Anda di halaman 1dari 29

PAROTITIS

Manda M. Ubra

Dokter Internship
RSUD Karel Sadsuitubun Langgur
2017
IDENTITAS PASIEN

Nama : An RR

Jenis Kelamin : Laki-laki

TTL : 11 – 08 – 2010

No RM : 888XX

Alamat : BTN

Dokter Penanggungjawab : dr Lusia Kotualubun

Tanggal masuk RS : 14 – 08 - 2017


ANAMNESIS

Anamnesis diambil dari Alloanamnesis terhadap ibu pasien


pada tgl 14-08-2017 pkl 09.15 WIT

• Benjolan pada leher


Keluhan
sebelah kanan sejak 1 hari

Utama SMRS

• Demam sejak 1 hari SMRS


Keluhan
• Nyeri

Tambahan • Kesulitan mengunyah


RIWAYAT PENYAKIT SEKARANG
Pasien diantar ibunya dengan keluhan muncul benjolan di leher kanan sejak satu hari
SMRS. Keluhan disertai dengan nyeri dan kesulitan mengunyah. Ibu pasien juga
mengatakan sejak muncul benjolan pasien juga mengalami demam. Demam tidak
disertai menggigil dan kejang. Pasien juga batuk sesekali dahak susah
dikeluarkan. Pilek tidak ada. Nyeri tenggorokan tidak ada. Sesak napas tidak ada.
Pasien juga muntah terutama setelah selesai makan. Tidak ada riwayat gusi yang
bengkak atau gigi yang berlubang, dan pasien juga tidak mengalami trauma
sebelumnya terutama pada daerah yang bengkak. Pasien belum berobat untuk
keluhan ini.
RIWAYAT PENYAKIT DAHULU
• Riwayat imunisasi wajib lengkap

• Riwayat imunisasi MMR (-)

• Ibu pasien mengatakan tidak ada tetangga yang menderita keluhan


yang sama seperti ini sebelumnya.

• Riwayat kontak dengan pasien TB paru tidak ada


PEMERIKSAAN FISIK
Keadaan Umum : Tampak sakit sedang

Kesadaran : Compos mentis

Tanda Vital
 Tekanan darah : -
 Nadi : 110 x/menit teratur, kuat
Pernapasan : 24 x/menit,
 Suhu : 39,2 ̊C

SpO2 : 99%
PEMERIKSAAN FISIK
Berat Badan : 22 kg

Tinggi Badan : 110 cm

BMI : 18,18

Status Gizi : Normal


PEMERIKSAAN FISIK

Kepala : Normocephali, tidak teraba benjolan

Rambut : Hitam, distribusi merata, tak tampak alopesia, tidak mudah rontok

Mata : Edem palpebra (-), konjungtiva pucat (-), sklera ikterik (-), pupil isokor diameter 3
mm, refleks cahaya langsung dan tak langsung (+/+), lensa jernih

Hidung : Pernafasan cuping hidung (-), sekret (-), epistaksis (-), septum deviasi (-)

Telinga : Normotia, nyeri tekan tragus (-), serumen (+), sekret (-)

Mulut : Bibir pucat dan kering (+), sianosis (-), pursed lips breathing (-), ulkus (-),
T1-T1 tenang, faring hiperemis (-), lidah hiperemis (-)

Leher : Regio angulus mandibula dextra terdapat benjolan dengan diameter sebesar ± 2-
3cm, permukaan rata, konsistensi kenyal, batas tegas, fluktuasi (-), tidak ada
kemerahan, nyeri (+), perabaan panas (+), tidak ada pus

Kulit : Sawo matang dan tidak kering


THORAX
Paru : gerakan napas simetris statis dan dinamis,
suara napas vesikuler +/+, ronkhi -/-, wheezing -/-
Jantung : BJ I&II irreguler, murmur (-), gallop (-)
ABDOMEN
Inspeksi : datar

Palpasi : tidak teraba massa, nyeri tekan (-)

Hati : tidak teraba

Lien : tidak teraba

Ginjal : nyeri ketok CVA (-)

Auskultasi : bising usus (+), normoperistaltik


GENITALIA
Skrotum tidak membesar
PEMERIKSAAN PENUNJANG

Hitung Jenis
Leukosit
•Netrofil : 48%
Hemoglobin Leukosit : •Limfosit : 45% Eritrosit : Trombosit : Hematokrit
DDR negatif
: 11.9 g/dL 6.600/uL 4.6/uL 212.000/uL : 35%
PENATALAKSANAAN
- IVFD D5% 1/2NS 25 tpm (mikro)

- Domperidone 3x1 cth

- Paracetamol 3x2 cth

- Oralit ad lib
PROGNOSIS
Ad vitam : ad bonam

Ad functionam : ad bonam

Ad sanationam : ad bonam
FOLLOW UP

Jumat, 15 – 08 – 2017

P:
S : masih panas dan bengkak. kalau makan terasa sakit - Inj vicilin

400mg/8jam/IV (skin
test)

