Anda di halaman 1dari 87

STASE NEUROLOGI

RSUD dr. DORIS SYLVANUS – FK UNPAR


1
PALANGKA RAYA
2018
 Nyeri kepala adalah rasa nyeri atau rasa tidak
mengenakkan pada seluruh daerah kepala dengan batas
bawah dari dagu sampai kedaerah belakang kepala
(daerah oksipital dan sebahagian daerah tengkuk).

2
 Di Amerika serikat, hanya 1-4 % pasien dengan keluhan nyeri kepala
yang masuk ke Instalasi Rawat Darurat, tetapi merupakan alasan
terbanyak pasien berkonsultasi kepada dokter. 90% dari nyeri kepala
tersebut merupakan nyeri kepala tegang otot.
 lebih sering terjadi pada perempuan dibandingkan laki-laki dengan
perbandingan 3:1. Semua usia dapat terkena, namun sebagian besar
pasien adalah orang dewasa muda yang berumur 20-40 tahun.
Riwayat dalam keluarga dapat ditemukan.

3
 Secara psikis, nyeri kepala ini dapat timbul akibat reaksi tubuh
terhadap stress, kecemasan, depresi maupun konflik
emosional.
 Sedangkan secara fisik, posisi kepala yang menetap yang
mengakibatkan kontraksi otot-otot kepala dan leher dalam
jangka waktu lama, tidur yang kurang, kesalahan dalam posisi
tidur dan kelelahan juga dapat menyebabkan nyeri kepala
tegang otot ini.
 Selain itu, posisi tertentu yang menyebabkan kontraksi otot
kepala dan leher yang dilakukan bersamaan dengan kegiatan-
kegiatan yang membutuhkan peningkatan fungsi mata dalam
jangka waktu lama misalnya membaca.
 Jika nyeri kepala tegang otot ini akibat pengaruh psikis maka
biasanya akan menghilang setelah masa stress berlalu
4
Peka Nyeri

• Sinus cranial dan vena aferen


• Arteri dari duramater
Intrakranial • Arteri dari dasar otak dan cabang utamanya.
• Bagian dari duramater (sekitar pembuluh darah besar)

• Kulit, kulit kepala, fasia, otot mukosa


• Arteri (vena kurang peka)
• Saraf-saraf : N. trigeminus, N. vagus, saraf servikal kedua dan ketiga.
Ekstrakranial • Gigi geligi
• Telinga lluar dan tengah

(Dalessio, 1984; Oleson & Bonica, 1990)


Struktur Jaringan Kepala yang Peka Nyeri & Tidak Peka
Nyeri

• Parenkim otak
Tidak Peka • Ependima, pleksus khoroideus
Nyeri • Pia mater, araknoid
• Tengkorak (periost: sedikit peka)
Nyeri

Struktur di atas tentorium serebeli


nyeri biasanya disalurkan
ke daerah tengkorak bagian:
N. trigeminus
• frontal,
• temporal dan
• parietal.

Struktur dibawah tentorium serebeli

N. glossofaringeus, Nyeri dirasakan di


N. vagus dan daerah oksipital
akar saraf servikal bagian atas
20
23
Impuls-impuls

disalurkan
Arteria meningea media Nervus Trigeminal cab. I
melalui

Sinus sagitalis superior Nervus Trigeminal cab. I Ki &


Ka
Dura fosa krani anterior Nervus Trigeminal cab. I
&II
Dura fosa krani media Nervus Trigeminal cab. II &
III

