Anda di halaman 1dari 38

LIDAR

Anisah Mutia R. 140710150012


Fitria Lestari 140710150025
Della Azaria 140710150032
Fara Revina M. 140710150035
Nancahya Alam G. 140710150038
Outline
 Pengertian
 Sejarah dan Perkembangan
 Tipe dan Komponen
 Prinsip Kerja
 Kelebihan dan Kekurangan
 Aplikasi LiDAR Secara Umum
 Studi Kasus
 Kesimpulan
Pengertian
• LiDAR  Light Detection And Ranging
• Merupakan teknologi sensor jarak jauh menggunakan properti cahaya
yang tersebar untuk menemukan jarak dan informasi suatu obyek dari
target yang dituju
• Menggunakan panjang gelombang yang lebih pendek pada spektrum-
EM
• Sistem yang digunakan berdasarkan sensor laser untuk menentukan
jarak suatu obyek dengan mengukur selang waktu antara transmisi
pulsa dan deteksi sinyal yang dipancarkan
Laser
• LASER  Light Amplification by Stimulated Emission of Radiation
• LASER + system penerima = LiDAR
• Merupakan mekanisme suatu alat yang memancarkan radiasi
elektromagnetik, biasanya dalam bentuk cahaya yang tidak dapat dilihat
maupun dapat lihat dengan mata normal, melalui proses pancaran
terstimulasi.
• Pancaran laser biasanya tunggal, memancarkan foton dalam
pancaran koheren.
• Karakteristik LASER:
 Monokromatik (panjang gelombang yang sangat spesifik, satu warna spesifik)
 Koheren (‘organized’ foton)
 Direksional (cahaya laser terfokus dan kuat)
Sejarah dan Perkembangan
• Pengenalan prinsip LiDAR berasal dari masa pra-laser.
• Pada tahun 1930an dilakukan usaha pertama yaitu dengan mengukur kerapatan
udara di atmosfer bagian atas dengan menentukan intensitas hamburan dari sinar
sorot. Informasi ketinggian diperoleh dengan memindai bidang penerima
pandang dari teleskop jauh di sepanjang berkas cahaya secara terus menerus.
• Pada tahun 1938, pulsa cahaya digunakan untuk pertama kalinya dengan
mengukur ketinggian dasar awan.
• Pembangkitan pulsa cahaya oleh percikan listrik dan lampu kilat memungkinkan
penggantian konfigurasi bistatik dengan pengaturan monostatik , yaitu penyiapan
pemancar dan penerima yang ditempatkan secara khusus, dan informasi
ketinggian secara aktif disimpulkan dari pengukuran waktu pulang pergi antara
emisi pulsa dan deteksi sinyal.
Sejarah dan Perkembangan
• Akronim LiDAR untuk teknik pengukuran jenis ini pertama kali
diperkenalkan oleh Middleton dan Spillhaus tahun 1953.
• Pada tahun 1960, ditemukan penemuan laser.
• Pada tahun 1962, ditemukan laser raksasa pulsa atau q-switched.
• Pada tahun 1963, Fioncco dan Smullin menerbitkan pengamatan dengan
laser ubi.
• Kira-kira satu dasawarsa kemudian, semua teknik dasar telah disarankan
dan ditunjukkan. Maka dari itu, muncul buku teks pertama LiDAR yang di
edit oleh E.D Hinkley pada tahun 1976.
• Sejak saat itu kesuksesan dalam pengembangan LiDAR sangat terkait
dengan kemajuan teknologi optik dan elektronik khususnya teknologi laser.
Sejarah dan Perkembangan
• Teknologi laser peneliti LiDAR selalu terlibat dalam pengembangan laser.
Banyak instrumen yang menggunakan laser,yang dirancang khusus untuk
LiDAR, untuk memenuhi persyaratan tinggi teknik tutupan tertentu pada
daya laser,panjang gelombang,lebar pulsa,bentuk balok, dan kemurnian
spektral yang sering tidak dipenuhi oleh produk komersial.
• Selain laser, filter optik dengan transmisivitas tinggi, bandwidth yang
sempit, lereng spektral yang curam dan atau penekanan bandingan yang
tinggi, detektor yang efisien untuk wilayah dengan panjang gelombang
yang luas, sistem akuisisi data dengan rentang dinamis beberapa urutan
besarnnya dan komputer yang dapat memproses sejumlah data dengan
tingkat pengulangan yang tinggi termasuk perangkat yang dibutuhkan
untuk sistem LiDAR tingkat lanjut, untuk itu LiDAR selalu menjadi sumber
dan penerima manfaat dari inovasi teknologi.
Sejarah dan Perkembangan
• Pemetaan medan LiDAR dimulai tahun 1970an.
• Sistem awalnya adalah "balok tunggal", perangkat profil penggunaan
awal untuk pemetaan medan dibatasi oleh kekurangan akurasi geo-
referensi.
• Sistem awal digunakan untuk batimetri pengembangan sistem
penentuan posisi global dan inersia.
• Sistem navigasi (pengukuran) dapat meningkatkan akurasi.
Tipe LiDAR

