Anda di halaman 1dari 42

LAPORAN KASUS

SIROSIS HEPATIS
Oleh
Sarah Marsa Tamimi
132011101012

Pembimbing
dr. Sugeng Budi Rahardjo, Sp. PD
Anamnesis dan pemeriksaan fisik dilakukan pada tanggal 04-04-18

LAPORAN KASUS
Identitas pasien
Nama : Tn. M
Umur : 41 tahun
Jenis kelamin : Laki-laki
Alamat : Dsn. Purwosari RT/RW 1/9, Ds. Tanjungan, Umbulsari, Jember
Status : Menikah
Pendidikan : SMP
Pekerjaan : Buruh bangunan
Suku : Jawa
Agama : Islam
Status Pelayanan : BPJS NPBI
No. RM : 207203
Tanggal MRS : 1 April 2018
Tanggal pemeriksaan:4 April 2018
Tanggal KRS : 7 April 2018 (APS)
Anamnesis
• Keluhan utama : BAB hitam
• Riwayat penyakit sekarang
Pasien mengeluh BAB berwarna hitam seperti petis sudah sejak
2 minggu yang lalu, dan keras. Pasien juga merasakan nyeri
perut sebelah kanan atas dan BAK berwarna seperti teh pekat
juga sejak 2 minggu yang lalu.
Keluhan diawali dengan rasa lemas, demam sumer-sumer, mual
dan muntah, kuning diseluruh tubuh serta nafsu makan menurun
sejak 1 bulan yang lalu. Karena demam tersebut, pasien
mendapatkan obat penurun panas dari puskesmas. Namun
karena tak kunjung sembuh dan pasien merasakan keluhan
bertambah berat, maka pasien di rawat di PKM dan kemudian
dirujuk ke RSDS.
.
Sekitar 7 tahun lalu pasien merasakan keluhan yang sama
namun lebih parah. 7 tahun lalu keluhan diawali dengan rasa
lemas, demam sumer-sumer, kuning diseluruh tubuh dengan
BAB berwarna hitam petis, BAK seperti teh pekat, mual muntah
dan nyeri perut. Saat itu berat badan pasien turun dari 70kg
menjadi 60kg dalam waktu 2 bulan. Namun saat itu pasien tidak
berobat ke puskesmas maupun RS terdekat hanya
mengkonsumsi jamu-jamuan yang pasien racik sendiri.

• Riwayat penyakit dahulu


Pasien pernah memiliki keluhan yang sama sejak 7 tahun lalu
dan kemudian setelahnya kambuh-kambuhan namun tidak
mendapatkan pengobatan
• Riwayat penyakit keluarga
Tidak didapatkan keluarga yang memiliki riwayat penyakit yang sama

• Riwayat pengobatan
Penggunaan obat penurun panas 1 bulan yang lalu. Pasien diketahui
rutin mengkonsumsi jamu-jamuan tiap harinya sudah sejak lama ±20
tahun yang lalu

