunasan
Kas (D) 22.000.000
Pemb Mudharabah (K) 20.000.000
Pendapatan Operasional (K) 2.000.000

Profit Sharing
Jika pembayaran proyeknya senilai 20.000.000 maka
pencatatannya?
Saat Akad
Pembiayaan Mudharabah (D) 20.000.000
Kas (K) 20.000.000
Saat Pelunasan
Kas (D) 20.000.000
Pemb Mudharabah (K) 20.000.000

Jika hanya dibayarkan 18.000.000, maka pencatatannya?


Kas (D) 18.000.000
Biaya kerugian (D) 2.000.000
Pemb Mudharabah (K) 20.000.000

Anda mungkin juga menyukai