Anda di halaman 1dari 18

KAJIAN TENTANG JENIS TANAH DAN

BATUAN DI WILAYAH INDONESIA


Kelompok 3 :

Firda Wahyu P.S 171910501018


Danny Setiawan 171910501021
Annisa Aprilia S. 171910501022
Sonia Nuri Aprilia 171910501023
Daftar Isi

 Struktur tanah
 Jenis-Jenis tanah
 Jenis-Jenis batuan
 Study case ( tanah Litosol & Padzolic )
STRUKTUR TANAH

 Menurut Utomo (1985), struktur tanah adalah susunan partikel-partikel dalam tanah yang
membentuk agregat-agregat serta agregat satu dengan yang lainnya dibatasi oleh bidang alami
yang lemah. Struktur tanah sangat dipengaruhi oleh perubahan iklim, aktivitas biologi, dan
proses pengolahan tanah dan sangat pekat terhadap gaya-gaya perusak mekanis dan fisika-
kimia.
 Syarief (1989) berpendapat bahwa struktur tanah merupakan suatu sifat fisik yang penting,
karena dapat mempengaruhi pertumbuhan tanaman, memengaruhi sifat dan keadaan tanah
seperti: gerakan air dan aerasi, tata air, pernafasan akar tanaman serta penetrasi akar tanaman
ditentukan oleh struktur tanah. Tanah yang berstruktur baik akan mampu membantu
berfungsinya faktor-faktor pertumbuhan tanaman secara optimal, sedangkan tanah yang
bertekstur tidak baik menyebabkan terhambatnya pertumbuhan tanaman.
 Dan menurut Buol dkk., (1980) menyatakan bahwa struktur tanah memiliki sembilan bentuk,
yaitu :
(1) bentuk tunggal (loose), (2) pejal (massive), (3) lempeng (platy), (4) prisma (prismatic), (4)
tiang (columnar), (5) gumpal bersudut (angular blocky), (6) gumpal (sub angular blocky), (7)
granular (granular), (8) remah (crumb).
Macam-macam bentuk struktur tanah

 1. Lempeng (platy) yaitu bentuk struktur


tanah jika sumbu vertikal struktur tanah
lebih pendek dari sumbu horisontal.

 2. Prismatik (prismatic) yaitu jika struktur


tanah memiliki sumbu vertikal lebih
panjang dari sumbu horizontal dan sisi
atas tidak membulat.

 3. Tiang (columnar) yaitu jika struktur


tanah memiliki sumbu vertikal lebih
panjang dari sumbu horizontal dan sisi-
sisi atas membulat.

 4. Gumpal bersudut (angular blocky) yaitu


jika struktur tanah memiliki sumbu vertikal
sama dengan sumbu horizontal dan
sisisisi membentuk sudut tajam.
Macam-macam bentuk struktur tanah

 5. Gumpal membulat (subangular blocky)


yaitu jika struktur tanah memiliki sumbu
vertikal sama dengan sumbu horizontal
dan sisisisi membentuk sudut membulat.

 6. Butiran (granular) yaitu jika struktur


tanah membulat, atau banyak sisi.
Masing-masing butir ped tidak porous.

 7. Remah (crumb) yaitu jika struktur


tanah membulat atau banyak sisi, sangat
porous.
Jenis-jenis tanah
 1. Tanah aluvial merupakan jenis tanah yang terjadi karena endapan
lumpur biasanya yang terbawa karena aliran sungai. Tanah ini
biasanya ditemukan dibagian hilir karena dibawa dari hulu.

 2. Tanah andosol merupakan salah satu jenis tanah vulkanik dimana


terbentuk karena adanya proses vulkanisme pada gunung berapi.

 3. Tanah entisol merupakan saudara dari tanah andosol namun


biasaya merupakan pelapukan dari material yang dikeluarkan oleh Gambar 1 Gambar 2
letusan gunung berapi seperti debu, pasir, lahar, dan lapili

 4. Tanah grumusol terbentuk dari pelapukan batuan kapur dan tuffa


vulkanik. Kandungan organic di dalamnya rendah karena dari batuan
kapur jadi dapat disimpulkan tanah ini tidak subur dan tidak cocok
untuk ditanami tanaman.

 5. Tanah humus merupakan tanah yang terbentuk dari pelapukan


tumbuh-tumbuhan. Mengandung banyak unsur hara dan mineral dan Gambar 3 Gambar 4
sangat subur.

 6. Inceptol terbentuk dari batuan sedimen atau metamorf dengan


warna agak kecoklatan dan kehitaman serta campuran yang agak
keabu-abuan. Tanah ini juga dapat menopang pembentukan hutan
yang asri.