Dura fosa krani posterior Nervus Trigeminal &


Nervus Vagus

24
 Jalur nyeri untuk struktur di atas tentorium serebeli
melalui: N. trigeminus dan nyeri biasanya disalurkan ke
daerah
tengkorak bagian frontal, temporal dan parietal. Jalur nyeri
untuk struktur dibawah tentorium serebeli melalui: N.
glossofaringeus, N. vagus dan akar saraf servikal bagian
atas. Nyeri dirasakan didaerah oksipital dari kepala.
 Bila tumor letaknya diatas tentorium, nyeri sering dirasakan
di verteks atau daerah frontal. Bila tumor terletak dibawah
tentorium, nyeri dirasakan didaerah oksipital dan seringkali
terdapat spasme otot servikal. Bila tumor di daerah kiasma
atau sells, nyeri dirasakan di daerah vertek
 Impuls-impuls dari arteria meningea media disalurkan
melalui nervus trigeminus cabang pertama. Dari sinus
sagitalis superior melalui
kedua belah nervus trigeminus cabang pertama. Dari
dura fosa anterior melalui cabang pertama dan kedua
nervus trigeminus.
Dari dura fosa kranii media melalui cabang kedua dan
ketiga nervus trigeminus. Sedangkan dari dura fosa
posterior melalui nervus trigeminus dan nervus vagus.
NYERI KEPALA

PRIMER SEKUNDER
Nyeri kepala yang Nyeri kepala yang
berdiri sendiri, bukan merupakan gejala
disebabkan karena penyerta karena
adanya penyakit lain adanya penyakit lain.

National Institute of Neurological Disorders and Stroke National, Institutes of Health.


Headache, Hope Trough Research. US. 2009.
28
KLASIFIKASI
(MENURUT : INTERNATIONAL HEADACHE SOCIETY)

Primary headache disorders Secondary headache disorders


1. Migraine 1. Headache attributed to head and/or neck trauma
2. Tension-type headache 2. Headache attributed to cranial or cervical vascular disorder
3. Cluster headache and other 3. Headache attributed to non-vascular intracranial disorder
trigeminal autonomic cephalalgias 4. Headache attributed to a substance or its withdrawal
4. Other primary headaches 5. Headache attributed to infection
6. Headache attributed to disorder of homeoeostasis
7. Headache or facial pain attributed to disorder of cranium, neck,
eyes, ears, nose, sinuses, teeth, mouth, or other facial or cranial
structures.
8. Headache attributed to psychiatric disorder
9. Cranial Neuralgias and facial pains
10. Cranial neuralgias and central causes of facial pain
11. Other headache, cranial neuralgia central, or primary facial pain

National Institute of Neurological Disorders and Stroke National, Institutes of


29
Health. Headache, Hope Trough Research. US. 2009.
30
31
 Migrain merupakan suatu kondisi kronis
yang dikarakteristikkan oleh sakit kepala
yang bersifat episodik dengan intensitas
sedang-berat yang berakhir dalam waktu 4 –
72 jam.
 Nyeri biasanya unilateral, sifatnya
berdenyut, intensitas nyerinya sedang
sampai berat dan diperhebat oleh aktivitas,
dan dapat disertai mual muntah, fotofobia
National Institute of Neurological Disorders and Stroke National, Institutes of Health.
dan fonofobia.Headache, Hope Trough Research. US. 2009. 32
 Penderita migren sebagian besar memiliki
riwayat keluarga migrain.
 Migren terjadi hampir pada 30 juta penduduk
Amerika Serikat dan 75% diantaranya adalah
wanita.
 Migren dapat terjadi biasanya pada usia 10 -
40 tahun dan angka kejadiannya menurun
setelah usia 50 tahun.
National Institute of Neurological Disorders and Stroke National, Institutes of Health.
Headache, Hope Trough Research. US. 2009. 33
 Perubahan hormon (65,1%), makanan
(26,9%), vasodilator, vasokonstriktor, stress
(79,7%), rangsangan sensorik (38,1%),
berlebihan perubahan pola tidur, ,
perubahan lingkungan (53,2%), alcohol
(37,8%), merokok (35,7%).
 Faktor resiko migren riwayat migren dalam
keluarga,wanita, dan usia muda. 34
PATOFISIOLOGI
1. Teori meningo-vaskuler
Modulasi biokimia
Mekanik
Sinaptik
Serabut
saraf C

Aktivasi akson Inflamasi dan


Trigemino-vaskular Sakit kepala

Pelepasan Substansi P
Neurokinin A, glutamat,
Ekstravasasi protein plasma
CGRP
Vasodilatasi

