Struktur tanah
Jenis-Jenis tanah
Jenis-Jenis batuan
Study case ( tanah Litosol & Padzolic )
STRUKTUR TANAH
Menurut Utomo (1985), struktur tanah adalah susunan partikel-partikel dalam tanah yang
membentuk agregat-agregat serta agregat satu dengan yang lainnya dibatasi oleh bidang alami
yang lemah. Struktur tanah sangat dipengaruhi oleh perubahan iklim, aktivitas biologi, dan
proses pengolahan tanah dan sangat pekat terhadap gaya-gaya perusak mekanis dan fisika-
kimia.
Syarief (1989) berpendapat bahwa struktur tanah merupakan suatu sifat fisik yang penting,
karena dapat mempengaruhi pertumbuhan tanaman, memengaruhi sifat dan keadaan tanah
seperti: gerakan air dan aerasi, tata air, pernafasan akar tanaman serta penetrasi akar tanaman
ditentukan oleh struktur tanah. Tanah yang berstruktur baik akan mampu membantu
berfungsinya faktor-faktor pertumbuhan tanaman secara optimal, sedangkan tanah yang
bertekstur tidak baik menyebabkan terhambatnya pertumbuhan tanaman.
Dan menurut Buol dkk., (1980) menyatakan bahwa struktur tanah memiliki sembilan bentuk,
yaitu :
(1) bentuk tunggal (loose), (2) pejal (massive), (3) lempeng (platy), (4) prisma (prismatic), (4)
tiang (columnar), (5) gumpal bersudut (angular blocky), (6) gumpal (sub angular blocky), (7)
granular (granular), (8) remah (crumb).
Macam-macam bentuk struktur tanah
Gambar 5 Gambar 6
Jenis-jenis tanah
8. Jenis tanah ini juga salah satu yang terdapat di Indonesia, tanah ini
terbentuk dari pelapukan batuan sedimen dan metamorf.
Gambar 7 Gambar 8
9. Tanah litosol merupakan tanah yang baru mengalami perkembangan
dan merupakan tanah yang masih muda. Terbentuk dari adanya
perubahan iklim, topografi dan adanya vulkanisme.
10. Tanah kapur Seperti dengan namanya tanah kapur berasal dari
batuan kapur yang mengalami pelapukan.
11. Hampir sama dengan tanah kapur, jenis tanah ini juga berasal dari Gambar 9 Gambar 10
kapur, namun dicampur dengan berbagai bahan lainnya yang
membedakan adalah ia lebih mirip seperti pasir. Tanah mergel terbentuk
dari batuan kapur, pasir dan tanah liat dan mengalami pembentukan
dengan bantuan hujan namun tidak merata.
13. Tanah oxisol merupakan tanah yang kaya akan zat besi dan
alumunium oksida. Tanah jenis ini juga sering kita temui di daerah tropis
di Indonesia dari daerah desa hingga perkotaan.
14. Tanah padas sebenarnya tidak juga bisa dibilang sebagai tanah
karena sangat keras hampir seperti dengan batuan.
Gambar 13 Gambar 14
16. Tanah podsol memiliki berbagai campuran tekstur mulai pasir hingga
bebatuan kecil. Gambar 15 Gambar 16
18. Tanah liat adalah jenis tanah yang terdiri dari campuran dari
aluminium serta silikat yang memiliki diameter tidak lebih dari 4
mikrometer. Tanah liat terbentuk dari adanya proses pelapukan batuan
silika yang dilakukan oleh asam karbonat dan sebagian diantaranya Gambar 17 Gambar 18
dihasilkan dari aktivitas panas bumi.