Gambar 5 Gambar 6
Jenis-jenis tanah

 7. Tanah laterit memiliki warna merah bata karena mengandung banyak


zat besi dan alumunium. Di indonesia sendiri tanah ini sepertinya cukup
fimiliar di berbagai daerah, terutama di daerah desa dan perkampungan.

 8. Jenis tanah ini juga salah satu yang terdapat di Indonesia, tanah ini
terbentuk dari pelapukan batuan sedimen dan metamorf.

Gambar 7 Gambar 8
 9. Tanah litosol merupakan tanah yang baru mengalami perkembangan
dan merupakan tanah yang masih muda. Terbentuk dari adanya
perubahan iklim, topografi dan adanya vulkanisme.

 10. Tanah kapur Seperti dengan namanya tanah kapur berasal dari
batuan kapur yang mengalami pelapukan.

 11. Hampir sama dengan tanah kapur, jenis tanah ini juga berasal dari Gambar 9 Gambar 10
kapur, namun dicampur dengan berbagai bahan lainnya yang
membedakan adalah ia lebih mirip seperti pasir. Tanah mergel terbentuk
dari batuan kapur, pasir dan tanah liat dan mengalami pembentukan
dengan bantuan hujan namun tidak merata.

 12. Tanah organosol terbentuk dari pelapukan benda organic seperti


tumbuhan, gambut dan rawa. Biasanya terdapat di daerah yang memiliki
iklim basah dan memiliki curah hujan tinggi.
Gambar 11 Gambar 12
Jenis-jenis tanah

 13. Tanah oxisol merupakan tanah yang kaya akan zat besi dan
alumunium oksida. Tanah jenis ini juga sering kita temui di daerah tropis
di Indonesia dari daerah desa hingga perkotaan.

 14. Tanah padas sebenarnya tidak juga bisa dibilang sebagai tanah
karena sangat keras hampir seperti dengan batuan.
Gambar 13 Gambar 14

 15. Tanah pasiar Seperti dengan namanya tanah pasir merupakan


pelapukan dari batuan pasir. Tanah ini biasanya banyak di daerah
sekitar pantai atau daerah kepulauan.

 16. Tanah podsol memiliki berbagai campuran tekstur mulai pasir hingga
bebatuan kecil. Gambar 15 Gambar 16

 17. Tanah ini sangat mudah ditemukan di seluruh wilayah Indonesia


karena persebarannya yang hampir rata.

 18. Tanah liat adalah jenis tanah yang terdiri dari campuran dari
aluminium serta silikat yang memiliki diameter tidak lebih dari 4
mikrometer. Tanah liat terbentuk dari adanya proses pelapukan batuan
silika yang dilakukan oleh asam karbonat dan sebagian diantaranya Gambar 17 Gambar 18
dihasilkan dari aktivitas panas bumi.
Perseberan Jenis-jenis Tanah di Indonesia
1. Tanah Aluvial 1. Tanah Aluvial
2. Tanah Humus 2. Tanah Humus
3. Tanah Inceptisol 3. Tanah Latosol
1. Tanah Latosol 4. Tanah Litosol
4. Tanah Laterit
5. Tanah Organosol 5. Tanah Organosol
6. Tanah Padas 6. Tanah Padas
7. Tanah Pasir 7. Tanah Pasir
8. Tanah Podsolik Merku. 8. Tanah Liat
9. Tanah Liat
1. Tanah Padsol

1. Tanah Aluvial
2. Tanah Andosol
3. Tanah Humus
4. Tanah Inceptisol
5. Tanah Organosol
6. Tanah Padas 1. Tanah Entisol
7. Tanah Pasir 1. Tanah Laterit 2. Tanah Kapur 1. Tanah Latosol 1. Tanah Aluvial
8. Tanah Podsolik Merku. 2. Tanah Latosol 2. Tanah Andosol 2. Tanah Latosol
9. Tanah Liat 3. Tanah Padas 3. Tanah Humus
4. Tanah Pasir 4. Tanah Inceptisol
5. Tanah Liat 5. Tanah Organosol
1. Tanah Gromosol
2. Tanah Laterit 1. Tanah Aluvial 6. Tanah Padas
3. Tanah Litosol 2. Tanah Andosol 7. Tanah Pasir
4. Tanah Kapur 3. Tanah Humus 1. Tanah Grumusol 8. Tanah Podsolik
1. Tanah Gromosol Merku.
4. Tanah Entisol 2. Tanah Andosol 2. Tanah Laterit
5. Tanah Organosol 3. Tanah Kapur 9. Tanah Liat
3. Tanah Mergel 10. Tanah Padsol
6. Tanah Padas 4. Tanah Liat
7. Tanah Pasir 5. Tanah Organosol 1. Tanah Litosol
8. Tanah Podsolik Merku. 6. Tanah Padas 2. Tanah Pasir
9. Tanah Liat 7. Tanah Pasir 3. Tanah Liat
4. Tanah Podsol
Jenis-jenis Batuan

