Anda di halaman 1dari 31

KUIS I, KESESUAIAN LAHAN

NO KARAKTERISTIK LAHAN SMBL A B C


1 Curah hujan, mm h 1600 2000 1700
2 Bulan kering, bl k 2 1 2,5
3 Ketinggian ,m dpl l 220 180 325
4 Bentuk wilayah, % w Datar Datar Berombak-
berombak, berombak,8% bergelombang,
9% 10%
5 Batuan di permukaan dlm tnh, b 2 3 2
% vol
6 Kedalaman efektif, cm s 105 110 90
7 Tekstur tanah t Lempung liat Lempung Lempung berpasir
berdebu berliat
8 Kelas drainase d Baik, sedang Baik,sedang Cepat terhambat
9 Kemasaman tanah, pH a 5,3 5,1 5,5

1. Tentukan kelas kesesuaian lahan di atas. Berikan saran untuk perbaikan


2. Buat bagan alir tahap perijinan pemanfaatan lahan untuk perkebunan
kelapa sawit (dari APL)
SURVEY AREAL
• Untuk menentukan batas dan luas areal yg akan ditanami
• Hasil yg didapat digunakan sbg dasar penyusunan peta rencana kerja
(sistem, waktu, alokasi tenaga) terkait efisiensi biaya. Juga utk penyusunan
sistem pengawetan tanah, air, rencana sistem jaringan jalan, emplasemen,
kantor, perumahan, dan fasilitas lain.

Tahapan survey areal:


1. Penentuan batas areal, sekaligus penentuan rencana jaringan blok
tanaman. Utk menentukan titik awal jaringan blok (jalur Utara-Selatan dan
Timur-Barat), dicari tanda alam yg akurat (persimpangan jalan atau tanda
lain di dalam peta dasar tsb)
2. Pelaksanaan pemetaan dg jalan menghubungkan titik satu dengan titik
selanjutnya. Untuk ini dibuat jalan rintisan dg lebar 1,5 m sepanjang jalur
yg dibuat.
3. Pengukuran dengan theodolit (GPS) shg diperoleh jarak datar/horisontal yg
hasil ukurnya bisa digambar dlm kertas
4. Pengukuran rintisan blok utk Jalur Utara-Selatan dan Timur-Barat, sertiap
100 m diberi tanda patok dg ujung dicat putih, untuk jarak 400/500 m
(sesuai luas blok apakah 16 ha atau 25 ha) dibuat pathok dg warna merah.
5. Petugas ukur juga mencatat situasi dan keadaan lapangan yang dilalui
rintisan. Bila perlu diukur ketinggian masing-masing tempat shg dpt
diperoleh gambaran topografi
Tenaga kerja
NO URAIAN NORMA HK/HA

