SKIZOFRENIA PARANOID
Disusun oleh :
Musdalipa Hi. P
12777065
Supervisor : dr. Merry Tjandra M.Kes Sp.KJ
BAGIAN ILMU KESEHATAN JIWA
RSU ANUTAPURA
PALU
2017
IDENTITAS
Nama : Tn. F
Umur : 25 tahun
Alamat : jln.Labu
Pekerjaan :-
Agama : Islam
Seorang lak-laki 25 dengan tamatan SMA belum menikah, dibawa ke RSD Madani pada 17
September 2017 oleh keluarganya karena selalu mengamuk ingin membanting barang-barang
disekitarnya dan gelisah yang sejak 2 bulan yang lalu. Sebelunya pasien tampak selalu menyendiri.
Sebelum mengamuk pasien juga mengatakan mendengar suara bisikan dari seorang anak kecil yang
merasuki pikirannya sehingga membuat pasien marah da mengamuk. Pasien juga juga mengatakan
masalah dalam keluarganya yang membuat sering berfikir masalalah tanah yang selalu ingin dijual
oleh omnya . Menurut pasien pertama kali masuk masuk rumah sakit pada tahu 2011dengan keadaan
mengamuk. Riwayat penyakit sebelunya pada tahun 2011 dengan malaria. Pasien mulai
mengkonsumsi alcohol dan memakai beberapa jenis obat-obatan seperti Dextro, Panadol dan Bodrex
tanpa sepengetahuan kedua orang tuanya, sejak tahun 2011 sampai pasien di bawa ke RSD Madani
tahun 2017. Pasien juga mengakui telah mengkonsumsi rokok sejak SD .
.
HENDAYA / DISFUNGSI
Hendaya Sosial (+)
Hendaya Pekerjaan (-)
Hendaya Penggunaan Waktu Senggang (-)
Faktor Stressor Psikososial
saat ini pasien mengalami faktor psikososial dengan
masalah keluarganya
Keadaan Afektif
1. Mood : eutimia
2. Afek : luas
3. Empati : tidak dapat dirabarasakan
Fungsi Intelektual (Kognitif)
1. Taraf pendidikan, pengetahuan umum dan kecerdasan :
Pengetahuan dan kecerdasan sesuai taraf pendidikannya.
2. Daya konsentrasi : baik
3. Orientasi (waktu, tempat, orang) : baik
4. Daya ingat
Jangka Pendek : baik
Segera : baik
Jangka Panjang : baik
5. Pikiran abstrak : baik
6. Bakat kreatif : Tidak ditemukan
7. Kemampuan menolong diri sendiri : baik
GANGGUAN PERSEPSI
1. Arus pikiran :
A. Produktivitas : baik
B. Kontinuitas : relevan
C. Hendaya berbahasa : Tidak ada
2. Isi Pikiran
A. Preokupasi : tidak ada
B. Gangguan isi pikiran : halusinasi auditorik dan
visual dan waham
F. Pengendalian impuls : baik
G. Daya nilai
Norma sosial : baik
Uji daya nilai : baik
Penilaian Realitas : baik
H. Tilikan (insight)
Derajat 6 : Menyadari sepenuhnya tentang situasi dirinya
disertai motivasi untuk mencapai perbaikan
Status neurologis :
GCS E4M6V5, pupil bulat isokor, ukuran 2,5 mm, reflex cahaya
langsung +/+, reflex cahaya tidak langsung +/+, Pemeriksaan
kaku kuduk : (-), reflex fisiologis (+), reflex patologis (-). fungsi
kortikal luhur dalam batas normal
IKHTISAR PENEMUAN BERMAKNA
Seorang lak-laki 25 dengan tamatan SMA belum menikah, dibawa ke RSD
Madani pada 17 September 2017 oleh keluarganya karena selalu mengamuk
ingin membanting barang-barang disekitarnya dan gelisah yang sejak 2
bulan yang lalu. Sebelunya pasien tampak selalu menyendiri. Sebelum
mengamuk pasien juga mengatakan mendengar suara bisikan dari seorang
anak kecil yang merasuki pikirannya sehingga membuat pasien marah da
mengamuk. Pasien juga juga mengatakan masalah dalam keluarganya yang
membuat sering berfikir masalalah tanah yang selalu ingin dijual oleh
omnya . Menurut pasien pertama kali masuk masuk rumah sakit pada tahu
2011dengan keadaan mengamuk. Riwayat penyakit sebelunya pada tahun
2011 dengan malaria. Pasien mulai mengkonsumsi alcohol dan memakai
beberapa jenis obat-obatan seperti Dextro, Panadol dan Bodrex tanpa
sepengetahuan kedua orang tuanya, sejak tahun 2011 sampai pasien di bawa
ke RSD Madani tahun 2017. Pasien juga mengakui telah mengkonsumsi
rokok sejak SD
Pada pemeriksaan status mental tampak seorang laki-laki
wajah tampak sesuai dengan usia menggunakan baju
berwarna biru dan celana jeans. Perawatan baik, perilaku
dan aktivitas psikomotor pasien tenang, pembicaraan
sesuai dengan yang ditanyakan, mood eutimia, afek luas,
empati tidak dapat dirabarasakan. Tilikan derajat VI
EVALUASI MULTIAKSIAL
Axis I : (F20.0) Skizofrenia Paranoid
Step 1 : Berdasarkan autoanamnesa didapatkan adanya gejala psikologis dan
terlihat perilaku bermakna secara klinis berupa mengamuk dan merusak barang.
