Anda di halaman 1dari 52

PSORIASIS

0leh :

Debbi Felia K (06931018)


Rahmi Aqilah (06931019)
Selly Tiara Putri (06931020)
Lia Gusniwinarni (06931021)
Dwi Novayanti (06931022)
…DEFINISI
• Nama Psoriasis berasal dari bahasa Yunani yakni
Psora yang artinya gatal

• Psoriasis adalah penyakit kulit kronik residif


dengan lesi yang khas berupa bercak-bercak
eritema berbatas tegas, ditutupi oleh skuama
yang tebal berlapis-lapis berwarna putih
mengkilap serta transparan, disertai fenomen
tetesan lilin, Auspitz dan Kobner.
• Siklus pergantian lapisan kulit normal biasa
terjadi setiap 28 hari atau sebulan sekali. Namun
pada psoriasis, proses pergantian kulit dipercepat
antara 3-4 hari sekali.
• Dianggap sebagai suatu penyakit gangguan
kekebalan tubuh, yang dipengaruhi terutama oleh
sel T (salah satu jenis sel darah putih)
• Tempat yang paling umum terkena adalah kulit
kepala, siku dan lutut.
EPIDEMIOLOGI

• Psoriasis umunya terjadi diseluruh dunia,


lebih dari 3% terjadi pada populasi di
Amerika. Kira-kira 25% pasien dengan
kondisi yang sangat berat

• Penyakit ini terjadi pada semua jenis ras


tapi kebanyakan terjadi pada ras
kaukasian
• Insiden pada pria agak lebih banyak dari
pada wanita, psoriasis dapat terjadi pada
semua usia, tetapi umumnya pada orang
dewasa muda.
• Dua kelompok usia yang terbanyak adalah
pada usia antara 20 – 30 tahun dan yang
lebih sedikit pada usia antara 50 – 60 tahun.
• Psoriasis lebih banyak dijumpai pada daerah
dingin dan lebih banyak terjadi pada musim
hujan.
ETIOLOGI
• Utama : hiperplasia sel epidermis
Faktor-faktor:
• Trauma
• Infeksi
• Stres
• Alkohol
• Faktor endokrin
• Obat-obatan : diinduksi oleh obat-obatan
seperti beta bloker, litium, anti depresan,
antimalaria, dan penghentian mendadak
kortikosteroid sistemik
• Sinar matahari
FATOFISIOLOGI
• Baru-baru ini pengobatan di tujukan langsung pada
mekanisme sistem imun. Ditujukan pada aktifasi sel T
yang ditunjukkan oleh respon obat yang menghambat
aktifasi, migrasi atau sekresi sitokin pada psoriasis.

• Inflamasi kutan pengobatan membutuhkan 2 sinyal sel T


yang berinteraksi dengan sel-sel dengan permukaan
protein dan dengan APC (antigent presenting cell seperti
sel dendrit atau makrofag
• Sinyal pertama akan berinteraksi antara sel T dengan APC, sinyal kedua yang
disebut konstimulasi akan mengobati melalui interaksi permukaan.

• Sekali sel T teraktifasi, maka ia akan berpindah dari limfa nodus ke sirkulasi
masuk kedalam kulit dalam psoriasis. Permukaan spesifik sel protein dalam sel T
dan endotelium vakular termasuk selektins, integrins, dan adhesi molekul
merupakan mediasi pergerakannya.

• Interaksi sel terbesar yang diketahui berhubungan dengan LFA-1 dalam sel T dan
adhesi interseluler molekul-1 dalam sel endotelia. Sekali masuk dalam kulit,
aktifasi sel T menghasilan sitokin yang menginduksi perubahan patologis dari
psoriasis

• Hasil dari patogenik sel T dan aktivasi, proliferasi sel epidermal psoriatic,
kecepatannya tujuh kali lebih cepat dari sel epidermal normal. Populasi sel
germinatif meningkat di kulit yang terkena psoriasis dan siklus sel epidermal
terjadi selama 37,5 jam (300 jam versus pada kulit normal).
Manifestasi klinik
• UMUMNYA
Psoriasis adalah suatu nonmalignant, hyperproliferative
epidermal yang tidak teratur mengakibatkan kulit
menjadi dewasa sebelum waktunya.