• Riwayat sosial ekonomi


Pasien tinggal di Tanjungan, Umbulsari, Jember. Pasien tinggal di
sebuah rumah yang bertembok batu bata, berlantai semen yang terdiri
dari 1 kamar tidur, dapur dan ruang tamu. Kamar mandi berada di luar
rumah yang dipakai untuk beberapa kepala keluarga. Setiap ruangan
tidak memiliki cukup ventilasi. Pasien tinggal bersama istri dan seorang
anak. Pasien bekerja sebagai buruh bangunan dengan penghasilan
sebulan sekitar 450.000
• Status gizi
Sehari pasien makan 2-3 kali. Rata-rata menu tiap harinya
adalah nasi, tempe, tahu, kadang-kadang sayur, ikan, jarang
makan daging, dan jarang sekali makan buah-buahan. Pasien
mengaku tidak pernah minum-minuman alkohol.
• BB: 60 kg
• TB: 170 cm
• BMI = Berat Badan (Kg) = 60
Tinggi Badan(m)2 (1,7)2
BMI = 20,76
Kesan : Pola makan pasien buruk dan BMI dalam batas normal.
Anamnesis sistem
• Sistem serebrospinal: demam(+) sumer-sumer,nyeri kepala(-),
penurunan kesadaran (-)
• Sistem kardiovaskular: berdebar-debar (-)
• Sistem pernapasan : sesak (-), batuk (-), pilek (-)
• Sistem gastrointestinal: mual (+), muntah (+), diare (-), nafsu
makan menurun (+), nyeri perut (+), BAB (+) hitam petis,
perdarahan gusi (-), penurunan BB (+)
• Sistem urogenital :BAK (+) teh pekat, nyeri ketok ginjal (-)
• Sistem integumentum: turgor kulit normal, pucat (-), purpura (-),
ptekie (-), ikterik (+), pruritus (-)
• Sistem muskuloskeletal: edema (-), atrofi (-), deformitas (-), nyeri
Kesan: terdapat gangguan di sistem gastrointestinal, integumentum
dan urogenital
Pemeriksaan fisik
Pemeriksaan umum Pemeriksaan khusus
• Keadaan umum:lemah • Kepala
• Kesadaran : compos mentis,GCS 4-5-6 • Bentuk: normocephal
• Vital sign :TD :100/60 mmHg • Rambut: hitam, lurus, tebal dan tidak
Nadi : 80 x/menit, regular, mudah dicabut
kuat angkat • Mata :konjungtiva anemis : +/+
RR : 18 x/menit sklera ikterus : +/+
Suhu Aksila : 37 o C edema palpebra : -/-
• Pernapasan :sesak (-), batuk (-), refleks cahaya : +/+
mengi (-) mata cowong : -/-
• Kulit :turgor kulit normal, purpura (-), • Hidung : sekret (-), bau (-), darah -/-,
ptekie (-), ikterik (+), clubbing finger (+), mukosa hiperemis -/-, pernapasan cuping
pruritus (-) hidung (-)
• Kelenjar limfe :pembesaran KGB (-), • Telinga : sekret (-), bau (-), perdarahan (-)
pembesaran kelenjar tiroid (-) • Mulut : sianosis (-), bau (-), darah (-),
• Otot : edema (-), atrofi (-) kering (-), fetor hepatikus (-)
• Tulang: deformitas (-) • Leher
• Status gizi : BB :60 kg • KGB : tidak ada pembesaran
TB :170 cm • Tiroid : tidak membesar
BMI :20,76 • JVP : tidak meningkat
Pemeriksaan fisik
• Thorax
Inspeksi = Bentuk : normal; Kesimetrisan : simetris; Retraksi subkostal : (-);
Ketertinggalan gerak : (-); Spider naevi/ spider angioma (+)
1. Cor :
• Inspeksi : ictus cordis tidak tampak
• Palpasi : ictus cordis tidak teraba
• Perkusi : redup di ICS IV PSL D s/d ICS V MCL S
• Auskultasi : S1S2 tunggal, reguler, suara tambahan (-)
Pemeriksaan fisik
Abdomen Status psikiatri
• Inspeksi : cembung, caput medusa (-) • Emosi dan afek : adekuat
• Auskultasi: bising usus (+) menurun Proses berpikir
• Perkusi : timpani, pekak alih (+),
• Bentuk : realistik
hepatomegali (-)
• Palpasi : nyeri tekan (+) R. • Arus : koheren
hipokondirum dekstra, nyeri (+) • Isi : waham (-)
hipokondrium sinistra, • Kecerdasan : dalam batas
splenomegali(-) normal
• Kemauan : dalam batas
Ekstremitas
normal
• Superior : akral hangat +/+, edema-/-,
clubbing finger (+), flapping tremor
• Psikomotor : dalam batas
(+), eritema palmaris (-) normal
• Inferior : akral hangat +/+, edema -/- • Ingatan : dalam batas
, clubbing finger (+) normal
Hasil laboratorium
USG Abdomen 3-4-2018