1 Juru Ukur 0,75 1,25

2 Pembantu juru ukur 0,75 1,25

3 Perintis 1,50 2,50


DESAIN KEBUN

Maksud: untuk merencanakan tata


ruang dalam kebun dan afdeling yang
terbagi atas jaringan jalan, areal
pembibitan, saluran air, lokasi afdeling,
blok, dan fasilitas lain.
• Pembukaan lahan dan penanaman adalah
kegiatan dg tahapan2 tertentu pekerjaan
harus sesuai jadwal
• Sebelum pembukaan lahan harus ada studi
kelayakan
• Studi kelayakan: rencana luas kebun, dan tata
ruangnya
• Luas kebun biasa disesuaikan dg kapasitas
pabrik. Satu pabrik kapsts 30 ton/jam dipasok
oleh lahan  6000 ha, sedang 60 ton/jam = 
11.000-12.000 ha
• Satu kebun dibagi bbrp afdeling dg luas 600-800
ha. Tiap afdeling t.a bbrp blok tanaman dg luas
16-40 ha/blok
• Blok sebagai satuan luas administrasi, semua
pekerjaan diperhitungkan per blok
• Pada areal datar pembagian blok mudah, untuk
areal bergelombang/berombak luasan blok lebih
kecil, kadang sebagai batas blok digunakan batas
alam (sungai, jalan, dsb)
• Jadwal perlu ditata karena banyak pekerjaan harus
dilaksanakan sebelumnya, mis. Pesan kecambah (3
bl sebelumnya), pembibitan (1 th sebelum
penanaman, pemesanan alat berat, instalasi
penyiraman, penyiapan tenaga kerja, kontraktor,
dsb)
• Jadwal perlu disesuaikan dg keadaan setempat, a.l.
iklim, sarana, tenaga, dana yang ada.
• Luas afdeling  750 ha, luas 1 blok 25 ha (500x500
m) utk topografi datar. Utk topografi bergelombang-
berbukit 16 ha (400x 400 m). Luas ini terkait dg
penetapan kesatuan contoh daun (KCD)
PEMBUKAN LAHAN (Land Clearing)
Kultur teknis land clearing (pembukaan lahan) merupakan faktor ketiga yang
menentukan kuantitas perolehan produksi sesudah jenis tanah dan
kualitas bibit.
Mutu dan ketepatan persipan lahan/lapangan akan mempengaruhi :
 Biaya pembukaan/persiapan lahan itu sendiri
 Kemudahan dan mutu penanaman kelapa sawit
 Masa tanaman belum menghasilkan (TBM)
 Produksi TBS/MKS/IKS yang akan diperoleh pada tahun pertama panen
dan tahun-tahun berikutnya.
 Biaya pemeliharaan pada waktu TBM, perawatan dan panen pada
waktu tanaman menghasilkan (TM).
Areal tanaman baru (new planting) umumnya dibangun dari hutan primer,
hutan sekunder dan areal dalam HGU yang belum diusahakan, dengan
kondisi fisik yang tidak selalu sama dari satu tempat dengan tempat lain.
Kondisi fisik dimaksud seperti kondisi tanah, topografi, kerapatan tegakan
pohon, infrastruktur dan lain-lain.
Oleh sebab itu,pengelolaan yang baik adalah syarat terpenting untuk dapat
menjamin suksesnya land clearing.
PEMBUKAN LAHAN tanah Mineral
1. Rintisan
• Pd umumnya bertahap, sesuai sumberdaya
• Tahapan mempertimbangkan jadwal & kpsts pabrik
a. Hutan Primer: belum pernah dikelola manusia, kerapatan padat
b. Hutan sekunder: pernah dikelola manusia, kerapatan pohon lebih
rendah, ada pohon yg ditanam manusia
c. Semak belukar: campuran semak belukar & pohon kecil, atau
bekas peladangan berpindah
d. Areal Lalang: bekas peladangan berpindah, ditumbuhi alang2
e. Areal konversi: sebelumnya diusahakan komoditas lain, mis karet,
kopi, kakao.
Kegiatan rintisan  studi kelayakan, tapi lebih rinci, utk ketahui
vegetasi, topografi, sumber air, drainase, batas dan luas areal.
Berdasar peta dasar hasil rintisan  rencana jalan, pemondokan,
pembagian blok besar & kecil, arah pembukaan lahan, dsb.
2. Pembukaan Lahan Cara Bakar
Pekerjaan pembukaan lahan biasa per paket 500-1000 ha. Dr. tender
sampai siap tanam biasanya perlu waktu 9 – 12 bl.
Pekerjaan pembakaran harus tepat waktu, pd msm kemarau,
penanaman pd awal musim hujan
a. Pengimasan
=pemotongan semak& pohon kecil  <10cm. Ditebas
atau dipotong dg parang/kapak, utk memudahkan
penumbangan pohon besar. Kebut. tenaga 5-6 Hk/ha
b. Penebangan pohon, dg gergaji (chainsaw) thd phn 
>10cm. Tinggi penebangan diukur dr permukaan
tanah trgtg  phn :
DIAMETER BTG (cm) TINGGI PENEBANGAN (cm)
10-20 40
21-30 60
31-75 100
>75 150

waktu yg baik= 2-3 bl sebelum pembakaran.