Perseberan Jenis-jenis Tanah di Indonesia
1. Tanah Aluvial 1. Tanah Aluvial
2. Tanah Humus 2. Tanah Humus
3. Tanah Inceptisol 3. Tanah Latosol
1. Tanah Latosol 4. Tanah Litosol
4. Tanah Laterit
5. Tanah Organosol 5. Tanah Organosol
6. Tanah Padas 6. Tanah Padas
7. Tanah Pasir 7. Tanah Pasir
8. Tanah Podsolik Merku. 8. Tanah Liat
9. Tanah Liat
1. Tanah Padsol
1. Tanah Aluvial
2. Tanah Andosol
3. Tanah Humus
4. Tanah Inceptisol
5. Tanah Organosol
6. Tanah Padas 1. Tanah Entisol
7. Tanah Pasir 1. Tanah Laterit 2. Tanah Kapur 1. Tanah Latosol 1. Tanah Aluvial
8. Tanah Podsolik Merku. 2. Tanah Latosol 2. Tanah Andosol 2. Tanah Latosol
9. Tanah Liat 3. Tanah Padas 3. Tanah Humus
4. Tanah Pasir 4. Tanah Inceptisol
5. Tanah Liat 5. Tanah Organosol
1. Tanah Gromosol
2. Tanah Laterit 1. Tanah Aluvial 6. Tanah Padas
3. Tanah Litosol 2. Tanah Andosol 7. Tanah Pasir
4. Tanah Kapur 3. Tanah Humus 1. Tanah Grumusol 8. Tanah Podsolik
1. Tanah Gromosol Merku.
4. Tanah Entisol 2. Tanah Andosol 2. Tanah Laterit
5. Tanah Organosol 3. Tanah Kapur 9. Tanah Liat
3. Tanah Mergel 10. Tanah Padsol
6. Tanah Padas 4. Tanah Liat
7. Tanah Pasir 5. Tanah Organosol 1. Tanah Litosol
8. Tanah Podsolik Merku. 6. Tanah Padas 2. Tanah Pasir
9. Tanah Liat 7. Tanah Pasir 3. Tanah Liat
4. Tanah Podsol
Jenis-jenis Batuan
Di dalam bumi ini terdapat 3 jenis batuan. Apa saja? Berikut ketiga jenis batuan yang ada pada lapisan
atmosfer bumi : (1) Batuan Beku, (2) Batuan Sedimen, (3) Batuan Metamorf
Itulah ketiga jenis batuan yang ada dalam lapisan bumi. Dari ketiga jenis itu terdapat berbagai macam
pembentukan yang mengakibatkan beraneka ragam bentuk. Untuk lebih jelasnya, berikut ini penjelasan
tentang jenis jenis batuan beserta contoh gambar, ciri ciri, penjelasan, cara terbentuknya dan fungsinya.
Batuan beku atau nama lainnya batuan igneus ialah jenis batuan yang dihasilkan dari magma yang
mengalami proses pendinginan atau pembekuan. Terdapat 700 lebih jenis batuan beku yang telah
diidentifikasi yang mana kesemua jenis batuan tersebut biasanya hanya didapati pada daerah atau kawasan
tertentu saja misalnya terdapat pada kerak bumi.
Batuan sedimen merupakan batuan yang terdapat di permukaan bumi baik itu daratan maupun lautan,
yang mana batuan jenis ini telah mengalami proses perpindahan dari suatu tempat ke tempat lainnya
melalui alat perpindahan alamiah berupa gaya gravitasi, angin dan air sebagai pengangkut utamanya.
Batuan metamorf adalah satu batuan yang alami perubahan atau transformasi dari batuan yang lain yang
telah ada terlebih dulu serta dibersamai dengan terdapatnya sistem metamorfosa hingga membuat bentuk
baru yang berlainan dengan type batuan terlebih dulu.
Contoh-contoh dari beberapa batuan Baku, Sedimen dan
Metamorf
Contoh batuan baku 3. Batuan Basalt
Ciri-ciri : terdiri atas kristal-kristal yang
sangat kecil, berwarna hijau keabu-abuan
1. Batu Apung dan berlubang-lubang. Batuan Basalt
Ciri-ciri : Warna keabuan, terdapat rongga- lazimnya bersifat masif dan keras, bertekstur
rongga, ringan, dapat mengapung di dalam afanitik, terdiri atas mineral gelas vulkanik,
air, biasa ditemukan di sungai . plagioklas, piroksin. Amfibol dan mineral
Cara Terbentuk : Hasil dari pendinginan hitam
magma yang bergelembung-gelembung gas. Proses Terbentuknya : Berasal dari
Fungsi : Untuk menyembuhkan kaki pecah- pendinginan lava yang mengandung gas
tetapi gasnya telah menguap
pecah, mengamplas kayu, media tanam Manfaat : sebagai bahan baku dalam industri
tumbuhan anggrek. poles, bahan bangunan / pondasi bangunan
(gedung, jalan, jembatan, dll)
2. Batu Granit Gambar 2
Ciri-ciri : Terdiri atas kristal-kristal kasar, Contoh Batuan Sedimen Gambar 1
warna putih sampai abu-abu, batuan ini
banyak di temukan di daerah pinggiran 1.4 Batuan Konglomerat
pantai dan di pinggiran sungai besar Ciri-ciri : Materialnya berupa kerikil – kerikil
ataupun di dasar sungai. berbentuk bundar, batu – batu dan pasir
Proses Terbentuknya : dari pendinginan melekat satu sama lain, bertekstur kasar,
magma yang terjadi dengan lambat di bawah dan berbentuk besar.
permukaan bumi Proses Terbentuknya : Materi yang berupa
Manfaat : Sebagai bahan bangunan, bahan pasir halus dan kerikil yang
dasar pembuatan paving, bahan pembuat mengendap,endapan tersebut lalu mengeras
patung, batu nisan, lantai dan jadilah batu konglomerat.
Manfaat : Hiasan rumah, material bahan
bangunan.