• Kesan :
Sirosis hepatis +
asites
Resume
• Anamnesis : Pasien laki-laki usia 41 tahun. Pasien datang
dengan keluhan BAB hitam seperti petis. Pasien mengeluh nyeri
perut kanan atas dan BAK berwarna seperti teh sejak 2 minggu
yang lalu. Pasien mengeluh demam sumer-sumer, mual, muntah,
nafsu makan menurun, perut membesar dan kuning seluruh tubuh
sejak 1 bulan yang lalu. Pasien mengeluhkan hal yang sama 7
tahun lalu namun lebih berat. Riwayat sosial ekonomi dan riwayat
sanitasi lingkungan kurang baik, tidak memiliki riwayat minum
alkohol, berhenti merokok ±7 tahun yang lalu, dan rutin meminum
jamu-jamuan tiap harinya sejak ±20 tahun yang lalu.
• Pemeriksaan fisik : didapatkan keadaan umum pasien cukup,
kesadaran compos mentis, sklera ikterik, konjungtiva anemis, torak
terdapat spider nevi, abdomen didapatkan pekak alih (+), nyeri
tekan R. hipokondrium dekstra, nyeri hipokondrium sinistra dan
ekstremitas didapat clubbing finger dan flapping tremor.
• Pemeriksaan penunjang
• Laboratorium :
– DL: hemoglobin dan hematokrit turun, dan trombositopenia
– Faal Hepar : Peningkatan kadar SGOT, SGPT, bilirubin direk, dan
bilirubin total. Albumin turun.
– Faal Ginjal : terjadi peningkatan BUN, dan kreatinin serum
– Elektrolit : hiponatremi dan hipokalsemi
– Serologi : didapatkan HbsAg dan HCV negatif
• Foto thorax :
Tidak dilakukan
• USG Abdomen
Sirosis hepatis + asites
• Diagnosis kerja
Sirosis hepatis + asites + nausea vomiting +
melena + renal failure
Planning
• Planning terapi • Planning diagnostik

• Infus Asering 14 tpm • Darah Lengkap dua hari sekali


• Inj. Ceftriaxone 2x1 • LFT, bilirubin direk/indirek,
• Inj. Vit. K 3x1 albumin
• Inj. Kalnex 3x1 • Imunologi, Serologi
• Inj. Lasix 1x1 • USG Abdomen
• Peroral ranitidine 2x1 • Elektrolit
• Peroral ondansentron 3x 8 mg • UL
• Peroral SNMC 1x1 • PTT/APTT
• Peroral curcuma 3x1 • Biopsi
Planning
Planning edukasi
• Tirah baring
• Hindari penggunaan alkohol dan obat-obatan yang dapat
merusak hati lebih lanjut
• Protein dibatasi pada pasien dengan ensefalopati hepatik
• Orang yang merawat pasien hepatitis akut harus selalu
mencuci tangannya dengan sabun

Prognosis
• Quo ad vitam : dubia ad malam
• Quo ad functionam : dubia ad malam
• Quo ad Sanationam : dubia ad malam
PEMBAHASAN
Epidemiologi

Teori Kasus

Prevalensi pada pria:wanita Pasien berjenis kelamin laki-


2:1 laki

Prevalensi usia rata-rata 44 Pasien berusia 41 tahun


tahun dengan rentang 13-88
tahun
Anamnesis keluhan
Teori Kasus
Keluhan:
Kulit berwarna kuning +
Rasa capek +
Lemah +
Nafsu makan menurun +
Gatal -
Mual +
Penurunan berat badan +
Nyeri perut +
Berak hitam seperti petis dan +
atau muntah darah
BAK coklat seperti teh -
Tanda klinis
Teori Kasus
Tanda Klinis:
Konjungtiva anemis +
Sklera ikterik +
Perubahan kuku (muehrche’s lines, terry’s nails, +
clubbing)
Spider nevi/ spider angioma +
Eritema Palmaris -
Hepatomegali (bisa terjadi) -
Splenomegali -
Asites +
Fetor hepatikum -
Ikterus pada kulit +
Caput medusa -
Flapping tremor +
Ginekomastia -
Bising daerah epigastrium -
Hasil laboratorium dan
penunjang
Teori Kasus
SGOT dan SGPT  +
Hipoalbumin +
Alkali fosfatase (ALP)  Tidak dicek
Bilirubin, / normal + (meningkat)
Globulin,  Tidak dicek
Gamma glutamil transferase  Tidak dicek
PTT memanjang Tidak dicek
Hiponatremi +
Trombositopeni +
Leukopeni -
Anemia +
USG Abdomen
Teori Kasus
USG Abdomen
Permukaan nodular, echo pattern +
meningkat/ diffuse, hepatomegali/
hepar mengecil,
PEMBAHASAN TEORI
Definisi

Sirosis hepatis adalah stadium akhir penyakit


hati menahun dimana secara anatomis
didapatkan proses fibrosis dengan
pembentukan nodul regenerasi dan nekrosis
Epidemiologi