Tenaga: satu tim t.a 3 org, kpsts: 0,5 ha/hr
Pohon ditumbang mengikuti arah yg ditentukan, tidak
melintang sungai& jalan
c. Merencek
=memotong cabang & ranting yg telah kayu yg sudah tumbang utk
mempermudah perumpukan
d. Merumpuk
=mengumpulkan cabang&ranting yg telah dipotong sbg bahan
pembakar dr kayu yg lebih besar. Rumpukan memanjang Utara-Sltn
agar terpapar sinar mthr & cpt kering. Jarak antar rumpukan 50-
100m, trgtg kerapatan pohon dan keadaan areal.
e. Pembakaran
– pd msm kering.kayu  15 cm usahakan jadi abu, yg tdk terbakar
dipotong & disusun. areal yg dibakar diberi tanda.
– Pembakaran dimulai dr tepi ancak, api menjalar ke tengah, cegah
pembakaran liar
– Jarak penumbangan dg pembakaran <=3 bl, krn semak bisa
tumbuh
– Penyulutan api 60-75 ttk /ha, bhn penyulut minyak, ban bekas,
dsb.
– Batas/barier lokasi pembakaran dibuat keliling dg lebar 50-60m.
– Tenaga kerja 4-5 hk/ha
• Seminggu setelah pembakaran dilakukan penumpukan kembali
sisa pembakaran
• Kayu besar  >=15 cm dikumpulkan pd tunggul kayu besar spy
ikut terbakar pd pembakaran berikutnya
• Kebutuhan tenaga 15 Hk/ha
• Setelah terkumpul dilakukan pembakaran kedua, blok demi blok.
Blok yg selesai ditanami kacangan penutup tanah
• Bila seluruh areal selesai baru direncanakan pembangunan ruas
jalan permanen
• Bila ada bulldoser, penumpukan bisa dg buldoser (3-4 ha/hr), hasil
lebih teratur. Biasanya masih tersisa 10-15% harus dg manual,
mis. Rawa.
• Cara lain dengan mekanis penuh (traktor & buldoser) tapi utk
areal datar, tidak berawa. Penumbangan & mendorong ke barisan
bisa 1-1,5 ha/hr.
3. Pembukaan Lahan Tanpa Bakar
Keuntungan:

 Udara bersih
 Peningkatan bahan organik hasil pembusukan kayu
(Mempertahankan hara tanah yang berasal dari
pelapukan limbah hutan)  kesuburan fisik & kimia
tanah: perbaikan tekstur, kapasitas simpan air,
kapasitas tukar kation, penurunan plastisitas tanah
dan kohesi tanah, peningkatan kandungan hara
 Terjaganya kelestarian keanekaragaman hayati (flora
dan fauna)
 Mencegah terjadinya pencemaran udara karena asap
 Mencegah terjadinya penyebaran kebakaran ke lahan
masyarakat dan kebun.
3. Pembukaan Lahan Tanpa Bakar
a. Tanpa Bakar Cara Mekanis
Menumbang, merencek, menumpuk dengan buldozer. Tahapan:
 pengukuran dan penataan blok: diawali penentuan batas areal,diikuti
rintisan jalur pengukuran dan pemasangan patok. Patok dicat putih
dipasang tiap jarak 25 m, patok merah tiap sudut blok
 penumbangan pohon: pemotongan semua pohon. Semua dirumpuk
dengan buldoser
 pemancangan jalur penumpukan kayu: mengukur dan memasang patok
jalur rumpukan. Tahapan: penentuan posisi jalur perumpukan sejajar
jalur tanam, jalur perumpukan dibuat selang 2 baris, jalur perumpukan
berada di antara jalur tanaman, pemasangan patok dg tinggi 3 m tiap 25
m (kuning)
 perumpukan kayu: mendorong &menimbun kayu yg tumabng ke jalur
penimbunan. Dimaksud utk membuka lahan di antara 2 jalur rumpukan.
Semua kayu digusur dg buldoser
 pembuatan jalan dan parit: pembangunan jalan, jln blok dan parit di tiap
sisi blok. Jln tiap sisi blok lebar 5-6 m dg buldoser
 pembuatan teras: teras tapak kuda pd areal berombak dan
bergelombang. Diameter 4-8 m, posisi miring ke arah dinging bukit, teras
kontur dibuat lebar 4 m pd areal berbukit dg buldoser membentuk sudut
min 8-10
 penanaman kacangan penutup tanah: pd areal yg sdh terbuka di antara
jalur rumpukan. Bhn kacangan dg daya tumbuh min 90%, ditanam 2-3
brs di antara jalur tanam. Stlh 3 bl lahan tertutup kacangan 75%
b. Pembukaan Lahan Tanpa Bakar Semi
Mekanis
• Penumbangan dengan tenaga manusia
(kampak & chainsaw), merumpuk dng
buldoser
• Penumbangan dg menebang pohon kayu
setinggi 1-1,5m di atas permukaan tanah.
• Tunggul kayu bekas tebangan dibongkar pd
saat tahapan perumpukan dan penimbunan
kayu ke jalur penimbunan dng buldoser
3.Pembukaan Lahan Areal Alang-alang
4.Pembukaan Lahan Pembibitan &
Infrastruktur
B. Pembukaan Lahan Tanpa Bakar Semi Mekanis
Penyusunan Program Land Clearing
• Persiapan land clearing sebaiknya dimulai minimal 4 (empat) bulan
sebelum tahun program tanam, sehingga tersedia waktu 16 bulan untuk
menyelesaikan program. Semua tahapan pekerjaan (time schedule) agar
disusun secara sistematis dan satu sama lain tidak saling menghambat.
Didalam penyusunan “time schedule” tersebut faktor yang harus
diperhitungkan ialah : Iklim, Tenaga Kerja, Alat dan Bahan. Contoh:
Peralatan land Clearing
Jenis Pekerjaan Alat/Bahan