• GEJALA
Relatif asymptomatic; pruritus (keluhan pada pasien
sekitar 25 %), psoriasis tersebar luas yang melibatkan
symptomatology, infeksi kulit,
• TANDA
Umumnya, lesi psoriatic mempunyai karakterisasi yang
sangat jelas, erythema papula dan plak yang sering terjadi
dengan warna silver-putih.

Lesi ini biasanya di awali dengan papula kecil yang lama2


menjadi besar dan bersatu menjadi plak, kadang2 menjadi
serpigious atau bentuk yang geografik.

Perubahan lesi psoriatic nampaknya tergantung dari letak


anatominya dan jenis dari psoriasis. Kebanyakan tipe
psoriasis yang terjadi adalah psoriasis vulgaris.
Mekanisme
• Didahului dengan semacam luka memar atau
benturan di salah satu bagian kulit tubuh, setelah
kejadian itu, bagian yang kena trauma itu tidak
kunjung sembuh. Bahkan sebaliknya makin
memburuk dan mulai menyebar. Kemudian ada lagi
luka memar di bagian kulit lain. Luka luka itu bisa
tetap kecil dan menghilang atau sebaliknya
melebar dan meluas. Setelah berjalan beberapa
lama biasanya penyakit ini meluas.
• Merupakan penyakit gangguan kekebalan tubuh,
yang dipengaruhi terutama oleh sel T. Sel T yang
teraktivasi akan berinteraksi dengan sel kulit
(terutama keratinosit) dan mengakibatkan
pembentukan kulit yang tebal dan bersisik.

• Psoriasis ditandai dengan kehadiran plak


kemerahan di permukaan kulit atau kulit kepala.
Plak kemerahan ini merupakan respon dari
hiperproliferasi epidermal dan inflamasi dermal
Psoriasis Pada Kulit
PATOGENESIS
• Belum diketahui scr pasti, bbrp penulis percaya bahwa penyakit
ini merupakan autoimun murni dan sel T mediated. Beberapa
penemuan mendukung autoimun ini seperti MHC antigen,
akumulasi sel T terutama memori, serta adanya lapisan anti
korneum dan anti keratinosit antibodi nukleus.2,6,8,13.

• Beragam data yang diperoleh akhir-akhir ini pada penyelidikan


psoriasis menekankan bahwa terdapat aktivitas infiltrasi sel-sel
CD4 pada lesi-lesi kulit. 2,6 Lesi psoriasis lama umumnya
penuh dengan sebukan limfosit T pada dermis yang terutama
terdiri atas limfosit T CD4 dengan sedikit sebukan limfositik
dalam epidermis. 2,6,13
• Pada psoriasis terdapat sekitar 17 sitokin yang produksinya bertambah.
Sel langerhans juga berperan pada imunopatogenesis. Terjadinya
proliferasi epidermis diawali dengan adanya pergerakan antigen, baik
eksogen maupun endogen oleh sel Langerhans.2,13 Beberapa sitokin dan
reseptornya memperlihatkan peningkatan level pada epidermis
psoriasis.6,13
Perubahan-perubahan biokimia yang
ditemukan pada psoriasis
• Konsentrasi lipid yang tinggi dan peningkatan level
enzim protein nuklear pada glikolitik pathway yang
menyebabkan turn over sel meningkat. Perhatian
yang sungguh-sungguh difokuskan pada level siklik
nukleotida terutama AMP siklik (cAMP) yang
mengontrol epidermopoesis.
• Juga dilaporkan terjadinya kenaikan yang menyolok
dari level siklik GMP (cGMP) dalam epidermis.
Walaupun demikian peningkatan cGMP yang
menyebabkan peningkatan kecepatan proliferasi
seluler tidak diketahui hingga saat ini. cAMP
epidermis sangat menurun selanjutnya asam
arakidonik meningkat dalam epidermis.5,6
DIAGNOSIS
• Pemeriksaan Kulit
 pasien Psoriasis Vulgaris mengeluh adanya bercak
kemerahan yang menonjol pada kulit dengan pinggiran
merah, tertutup dengan sisik keperakan, dengan ukuran
yang bervariasi, makin melebar, bisa pecah dan
menimbulkan nyeri, jarang menyebabkan gatal.
 Pada psoriasis terdapat fenomena tetesan lilin, Auspitz
dan Kobner (isomorfik.
Fenomena tetesan lilin ialah skuama yang berubah
warnanya menjadi putih pada goresan, seperti lilin yang
digores disebabkan oleh berubahnya indeks bias. Cara
menggores dapat menggunakan pingir gelas alas. Pada
fenomena Auspitz tampak serum atau darah berbintik-
bintik yang disebakan oleh papilomatosis.
Cara megerjakannya : skuama yang berlapis-lapis itu
dikerok, bisa dengan pinggir gelas alas. Setelah
skuamanya habis, maka pengerokan harus dilakukan
perlahan-lahan, jika terlalu dalam tidak akan
tampak perdarahan yang berbintik-bintik
melainkan perdarahan yang merata. Fenomena
Kobner dapat terjadi 7-14 hari setelah trauma
pada kulit penderita psoriasis, misalnya garukan
dapat menyebabkan kelainan yang sama dengan
kelainan psoriasis.