Di RS Dr. Sardjito Yogyakarta jumlah pasien sirosis hati


berkisar 4,1 % dari pasien yang dirawat di bagian
penyakit dalam dalam kurun waktu 1 tahun (2004). Di
Medan dalam kurun waktu 4 tahun dijumpai pasien
sirosis hati sebanyak 819 (4%) pasien dari seluruh pasien
di bagian penyakit dalam. Perbandingan pria:wanita
rata-rata adalah 2:1, dan usia rata-rata 44 tahun dengan
rentang usia 13-88 tahun.
Klasifikasi
• Sirosis mikronoduler: nodul berbentuk uniform,
diameter < 3 mm. Penyebabnya : alkoholisme,
hemokromatosis, obstruksi bilier, obstruksi vena
hepatica
• Sirosis makronoduler: nodul bervariasi dengan diameter
> 3 mm. Penyebabnya : hepatitis kronik B, hepatitis
kronik C, sirosis bilier rimer, defisiensi alfa-1 antitripsin
• Sirosis campuran: kombinasi antara sirosis
mikronoduler dan makronoduler. Sirosis mikronoduler
sering berkembang menjadi makronoduler
Etiologi
• Penyakit infeksi
• Alkohol
• Kolestasis kronik
• Obstruksi vena hepatika
• Metabolik
• Autoimun
• Obat dan toksin
Patofisiologi
Klinis
• Kulit berwarna kuning
• Rasa capek
• Lemah
• Nafsu makan menurun
• Gatal
• Mual
• Penurunan berat badan
• Nyeri perut
• Mudah berdarah (akibat penurunan produksi faktor
pembekuan darah)
• Berak hitam seperti petis dan atau muntah darah
Klinis

• Spider telangiektasi
• Eritema Palmaris
• Hepatomegali (bisa terjadi)
• Splenomegali
• Asites
• Fetor hepatikum
• Ikterus pada kulit
Diagnosis

• Anamnesis:
riwayat pemakaian alkohol jangka panjang,
penggunaan narkotik dalam bentuk suntikan,
juga adanya penyakit hati menahun terutama
yang berisiko tinggi adalah hepatitis B dan C.
Diagnosis

• Pemeriksaan Fisik:
Hepatomegali dan atau splenomegali. Pada
palpasi hati teraba keras dan berbentuk lebih
tak teratur daripada hati normal.
Spider telangiektasis (spider naevi)
Ikterus atau jaundice
Eritema Palmaris
Asites dan atau edema tungkai bawah
Diagnosis
• Pemeriksaan Laboratorium:
SGOT dan SGPT meningkat
Sirosis lanjut dapat disertai penurunan kadar
albumin dalam darah, juga penurunan faktor
pembekuan darah
Alkali fosfatase meningkat kurang dari 2-3 kali
batas normal atas
Bilirubin, bisa normal tapi bisa meningkat
Globulin, meningkat
Terapi:
• Istirahat, batasi aktivitas fisik
• Konsumsi diit seimbang tinggi kalori dan kaya
protein, bila tidak ada ensefalopati hepatik
• Hindari alkohol
• Hindari obat-obat NSAID
• Eradikasi virus hepatitis B dan C dengan
menggunakan anti viral
• Pasien dengan PBC (Primary Bilier Chirosis)
dapat diterapi dengan preparat asam empedu
seperti UDCA
Komplikasi dan Pengobatan:
1. Asites dan edema
Retensi cairan akibat akumulasi garam, hipoalbumin karena
produksi albumin terganggu dalam hati
Dilakukan pemeriksan SAAG (serum-ascites albumin gradient)
Terapi:
• Batasi asupan garam dan air. Jumlah diit garam sekitar 2
gram/ hari
• Cairan sekitar 1 liter sehari
• Kombinasi spironolakton 100-400 mg sehari dan furosemid
40-160 mg sehari  pengawasan ketat TD, produksi urin,
kadar elektrolit serum (terutama K)
Komplikasi dan Pengobatan:
2. Perdarahan varises
Peningkatan tekanan dalam vena porta
Gejala: hematemesis, melena
Terapi: propranolol, octreotid
3. Spontaneous Bacterial peritonitis (SBP)
Klinis: demam, menggigil, nyeri abdomen, rasa tidak
enak di perut, diare, asites bertambah buruk
Terapi: Cefotaxime 2-3 x 2 gram IV selama 5 hari
Komplikasi dan Pengobatan:
4. Ensefalopati hepatik
Keluhan: sulit tidur, sulit konsentrasi, pikiran
terganggu, kelakuan aneh
Terapi: diit rendah protein, berikan lactulosa oral,
antibotik
Prognosis
dipengaruhi etiologi, beratnya kerusakan hati,
kompilkasi dan penyakit penyerta
TERIMA KASIH

Anda mungkin juga menyukai