Anda di halaman 1dari 23

KEBIJAKAN NASIONAL

MENGENAI GURU DI INDONESIA

Kelompok 4
1. Winda Ardyani (16310005)
2. Kusuma Damar Jati P. (16310009)
3. Ranti Ayuningsih (16310027)
4. Elsa Era Narwastu (16310033)
ISI PENTING UU
GURU DAN DOSEN
UU GURU DAN DOSEN

Undang – undang yang mengatur tentang guru dan dosen ini diantaranya
adalah :
1. UU No.2 Thn 1989 - Sistem Pendidikan Nasional
Dalam Undang-undang Republik Indonesia No. 20 Tahun 2003
tentang Sistem Pendidikan Nasional pengaturan tentang guru
2. UU 14 tahun 2005 tentang Guru dan Dosen
3. Peraturan Presiden No. 37 Tahun 2009 tentang Dosen
4. Peraturan pemerintah republik Indonesia Nomor 41 tahun 2009 Tentang
Tunjangan profesi guru dan dosen, tunjangan khusus guru Dan dosen,
serta tunjangan kehormatan professor.
Secara keseluruhan Undang Undang no 14 tahun 2005 ini dapat
disimpulkan bahwa UU Guru dan Dosen terdiri dari 84 pasal. Secara
garis besar, isi dari UU ini dapat dibagi dalam beberapa bagian :

1.Pasal - pasal yang membahas tentang penjelasan umum (7 pasal)


yang terdiri dari:
a. Ketentuan Umum
b. Kedudukan, Fungsi, dan Tujuan, dan
c. Prinsip Profesionalitas.
2. Pasal - pasal yang membahas tentang guru (37 pasal) yang terdiri
dari
a. Kualifikasi, Kompetensi, dan Sertifikasi
b. Hak dan Kewajiban
c. Wajib Kerja dan Ikatan Dinas,
d. Pengangkatan, Penempatan, Pemindahan, dan Pemberhentian,
e. Pembinaan dan Pengembangan,
f. Penghargaan,
g. Perlindungan,
h. Cuti
i. Organisasi Profesi.
3. Pasal-pasal yang membahas tentang dosen (32 pasal) yang terdiri dari:
a. Kualifikasi, Kompetensi, Sertifikasi, dan Jabatan Akademik,
b. Hak dan Kewajiban Dosen,
c. Wajib Kerja dan Ikatan Dinas,
d. Pengangkatan, Penempatan, Pemindahan, dan Pemberhentian,
e. Pembinaan dan Pengembangan,
f. Penghargaan,
g. Perlindungan, dan
h. Cuti.
4. Pasal-pasal yang membahas tentang sanksi (3 pasal).
5. Bagian akhir yang terdiri dari Ketentuan Peralihan dan Ketentuan Penutup (5 Pasal).
PERATURAN PEMERINTAHAN ATAU PP NOMER 19 TAHUN 2017
TENTANG PERUBAHAN PP 74 TAHUN 2008 TENTANG GURU

Beban Kerja Guru PNS

Beban Kerja dan Tugas Pokok dan Fungsi Kepala Sekolah

Tunjangan Profesi

Dihapuskannya Tunjangan Profesi Pengawas Sekolah


A. BEBAN KERJA GURU PNS

pasal 52
1. Beban kerja guru mencakup kegiatan pokok :
a. Merencanakan pembelajaran atau pembimbingan
b. Melaksanakan pembelajaran atau pembimbingan
c. Menilai hasil pembelajaran atau pembimbingan
d. Membimbing dan melatih peserta didik
e. Melaksanakan tugas tambahan yang melekat pada
pelaksanaan kegiatan pokok sesuai
dengan beban kerja guru
2. Beban kerja guru sebagaimana dimaksud pada ayat
(1) huruf b paling sedikit memenuhi 24 (dua puluh
empat) jam tatap muka dan paling banyak 40 (empat
puluh) jam tatap muka dalam 1 (satu) minggu.
B. BEBAN KERJA DAN TUGAS POKOK DAN FUNGSI KEPALA
SEKOLAH

pasal 54
1. Beban kerja kepala satuan pendidikan sepenuhnya untuk
melaksanakan tugas manajerial, pengembangan kewirausahaan,
dan supervisi kepada GURU dan tenaga kependidikan