*calsitonin gene-related peptide (CGRP)


PATOFISIOLOGI
Migraine karena
2. Teori Biokimia stress

Banyak dikeluarkan
melalui urin
Magnesium dalam
otak dan LCS ↓

Mempengaruhi tonus
pembuluh darah

Memicu serangan
migraine
PATOFISIOLOGI

3. Teori neural
Aktivitas neuronal
berlebihan

Perubahan keseimbangan
Mempengaruhi sel neuron
Na dan K

Disfungsi neuron Migraine


Migrain dengan aura

Migrain tanpa aura

Tipe migrain lainnya


41
a. Abdominal migrain
b. Basilar type migrain
c. Hemiplesia migrain
d. Menstrually related migrain
e. Ophtlamoplegia migrain
f. Retinal migrain
42
43
Migrain tanpa Aura Migrain dengan Aura
 Sedikitnya 5 serangan  Pasien mengalami migrain dengan
dengan karakteristik sedikitnya 3 dari 4 karakteristik :
tertentu
 Pasien mengalami gejala aura
 Terjadi antara 4-72 jam reversibel
 Karakteristik :  Pasien mengalami aura yang
Unilateral, berdenyut- berkembang secara bertahap lebih
denyut, intensitas dari 4 menit atau 2 gejala aura
sedang hingga berat,
berturut-turut
dapat bertambah
dengan aktivitas fisik  Gejala aura berakhir tidak lebih dari
60 menit
 Mual dan muntah,
photophobia atau  Aura terjadi tidak lebih 60 menit
phonophobia sebelum terjadinya sakit kepala

44
 Kriteria diagnostik IHS untuk migren dengan aura
terdapat 3 dari 4 karakteristik yaitu
1. Migren dengan satu atau lebih aura reversibel yang
mengindikasikan disfungsi serebral korteks dan atau
tanpa disfungsi batang otak,
2. Paling tidak ada satu aura yang terbentuk berangsur-
angsur lebih dari 4 menit,
3. Aura tidak bertahan lebih dari 60 menit,
4. Sakit kepala mengikuti aura dalam interval bebas
waktu tidak mencapai 60 menit.
45
Menurut Konsensus nasional IV, Kelompok studi Nyeri Kepala Perhimpunan Dokter
Spesialis Saraf Indonesia (PERDOSI) tahun 2013, ktriteria diagnostic migrain tanpa
aura :
 Sekurang-kurangnya nyeri kepal berlangsung 4- 72 jam (belum diobati atau tidak
berhasil diobati)
 Nyeri kepla memiliki sedikitnya dua diantara karakteristik berikut
› Lokasi Unilateral, Kualitas berdenyut,Intensitas nyeri sedang atau berat dan
Keadaan diperberat oleh aktifitas fisik
 Selama nyeri, terdapat Nausea atau muntah, Fotofobia dan fonofobia, dan Tidak
berkaitan dengan penyakit lain

46
Terdapat lima gejala yang dapat diidentifikasi :
 Prodrome : Suatu rangkaian peringatan sebelum terjadi serangan.
 Aura : Gangguan visual yang mendahului serangan nyeri kepala.
 Nyeri kepala : Umumnya satu sisi, berdenyut-denyut, disertai mual dan
muntah, sensitif terhadap cahaya dan suara, terjadi antara 4-72 jam.
 Berhentinya sakit kepala : meskipun tidak diobati, nyeri biasanya akan
menghilang dengan tidur.
 Postdrome : Tanda-tanda lain migrain seperti tidak bisa makan, tidak
konsentrasi, kelelahan.