Gambar 3.5
STUDY CASE TANAH PODSOLIK DI KALIMANTAN
Menurut Mulyani dan Hidayat ( 1988 ) lahan PMK (Podsolik Pada bulan tersebut dapat digunakan sebagai patokan
Merah Kuning) di Indonesia seluas 48,3 juta Ha yang masih waktu tanam rosella di lahan PMK Kalimantan Selatan.
belum dimanfaatkan. Oleh karena itu, penanaman rosela Menurut Dulyaphat (2000) Rosella di Thailand ditanam di
dilahan PMK sebagai pendekatan yang tepat, mengingat lahan tadah hujan dengan tingkat kesuburan tanah yang
umurnya pendek dan teknik budidaya yang tidak sulit. sangat rendah.
Secara umum tekstur tanah PMK didominasi oleh tanah liat
yang berpasir. PERSYARTAAN TUMBUH ROSELA
KONDISI LAHAN PODSOLIK MERAH KUNING DAN Tanah yang dikehendaki oleh tanaman rosela
CURAH HUJAN DI KALIMANTAN SELATAN adalah tnaah yang mempunyai tingkat kesuburan yang
cukup. Nilai Ph tanah yang sesuai bagi rosela berkisar
Kondisi Lahan PMK di Kalimantan Selatan antara 5,2 – 6,4. Tekstur tanah liat selama pertumbuhan
tergolong dalam lahan yang miskin unsur hara makro, mikro rosela membutuhkan air sebanyak 900 mm sampai dengan
pH rendah, kandungan Al dan Fe tinggi serta P dalam tanah 1.200 mm.
sering terfiksasi berdasarkan studi kelayakan Sastrosupadi
(1994) menunjukkan Carbon dan C/N rasio rendah yang Berdasarkan kondisi lahan PMK perlu diperbaiki
artinya tingkat kesuburan tanah rendah. Pada kondisi tanah baik secara fisik maupun kimia tanahnya apabila digunakan
yang demikian tergolong lahan bermasalah dan usaha tnai rosela. Hal ini menjadi bahan pertimbangan
membutuhkan penambahan input yang tinggi bila dilakukan utama dalam pengembangan rosel di lahan PMK,
usaha pertanian dan perkebunan. mengingat kondisi lahan penuh dengan masalah dan harus
add penambahan input berupa kapur, bahan organik,
Dari data curah hujan selama 4 tahun berturut-turut variates unggul dan teknik penanaman tumpangsari.
diketahui bahwa bulan kering terjadi kurang dari 2 bulan,
yaitu mulai bulan Oktober. Bulan kering merupakan bulan
yang memiliki curah hujan lebih kecil dari 100 mm/bulan.
STUDY CASE TANAH PODSOLIK DI KALIMANTAN
PERBAIKAN LAHAN PODSOLIK MERAH KUNING KESIMPULAN
Tanah litosol merupakan jenis tanah berbatu-batu Tenggara, Maluku bagian selatan, dan Papua. Adapun
dengan lapisan tanah yang tidak begitu tebal. di Sumatra, jenis tanah ini terdapat di wilayah yang
Penampangnya besar dan berbentuk kerikil, pasir atau tersusun dari batuan kuarsit, konglomerat, granit, dan
batu-batuan kecil, karena sedikit sekali mengalami batu lapis. Jenis tanah ini juga dapat dijumpai di daerah
perubahan struktur atau profil dari batuan asal. Tanah sekitar pantai.
litosol miskin unsur hara.
Unsur hara yang terkandung dalam jenis tanah ini tidak
Tanah Litosol terbentuk dari batuan beku dari proses begitu banyak, kalau tidak bisa dibilang sangat sedikit.
letusan gunung berapi dan sedimen keras yang proses Sehingga jelas sekali, tanah litosol tidak cocok untuk
pelapukan kimia (dengan bantuan organisme hidup) digunakan sebagai media pertanian. Berbagai upaya
dan fisikanya (dengan bantuan sinar matahari dan yang dapat dilakukan sebagai cara untuk mempercepat
hujan) belum sempurna. Sehingga struktur asal batuan proses pembentukan tanah litosol menjadi jenis tanah
induknya masih terlihat. Oleh sebab itu pula, tanah yang subur dan lebih bermanfat adalah dengan cara
litosol sering juga disebut sebagai tanah yang paling mempercepat proses pelapukannya. Biasanya adalah
muda, sehingga bahan induknya dangkal (kurang dari dengan cara memperlakukan daerah bertanah litosol
45 cm) dan seringkali tampak di permukaan tanah dengan penanaman berbagai jenis tanaman keras, dan
sebagai batuan padat yang padu. Jenis tanah ini belum melakukan reboisasi, agar proses erosi tidak berlanjut.
lama mengalami pelapukan dan sama sekali belum
mengalami perkembangan.