• Laboratorium
Dengan biopsy pada kulit yang mengalami lesi.
Diagnosa Banding
a. Dermatofitosis (Tinea dan Onikomikosis)
Pada stadium penyembuhan psoriasis telah dijelaskan
bahwa eritema dapat terjadi hanya di pinggir, hingga
menyerupai dermatofitosis. Perbedaannya adalah skuama
umumnya pada perifer lesi dengan gambaran khas adanya
central healing, keluhan pada dermatofitosis gatal sekali
dan pada sediaan langsung ditemukan jamur.
b. Sifilis Psoriasiformis
Sifilis pada stadium II dapat menyerupai psoriasis dan
disebut sifilis psoriasiformis.1,2 Perbedaannya adalah
skuama berwarna coklat tembaga dan sering disertai
demam pada malam hari (dolores nocturnal), STS positif
(tes serologik untuk sifilis), terdapat senggama tersangka
(coitus suspectus), dan pembesaran kelenjar getah bening
menyeluruh serta alopesia areata
c. Dermatitis Seboroik
Predileksi Dermatitis Seboroik pada alis, lipatan
nasolabial, telinga sternum dan fleksura. Sedangkan
Psoriasis pada permukaan ekstensor terutama lutut dan
siku serta kepala. Skuama pada psoriasis kering, putih,
mengkilap, sedangkan pada Dermatitis Seboroik skuama
berminyak, tidak bercahaya. Psoriasis tidak lazim pada
wajah dan jika skuama diangkat tampak basah bintik
perdarahan dari kapiler (Auspitz sign), dimana tanda ini
tidak ditemukan pada dermatitis seboroik
d. Pitiriasis Rosea
Pada pitiriasis Rosea, lokasi erupsi pada lengan atas, badan
dan paha, bentuk oval, distribusi memanjang mengikuti
garis tubuh (pohon cemara), skuama sedikit tidak berlapis-
lapis dan didahului oleh herald patch.
e. Mikosis Fungoides
Pada Mikosis Fungoides gambaran plak identik
dengan psoriasis dan hanya bisa dibedakan dengan
biopsi. Plak pada miksosis fungoides pada
umumnya asimetris dan tebalnya bervariasi
dengan sedikit atau tidak ada skuama.
f. Dermatitis Atopi
Distribusi biasanya tidak ada pada permukaan
ekstensor siku dan lutut, biasanya disertai
eksudasi dengan skuama keabu-abuan disertai
gatal berat.
Tujuan Pengobatan

mengurangi keparahan (derajat


kemerahan, tebal dan sisik) dan luas
kelainan kulit sedemikian rupa
sehingga penyakit tidak lagi
mengganggu pekerjaan, kehidupan
pribadi dan sosial, dan
kesejahteraan penderita.
Pengobatan psoriasis
• Therapy topikal:
- Keratolytics
- Aspal cair
- Corticosteroids
- Anthralin
- Analog Vitamin D( calcipotriene dan calcitriol)
- Tazarotene
- Immunomodulators ( tacrolimus dan pimecrolimus)