National Institute of Neurological Disorders and Stroke National, Institutes


47 of Health.
Headache, Hope Trough Research. US. 2009.
48
Fase I : Prodromal

Sebanyak 50% pasien mengalami fase prodromal ini


yang berkembang pelan-pelan selama 24 jam
sebelum serangan. Gejala: kepala terasa ringan, tidak
enak, iritabel, memburuk bila makan makanan
tertentu seperti makanan manis, mengunyah terlalu
kuat, sulit/malas berbicara.
Fase II : Aura
 Gangguan penglihatan yang paling sering dikeluhkan
pasien. Khas pasien melihat seperti melihat kilatan lampu
blits (photopsia) atau melihat garis zig zag disekitar mata
dan hilangnya sebagian penglihatan pada satu atau
kedua mata (scintillating scotoma)

 Gejala sensoris yang timbul berupa rasa kesemutan atau


tusukan jarum pada lengan, dysphasia

 Fase ini berlangsung antara 5 – 60 menit. Sebanyak 80%


serangan migraine tidak disertai aura.
51
Fase III : Headache

Nyeri kepala yang timbul terasa berdenyut dan berat.


Biasanya hanya pada salah satu sisi kepala tetapi dapat juga
pada kedua sisi. Sering disertai mual, muntah, tidak tahan
cahaya (photofobia) atau suara (phonofobia).
Nyeri kepala sering memburuk saat bergerak dan pasien
lebih senang istrahat di tempat yang gelap dan ini sering
berakhir antara 2 – 72 jam.
53
Fase IV : Postdromal

Saat ini nyeri kepala mulai mereda dan akan


berakhir dalam waktu 24 jam, pada fase ini pasien akan
merasakan lelah, nyeri pada ototnya, kadang kadang
euphoria setelah nyeri kepala hilang.
Tujuan terapi migren adalah membantu
penyesuaian psikologis dan fisiologis, mencegah
berlanjutnya dilatasi ekstrakranial, menghambat
aksi mediahumoral (misalnya serotonin dan
histamin), dan mencegah vasokonstriksi arteri
intrakranial untuk memperbaiki aliran darah otak.

National Institute of Neurological Disorders and Stroke National,


Institutes of Health. Headache, Hope Trough Research. US. 2009.
55
 Terapi
› Serangan akut
› Ergotamin tartat (gynergen)
 Dosis: 0,25 – 0,5 mg IM maks 1 mg/24 jam atau 2 mg saat nyeri
timbul, maks 10 mg / minggu.
 Konta indikasi: sepsis/infeksi, penyakit vaskuler perifer / jantung.
 Efek Samping : baal dan kesemutan pada ekstremitas, tegang,
nyeri otot.
› Dihydrorgotamin (DHE 45)
 Dosis : 1 mg IM/N
 Kalau perlu ulangi pemberian setiap jam.
56
› Tindakan umum
 Sampai obat meredakan nyeri kepala maka :
 Beristirahat di kursi.
 Tidur minimal selama 2 jam setelah nyeri hilang dalam ruangan gelap dan
tenang tanpa makan dan minum.

57
› Methysergide meleat (sansert)
 Dosis : 2-4 tablet / hari ( @ tablet : 2 mg )
 Kontraindikasi : kehamilan, penyakit vaskuler perifer dan
arteriosolerosis berat tidak boleh digunakan lebih dari 6 bulan
dengan masa selang tanpa obat ± 3-4 minggu.
› Mencegah kelelahan fisik, tidur cukup, mengatasi hipertensi,
menggunakan kacamata hitam untuk menghindari
cahayamatahari, mengurangi makanan tidak sehat, makan
teratur, dan menghindari stress.

58
59
 Merupakan jenis nyeri kepala yang banyak
dijumpai, disebabkan karena kontraksi otot di
kepala
 Rasa nyeri tumpul, perasaan menekan yang
tidak enak pada leher, pelipis, dahi, atau
disekitar kepala, leher terasa kaku
 Umumnya terjadi bilateral
 Jarang pada anak-anak, umumnya antara
umur 20 – 40 thn.
Headache Classification Committee of the International Headache Society (IHS). The
International Classification of Headache Disorders, 3rd edition (beta version).
60
International Headache Society. 2013.
» Sensasi nyeri pada daerah kepala akibat kontraksi terusmenerus
otot- otot kepala dan tengkuk

Definisi
» Merupakan jenis nyeri kepala yang paling banyak dijumpai
» Biasanya terjadi pada usia 20-40 tahun

 Stress,depresi, bekerja dalam


posisi yang menetap dalam
waktu lama, kelelahan mata,

Etiologi
kontraksi otot yang
berlebihan, berkurangnya
aliran darah, dan
ketidakseimbangan
neurotransmitter.

