Anda di halaman 1dari 16

FAKULTAS EKONOMI DAN BISNIS

AKUNTANSI SEKTOR PUBLIK


UNIVERSITAS UDAYANA

SAP 13
“AUDIT SEKTOR PUBLIK”
FAKULTAS EKONOMI DAN BISNIS
AKUNTANSI SEKTOR PUBLIK
UNIVERSITAS UDAYANA

“OM SWASTYASTU”
FAKULTAS EKONOMI DAN BISNIS
AKUNTANSI SEKTOR PUBLIK
UNIVERSITAS UDAYANA

Kelompok 11

• Gabriel Gunawan (1607531012)

• Ni Wayan Nataliantari (1607531037)


FAKULTAS EKONOMI DAN BISNIS
AKUNTANSI SEKTOR PUBLIK
UNIVERSITAS UDAYANA

Teori Audit Sektor Publik


audit sektor publik adalah pemeriksaan terhadap pemerintah yang dilakukan untuk mengetahui
pertanggungjawaban (akuntabilitas) atas pengelolaan dana masyarakat (public money) yang bertujuan untuk membandingkan
hasil pencapaian program, fungsi atau kegiatan sesuai dengan tujuan yang telah ditetapkan sebelumnya.
Dari definsi tersebut, beberapa bagian perlu mendapatkan perhatian yaitu :
• Proses sistematik – Audit merupakan aktivitas terstruktur yang mengikuti suatu urutan yang logis.
• Objektivitas – Hal ini berkaitan dengan kualitas informasi yang disediakan serta kualitas orang yang melakukan audit.
• Penyediaan dan evaluasi bukti – Hal ini berkaitan dengan pengujian yang mendasari dukungan terhadap asersi ataupun
representasi.
• Asersi tentang kegiatan dan kejadian ekonomi – Hal ini merupakan deskripsi yang luas tentang subyek permasalahn yang
diaudit.
• Derajat hubungan kriteria yang ada – Hal ini berarti suatu audit memberikan kecocokan antara asersi dan kriteria yang ada.
• Mengkomunikasikan hasil – Agar bermanfaat hasil audit perlu dikomunikasikan kepada pihak-pihak yang berkepentingan.
FAKULTAS EKONOMI DAN BISNIS
UNIVERSITAS UDAYANA AKUNTANSI SEKTOR PUBLIK

• KARAKTERISTIK VALUE FOR MONEY AUDIT


Audit kinerja yang meliputi audit ekonomi, efisiensi, dan efektivitas, pada dasarnya merupakan
perluasan dari audit keuangan dalam hal tujuan dan prosedurnya. Pengertian audit dalam audit keuangan
adalah suatu proses yang sistematis untuk memperoleh dan mengevaluasi bukti secara obyektif mengenai
asersi atau tindakan dan kejadian ekonomi, kesesuaiannya dengan criteria/standar yang telah ditetapkan dan
kemudian mengkomunikasikan hasilnya kepada pihak-pihak pengguna laporan tersebut (Malan, 1984).
Audit kinerja memfokuskan pemeriksaan pada tindakan-tindakan dan kejadian-kejadian ekonomi
yang menggambarkan kinerja entitas atau fungsi audit. Definisi audit kinerja adalah suatu proses sistematis
untuk memperoleh dan mengevaluasi bukti secara obyektif, agar dapat melakukan penilaian secara
independen atas ekonomi dan efisiensi operasi, efektivitas dalam pencapaian hasil yang diinginkan, dan
kepatuhan terhadap kebijakan, peraturan dan hokum yang berlaku, menentukan kesesuaian antara kinerja
yang telah dicapai dengan criteria yang telah ditetapkan sebelumnya, serta mengkomunikasikan hasilnya
kepada pihak-pihak pengguna laporan tersebut (Malan,1984).
Perbedaan VFM audit dengan conventional audit adalah dalam hal laporan audit. Audit yang
konvesional , hasil auditnya adalah berupa pendapat (opini) auditor secara independen dan obyektif tentang
kewajaran laporan keuangan sesuai dengan criteria standar yang telah ditetapkan, tanpa pemberian
rekomendasi perbaikan. Sedangkan dalam VFM audit tidak sekedar menyampaikan kesimpulan berdasarkan
tahapan audit yang telah dilaksanakan, akan tetap juga dilengkapi dengan rekomendasi untuk perbaikan di
masa depan.
FAKULTAS EKONOMI DAN BISNIS
UNIVERSITAS UDAYANA AKUNTANSI SEKTOR PUBLIK

Audit ekonomi dan efisiensi


AUDIT EKONOMI DAN EFISIENSI
bertujuan untuk menentukan :