• Therapy Systemic:
- Acitretin
- Cyclosporine
- Tacrolimus
- Methotrexate
- Mycophenolate Mofetil
- Sulfasalazine
- 6-Thioguanine
- Hydroxyurea
Cont………
• Therapy biologi
- Infliximab
- Etanercept
- Alefacept
- Efalizumab
• Photochemotherapy:
PUVA
Strategi Pengobatan
• Langkah pertama adalah pengobatan
luar (topical).

– dapat dilakukan untuk penderita psoriasis


ringan dengan luas kelainan kulit kurang
dari 5 persen. Obat yang bisa digunakan
antara lain kortikosteroid, calcipotriol,
antralim, retinoid topical (tazaroten),
keratolitik.
KERATOLITIK
• dapat menghilangkan sisik, kulit menjadi halus dan menurunkan
hiperkerarosis.
• Pengguanaan asam salisilat secara luas dapat menyebabkan nausea,
muntah, tinnitus, dan hiperventilasi.
• Keracunan salisilat pada anak kecil lebih potensial dibandingkan
dengan orang tua karena mereka mempunyai resiko asidosis metabolic
yang lebih besar.
• Efek keratolitik asam salisilat dapat meningkatkan penetrasi dan
meningkatkan efek obat agen topical seperti kortikosteroid.
• Asam salisilat dalam bentuk gel dan lotion, digunakan 2 – 3 kali
sehari dengan konsentrasi 2 – 20 %.
KORTIKOSTEROID
• Secara topical berpotensi sebagai vasokonstriksi yang
dapat diklasifikasikan dalam 7 kelas Stoughton-Cornell.

• Kelas I adalah steroid yang memiliki potensi tinggi,


seperti clobetasol propionate 0,05 %, halobetasol
propionate dan betametason dipropionat.

• Steroid kelas VII memiliki potensi rendah ( seperti


hidrokortison 1 % ), efek antiinflamasi yang lemah dan
aman dalam penggunaannya.
VITAMIN D ANALOG
• Vitamin D penting pada metabolism kalsium sisremik dan seluler,
menginhibisi keratinocyte diferentiasi dan proliferasi, pengobatan
penyakit kulir hiperkeratotik.

• Memberikan efek anti inflamasi yang menyebabkan perubahan


terhadap sitokin Th2 dengan menurunkan IL-8 dan meningkatkan
IL_10. Ini menyebabkan inhibisi factor nuclear- kB protein dalam
limpha, memudahkan pembentukan transkripsi IL-2.

• Calcitriol untuk penyakit psoriasis plaque sedang dengan konsentrasi


0,03 %.
• Tacalcitol adalah hormon aktif secara biologis dengan vitamin D.
Mengobati penyakit psoriasis plaque kronik. Salep tacalcitol dipakai 1
kali sehari selama 6 bulan pertama untuk menurunkan nilai PASI
sampai 67% dan 13,3 – 8,8 % dari tubuh.
TAZAROTENE
• Adalah retinoid sistemik, yang memiliki metabolit aktif
dengan hydrolyzed yaitu asam tazatenik. Dalam gel 0,1 %
sekali sehari untuk mengobati keras kulit dan psoriasi
plaque selama 12 minggu.

• Tersedia dalam bentuk gel, dan krim dengan konsentrasi


0,05 % dan 0,1 %.2,7,15 Bila dikombinasikan dengan
steroid topikal potensi sedang dan kuat akan mempercepat
penyembuhan dan mengurangi iritasi.

• Efek sampingnya ialah iritasi berupa gatal, rasa terbakar,


dan eritema pada 30 % kasus, juga bersifat fotosensitif.
ANTHRALIN
• Untuk Mengobati tipe plaque kronik dan psoriasis telinga yang
responnya lebih baik dari variasi antralin.

