Mei16 TO0 Ver1
Mei16 TO0 Ver1
TO 0
MEI 2016
• Hipertensi emergensi
– Adanya kerusakan organ target akut atau progresif
(AKI, TIA, stroke, angina pektoris, dll.) turunkan
dengan obat parenteral segera
• Hipertensi urgensi
– Peningkatan TD bermakna tanpa gejala berat atau
kerusakan organ target progresif turunkan TD
dalam beberapa jam dengan obat oral
Target Penurunan TD
• Hipertensi emergensi
– Target awal adalah berkurangnya MAP
sebanyak 25% dalam 2 jam
– Setelah itu penurunan dilanjutkan dalam 12-16
jam hingga mendekati normal
– MAP = (2 x TD diastolik+ TD sistolik) : 3
• Hipertensi urgensi
– Penurunan bertahap dalam 24 jam
Pilihan Antihipertensi Parenteral
• Nitroprussid, namun jarang di Indonesia
• Nkardipin, sering digunakan, dapat dititrasi
dengan baik
• Klonidin, alternatif (lini kedua, terutama jika
nikardipin tidak tersedia), hati-hati efek
samping rebound jika dihentikan dengan
segera
4. B. Syok hipovolemik
• Anak, 5 tahun
• Diare profuse
• BAK terakhir 5 jam yang lalu
• Kesadaran menurun
• TD 70/60, nadi 132x/menit, kral dingin, CRT >3
detik
• Kategori-1 (2HRZE/4H3R3)
– Kasus baru
• Kategori-2 (2HRZES/HRZE/5H3R3E3)
– Pasien kambuh
– Pasien gagal
– Pasien putus berobat (loss to follow up)
• Kategori Anak (2RHZ/4RH)
• OAT Sisipan (RHZE)
7. B. Kontak dengan BTA positif
• Anak, 2 tahun
• BB tidak kunjung naik, tampak kurus
• Gangguan perkembangan
• Mantoux positif
• Diagnosis TB anak dengan skoring
Diagosis TB pada Anak
• Relatif “sulit”
– BTA biasa negatif (paucibaciler / kuman sedikit)
– Sulit ekspektorasi sputum
– Gejala tidak khas (batuk bukan gejala utama TB
anak)
• Pemeriksaan fisis:
– PF dapat normal
– Wheezing
– Ekspirasi memanjang
Pemeriksaan Penunjang
• Spirometri
– Obstruksi: VEP1 < 80% nilai prediksi
– Reversibilitas: perbaikan VEP1 ≥ 15% secara spontan,
atau setelah inhalasi bronkodilator, atau
bronkodilator oral 10-14 hari, atau steroid
oral/inhalasi 2 minggu
• APE (Arus Puncak Ekspirasi)
– Dinilai dengan spirometri atau peak expiratory flow
meter (PEF meter)
– Reversibilitas: perbaikan VEP1 ≥ 15% secara spontan,
atau setelah inhalasi bronkodilator, atau
bronkodilator oral 10-14 hari, atau steroid
oral/inhalasi 2 minggu
– Variabilitas harian (dinilai 1-2 minggu): > 20%
• Pemeriksaan lain: uji provokasi bronkus, status
alergi
9. B. Penyakit Graves
• Perempuan, 34 tahun
• Tanda hipertiroid (+)
• Eksoftalmus, tiroid membesar, kenyal, dengan
takikardia
• Pneumotoraks traumatik
– Akibat cedera traumatik pada dada (tajam dan
tumpul) atau akibat tindakan medis
Pneumotoraks tension
• Tanda vital tidak stabil
• Jangan lakukan foto toraks, karena diagnosis harus
dapat ditegakkan dari klinis pasien!
• Tindakan paling utama adalah needle decompression
– Gunakan jarum infus, misalnya, dan tusukkan di sela iga
kedua linea midclavicularis pada sisi paru yang dicurigai
tension pneumotoraks
– Jika benar, akan terdengar udara yang keluar dari jarum
– Jangan lupa untuk pasang WSD setelah tindakan awal ini
Trakea dapat terdorong ke satu sisi akibat paru yang kolaps
http://learning.bmj.com/classobjects/images/en-
gb/ARRAY_HP_FS11DcmprssnTnsnPnmthrx_default.j
pg
11. A – Hernia Inkarserata
• Keywords
– Laki-laki, 47 tahun, keluhan obstruksi (muntah dan
kembung), riwayat sering keluar benjolan di lipat
paha, saat ini benjolan tidak dapat masuk kembali
Hernia inguinal
Hernia femoralis
masuk melalui kanalis femoralis (di bawah kanalis inguinalis)
Hernia – Klasifikasi Kondisi
TIPE HERNIA MENURUT KONDISI
Hepatitis kronik
+ - IgG + - +
replikatif
Hepatitis kronik
+ - IgG - + -
non replikatif
15. D. Hemoroid grade III
• Keywords:
– Laki-laki, 48 tahun
– Benjolan di anus
– Harus dibantu dengan tangan untuk dimasukkan
HEMOROID:
– Stadium klinis?