• Berdasarkan proses fisik: Range Finders, DIAL, Doppler LiDAR


• Berdasarkan proses scattering: Mie, Rayleigh, Raman, Fluorescence
LiDAR
• Berdasarkan medan: Groundbased, Airborne, Spaceborne
Komponen Umum
• Transmitter
• Data Acquisition & Control System
• Receiver
Prinsip Kerja
Teknologi yang digunakan pada LiDAR:
• LASER (Light Amplification by Stimulated Emission of Radiation): laser
sensor
• GPS (Global Positioning System): position sensor
• INS (Inertial Navigation System): exact sensor measurement
Laser
Mekanisme alat yang memancarkan radiasi elektromagnetik dalam
rentang panjang gelombang cahaya tampak dan bersifat monokrom
melalui proses pancaran terstimulasi.

Karakteristik laser:
• Monokromatik
• Koheren
• Direksional
GPS
GPS atau Real-Time Kinematics Differential GPS (RTK-GPS) dipakai
sebagai sistem penentuan posisi secara 3D (X,Y,Z atau L,B,h) terhadap
sistem referensi tertentu ketika melakukan survei LiDAR. Penentuan
posisi dilakukan secara diferensial, sehingga bisa mengamati posisi
objek yang diam atau bergerak.
Ketelitian tipikal posisi yang diperoleh: 2-5 cm
INS
Sistem navigasi yang mampu mendeteksi perubahan geografis,
perubahan kecepatan, serta perubahan orientasi dari suatu benda.
Sistem ini mampu mengukur besar perubahan sudut orientasi terhadap
N, besar pergerakan sudut rotasi terhadap sumbu horizontal,
percepatan, temperature, dan tekanan udara di sekitar alat.
Kelebihan
• Dapat dilakukan malam hari
• Dapat melakukan akuisisi jutaan titik/ jam
• Lebih akurat
• Cakupannya luas
• Terhindar dari kontak dengan manusia
• Mampu masuk disela-sela vegetasi
Kekurangan
• Bergantung pada cuaca
• Pulsa tidak dipantulkan dengan baik jika objek pantul basah
• Untuk vegetasi yang sangat rapat, pulsa LiDAR tidak akan mampu
masuk sampai ke tanah
LiDAR
APLIKASI
PERTANIAN
PERKEBUNAN
ARKEOLOGI
BIOLOGI
DAN
KONSERVASI
TRANSPORT
MILITER
Studi Kasus
1. Data LiDAR untuk Mengkarakterisasi Penanda Geomorfik Linier dan
Planar dalam Geomorfologi Tektonik
2. Pengembangan DEM Development dari Data Ground-Based LiDAR :
Sebuah Metode untuk Mengeliminasi Objek Non-Permukaan
Studi Kasus
• Jurnal ini meninjau data LiDAR untuk mengkarakterisasi geomorfik
linier dan planar dalam geomorfologi tektonik, termasuk jejak
patahan aktif dan deformasi permukaan yang disebabkan oleh gempa
bumi.
• Fitur geomorfik (penanda geomorfik), terbagi menjadi dua:
o Penanda geomorfik linear seperti sungai dan sedimen geyser,
o Penanda geomorfik planar seperti kipas aluvial dan terasering.
• Untuk mengkalkulasi laju pergerakan tektonik, terdapat dua
parameter yang penting untuk penanda geomorfik:
o Umur
o Geometri.
Dalam dekade terakhir, dapat dilihat aplikasi LiDAR yang lebih luas
dalam studi geomorfik. Roering menyimpulkan kontribusi LiDAR
airborne dalam riset geomorfik dalam tiga aspek:
1) Memberikan basis peta yang detail untuk pemetaan lapangan dan
koleksi sampel
2) Memfasilitasi model testing melalui akurasi yang makin bertambah
dan ukuran sampel
3) Memungkinkan identifikasi dari formasi daratan yang tidak
diantisipasi dan yang terkadang tidak dapat dijelaskan
Penanda Geomorfik Linear yang Diungkapkan
oleh LiDAR
• Lokasi penelitian: Bagian sentral selatan dari patahan San Andreas di California,
dengan fitur offsetnya adalah channel sungai pada Wallace Creek sepanjang zona
patahan San Andreas.
• Akuisisi: Akuisisi data LiDAR dengan projek B4 (sebuah survei topografi dengan
resolusi tinggi dari zona patahan San Andreas dan San Jacinto pada California
bagian selatan, bertujuan untuk memperoleh gambaran pre-gempa bumi yang
dibutuhkan untuk menentukan deformasi dataran setelah peristiwa besar di
masa depan) memberikan kesempatan riset baru untuk lebih memahami sejarah
deformasi dari patahan San Andreas.
• Pendekatan LiDAR komparasinya baik dengan kombinasi dari fotografi