• Antralin topical, dengan sinar UV, mempunyai efek yang


panjang pada psoriasis. Antralin mempunyai aktivitas
antiproliferatif keratinocyter manusia, inhibisi sintesis DNA
dengan interkalasi antara rantai DNA. Ini menimbulkan nuclear
factor-kB (NF_kB) pada murine keratinocytes.

• Terapi antralin dimulai dengan konsentrasi rendah (0,1 – 0,25 %)


dan dilanjutkan dengan konsentrasi tinggi ( 0,5 – 1 % ).

• Konsentrasi yang digunakan biasanya 02-0,8 persen dalam pasta,


salep, atau krim. 1,2 Lama pemakaian hanya ¼ – ½ jam sehari
sekali untuk mencegah iritasi penyembuhan dalam 3 minggu.
IMMUNOMODULATOR
• Pimecrolimus dan tacrolimus merupakan inhibitor
calcineurin dengan mendesak efek
immunomodulat local menjadi hiperproliferasi
normal pada epidermis. Pada agen topical,
tacrolimus dan pimecrolimus menyetujui
pengobatan atopic dermatitis.
• Langkah kedua fotokemoterapi seperti kombinasi antara
obat dan disinar ultraviolet (PUVA). Sangat efektif utk
Psoriasis sedang & berat. Proteksi: mata, muka tanpa
psoriasis, payudara, alat kelamin, dan tahi lalat. Jangan
diberikan kepada penderita yang sensitif thd sinar dan
kanker kulit. Remisinya panjang dan perlu dosis
pemeliharaan
• UV-A dikombinasi dengan METHOXSALEN oral
(PUVA)
• Systemic PUVA terdiri dari Methoxsalen oral (8-
Methoxypsoralen) dengan dosis 0,6 sampai 0,8 mg/kg
dan variabel dose dari UV A..
• Terapi ini hanya tersedia di tempat-tempat tertentu,
karena PUVA memerlukan perlengkapan cahaya khusus.
• Sinar Ultraviolet tipe A (UVA) bukan cara yang baik
untuk menghilangkan psoriasis. Sebab jika terlalu
berlebihan cara pakainya bisa menyebabkan efek
samping muskil. Kalau juga mau menggunakan harus
dilakukan dibawah pengawasan dokter atau di rumah
sakit.
• Langkah ketiga adalah pengobatan sistemik, Obat tersebut
akan diserap dan masuk ke dalam aliran darah kemudian
tersebar ke seluruh tubuh.

– Pengobatan sistemik diperlukan untuk tingkat penyakit sedang,


berat, & bandel. Pengobatan jangka panjang harus hati-hati
(banyak efek samping sistemik) dan jangan diberikan kepada
wanita hamil dan menyusui.

– Pengobatan tunggal, kombinasi atau rotasi seperti Asitretin,


MTX, siklosporin.
ACITRETIN
• Acitretin digunakan untuk psoriasis hebat, menambahkan
eritodermik dan tipe pustular rata, tapi berguna untuk
psoriasis plaque.
• waktu paruh lebih panjang dari etretinate
• Kombinasi dengan PUVA = efek yang tinggi dan kliren
yang cepat dan lengkap.
• Penggunaan dengan alcohol dapat menyebabkan waktu
paruhnya menjadi lama.
• Dosis acitretin 25 – 50 mg sekali sehari. dosis 50 mg/hari
untuk psoriasis plaque.
CYCLOSPORIN
• Efektifitas dari agen immunosuppressive adalah
menginhibisi fase pertama kativitas sel T, cyclosporine
digunakan untuk both-cutaneous dan atritik pada psoriasis
hebat.

• Inhibisi ini membebaskan mediator sel mast, basopil dan


sel polimorphonuclear.