Stadium Klinis berdasarkan WHO
• Stadium 1: asimtomatik, limfadenopati
generalisata persisten
• Stadium 2: BB turun <10%, herpes zoster, ulkus
oral berulang, dermatitis seboroik, infeksi jamur
kuku
• Stadium 3: BB turun >10%, diare kronik >1 bulan,
demam >1 bulan, kandidiasis oral, TB paru
• Stadium 4: HIV wasting syndrome (BB turun
>10%+diare kronik >1 bulan+demam >1 bulan),
PCP, TB ekstra paru
• Bagan di samping kiri
adalah alur tes
antibodi HIV (Strategi
III) yang dipakai
Kemenkes untuk
standar nasional
• Tes antibodi yang
dipakai boleh Rapid
Test atau ELISA,
sebanyak 3 kali tes
untuk diagnosis pasti
(apablagi sudah
disertai gejala AIDS)
• Western Blot tidak
diwajibkan pada
pedoman nasional
sebagai standar
diagnostik karena
secara teknis sulit
dilakukan secara
rutin
Sumber: Pedoman Nasional
Tatalaksana HIV Kemenkes 2011
25. B. Peritonitis umum akibat
perforasi
• Keywords:
– Laki-laki, 38 tahun
– Sakit kepala, perut tidak enak, belum BAB
– Demam tidak terlalu tinggi, sejak 2 minggu
– Perempuan, 22 tahun,
– Demam berselang 3 hari, nyeri kepala, berkeringat
– 1 minggu yang lalu pergi ke Papua selama 1
minggu
– Diperiksa menggunakan rapid test dan didiagnosis
mengalami malaria.
Identifikasi etiologi malaria melalui
pola demam
• Malaria dengan pola demam selang tiga
hari (tiap 72 jam) malariae (kuartana)
Sumber:
Konsensus Nasional DM 2011
PERKENI
31. D. Trigeminal Neuralgia
• Keywords
– Lita, 39 tahun,
– Rahang bawah kiri terasa nyeri saat makan
maupun dengan perabaan, terasa ditusuk
– sudah dirasakannya selama tiga tahun kronik
– Pasien sudah diperiksa dokter gigi dan tidak ada
kelainan.
– Pemeriksaan MRI juga tidak ditemukan kelainan
Neuralgia trigeminal
• Nama lainnya: tic douloureux
• Sindrom nyeri pada wajah yang rekuren dan kronik
• Gejala dan tanda: nyeri wajah unilateral, biasanya sisi wajah
kanan, seperti tertusuk,mengikuti distribusi nervus trigeminus
(N.V) biasanya menjalar ke area maksila atau mandibula
• Keywords:
– Anak, 5 tahun,
– telinga sakit
– Riwayat batuk/pilek tidak sembuh
– PF: membran hiperemis
STADIUM OTITIS MEDIA AKUT TATALAKSANA
• Keywords:
– S: keluhan tidak mau makan
– O: atrofi otot dan atrofi lemak di kedua lengan dan
tungkai, rambut mudah tercabut, perut membuncit
disertai edema tungkai dan kaki
– Pada anak ini dapat ditemukan tanda gizi buruk marasmik
secara klinis (atrofi otot dan atrofi lemak)
– Tanda kwasiorkor? Ada edema, khususnya edema
ekstremitas (hingga abdomen)
Gizi Buruk – Diagnosis
• Diagnosis gizi buruk ditegakkan atas dasar klinis dan atau antoprometri
1. Terlihat sangat kurus dan atau edema
2. Antropometri
a. Anak usia <5 tahun (WHO): z-score BB/TB < -3,00 SD
b. Anak dengan organomegali: LLA < 11,5 cm atau LLA/U < 70%
• Klasifikasi
– Kwashiorkor: edema pada kedua punggung kaki, rambut kemerahan dan
mudah dicabut, kurang aktif, rewel, cengeng, pengurusan otot, crazy
pavement dermatosis
– Marasmus: wajah seperti orang tua, kulit terlihat longgar, iga gambang,
baggy pants, kulit paha berkeriput
– Tipe Campuran
• Tipe Campuran
Kwashiorkor vs Marasmus
35. B. Katarak matur
• Keywords:
o Laki-laki, 65 tahun,
o pandangan kabur perlahan, seperti berkabut sejak 2 bulan
yang lalu
o PF: visus OD 5/60 OS 2/60; lensa kedua mata keruh,
shadow test negatif pada kedua mata.