1. Batas blok Theodolit, GPS dan


perlengkapannya
2. Imas Parang

3. Tumbang Gergaji mesin (chain saw) dan


kapak
4. Cincang Chain saw, parang dan kapak

5. Rumpuk/stacking - Manual : parang, kapak dan tuas


- Mekanis : bulldozer dan
excavator
3. Pembukaan Lahan Areal Alang-alang
a. Cara Mekanis
 Baik utk daerah yg sulit tenaga kerja, sulit air, cuaca
tdk menentu
 Pelaksanaan lebih cepat, lalang dan akar rimpang dpt
terangkat dg pembajakan I sedalam 30cm, dibiarkan
kena panas mthr 2-3 minggu, lalu dicincang dg garu I
 Bajak II dilakukan 2 minggu kemudian dg arah
menyilang bajak I, disusul garu II setelah 2 minggu,
bila perlu diteruskan garu III
 Bila dihitung sekali pusingan 15 hr  2 x bajak & 3 x
garu =75 hari. Bila dlm 1 th 3bl masa kerja 1 traktor
dpt mengerjakan 80-100ha.
 Sebaiknya dilakukan pd musim kemarau (lebih cepat,
tidak perlu air, dan hemat tenaga)
3. Pembukaan Lahan Areal Alang-alang
b. Cara Kimia
 Syarat: kebuthn racun alang, alat semprotm tenaga
kerja selalu tersedia
 Tidak sesuai utk daerah dg CH tinggi
Pertimbangan dan pedoman:
 Luas areal yg disemprot terbatas o/ alat yg
digunakan dan kemampuan tersedia krn terbatasnya
waktu (hanya msm kemarau)
 Ketersediaan dan mutu air penting
 Semak yg tumbuh di antara lalang
dibongkar/didongkel. Bila lalang sangat padat perlu
dibakar dulu, setelah 2-3 minggu lalang tumbuh lagi
(30 cm) baru disemprot
 Bahaya api harus diperhatikan setelah semprot.
Rotasi semprot diikuti wiping.
Alat semprot:
a. Semprot gendong (knapsack sprayer):
- Air lebih sedikit, pemilihan lokasi lebih mudah
- Tenaga kerja lebih banyak
- Satu tim semprot=1 mandor, 6 pemikul air, 2
pencampur, pengisi dan pemindah drum 2,5-3
ha/hr.
b. Semprot bermesin (power sprayer)
- Tenaga lebih sedikit, kpstas >, pengaturan lbh
mudah
- Air lebih banyak, kurang rata, perlu spot spraying
- Satu tim=1 pengawas mesin, 2 penyemprot, 4
pemindah pipa. Min 3 ha/hr
b. Cara kimia. Cth aplikasi dan dosis herbisida
HERBISIDA PERLAKUAN DOSIS (/ha) AIR (l/ha) KONSENTRASI
(%)
Glyposate Semprot 1 2,8 l 8.000
Spot 0,6 l
Wiping 0,75-1,00
Dalapon Semprot 1 8,4 kg 1.000
Semprot 2 8,4 kg 1.000
Semprot 3 4,2 kg 500
Wiping 1,00 – 1,50