• Efek samping cyclosporine adalah hipertensi,


hipomagnesemia, hiperkalemia, penurunan fungsi ginjal.
Dosis cyclosporine adalah 2,5 – 5 mg/kg /hari.
TACROLIMUS
• Agen imunosupresan makrolide untuk pencegahan
penolakan tranpalntasi organ dan penggunaan untuk
psoriasis recalcitrant hebat.
• Tacrolimus, dengan cyclosporine→ inhibisi aktivitas sel
T.
• Efek sampingnya adalah diare, nausea, paretesis,
hipertensi, tremor dan insomnia.
• Efek toksisitasnya adalah insufiensi ginjal dan
imunosupresan jarang terjadi.
• Dosis nya adalah 0,05 mg/kg/hari.
METOTREKSAT
• Antimetabolit
• Untuk melunakkan psoriasis keras.
• Sangat benefit untuk psoriasis arthritis dan untuk pasiean yang
mendapatkan refractory pada topikal danterapi ultraviolet.
• Obat ini dapat diberikan dalam bentuk oral, subkutan,
intramuskular.
• Dosis 2,5-5 mg/hari selama 14 hari dengan istirahat yang cukup.
• Dapat dicoba dengan dosis tunggal 25 mg/minggu dan 50 mg
tiap minggu berikutnya.
• Dapat pula diberikan intramuskular 25 mg/minggu, dan 50 mg
pada tiap minggu berikutnya
SULFASALAZIN
• antiinflamatory
• Menginhibisi 5- Lipoxygenase.
• Sebagai obat selektif untuk pengobatan alternative.
Terutama untuk pasien psoriasis arthritis. Jika digunakan
tunggal, maka tidak efektif.
• Obat ini relatif aman.
6-THIOGUANIN
Suatu analog purin yang digunakan sebagai pengobatan
alternative untuk psoriasis ketikan terapi konvensional
nya gagal.

HYDROXYUREA
Menginhibisi sintesa sel pada fase S di DNA siklus.
Digunakan selektif pada pengobatan psoriasis, terutama
untuk pasien dengan gangguan hati yang beresiko
mendapatkan efek samping dari obat-obat lain. Tetapi
obat ini kurang selektif daripada Metotreksat.
KOMBINASI, ROTATIONAL, DAN
RANGKAIAN TERAPI
• Penggunaan monoterapi dalam sistemik memberikan efek
yang kurang optimum. Kombinasi terapi dengan obat atau
terapi lain memberikan efek yang menguntungkan.
Sehingga dosis setiap obat pada kombinasi ini di kurangi
untuk mengurangi efek samping.

Kombinasinya meliputi :
• Acitretin + UVB
• Acitretin + photochemotherapy using ultraviolet A light
• (PUVA)
• Methotrexate + UVB
• PUVA + UVB
• Methotrexate + cyclosporine

Sebagai tambahan terapi kombinasi, biology agent juga


digunakan dalam terapi rotational.
• Terapi biologi
Prinsip kerjanya
1. menghambat pelepasan sitokin, dan migrasi sel langerhans.
2. menetapkan target terhadap sel T, mencegah aktivasi sel T
lebih jauh, dan mengeliminasi patologi sel T.
3. Memblok interaksi yang menyebabkan aktivasi sel T atau
migrasi ke dalam jaringan.
4. Menggantikan keseimbangan tipe sel T
5. Penghambatan proinflamasi dari sitokin seperti pada TNF
(tumor necrosis factor).
COntoh terapi biologi
1. INFLIXIMAB
• Merupakan antibodi monoclonal chimeric yang berhubungan
dengan TNF-α. Pada studi kasus dilaporkan adanya respon yang
bagus yaitu 82% dan 91% pada pengobatan pasien dengan dosis 5
mg/kg atau 10 mg/kg.
2. ETANERCEPT
• Merupakan protein yang mengikat TNF-α.
• Kombinasi dg metotreksat jika tidak merespon pengobatan
metotreksat dlm bentuk tunggal. Diindiksikan untuk pasien dewasa
yang mengalami plak psoriasis kronik.
• Dosis awal yang untuk dewasa adalah 50 mg subkutan 2 kali
seminggu selama 3 bulan diikuti dengan maintenance dose 50
mg/wk.
3. ALEFACEPT
• Merupakan dimeric fusion protein yang mengikat CD2 pd sel T yang
dapat menginhibisi aktivasi sel T dan poliferation.
• Obat ini efektif untuk pengobatan psoriasis arthritis.
• Dosis yang direkomendasikan 15 mg intramuskular 1 kali seminggu
selama 12 minggu.