Apakah suatu entitas telah Penyebab terjadinya praktik-praktik


memperoleh, melindungi, dan yang tidak ekonomis atau tidak
menggunakan sumber dayanya efisien, termasuk ketidakmampuan
(seperti karyawan, gedung, ruang, organisasi dalam mengelola system
dan peralatan kantor) secara informasi, prosedur administrasi,
ekonomis dan efisien. dan struktur organisasi.
FAKULTAS EKONOMI DAN BISNIS
UNIVERSITAS UDAYANA AKUNTANSI SEKTOR PUBLIK

3. Menguji system
akuntansi dan
pengendalian intern.

2. Me review system
4. Melaksanakan
akuntansi dan
audit.
pengendalian intern.

Prosedur untuk
melakuakan
1. Perencanaan 5. Menyampaikan
audit.
audit ekonomi laporan.
dan efisiensi
meliputi:
FAKULTAS EKONOMI DAN BISNIS
UNIVERSITAS UDAYANA AKUNTANSI SEKTOR PUBLIK

AUDIT EFEKTIVITAS
Menurut Audit Commission (1986), efektivitas berarti menyediakan jasa-jasa yang benar sehingga
memungkinkan pihak yang berwenang untuk mengimplementasikan kebijakan dan tujuannya.
Prasyarat-prasyarat yang harus dipenuhi dalam audit
Audit efektivitas (audit program) kinerja yaitu :
bertujuan untuk menentukan : 1. Auditor (orang/lembaga yang melakukan
1. Tingkat pencapaian hasil atau audit), auditee (pihak yang diaudit), recipient (pihak yang
manfaat yang diinginkan. menerima hasil audit).
2. Kesesuaian hasil dengan tujuan 2. Hubungan akuntabilitas
yang ditetapkan sebelumnya. antara auditee (subordinate) dan recipient (otoritas yang
3. Apakah entitas yang diaudit telah lebih tinggi).
mempertimbangkan alternative lain 3. Independensi antara auditor dan auditee.
yang memberikan hasil yang sama 4. Pengujian dan evaluasi tertentu atas aktivitas yang
dengan biaya yang paling rendah. menjadi tanggungjawab auditee oleh auditor untuk audit
recipient.
FAKULTAS EKONOMI DAN BISNIS
UNIVERSITAS UDAYANA AKUNTANSI SEKTOR PUBLIK

1. Standar Umum
• Staf yang ditugasi untuk melaksanakan audit harus secara
kolektif memiliki kecakapan professional yang memadai untuk
tugas yang disyaratkan.
• Dalam semua hal yang berkaitan dengan pekerjaan audit,
organisasi/lembaga audit dan auditor, baik pemerintah maupun
Standar-standar yang akuntan public, harus independen (secara organisasi maupun
menjadi pedoman secara pribadi), bebas dari gangguan independensi yang bersifat
dalam audit kinerja pribadi dan yang di luar pribadinya(ekstern), yang dapat
terhadap lembaga mempengaruhi independensinya, serta harus dapat
pemerintah mempertahankan sikap dan penampilan yang independen.
menurut Standar • Dalam pelaksanaan audit dan penyusunan laporannya, auditor
Audit Pemerintah wajib menggunakan kemahiran profesionalnya secara cermat dan
adalah : seksama.
• Setiap organisasi/lembaga yang melaksanakan audit yang
berdasarkan SAP ini harus memiliki system pengendalian
intern yang memadai, dan system pengendalian mutu tersebut
harus di-review oleh pihak lain yang kompeten (pengendalian
mutu ekstern).
FAKULTAS EKONOMI DAN BISNIS
UNIVERSITAS UDAYANA AKUNTANSI SEKTOR PUBLIK

• Perencanaan, Pekerjaan harus direncakanan secara memadai.


• Supervisi, Staf harus diawasi (supervisi) dengan baik.
2.Standar • Kepatuhan terhadap Peraturan Perundang-Undangan, Apabila
hokum, peraturan perundang-undangan, dan persyaratan
Pekerjaan kepatuhan lainnya merupakan hal yang signifikan bagi tujuan audit,
Lapangan Audit auditor harus merancang audit tersebut
• untuk memberiakan keyakinan yang memadai mengenai
Kinerja kepatuhan tersebut.
• Pengendalian Manajemen, Auditor harus benar-benar memahami
pengendalian manajemen yang relevan dengan audit
FAKULTAS EKONOMI DAN BISNIS
UNIVERSITAS UDAYANA AKUNTANSI SEKTOR PUBLIK

3. Standar Pelaporan Audit Kinerja


• a) Bentuk, Auditor harus membuat laporan audit secara tertulis untuk dapat
mengkomunikasikan hasil setiap audit.
• b) Ketepatan Waktu, Auditor harus dengan semestinya menerbitkan laporan untuk
menyediakan infromasi yang dapat digunakan secara tepat waktu oleh manajemen
dan pihak lain yang berkepentingan.
• c) Isi Laporan
• f) Ketidakpatuhan terhadap peraturan perundang-undangan dan penyalahgunaan
wewenang
• g) Pelaporan secara langsung tentang unsur perbuatan melanggar/melawan hokum
• h) Pengendalian manajemen
• i) Tanggapan pejabat yang bertanggungjawab
• j) Hasil/prestasi kerja yang patut dihargai
• k) Hal yang memerlukan penelaahan lebih lanjut
• l) Informasi istimewa dan rahasia
FAKULTAS EKONOMI DAN BISNIS
UNIVERSITAS UDAYANA AKUNTANSI SEKTOR PUBLIK

