Anggota :
1. Faradila Arnika (1500023032)
2. Ira Aprilia W (1500023043)
3. Yuyun Yunita A (1500023051)
4. Monica Rifa P (1500023066)
5. Putinih (1500023076)
6. Enggar Yuniatantri (1500023094)
7. Resti Octa (1500023118)
KASUS
Seorang bayi perempuan bernama anak TY dengan bobot 1,6 kg
lahir pada usia 32 minggu dan belum diberikan vaksin BCG ketika lahir.
Ketika sudah usia 2 bulan (2kg) ia diberikan 1 vial penuh vaksin BCG (10x
dosis normal) secara i.m dipaha kanan. Setelah 5 bulan penyuntikan,
timbul swelling dipaha kanan.
Pada pemeriksaan fisik terdapat swelling di paha anterolateral
dengan ukuran 4cmx5cm yang lembut dan menyebar dibagian
intramuskular. Tidak ada kelenjar getah bening teraba kecuali
lymphonodus sub oksipital yang dianggap tidak signifikan. Pemeriksaan
darah rutin seperti :
- AL 9000 ( normal 9000-30000 ) - MCH 30 ( normal 27-31 )
- HB 12 ( normal 12-24 ) - MCHC 34 ( normal 32-37 )
- HCT 43,2 ( normal 35-50 ) - Lymfosit 26 ( normal 15-40 )
- MCV 82 ( normal 82-92 )
Hasil pemeriksaan MRI disimpukan bahwa paha kanan menunjukkan abses
intramuskular pada otot intermedius vastus berukuran 7,5cmx2,8cm. Oleh dokter
disarankan untuk dilakukan pembedahan.
Nb :
• Al : Jumlah leukosit.
• Hb : Hemoglobin.
• HCT : Hematokrit.
• MCV : Pemeriksaan darah yang menunjukkan volume rata-rata satu sel darah merah dibandingkan dengan volume sel
darah merah keseluruhan dalam darah.
• MCH : Perkiraan jumlah atau berat rata-rata hemoglobin pada setiap sel darah merah dalam tubuh.
• MCHC : Konsentrasi hemoglobin rata-rata untuk setiap sel darah merah.
• Lymfosit : Jenis sel darah merah.
ANATOMI FISIOLOGI KASUS
◦ Otot adalah sebuah jaringan yang terbentuk dari sekumpulan selsel yang berfungsi sebagai
alat gerak. Jaringan otot sekitar 40% dari
◦ berat tubuh. Otot melakukan semua gerakan tubuh. Otot mempunyai selsel yang tipis dan
panjang yang mengubah energi yang tersimpan dalam
◦ lemak dan gula darah (glukosa) menjadi gerakan dan panas
Mekanisme Kerja Otot
◦ Suatu potensial aksi berjalan di sepanjang sebuah saraf motorik Di setiap ujung, saraf menyekresi substansi neurotransmitter, yaitu
asetilkolin, dalam jumlah sedikit.
sampai ke ujungnya pada serabut otot.
Terbukanya kanal bergerbang asetilkolin memungkinkan sejumlah Asetilkolin bekerja pada area setempat pada membran serabut otot
besar ion natrium untuk berdifusi ke bagian dalam membran untuk membuka banyak kanal “bergerbang asetilkolin” melalui
serabut otot. Peristiwa ini menimbulkan suatu potensial aksi pada molekul-molekul protein yang terapung pada membran
membran
Potensial aksi berjalan di sepanjang membran serabut otot dengan Ion-ion kalsium menimbulkan kekuatan menarik antara filamen
cara yang sama seperti potensial aksi berjalan di sepanjang aktin dan myosin, yang menyebabkan kedua filamen tersebut
membran serabut saraf bergeser satu sama lain untuk menghasilkan proses kontraksi.
Potensial aksi menimbulkan depolarisasi membran otot, dan Setelah kurang dari 1 detik, ion kalsium dipompa kembali ke dalam
banyak aliran listrik potensial aksi mengalir melalui pusat serabut reticulum sarkoplasma oleh pompa membrane Ca++, dan ion-ion ini
otot. Di sini, potensial aksi menyebabkan reticulum sarkoplasma tetap disimpan dalam reticulum sampai potansial aksi otot yang
melepaskan sejumlah besar ion kalsium, yang telah tersimpan di baru datang lagi; pengeluaran ion kalsium dari myofibril
dalam reticulum ini. menyebabkan kontraksi otot terhenti.
Medical Problem/Clinical Problem
◦ Pemberian vaksiin BCG 1 vial penuh (10x dosis normal) (efek samping dari BCG)
PATOFISIOLOGI KASUS
Penyuntikan yang tidak tepat dengan dosis yang
tinggi serta kondisi alat suntik yang tidak steril
ETIOLOGI
Salah
penyuntikan