Headache Classification Committee of the International Headache Society (IHS). The International. 2013.
61
Epidemiologi

 TTH terjadi 78% sepanjang hidup dimanaTension Type


Headache episodik terjadi 63% dan Tension Type
Headache kronik terjadi 3%.Tension Type Headache
episodik mengenai pasien wanita sebesar 71%
sedangkan pada pria sebanyak 56%.
 Biasanya mengenai umur 20 -40 tahun.

Klasifikasi

 Tension Type Headache episodik (ETTH)


› frekuensi serangan tidak lebih 15 hari /bulan dan berlangsung
selama 30 menit ± 7 hari
 Tension Type Headache kronik (CTTH)
› frekuensi serangan lebih dari 15 hari setiap bulan dan
berlangsung lebih dari 6 bulan.
62
Kelelahan
Stress
Kurang Tidur
Hormon
Cuaca

Headache Classification Committee of the International Headache Society (IHS). The


International Classification of Headache Disorders, 3rd edition (beta version).
63
Tension- type
Headache

Episodic Chronic
tension-type tension-type
headache headache
64
 Episodic tension-type headache : Jika
seseorang menderita sedikitnya 10 kali sakit
kepala yang lamanya bekisar 30 menit- 7 hari,
dan terjadi kurang dari 180 kali setahun.
 Chronic tension-type headache : Jika
sesorang menderita nyeri kepala dengan
frekuensi rata-rata 15 hari dalam sebulan
(atau 180 hari dalam setahun) selama 6
bulan.
National Institute of Neurological Disorders and Stroke National, Institutes
65 of Health.
Headache, Hope Trough Research. US. 2009.
Tension-type headache memiliki sedikitnya 2 dari
tanda-tanda dibawah ini :
1. Rasa menekan/ berat yang berlokasi di kedua belah
sisi kepala
2. Sakit dengan intensitas ringan sampai sedang
3. Tidak bertambah berat dengan aktivitas fisik rutin
4. Tidak mual atau muntah
5. Mungkin sensitif terhadap cahaya atau suara, tapi
tidak keduanya

Headache Classification Committee of the International Headache Society (IHS). The


66
International Classification of Headache Disorders, 3rd edition (beta version).
 Ketegangan atau stress mental/psikis
 Kecemasan yang berlebihan
 Bekerja terus menerus tanpa istirahat
 Ketegangan yang berlebihan di tengkuk
 Marah yang terpendam
 Frustasi
 Depresi
69
Meningkatnya kontraksi dan iskemia
otot kepala dan leher

Vasokonstriksi pembuluh darah

Aliran darah berkurang

Meningkatkan metabolisme anaerob

Asam laktat menumpuk NYERI


70
Stress Emosional
Ketegangan
Depresi
Kontraksi otot ↑
terus menerus
Nyeri Lokal
Otot
Tekanan intra
Muskuler ↑

Akumulasi
Kompresi Metabolit
Pembuluh Katabolit
Darah Kecil
Iskemia
Otot
» Keterlibatan otot-otot wajah dan leher
» m. splenius capitis
» m. temporalis
» m. masseter
» m. sternocledomastoideus
» m. trapezius
» m. cervicalis posterior
» m. levator scapulae

