Anda di halaman 1dari 23

DISUSUN OLEH:

Amin Pugasdya Banggas Siagian Atiqah Aldria Ulfa


M. Ary Guhtama Nita Aulia Nadana Lubis
Hanifah Dwi Pratiwi Rizka Deliana
Harvinda Arya Pratiwi Thilasyhni Moganath
Stephanie Sihombing Diwa dan Agilan
1.Keturunan: • Dinding pembuluh darah yang tipis dan lemah.

• Vena daerah anorektal ti dak mempunyai katup


2. Anatomi: dan pleksus hemorrhoidalis kurang mendapat
sokongan otot atau fasia sekitarnya.

• Orang yang harus berdiri atau duduk lama, atau


3. Pekerjaan: harus mengangkat barang berat, mempunyai
predisposisi untuk hemorrhoid.
4. Umur: • Pada umur tua timbul degenerasi dari seluruh jaringan
tubuh, otot sfingter menjadi tipis dan atonis.

5. Endokrin: • Misalnya pada wanita hamil ada dilatasi vena


ekstremitas anus (sekresi hormone relaksin).

• Semua keadaan yang mengakibatkan timbulnya


6. Mekanis: tekanan meninggi dalam rongga perut, misalnya pada
penderita hipertrofi prostate.

7. Fisiologis: • Bendungan pada peredaran darah portal, misalnya


pada DC atau sirosis hepatic.
Hemoroid eksternal →berasal dari
Hemoroid internal-eksternal →
bagian distal dentate line dan dilapisi Hemoroid internal → berasal dari
dilapisi oleh mukosa di bagian superior
oleh epitel skuamos yang telah bagian proksimal dentate line dan
dan kulit pada bagian inferior serta
termodifikasi serta banyak persarafan dilapisi mukosa
memiliki serabut saraf nyeri
serabut saraf nyeri somatik
Hemoroid Prolaps (massa) dan keluarnya mukus
internal
Perdarahan
Rasa tak nyaman
Gatal
Hemoroid Rasa terbakar
eksternal
Nyeri ( jika mengalami trombosis)

Gatal
• Anamnesis :
• Adanya darah segar pada saat buang air besar.
• Adanya gatal-gatal pada daerah anus
• Pada derajat II hemoroid internal pasien akan merasakan
adanya masa pada anus → membuat tak nyaman
• Nyeri pada hemoroid derajat IV → trombosis
• PEMERIKSAAN FISIK
• Ditemukan adanya pembengkakan vena yang mengindikasikan
hemoroid eksternal atau hemoroid internal yang mengalami prolaps.
• Hemoroid internal derajat I dan II biasanya tidak dapat terlihat dari luar
dan cukup sulit membedakannya dengan lipatan mukosa melalui
pemeriksaan rektal kecuali hemoroid tersebut telah mengalami
trombosis (Canan, 2002).
• Daerah perianal juga diinspeksi untuk melihat ada atau tidaknya fisura,
fistula, polip, atau tumor.
• Selain itu ukuran, perdarahan, dan tingkat keparahan inflamasi juga
harus dinilai
• PEMERIKSAAN PENUNJANG
• Anoskopi → menilai mukosa rektal
dan mengevaluasi tingkat
pembesaran hemoroid
• Sigmoidoskopi → anus dan rektum
dapat dievaluasi untuk kondisi lain
sebagai diagnosa banding untuk
perdarahan rektal dan rasa tak
nyaman seperti pada fisura anal dan
fistula, kolitis, polip rektal, dan kanker
• barium enema X-ray atau kolonoskopi
harus dilakukan pada pasien 50 tahun
dan pada pasien dengan perdarahan
menetap setelah dilakukan
pengobatan terhadap hemoroid
Diagnosis Non HD
Penyebab utama:
•Anal fissures
HD (40% of cases) is •Prolapses
classified into 4 grades •Eczema Tx Specific
•Malignancies
Grade I •Polyps
•Diet & perubahan Grade II
gaya hidup Grade III
• Diet & perubahan
•Tx obat-obatan gaya hidup •Diet & perubahan Grade IV
•Tx Sclerosing • Tx obat-obatan gaya hidup
• Ligasi dg pita • Diet & perubahan
•Tx antibiotic (prn) • Ligasi dg pita karet
karet gaya hidup
•Photocoagulasi • Heater probe • Pembedahan • Pembedahan
•BICAP • Tx Sclerosing • Tx obat-obatan
• Tx obat-obat
• Ingat : anal cushions penting untuk kontinens
First choice therapy  non operatif

Anda mungkin juga menyukai