4. EFALIZUMAB
• Merupakan humanized antibodi monoclonal yang menginhibisi CD11-
α integrin, yang melibatkan aktivasi sel T, migrasi kedalam kulit, dan
sitotoksik function. Digunakan untuk pasien dengan plak psoriasis
kronik.
• Dosis yang direkomendasikan yaitu dalam bentuk tunggal 0,7 mg/kg
subkutan, yang diikuti dengan dosis mingguan yaitu 1 mg/kg subkutan
( maksimum 200 mg).
Etretinat (tegison, tigason)
• Etretinate ( Tigason ) yang diberikan per oral ( obat minum )

• Etretinat merupakan retinoid aromatik, derivat vitamin A digunakan


bagi psoriasis yang sukar disembuhkan

• Dosisnya pada bulan pertama diberikan 1mg/kgbb/hari, jika belum


terjadi perbaikan dosis dapat dinaikkan menjadi 1½ mg/kgbb/hari.

• ES : kulit menipis dan kering, selaput lendir pada mulut, mata, dan
hidung kering, kerontokan rambut, cheilitis, pruritus, nyeri tulang
dan persendian, peninggian lipid darah, gangguan fungsi hepar
(peningkatan enzim hati), hiperostosis, dan teratogenik.Kehamilan
hendaknya tidak terjadi sebelum 2 tahun setelah obat dihentikan.
DDS (diaminodifenilsulfon)
• sebagai pengobatan Psoriasis Pustulosa tipe Barber
dengan dosis 2×100 mg/hari.Efek sampingnya ialah
anemia hemolitik, methemoglobinemia, dan
agranulositosis.
Eritromisin
• Merupakan antibiotik pilihan karena menghambat efek
kemotaksis netrofil dan biasanya pada psoriasis gutata
yang rekuren setelah infeksi streptokokus dapat
dipertimbangkan untuk pemeriksaan kultur tenggorokan.
Calcipotriol
• sintetik vit D yang bekerja dengan menghambat
proliferasi sel dan diferensiasi sel terminal, meningkatkan
diferensiasi terminal keratinosit, dan menghambat
proliferasi keratinosit

• Preparatnya berupa salep atau krim 50 mg/g.

• Efek sampingnya berupa iritasi, yakni rasa terbakar dan


tersengat, dapat pula telihat eritema dan skuamasi. Rasa
tersebut akan hilang setelah beberapa hari obat dihentikan
Terapi nonfarmakologi
• Emollients
• Balneoterapi
• Ultraviolet B phototherapy
• Excimer Laser Phototerapy
• Pharmakologic therapy
Emolien (pelembab)
• Mengendurkan dan melunakkan sisik penyerapan obat
topikal lainnya lebih dalam dan lebih efektif. Regiment:
About 4 times/day Efek samping : Folliculitis, allergic or
irritant contact dermatiti
Balneoterapy
• Balneotherapy (climatotherapy) adalah suatu
pendekatan pengobatan mandi di dalam air yg
dikombinasi dg garam tertentu dan kadang
dikombinasikan dengan ekspose alami dari
cahaya matahari
Ultraviolet B phototherapy
Sinar Ultraviolet B (UVB= 290-320 nm )digunakan dalam pengobatan
psoriasis.
Sinar yang paling baik di gunakan untuk mengobati psoriasis ini
berkisar antara 310-315 nm.

Excimer Laser Phototerapy


• Pada UVB panjang gelombang 308 nm, mempunyai beberapa
kemanjuran pada psoriasis.
• Keuntungan Excimer laser :
di atas NB-UVB tradisional phototherapy, kemampuan untuk
psoriatic dengan lebih sedikit perawatan dan dengan UV dosis
radiasi lebih kecil. mempunyai suatu resiko carcinogenicas yang
lebih rendah dan lama.
thanK yoU for youR
aTTenti0n
seE yoU neXt TimE,,,

Anda mungkin juga menyukai