72
 Tension Type Headache harus memenuhi syarat yaitu dua dari
kriteria berikut ini :
1. adanya sensasi tertekan/terjepit.
2. intensitas ringan-sedang,
3. lokasi bilateral
4. Tidak diperburuk aktivitas.
5. tidak dijumpai mual muntah,
6. tidak ada salah satu dari fotofobia dan fonofobia.
7. Gejala klinis dapat berupa nyeri ringan- sedang-berat, tumpul
seperti ditekan atau diikat, tidak berdenyut, menyeluruh, nyeri
lebih hebat pada daerah kulit kepala, oksipital, dan belakang
leher, terjadi spontan.
73
1. Melakukan latihan peregangan leher atau otot bahu sedikitnya 20
sampai 30 menit
2. Perubahan posisi tidur
3. Penyesuaian lingkungan kerja maupun rumah :
Pencahayaan yang tepat untuk membaca, bekerja,
menggunakann komputer, atau saat menonton televisi
Hindari ekposur terus-menerus pada suara keras dan bising
Hindari suhu rendah pada saat tidur di malam hari.

Headache Classification Committee of the International Headache Society (IHS). The


International Classification of Headache Disorders, 3rd edition (beta version).
International Headache Society. 2013. 74
 Pada serangan akut tidak boleh lebih dari 2 minggu
› Analgetik: Aspirin 1000 mg/hari, Acetaminofen 1000 mg/hari,
NSAID (Naproxen 660-750 mg/hari, Asam mefenamat,
Fenoprofen, Ibuprofen 800 mg/hari, diklofenak 50-100
mg/hari)
 Pada type kronis
1. Antidepresan
Jenis trisiklik : amitryptilin , sebagai obat teurapetik maupun
pencegahan TTH.
2. Anti anxietas
Golongan yang sering dipakai benzodiazepine dan
butalbutal , namun obat ini bersifat adiktif.

Headache Classification Committee of the International Headache Society (IHS). The


75
International Classification of Headache Disorders, 3rd edition (beta version).
76
 Nyeri kepala vaskular yang juga dikenal sebagai nyeri
kepala migren merah (red migraine) karena pada waktu
serangan akan tampak merah pada sisi wajah yang
Definisi
mengalami nyeri.

 Penekanan pada nervus trigeminal (nervus V) akibat


dilatasi pembuluh darah sekitar.
 Pembengkakan dinding arteri carotis interna.
Etiologi

 Pelepasan histamin
 Letupan paroxysmal parasimpatis.
 Abnormalitas hipotalamus.
 Penurunan kadar oksigen.
77
Epidemiologi

 Prevalensinya tidak diketahui dengan pasti, diperkirakan


sekitar 1/10.000 penduduk, Serangan pertama muncul
antara usia 10 - 30 tahun pada seluruh pasien.
 Cluster headache sering dengan rasio jenis kelamin laki-
laki dan wanita 4:1. Serangan terjadi pada waktu-waktu
tertentu, biasanya dini hari menjelang pagi.

78
79
PRIMER
› Nyeri unilateral orbital,
supraorbital, temporal
› Berlangsung 15-180 menit
› Episodik, bisa berulang.

SEKUNDER
- Injeksi konjunctiva, lakrimasi
- Kongesti nasal, rinore
- Kening dan wajah
berkeringat
- Miosis, ptosis
- Edema daerah kelopak
mata

80
 CH Episodik: • CH Kronik:
› paling sedikit 2 serangan › serangan muncul sekali dalam
selama 7 hari sampai 1 tahun setahun tanpa adanya remisi
dengan interval paling sedikit atau muncul dengan interval < 1
1 bulan. bulan.

Matharu M. Cluster headache. Clin Evid (Online). 2010


The International Classification of Headache Disorders: 2nd
edition. Cephalalgia. 2004. 24 Suppl 1:9-160.
81
› Berdasarkan the International Headache Society
(IHS):
 Sakit kepala disertai satu dari kriteria dibawah ini :
 Injeksi konjungtiva ipsilateral dan atau lakrimasi
 Kongesti nasal ipsilateral dan atau rhinorrhea
 Edema kelopak mata ipsilateral
 Berkeringat pada bagian dahi dan wajah ipsilateral
 Miosis dan atau ptosis ipsilateral
 Kesadaran gelisah atau agitasi
 Berat atau sangat berat unilateral orbital, supraorbital, dan
atau nyeri temporal selama 15-180 menit bila tidak di
tatalaksana.