– Penyemprotan glyposate ckp sekali jika berhasil,


diikuti spot spraying 3 minggu dg air bersih
– Diikuti wiping lalang sebulan sekali
– Penyemprotan dg Dalapon perlu 3 x, selang 3
minggu, diikuti wiping sebulan sekali
• Utk areal konversi lain : jika mungkin dg mekanis,
yg tidak mungkin dg khemis.
• Utk areal replanting sawit sebaiknya dg mekanis
krn akar tnmn terangkat ke atas; diawali dg
meracun pokok sawit: melubangi batang setinggi 1
m dr pangkal, diberi racun 50 cc trixon 100 (1 lt
dicampur 19 lt solar). Sblm pokok tua didorong
dibuat lubang melingkar 30 cm dr pokok. Lubang
uk lbr 20 cm kdlmn 50 cm. Peracunan spy pohon
cpt mati dan Oryctes tdk berkembang
• Setelah penumbangan dilakukan merumpuk dan
merencek.
• Utk eks karet bisa tanpa pembongkaran tunggul &
olah tanah krn selama pertmbhn karet tdk banyak
gangguan fisik thd tanah.
Pembukaan Lahan PEMBIBITAN
• Lokasi harus bersih dg mendongkel
pangkal batang.
• Dapat digunakan buldozer utk dongkel
pokok dan kumpulkan tanah topsoil
pengisi polibag
• Buldoser juga utk menimbun dan
meratakan areal  cut & fill
Lahan pembibitan

Sistem pengairan pembibitan


(Kirinko/sumisansui)
Pembukaan Lahan GAMBUT
• Lahan Gambut= areal timbunan material bahan organik yg secara
alami dlm keadaan basah berlebihan, bersifat tidak mampat (amorf)
dan tidak atau sedikit memgalami perombakan
• Perlu paket teknologi khusus yg berbeda dg tanah mineral, perlu
pengelolaan air scr khusus spy kerusakan lahan minimal
• Faktor yg perlu dipertimbangkan:
 Ketebalan, kematangan, sifat fisika dan kimia gambut
 Kemungkinan banjir serta sifat air
 Pengaturan tinggi permukaan air
• Pengeringan gambut yg terlalu intensif&cepat  tanah gambut
mengering dan mengkerut tidak balik (irreversible shrinkage) 
mudah terbakar dan sulit menyerap air
• Pengelolaan air hrs sesuai tkt pelapukan. Lahan gambut mentah
(fibrik)mudah mengkerut  hrs selalu berada di bawah permk air.
Secara umum perm air tanah dipertahankan 70-75 cm  saluran
drainase, tanggul, dan pintu air.
• Pd tanah gambut lebih matang (saprist) & campuran mineral
(fluvaquent troposaprist) air msh bisa lebih dalam
Faktor agronomis:
 Pertumbuhan : pokok doyong krn permukaan
tanah berlangsung cepat, daya dukung tanah
kecil
 Defisiensi unsur makro: K dan mikro: Cu, Zn,
B
 Serangan hama rayap
 Umur ekonomis kelapa sawit lebih singkat
 Gambut masuk kelas IV kesesuaian lahan,
rata-rata produksi 18 ton/ha/th
1. Saluran batas
 saluran keliling (periphere drain) sbg sal batas areal yg
direklamasi
 Sal batas berfungsi mengatur perm air tanah & sal utama
lebar atas 4m, bwh 3m, kedalaman 2-3m
 Dibangun 1 th sebelum penebangan hutan
 Tanah galian parit berfungsi sbg badan jalan dan tanggul
2. Pembukaan Hutan
a. Imas: tebas semak dan pohon kecil ( <2,5 cm) scr manual
b. Tebang pohon: mekanis dg chainsaw, arah jatuh pohon
searah
DIAMETER TINGGI
• Dahan dan ranting dipotong-
BTG (cm) PENEBANGAN potong sepanjang 5 m dan
(cm) ditumpuk di atas batang
<15 15 tunggul/kayu
• Perumpukan dilakukan setelah
15-30 30
pemancangan jalur perumpukan
30-75 60 • Rumpukan diletakkan selang 2
75-150 90 baris tanaman dan searah
>150 150 barisan tanaman
c. Sistem drainase
Terdiri atas: sal. Primer, sekunder, dan tersier
Jenis saluran LEBAR (m) Kedalaman (m)
Atas Bawah
Primer 3,0-6,0 1,2-1,8 1,8-2,5
Sekunder 1,8-2,5 0,6-0,9 1,2-1,8
Tersier 1,0-1,2 0,5-0,6 0,9-1,0