2. Dalam keadaan tertentu selain melaksankan tugas sebagimana


dimaksud pada ayat (1) kepala satuan pendidikan dapat
melaksanakan tugas pembelajaran atau pembimbingan untuk
mememnuhi kebutuhan guru pada satuan pendidikan
3. Beban kerja pengawas satuan pendidikan, pengawas mata
pelajaran, atau pengawas kelompok mata pelajaran dalam
melakukan tugas pengawasan, pembimbingan dan pelatihan
profesional guru ekuivalen dengan paling sedikit 24 (dua
puluh empat) jam pembelajaran tatap muka dalam 1 (satu)
minggu

4. Ketentuan lebih lanjut mengenai beban kerja kepala satuan


pendidikan dan beban kerja pengawas yang ekuivalen
sebagaimana dimaksud pada ayat (2) dan ayat (3) diatur
dengan Peratuan Menteri
C. TUNJANGAN PROFESI

pasal 15
1. Tunjangan Profesi diberikan kepada :
a. Guru
b. Guru yang diberi tugas sebagai kepala
satuan pendidik
c. Guru yang mendapat tugas
tambahan
D. DIHAPUSKANNYA TUNJANGAN
PROFESI PENGAWAS SEKOLAH

pasal 15
3. Dalam hal Guru diangkat sebagai pengawas satuan pendidikan, akan
diberikan tunjangan profesi pengawas satuan pendidikan dan tidak
diberikan tunjangan profesi

pasal 67 A
Pada saat Peratuaran Pemerintah ini mulai berlaku, Guru yang
diangkat sebagai pengawas satuan pendidikan tetap diberikan Tunjangan
Profesi sampai dengan ditetapkan tunjungan profesi pengawas satuan
pendidikan paling lama 2 (dua) tahun sejak Peraturan Pemerintah ini
diundangkan
SERTIFIKASI GURU

Sertifikasi guru adalah proses pemberian sertifikat pendidik


kepada guru. Sertifikat pendidik diberikan kepada guru yang telah
memenuhi standar profesional guru. Guru profesional merupakan
syarat mutlak untuk menciptakan sistem dan praktik pendidikan
yang bermutu.
Sertifikasi guru meliputi:
1. Menentukan kelayakan guru dalam melaksaknakan tugas sebagai
agen pembelajaran dan mewujudkan tujuan pendidikan nasional
2. Meningkatkan proses dan mutu hasil pendidikan
3. Meningkatkan martabat guru
4. Meningkatkan profesionalitas guru
MANFAAT SERTIFIKASI
GURU

1. Melindungi profesi guru dari praktik-praktik yang tidak


kompeten, yang dapat merusak citra profesi guru

2. Melindungi masyarakat dari praktik-praktik pendidikan


yang tidak bermutu dan tidak profesional

3. Meningkatkan kesejahteraan guru


PELAKSANAAN SERTIFIKASI
GURU

1. Melalui penilaian fortofolio guru


Permendiknas Nomor 18 tahun 2007 menyatakan bahwa
sertifikasi bagi guru dalam jabatan dilaksanakan melalui uji
kompetensi untuk memperoleh sertifikat pendidik. Uji
kompetensi tersebut dilakukan dalam bentuk penilaian portofolio,
yang merupakan pengakuan atas pengalaman profesional guru
dalam bentuk penilaian terhadap kumpulan dokumen yang
mencerminkan kompetensi guru.
2. Melalui jalur pendidikan
Pelaksanan sertifikasi melalui jalur pendidikan ini adalah LPTK
yang ditunjuk sesuai keputusan Mendiknas No.122/P/2007.
Sertifikasi guru melalui jalur pendidikan diselenggarakan
selama-lamanya 2 (dua) semester dan diakhiri dengan asesment.
Hasil asesment digunakan untuk menetukan kelayakan peserta
mengikuti uji kompetensi yang diselenggarakan oleh LPTK
penyelenggara. Uji kompetensi terdiri atas uji tulis dan uji
kinerja.
PENDIDIKAN PROFESI GURU
(PPG)