4. Penyajian Laporan
• Laporan harus lengkap, akurat, obyektif, meyakinkan, serta jelas dan ringkas sepanjang hal ini
dimungkinkan.
5. Distribusi Laporan
• Laporan tertulis diserahkan oleh organisasi/lembaga audit kepada :
• Pejabat yang berwenang dalam organisasi pihak yang diaudit
• Kepada pejabat yang berwenang dalam organisasi pihak yang meminta audit, termasuk organisasi
luar yang memberikan dana, kecuali jika peraturan perundang-undangan melarangnya
• Kepada pejabat lain yang mempunyai tanggungjawab atas pengawasan secara hukum atau pihak
yang bertanggungjawab untuk melakukan tindak lanjut berdasarkan temuan dan rekomendasi audit
• Kepada pihak lain yang diberi wewenang oleh entitas yang diaudit untuk menerima laporan tersebut
FAKULTAS EKONOMI DAN BISNIS
UNIVERSITAS UDAYANA AKUNTANSI SEKTOR PUBLIK

AUDIT KINERJA PEMERINTAH DAERAH DALAM KONTEKS OTONOMI


DAERAH
Terdapat tiga aspek utama yang mendukung terciptanya kepemerintahan
yang baik (good governance) yaitu, pengawasan, pengendalian, dan pemeriksaan.
Pengawasan mengacu pada tindakan atau kegiatan yang dilakukan oleh pihak di luar
eksekutif (yaitu masyarakat dan DPR/DPRD) untuk mengawasi kinerja
pemerintahan. Pengendalian (control) adalah mekanisme yang dilakukan oleh
eksekutif (pemerintah) untuk menjamin dilaksanakannya system dan kebijakan
manajemen sehingga tujuan organisasi tercapai. Pemeriksaan (audit) merupakan
kegiatan yang dilakukan oleh pihak yang memiliki independensi dan memiliki
kompetensi professional untuk memeriksa apakah hasil kinerja pemerintah telah
sesuai dengan standar kinerja yang ditetapkan.
FAKULTAS EKONOMI DAN BISNIS
UNIVERSITAS UDAYANA AKUNTANSI SEKTOR PUBLIK

• PERMASALAHAN AUDIT KINERJA LEMBAGA PEMERINTAHAN DI INDONESIA


Permasalahan otonomi dan desentralisasi yang luas, nyata, dan bertangung jawab kepada daerah kabupaten/
kota akan membawa konsekuensi perubahan pada pola dan sitem pengawasan dan pemeriksaan. Perubahan-perubahan
tersebut juga memberikan dampak pada unit-unit kerja daerah, seperti tuntutan kepada pegawai/ aparatur pemerintah
daerah untuk lebih terbuka, transparan, dan bertangungjawab atas kepusan yang dibuat. Pemberian kepercayaan kepada
auditor dengan memberikan peran yang lebih besar untuk memeriksa lembaga-lembaga pemerintah, telah menjadi
bagian penting dalam proses terciptanya akuntanbilitas public. Bagi auditor, dengan diberinya peran yang lebih besar
tersebut, maka auditor dituntut menjaga dan meningkatkan profesionalisme, kompetensi, dan indenpendensi dan dapat
menghilangkan pratek korupsi, kolusi, nepotisme (KKN) yang ada.
• Reposisi lembaga pemeriksa
Harus disadari bahwa saat ini masih terdapat beberapa kelemahan dalam melakukan audit pemerintahan di
Indonesia. Pertama adalh tidak tersedianya indikator kinerja yang memadai sebagai dasar untuk mengukur kinerja
pemerintah daerah, hal tersebut umum dialami organisasi sektor public adalah berupa pelayanan public yang tidak
mudah diukur. Kedua terkait dengan masalah struktur lembaga pemeriksa pemerintah pusat dan daerah di Indonesia.
Permasalahan yang ada adalah banyaknya lembaga pemeriksa fungsional yang overlapping satu dengan yang lainnya
yang menyebabkan pelaksanaan pengauditan tidak efisien dan tidak efektif.
FAKULTAS EKONOMI DAN BISNIS
UNIVERSITAS UDAYANA AKUNTANSI SEKTOR PUBLIK

SESI DISKUSI
FAKULTAS EKONOMI DAN BISNIS
UNIVERSITAS UDAYANA AKUNTANSI SEKTOR PUBLIK

THANK YOU !

Anda mungkin juga menyukai