0leh :
• Sekali sel T teraktifasi, maka ia akan berpindah dari limfa nodus ke sirkulasi
masuk kedalam kulit dalam psoriasis. Permukaan spesifik sel protein dalam sel T
dan endotelium vakular termasuk selektins, integrins, dan adhesi molekul
merupakan mediasi pergerakannya.
• Interaksi sel terbesar yang diketahui berhubungan dengan LFA-1 dalam sel T dan
adhesi interseluler molekul-1 dalam sel endotelia. Sekali masuk dalam kulit,
aktifasi sel T menghasilan sitokin yang menginduksi perubahan patologis dari
psoriasis
• Hasil dari patogenik sel T dan aktivasi, proliferasi sel epidermal psoriatic,
kecepatannya tujuh kali lebih cepat dari sel epidermal normal. Populasi sel
germinatif meningkat di kulit yang terkena psoriasis dan siklus sel epidermal
terjadi selama 37,5 jam (300 jam versus pada kulit normal).
Manifestasi klinik
• UMUMNYA
Psoriasis adalah suatu nonmalignant, hyperproliferative
epidermal yang tidak teratur mengakibatkan kulit
menjadi dewasa sebelum waktunya.
• GEJALA
Relatif asymptomatic; pruritus (keluhan pada pasien
sekitar 25 %), psoriasis tersebar luas yang melibatkan
symptomatology, infeksi kulit,
• TANDA
Umumnya, lesi psoriatic mempunyai karakterisasi yang
sangat jelas, erythema papula dan plak yang sering terjadi
dengan warna silver-putih.
• Laboratorium
Dengan biopsy pada kulit yang mengalami lesi.
Diagnosa Banding
a. Dermatofitosis (Tinea dan Onikomikosis)
Pada stadium penyembuhan psoriasis telah dijelaskan
bahwa eritema dapat terjadi hanya di pinggir, hingga
menyerupai dermatofitosis. Perbedaannya adalah skuama
umumnya pada perifer lesi dengan gambaran khas adanya
central healing, keluhan pada dermatofitosis gatal sekali
dan pada sediaan langsung ditemukan jamur.
b. Sifilis Psoriasiformis
Sifilis pada stadium II dapat menyerupai psoriasis dan
disebut sifilis psoriasiformis.1,2 Perbedaannya adalah
skuama berwarna coklat tembaga dan sering disertai
demam pada malam hari (dolores nocturnal), STS positif
(tes serologik untuk sifilis), terdapat senggama tersangka
(coitus suspectus), dan pembesaran kelenjar getah bening
menyeluruh serta alopesia areata
c. Dermatitis Seboroik
Predileksi Dermatitis Seboroik pada alis, lipatan
nasolabial, telinga sternum dan fleksura. Sedangkan
Psoriasis pada permukaan ekstensor terutama lutut dan
siku serta kepala. Skuama pada psoriasis kering, putih,
mengkilap, sedangkan pada Dermatitis Seboroik skuama
berminyak, tidak bercahaya. Psoriasis tidak lazim pada
wajah dan jika skuama diangkat tampak basah bintik
perdarahan dari kapiler (Auspitz sign), dimana tanda ini
tidak ditemukan pada dermatitis seboroik
d. Pitiriasis Rosea
Pada pitiriasis Rosea, lokasi erupsi pada lengan atas, badan
dan paha, bentuk oval, distribusi memanjang mengikuti
garis tubuh (pohon cemara), skuama sedikit tidak berlapis-
lapis dan didahului oleh herald patch.
e. Mikosis Fungoides
Pada Mikosis Fungoides gambaran plak identik
dengan psoriasis dan hanya bisa dibedakan dengan
biopsi. Plak pada miksosis fungoides pada
umumnya asimetris dan tebalnya bervariasi
dengan sedikit atau tidak ada skuama.
f. Dermatitis Atopi
Distribusi biasanya tidak ada pada permukaan
ekstensor siku dan lutut, biasanya disertai
eksudasi dengan skuama keabu-abuan disertai
gatal berat.
Tujuan Pengobatan
• Therapy Systemic:
- Acitretin
- Cyclosporine
- Tacrolimus
- Methotrexate
- Mycophenolate Mofetil
- Sulfasalazine
- 6-Thioguanine
- Hydroxyurea
Cont………
• Therapy biologi
- Infliximab
- Etanercept
- Alefacept
- Efalizumab
• Photochemotherapy:
PUVA
Strategi Pengobatan
• Langkah pertama adalah pengobatan
luar (topical).
HYDROXYUREA
Menginhibisi sintesa sel pada fase S di DNA siklus.
Digunakan selektif pada pengobatan psoriasis, terutama
untuk pasien dengan gangguan hati yang beresiko
mendapatkan efek samping dari obat-obat lain. Tetapi
obat ini kurang selektif daripada Metotreksat.
KOMBINASI, ROTATIONAL, DAN
RANGKAIAN TERAPI
• Penggunaan monoterapi dalam sistemik memberikan efek
yang kurang optimum. Kombinasi terapi dengan obat atau
terapi lain memberikan efek yang menguntungkan.
Sehingga dosis setiap obat pada kombinasi ini di kurangi
untuk mengurangi efek samping.
Kombinasinya meliputi :
• Acitretin + UVB
• Acitretin + photochemotherapy using ultraviolet A light
• (PUVA)
• Methotrexate + UVB
• PUVA + UVB
• Methotrexate + cyclosporine
4. EFALIZUMAB
• Merupakan humanized antibodi monoclonal yang menginhibisi CD11-
α integrin, yang melibatkan aktivasi sel T, migrasi kedalam kulit, dan
sitotoksik function. Digunakan untuk pasien dengan plak psoriasis
kronik.
• Dosis yang direkomendasikan yaitu dalam bentuk tunggal 0,7 mg/kg
subkutan, yang diikuti dengan dosis mingguan yaitu 1 mg/kg subkutan
( maksimum 200 mg).
Etretinat (tegison, tigason)
• Etretinate ( Tigason ) yang diberikan per oral ( obat minum )
• ES : kulit menipis dan kering, selaput lendir pada mulut, mata, dan
hidung kering, kerontokan rambut, cheilitis, pruritus, nyeri tulang
dan persendian, peninggian lipid darah, gangguan fungsi hepar
(peningkatan enzim hati), hiperostosis, dan teratogenik.Kehamilan
hendaknya tidak terjadi sebelum 2 tahun setelah obat dihentikan.
DDS (diaminodifenilsulfon)
• sebagai pengobatan Psoriasis Pustulosa tipe Barber
dengan dosis 2×100 mg/hari.Efek sampingnya ialah
anemia hemolitik, methemoglobinemia, dan
agranulositosis.
Eritromisin
• Merupakan antibiotik pilihan karena menghambat efek
kemotaksis netrofil dan biasanya pada psoriasis gutata
yang rekuren setelah infeksi streptokokus dapat
dipertimbangkan untuk pemeriksaan kultur tenggorokan.
Calcipotriol
• sintetik vit D yang bekerja dengan menghambat
proliferasi sel dan diferensiasi sel terminal, meningkatkan
diferensiasi terminal keratinosit, dan menghambat
proliferasi keratinosit