Pendidikan Profesi Guru (PPG) adalah pendidikan tinggi


setelah program pendidikan sarjana yang mempersiapkan peserta
didik untuk memiliki pekerjaan dengan persyaratan keahlian
khusus dalam menjadi guru. Pendidikan profesi guru harus
ditempuh selama 1-2 tahun setelah seorang calon lulus dari
program sarjana kependidikan maupun non sarjana kependidikan.
PPG (Program Pendidikan Profesi Guru) merupakan program
pengganti akta IV yang tidak berlaku muali tahun 2005
GELAR

Lulusan pendidikan profesi akan mendapatkan gelar.


Menurut Mohammad Nuh (Menteri Pendidikan dan
Kebudayaan), pendidikan profesi akan melegitimasi profesi
guru. Pendidikan profesi juga akan menambah gelar Gr di
belakang nama guru tersebut. karena menurut undang-
undang, guru adalah profesi, sama seperti dokter.
TUJUAN

PPG (Program Pendidikan Profesi Guru) diharapkan


kompetensi dan profesionalisme guru benar-benar lebih
terjamin dengan menjalani masa pendidikan selama 2
semester atau 1 tahun. PPG (Program Pendidikan Profesi
Guru) berlaku bagi yang ingin menjadi guru baik sarjana
dari fakultas pendidikan, maupun non pendidikan.
KEUNGGULAN

Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan (Kemendikbud)


akhirnya melegalkan sarjana non kependidikan untuk menjadi
guru profesional. Ke depan sarjana lulusan di luar FKIP (fakultas
keguruan dan ilmu pendidikan) itu bersaing dengan sarjana yang
empat tahun mengenyam kuliah kependidikan. Kebijakan
membuka akses bagi sarjana non kependidikan untuk menjadi
guru ini tertuang dalam Permendikbud 87/2013 tentang
Pendidikan Profesi Guru Prajabatan (PPG). Sarjana dari fakultas
non FKIP itu bebas mengajar mulai dari jenjang TK, SD, SMP,
hingga SMA/sederajat.
SARJANA NON KEPENDIDIKAN

Sarjana non kependidikan juga diwajibkan mengikuti saringan masuk PPG


selayaknya sarjana kependidikan. Meskipun aksesnya dibuka setara dengan
lulusan FKIP, sarjana non kependidikan wajib mengikuti dan lulus program
matrikulasi dulu sebelum menjalani PPG. Sedangkan untuk sarjana FKIP yang
linier atau sesuai dengan matapelajaran yang bakal diampu, tidak perlu
mengikuti program matrikulasi itu. Khusus untuk sarjana yang bakal mengajar
di jenjang SMP dan SMA/sederajat, tidak ada perlakukan berbeda bagi lulusan
kependidikan maupun non kependidikan ketika mengikuti PPG. Mereka
diwajibkan untuk mengikuti PPG dengan bobot atau beban belajar sebanyak
36 hingga 40 SKS. Menurut Sulistiyo sebagai Ketua Umum Pengurus Besar
Persatuan Guru Republik Indonesia (PGRI), Kemendikbud harus bisa
menanggung risiko jika membuka akses luas kepada sarjana non kependidikan
untuk menjadi guru profesional. Guru adalah profesi khusus, sehingga
pendidikannya juga khusus dalam waktu yang cukup.
TERIMA KASIH

Anda mungkin juga menyukai