O: - Paracetamol tab 3x1/2

TD : -, N : 100x/m, RR : 20x/m, S : 39,1 ̊C - Bcomp tab 3x1

- Vit C tab 2x50mg

A : Parotitis
FOLLOW UP

Jumat, 16 – 08 – 2017

P:
S : masih panas dan bengkak - Inj vicilin
400mg/8jam/IV (skin
test)

O: - Paracetamol tab 3x1/2

TD : -, N : 108x/m, RR : 20x/m, S : 38,5 ̊C - Bcomp tab 3x1

- Vit C tab 2x50mg

A : Parotitis
FOLLOW UP

Jumat, 17 – 08 – 2017

S : masih panas. bengkak berkurang

P:

Pasien minta pulang paksa


O: - Bcomp 3x1
TD : -, N : 100x/m, RR : 20x/m, S : 38,1 ̊C

A : Parotitis
DEFINISI
Mumps atau yang lebih dikenal dengan parotitis ialah suatu infeksi virus
menular yang menyebabkan pembengkakan unilateral (satu sisi) atau
bilateral (kedua sisi) pada kelenjar liur disertai nyeri.
ETIOLOGI

Mumps merupakan virus RNA rantai tunggal genus Rubulavirus


subfamily Paramyxovirinae dan family Paramyxoviridae
EPIDEMIOLOGI

• Kebanyakan penyakit ini menyerang anak-anak yang berumur 2-


15 tahun, namun pada orang dewasa justru berakibat lebih
berat.

• Virus menyebar melalui kontak langsung, air ludah, muntah


yang bercampur dengan saliva, dan urin.
PATOGENESIS
PATOFISIOLOGI
GEJALA KLINIK
Stadium Prodrom : 1-2 hari
 Febris sedang, anorexia, nyeri otot umum
 Nyeri didalam atau dibelakang telinga kalau mengunyah atau menelan
 Terkadang diserta nyeri kepala, mual/muntah & kaku kutuk

Stadium Pembengkakan : (7-9 hari)


 Kelenjar parotid makin nyeri & mulai bengkak unilateral kemudian sering menjadi bilateral
sampai hari 3-4 pembengkakan lalu mulai mereda selama 1 minggu.
 Kulit diatas parotid erithema & mungkin edema
 Telinga bagian bawah terangkat keatas
 Trismus bisa sangat berat & nyeri bila menggigit
 Makan/minum yang asam sangat nyeri
PEMERIKSAAN PENUNJANG
• Darah rutin : leukopenia dengan limfosiotsis relative

• Amylase serum : meningkat (mencapai puncaknya setelah satu minggu


dan kemudian menjadi normal kembali dalam dua minggu)

• Uji serum untuk membuktikan spesifik mumps antibodies :


Complement fixation antibodies (CF), Hemagglutination inhibitor
antibodies (HI), Virus neutralizing antibodies (NT).
KOMPLIKASI
Hampir semua anak yang menderita gondongan akan pulih total tanpa penyulit, tetapi
kadang gejalanya kembali memburuk setelah sekitar 2 minggu. Komplikasi bisa
terjadi pada organ selain kelenjar liur, terutama jika infeksi terjadi setelah masa
pubertas.

Meningoensepalitis Orkitis Pankreatitis

Nefritis Miokarditis Artritis


PENATALAKSANAAN
Parotitis → penyakit self-limited (sembuh sendiri)
Pengobatan bersifat suportif dan simptomatik

• Isolasi untuk mencegah penularan

• Istirahat cukup

• Pemberian diet lunak dan cairan yang cukup

• Medikamentosa (simptomatik) : antipiretik dan analgesik

Pencegahan : MMR pada umur 15 bulan, dan booster pada umur 5 tahun
KESIMPULAN
• Anak RR 7 tahun datang dengan keluhan benjolan di leher kanan sejak 1 hari SMRS. Disertai
demam, nyeri dan kesulitan menelan. Riwayat imunisasi wajib lengkap. Riwayat imunisasi
MMR (-). Riwayat kontak dengan penderita yang mengalami keluhan seperti ini disangkal.
Riwayat kontak dengan penderita TB paru disangkal. Pada Pemeriksaan Fisik pada regio
angulus mandibula dextra : Terdapat benjolan dengan diameter sebesar ± 2-3cm,
permukaan rata, konsistensi kenyal, batas tegas, fluktuasi (-), tidak ada kemerahan, nyeri (+),
perabaan panas (+), tidak ada pus. Pemeriksaan darah rutin dalam batas normal. DDR
negatif. Maka diduga pasien ini menderita parotitis. Adapun untuk memastikan harus
dilakukan pemeriksaan antibodi : Complement fixation antibodies (CF), Hemagglutination
inhibitor antibodies (HI), Virus neutralizing antibodies (NT). Penataksanaan pada pasien ini
adalah simptomatik.

Anda mungkin juga menyukai