Pasien juga mendengar bisikan dan melihat bayangan hitam. Keadaan ini
menimbulkan distress bagi pasien dan keluarganya serta menimbulkan disability
sehingga pasien dapat disimpulkan mengalami gangguan jiwa.
Step 2 : Dari pemeriksaan status mental terdapat halusinasi visual dan auditorik
serta terdapat waham curiga sehingga pasien didiagnosa sebagai gangguan jiwa
psikotik.
Step 3 : Pasien tidak memiliki riwayat trauma kepala ataupun penyakit yang dapat
mengakibatkan disfungsi otak. Hal ini dapat dinilai dari tingkat kesadarannya,
daya konsentrasi, orientasi, serta fungsi kognitif pasien yang masih baik sehingga
digolongkan sebagai gangguan mental non organik.
Step 4 : Dari autoanamnesis didapatkan gejala umum adanya manifestasi berupa
halusinasi visual dan auditorik, waham. Gejala-gejala tersebut sudah dialami sejak
tahun 2011, maka berdasarkan kriteria diagnosis PPDGJ III pasien ini digolongkan
sebagai skizofrenia paranoid(f20.0).
sedang.
Axis II : Ciri kepribadian tidak khas
Axis III : Tidak ada kelainan
Axis IV : primary support group (keluarga)
Axis V : GAF Scale 60-51 : gejala sedang
(moderate), disability sedang
Organobiologik :Terdapat ketidak seimbangan
neurotransmitter (dopamine) di otak sehingga
membutuhkan farmakoterapi.
Psikologis: Adanya halusinasi visual dan auditorik
serta waham paranoid, sehingga pasien
membutuhkan psikoterapi
PROGNOSIS
Kemungkinan prognosis baik :
Kepatuhan minum obat
Adanya dukungan dari keluarga
Tidak ada kelainan organik
Faktor penghambat :
Pernah dirawat di RSD Madani
Dari faktor di atas prognosis pada kasus ini adalah bonam
Dubia ad malam
RENCANA TERAPI
Psikofarmaka
Obat utama Antipsikotik untuk mengurangi gejala psikotik :
Haloperidol 5 mg ( 2 x sehari)
THP 2 mg
CPZ 100 mg
Non psikofarmaka
Ventilasi: Memberikan kesempatan kepada pasien untuk
mengungkapkan isi hati dan keinginannya sehingga pasien merasa
lega
Dilakukan terhadap pasien berupa konseling, yaitu memberikan
penjelasan dan pengertian kepada pasien tentang penyakit pasien agar
pasien dapat memahami kondisi dirinya dan dapat menemukan jalan
keluar atas masalahnya.
Menjelaskan kepada keluarga untuk memberikan perhatian, dukungan
serta semangat penuh terhadap pasien.
Eduksi terhadap keluarga:
- Memberikan penjelasan mengenai gangguan yang
dialami pasien agar keluarga lebih memaklumi
kondisi pasien.
- Menyarankan agar lebih telaten dalam pengobatan
pasien dengan membawa kontrol secara teratur,
memperhatikan agar minum obat secara teratur,
dan memberi dukungan agar mempunyai aktivitas
yang positif
Follow up
Memantau keadaan umum pasien dan perkembangan penyakit serta
menilai efektifitas pengobatan yang diberikan dan kemungkinan
munculnya efek samping obat yang diberikan
TERIMAKASIH