Sumber: PPDGJ
Dx banding: Gangguan psikotik akut
Kriteria diagnostik:
• adanya gejala psikotik yang lebih dari 1 hari, kurang
dari 1 bulan, terjadi tiba-tiba, terdapat labilitas
emosi
Terapi:
• antipsikotik: Haloperidol (generasi I), atau
antipsikotik generasi II (seperti rispderidon,
klozapin, olanzapin)
• psikoterapi
41. B Serangan panik
• Keywords:
– Perempuan, 27 tahun,
– Tiba-tiba mengalami ketakutan hebat 1 jam yang
lalu.
– Keluhan lainnya ialah berdebar-debar dan
berkeringat dingin.
– Keluhan dirasakan saat pasien sedang beristirahat,
tidak sedang dalam keadaan emosi. Kejadian ini
telah terjadi beberapa kali dan menghilang
dengan sendirinya
Gangguan panik
• Serangan ansietas berulang, tidak terbatas pada
situasi tertentu, rangkaian kejadian tidak terduga
• Serangan berlangsung beberapa menit, kadang
lebih lama
– gejala primer yang dominan bervariasi, awitan
mendadak
– gejala primer palpitasi, nyeri dada, rasa tercekik,
pusing, dapat disertai depersonalisasi/derealisasi
– Gejala sekunder: takut mati, kehilangan kendali
Sumber: PPDGJ
42. C. Superimposed Preeclampsia
– Wanita, 37 tahun, G1P0A0, hamil 38 Minggu, TD
180/110 mmHg, proteinuria +++
– Saat 11 minggu, TD sudah tinggi (150/110 mmHG)
– Diagnosis?
Hipertensi Kronik
Proteinuria (-)
Superimposed preeclampsia
Proteinuria (+)
SPEKTRUM HIPERTENSI – HIPERTENSI DALAM KEHAMILAN –
PREEKLAMPSIA - EKLAMPSIA
DIAGNOSIS TEKANAN DARAH TANDA DAN GEJALA LAIN
HIPERTENSI GESTASIONAL TD ≥ 140/90 mmHg Kehamilan Proteinuria (-)
> 20 minggu
TEAR (ROBEKAN JALAN LAHIR) KONTRAKSI BAIK, PLASENTA HENTIKAN SUMBER PERDARAHAN
LENGKAP
– Mengidentifikasi masalah
– Menetapkan prioritas masalah
– Menganalisis penyebab masalah
– Menentukan alternatif pemecahan masalah
– Mengevaluasi alternatif pemecahan masalah
– Memilih alternatif pemecahan masalah
– Implementasi
– Follow up
48. A. Case control
DESAIN
PENELITIAN • LAPORAN
DESKRIPTI
KASUS
F
TIDAK ADA • CASE-SERIES
EKSPERIMENTAL OBSERVASIONAL PERBANDINGAN ANTAR
TIAP KELOMPOK • KOHORT
ADA PERLAKUAN • CASE-CONTROL
/INTERVENSI ANALITIK /
ETIOLOGI • CROSS-
ADA SECTIONAL/POT
PERBANDINGAN ONG LINTANG
ANTAR TIAP
KELOMPOK
Total 100 Y
SENSITIVITY SPECIFICITY
A D
A+C B+D
50. B. Uji Wilcoxon
• Keywords:
– Uji korelatif/komparatif? Komparatif
– Variabel bebas: sebelum vs sesudah cuci tangan
– Variabel tergantung: tingkat pengetahuan
– Jenis variabel bebas: nominal dikotom (2 kategori)
– Jenis variabel tergantung: ordinal (baik, sedang,
buruk)
– Berpasangan/tidak berpasangan? Berpasangan,
karena data dari orang yang sama
Tabel Uji Hipotesis
SELAMAT BELAJAR!