1) Saluran Primer
- berfungsi mengalirkan air ke daerah pembuangan akhir
antara lain sungai, kanal
- Disesuaikan letak dan arah aliran sungai utama
- dapat berupa sungai kecil alami yg dibersihkan atau
berupa saluran baru
- Membangun benteng dan pintu air pada areal pasang surut
- Waktu pembangunan 1 th sblm LC
2) Saluran Sekunder
• bermuara ke saluran primer
• Berfungsi menampung air dari saluran tersier dan
juga sebagai batas blok. Tanah sekaligus sbg
badan jalan.
• Jarak antar saluran sekunder 400-500 m dg
panjang trgntg keadaan areal

3) Saluran Tersier/parit sirip


• bermuara ke saluran sekunder. Waktu pembuatan
setelah LC
• Berfungsi mengalirkan air ke saluran sekunder dan
menampung air dari areal tanaman
• Jarak antar saluran tersier tergantung kondisi
drainase lapangan, maksimum satu saluran utk 2
baris tanaman. Arah Timur-Barat.
• Parit gawangan tiap 8 atau 16 baris tanaman
Pembersihan saluran sekunder di lahan gambut
4) Pembangunan jalan
• Pondasi jalan dari tanah galian, sedang perataan
dan pemadatan dg alat berat
• Pemadatan dapat dilakukan dg penyusunan
batang kayu (gambangan) berdiameter 7-10 cm
• Gambangan ditimbun dg tanah mineral setebal 20-
30 cm lalu diratakan dan dipadatkan
• Pembuatan jln panen sbg sarana angkut buah
dilakukan bersama dg pemadatan jalur tanam
• Alternatif bentuk jalan transport lain adalah rel
(lori)

5) Pemadatan Jalur Tanaman


• Diperlukan supaya akar tanaman dapat menjangkar
kuat dlm tanah  mengurangi roboh/miring
• Tiap jalur tanaman dilakukan pemadatan dg mekanis
3) Penanaman
• Kerapatan pohon yg disarankan 143 phn/ha (jarak 9 m
sama sisi)
• Bila jalur tanam dipadatkan, lubang tanam = 50x50x50 cm
• Bila jalur tanam tdk dipadatkan, sawit ditanam sistem
lubang dalam lubang, uk lubang luar 100x100x50, lubang
dalam 50x50x50cm
• Tunggul kayu yg ada di lubang dibongkar, bila tdk dapat
lubang tanam digeser searah baris tanaman
• Pupuk dasar: 15 g CuSO4, 15 g ZnSO4, 400g RP, 200 g
Kapur pertanian
4) Pengelolaan Tata Air
• Mengatur dan mempertahankan muka air di lahan
pertanaman
• Pembuatan pintu-pintu air di tempat tertentu (pertemuan
sal primer dg sungai, pertemuan sal primer dg sekunder),
sabaiknya dibuat otomatis. Atau pd msm hujan dibuka,
msm kering ditutup
• Kedalaman air dipertahankan 60-80 cm

Anda mungkin juga menyukai