41
› Pemberian O2 sungkup 10 lpm
› Ergotamin tartat (gynergen)
 Dosis: 0,25 – 0,5 mg IM maks 1 mg/24 jam atau 2 mg saat nyeri
timbul, maks 10 mg / minggu.
 KI: sepsis/infeksi, penyakit vaskuler perifer / jantung.
 ES: baal dan kesemutan pada ekstremitas, tegang, nyeri otot.
› Dihydrorgotamin (DHE 45)
 Dosis : 1 mg IM/N
 Kalau perlu ulangi pemberian setiap jam.

Beck E, Sieber WJ, Trejo R. Management of cluster headache. Am Fam Physician. 2005. 71(4):717-
24. 83
Nyeri kepala primer lainnya dapat dibagi menjadi
 Primary Stabbing Headache
 Primary Cough Headache
 Primary Exertional Headache
 Nyeri kepala primer yang berhubungan dengan
aktifitas sexual
 Hypnic Headache
 Primary thunderclap headache
 Hemikrania kontinua
 New daily persistent headache

84
trauma kepala dan / atau leher

• sakit kepala akut pasca-trauma, sakit kepala kronis pasca-


trauma, Sakit kepala disebabkan hematoma intrakranial
traumatik.

gangguan pembuluh darah kranial atau serviks

• Sakit kepala disebabkan stroke iskemik atau transient


ischemic attack, sakit kepala disebabkan perdarahan
intrakranial non- traumatik

gangguan intrakranial non-vaskular

• Sakit kepala disebabkan tekanan cairan serebrospinal


tinggi, sakit kepala disebabkan tekanan cairan serebrospinal
yang rendah, sakit kepala disebabkan penyakit epilepsi

85
Sakit kepala disebabkan infeksi

• Sakit kepala disebabkan infeksi intracranial, sakit kepala


disebabkan infeksi sistemik, sakit kepala disebabkan HIV / AIDS,
sakit kepala pasca-infeksi.

gangguan homeostasis

• Sakit kepala disebabkan hipoksia sakit kepala disebabkan


arteri hipertensi, sakit kepala disebabkan hipotiroidisme,.

nyeri wajah

• Sakit kepala disebabkan gangguan tulang tengkorak, sakit


kepala disebabkan gangguan leher, sakit kepala disebabkan
gangguan telinga, sakit kepala disebabkan rinosinusitis
86
Prinsip Modalitas
Anamnesis
tepat = 80% Rontgen
diagnosis kepala
tepat

Mencari
sebab
CT Scan
terjadinya
nyeri kepala

Dugaan
adanya nyeri
MRI
kepala
sekunder

Headache Classification Committee of the International Headache Society (IHS). The


International Classification of Headache Disorders, 3rd edition (beta version). 87
International Headache Society. 2013.
89
1. Sidharta P. Tata Pemeriksaan Klinis dalam neurologi. Dian Rakyat. 2005
2. Sidharta P. Neurologi klinis dalam praktek umum. Dian Rakyat. 2005
3. Dewanto G,dkk. Panduan Praktis Diagnosis Dan Tatalaksana Penyakit Saraf. Jakarta : EGC. 2009.
4. National Institute of Neurological Disorders and Stroke National, Institutes of Health. Headache, Hope Trough
Research. US. 2009.
5. Headache Classification Committee of the International Headache Society (IHS). The International Classification
of Headache Disorders. 3rd edition (beta version). International Headache Society 2013
6. Beck E, Sieber WJ, Trejo R. Management of cluster headache. Am Fam Physician. 2005. 71(4):717-24.
7. Matharu M. Cluster headache. Clin Evid (Online). 2010. The International Classification of Headache Disorders:
2nd edition. Cephalalgia. 2004. 24 Suppl 1:9-160.
8. Rohkamm R. Color atlas of neurology. Chapter 3: Neurological syndromes, central nervous system. US; 2004.
page: 182-190.

90
TERIMA
KASIH 91

Anda mungkin juga menyukai