Anda di halaman 1dari 17

PERILAKU KEKERASAN

/AMUK

ALFAT NENDAR
DINA SARASWATI
NIRWANTI
NUGRAHA INDRA G
SINTIA GAYATRI

KELOMPOK 7
PENGERTIAN

• Kemarahan adalah suatu perasaan atau emosi


yang timbul sebagai reaksi terhadap kecemasan
yang meningkat dan di rasakan sebagai
ancaman . marah juga merupakan reaksi atau
ungkapan terhadap keadaan yang tidak
menyenangkan seperti kecewa,tidak puas ,tidak
tercapai keinginan.
RENTAN RESPON MARAH

Adaftif Maladaktif

Asertif frutasi pasif Agresif kekerasan

Asertif : mengemukakan pendapat/ ekspresi tidak


senang/ tidak setuju tanpa menyakiti lawan bicara.
Hal ini menimbulkan ketegangan
Frustasi : respon akibat gagal mencapai tujuan,
kepuasan atau rasa aman. Individu tdk dpat
menunda semnetara atau menemukan artenatif
lain.
• Pasif : prilaku yang ditandai dengan perasaan tidak
mampu untuk menggungkapkan perasannya
sebagai usaha mempertahankan hak-haknya.
Merasa kurang mampu, HDR, pendiam, malu, sulit
diajak bicara
• Agresif : suatu prilaku yang menyertai marah
merupakan dorongan mental untuk bertindak dan
masih terkontrol.
• Kekerasan : rasa marah dan bermusuhan yang kuat
disertai kehilangan kontrol diri sehingga dapat
merusak diri dan lingkungan.
PENGERTIAN MARAH

Kehilangan harga diri karena tidak dapat memenuhi


kebutuhan sehingga individu tidak beradi bertindak,
cepat tersinggung dan lekas marah.
RESPON MARAH DAPAT
DIUNGKAPKAN DENGAN CARA :
1. Menggungkapkan secara verbal/ langsung
2. Menekan kemarahan atau pura-pura tidak marah
3. Menentang atau melarikan diri.
TANDA & GEJALA

1. Muka merah dan tegang


2. Mata melotot atau pandangan tajam
3. Tangan mengepal
4. Rahang mengantup
5. Fisiologi : TD meningkat, RR meningkat, nafas
dangkal
6. Emosi : jengkel, labil, tidak sabar
7. Intelektual : bawel, berdebat, meremehkan
8. Sosial : menarik diri, sinis, curiga
9. Spiritual : moral bejat.
ASUHAN KEPERAWATAN

1. Pengkajian
a. Faktor predisposisi
1) Biologis : dalam otak sistem limbik berfungsi sebagai
regulator tau pengatur prilaku.
2) Psikologis : menurut lorenz, agresif adalah
pembawaan indifidu sejak lahir sebagi respon
terhadap stimulus yang diterima.
3) Sosio-kultural : norma-norma kultural dapat
digunakan untuk membantu memehami ekspresi
agresif individu.
b. Stressor Prepitasi
1) Ancaman terhadap fisik: pemukulan ,penyakit,fisik
2) Ancaman terhadap konsep diri: frustasi,harga diri rendah
3) Ancaman eksternal: serangan fisik ,kehilangan orang
atau benda berartui.
4) Ancaman insternal: kegagalan ,kehilangan perhatian
DIAGNOSA KEPERAWATAN

Risioko terjadi isolasi Risioko perilaku kekerasan : amuk


sosial:menarik diri

Gangguan konsep diri : HDR

Tidak mampu mengeksperesikan

Ketidak tahuan cara mengekspresikan


marah
DIAGNOSIS KEPERAWATAN

• 1. Risiko perilaku kekerasan : Amuk


• 2. Mekanisme koping tidak efektif
• 3. Keetidakmampuan mengekpresikan kemarahan.
• 4. Gangguan konsep diri : Harga diri rendah.
IDENTIFIKASI TUJUAN

• Diagnosis : Mekanisme koping tidak efektif


• TUM : Klien mampu mengekpresikan rasa marahnyan secara
efektif.
• TUK :
• 1. Klien menyadari dirinya sedang marah.
• 2. Klien mengetahui penyebab marah.
• 3. klien mengetahui tanda dan gejala marah.
• 4. klien mengetahui respons marahnya.
• 5. Klien dapat mengidentifikasi keuntungan atau kerugian
marahnya.
• 6. Klien dapat mengidentifikasi cara marah yang konstruktif.
• 7. Klien dapat melakukan cara mengekspresikan marah yang
konstruktif.
PERENCANAAN

Rencna yang dapat digunakan untuk mengatasi


diagnosa keperawatan di atas
a. Kesadaran diri perawat dan klien sangat penting
karena akan mempengaruhi intervensi dan
interaksi klien dan perawat.
b. Merumuskan batasan marah bersama klien untuk
mengenalkan pada klien arti dan makna marah
sehingga klien dapat mengukur dirinya
c. Pengadilan terhadap kekerasan dengan
melibatkan sekitar dan terapi psikofarmaka

d. Latihan arsepti dengan cara menurunkan emnergi


dan emosi kemarahan dengan cara yang biasa di
lakukan klien setelah itu di lakukan komunikasi secara
arsepti untuk menyelesaikan permasalan.sss
IMPLEMENTASI

a. Kesadaran diri perawat


kesadaran tentang perasaan diri dan
responnya terhadap marah,mengetahui tentang
marah
b. Merumuskan bataasan marah
menerapkan alternatip cara mengungkapkan
marah dan dengan marah dapat di ungkapkan
harapan dengan cara yang positif .
C. pengendalian terhadap kekerasan
Pada kondisi ini perawat perlu mengembangkan
pengatahuan tingkah laku yang tidak terkontrol,lakukan
secara empati , obserpasi ,secara cermat terhadap
tingkah laku klien dengan rangka anstipasi marah.
d. Latihan arsepti
Prinsip : prinsip komunikasi lansung dengan orang lain
 katakan tidak untuk hal yang tidak beralasan atau
tidak logis
Mampu mengungkapakan keluhan
• Terima kasih

Anda mungkin juga menyukai