udara dan metode berbasis dataran.
• Hasil dari Zielke menunjukkan gempabumi tahun 1857 sebesar 7.9 skala
Richter memiliki perpindahan rata-rata kurang dari 3.5 m dengan lepasan
4-6 m sepanjang setengah retakan arah NW.
• Untuk mengukur perpindahan lateral dari fitur geomorfik linier seperti
channel sungai dan ujung kipas aluvial, Zielke dan Arrowsmith
mengembangkan alat berbasis Matlab untuk secara visual merekonstruksi
dan menilai perpindahan lateral melalui slicing model elevasi digital (Digital
Elevation Model) (DEM).
• Data LiDAR untuk sentral selatan patahan San Andreas dan studi kasus yang
relevan telah memfasilitasi aplikasi LiDAR untuk mengkuantifikasi penanda
geomorfik linier dan patahan aktif secara umum.
• Data LiDAR juga telah digunakan untuk menemukan patahan aktif baru dan
mendelineasi retakan permukaan gempa bumi pada area vegetasi.
• Contohnya:
o Hunter dkk, menemukan patahan yang sebelumnya belum dipetakan
menggunakan data LiDAR dekat Martis Creek Dam, California
o Pada area dengan vegetasi padat di U.S. Pacific Northwest dan Eropa, DEM
dengan resolusi 2-m yang diturunkan dari data LiDAR telah secara sukses
digunakan untuk mendelineasi retakan permukaan akibat gempa bumi.
• Namun, studi LiDAR lain pada bagian utara patahan San Andreas dan sentral
pegunungan Jepang mengindikasikan DEM dengan resolusi 2-m tidak dapat
mengidentifikasi beberapa patahan tektonik kecil, jadi dibutuhkan resolusi yang
lebih kecil lagi.
• Semakin banyak data densitas bumi-tanpa vegetasi yang diambil dari beberapa
sudut, kemungkinan besar akan semakin bertambah kualitas gambaran dari
penanda geomorfik yang halus dalam area hutan yang padat.
Contoh Pengolahan Peta DSM dan DEM
Kesimpulan Studi Kasus
• Banyak studi yang telah mendemonstrasikan kapabilitas dari LiDAR untuk kuantifikasi penanda
geomorfik linier maupun planar dalam geomorfologi tektonik, termasuk patahan aktif daan
deformasi permukaan akibat gempabumi.
• Pada area dengan vegetasi padat, kapabilitas LiDAR dalam memperoleh titik bumi-tanpa vegetasi
menyilakan delineasi dari jejak halus patahan aktif di bawahnya.
• Jika berasosiasi dengan teknik penentuan umur dan investigasi lapangan yang akurat, data LiDAR
dapat memfasilitasi pemahaman yang lebih baik dari pola dan laju deformasi neotektonik.
• Pada review ini hanya didiskusikan data LiDAR airborne, sedangkan TLS (terrestrial laser scanning)
juga telah digunakan untuk mengkarakterisasi penanda geomorfik linier dalam studi terbaru.
• Limitasi mayor dari LiDAR meliputi tidak kontinunya data global dan biaya yang mahal untuk
mengkoleksi data. Tidak seperti sistem optical atau radar imaging yang dapat memperoleh data
global melalui platform satelit, sistem LiDAR saar ini secara garis besar hanya bekerja pada
platform airborne dan ground-based, dan biaya perolehan data untuk area geografis besar dapat
menjadi penghalang karena sangat tinggi.
• Diharapkan set data LiDAR yang ada dapat memberikan garis dasar penting untuk studi deformasi
permukaan setelah gempa di masa depan
Kesimpulan
• LiDAR (Light Detection And Ranging) merupakan teknologi sensor jarak
jauh menggunakan properti cahaya yang tersebar untuk menemukan jarak
dan informasi suatu obyek dari target yang dituju.
• LiDAR menggunakan teknologi laser
• Kelebihan LiDAR antara lain dapat dilakukan malam hari, dapat melakukan
akuisisi jutaan titik/ jam, lebih akurat, cakupannya luas, terhindar dari
kontak dengan manusia, dan mampu masuk disela-sela vegetasi
• Kekurangan LiDAR antara lain bergantung pada cuaca, pulsa tidak
dipantulkan dengan baik jika objek pantul basah, dan ntuk vegetasi yang
sangat rapat, pulsa LiDAR tidak akan mampu masuk sampai ke tanah.
• Aplikasi LiDAR antara lain untuk militer, biologi dan konservasi,
transportasi, arkeologi, pertanian dan perkebunan, dan geologi
TERIMAKASIH

Anda mungkin juga menyukai