 Di dalam bumi ini terdapat 3 jenis batuan. Apa saja? Berikut ketiga jenis batuan yang ada pada lapisan
atmosfer bumi : (1) Batuan Beku, (2) Batuan Sedimen, (3) Batuan Metamorf

 Itulah ketiga jenis batuan yang ada dalam lapisan bumi. Dari ketiga jenis itu terdapat berbagai macam
pembentukan yang mengakibatkan beraneka ragam bentuk. Untuk lebih jelasnya, berikut ini penjelasan
tentang jenis jenis batuan beserta contoh gambar, ciri ciri, penjelasan, cara terbentuknya dan fungsinya.

 Batuan beku atau nama lainnya batuan igneus ialah jenis batuan yang dihasilkan dari magma yang
mengalami proses pendinginan atau pembekuan. Terdapat 700 lebih jenis batuan beku yang telah
diidentifikasi yang mana kesemua jenis batuan tersebut biasanya hanya didapati pada daerah atau kawasan
tertentu saja misalnya terdapat pada kerak bumi.

 Batuan sedimen merupakan batuan yang terdapat di permukaan bumi baik itu daratan maupun lautan,
yang mana batuan jenis ini telah mengalami proses perpindahan dari suatu tempat ke tempat lainnya
melalui alat perpindahan alamiah berupa gaya gravitasi, angin dan air sebagai pengangkut utamanya.

 Batuan metamorf adalah satu batuan yang alami perubahan atau transformasi dari batuan yang lain yang
telah ada terlebih dulu serta dibersamai dengan terdapatnya sistem metamorfosa hingga membuat bentuk
baru yang berlainan dengan type batuan terlebih dulu.
Contoh-contoh dari beberapa batuan Baku, Sedimen dan
Metamorf
 Contoh batuan baku  3. Batuan Basalt
 Ciri-ciri : terdiri atas kristal-kristal yang
sangat kecil, berwarna hijau keabu-abuan
 1. Batu Apung dan berlubang-lubang. Batuan Basalt
 Ciri-ciri : Warna keabuan, terdapat rongga- lazimnya bersifat masif dan keras, bertekstur
rongga, ringan, dapat mengapung di dalam afanitik, terdiri atas mineral gelas vulkanik,
air, biasa ditemukan di sungai . plagioklas, piroksin. Amfibol dan mineral
 Cara Terbentuk : Hasil dari pendinginan hitam
magma yang bergelembung-gelembung gas.  Proses Terbentuknya : Berasal dari
 Fungsi : Untuk menyembuhkan kaki pecah- pendinginan lava yang mengandung gas
tetapi gasnya telah menguap
pecah, mengamplas kayu, media tanam Manfaat : sebagai bahan baku dalam industri
tumbuhan anggrek. poles, bahan bangunan / pondasi bangunan
(gedung, jalan, jembatan, dll)
 2. Batu Granit Gambar 2
 Ciri-ciri : Terdiri atas kristal-kristal kasar, Contoh Batuan Sedimen Gambar 1
warna putih sampai abu-abu, batuan ini
banyak di temukan di daerah pinggiran 1.4 Batuan Konglomerat
pantai dan di pinggiran sungai besar Ciri-ciri : Materialnya berupa kerikil – kerikil
ataupun di dasar sungai. berbentuk bundar, batu – batu dan pasir
 Proses Terbentuknya : dari pendinginan melekat satu sama lain, bertekstur kasar,
magma yang terjadi dengan lambat di bawah dan berbentuk besar.
permukaan bumi  Proses Terbentuknya : Materi yang berupa
 Manfaat : Sebagai bahan bangunan, bahan pasir halus dan kerikil yang
dasar pembuatan paving, bahan pembuat mengendap,endapan tersebut lalu mengeras
patung, batu nisan, lantai dan jadilah batu konglomerat.
 Manfaat : Hiasan rumah, material bahan
bangunan.

Gambar 3 Gambar 1.4


Contoh-contoh dari beberapa batuan Baku, Sedimen dan
Metamorf
 2. Batuan Breksi
 Ciri-ciri : gabungan pecahan-pecahan yang 2.5 Batuan Ganes/Gneiss
berasal dari letusan gunung berapi, tersusun Ciri-ciri : memiliki bands butiran feldspar,
dari mineral rijang, granit, kuarsa, dan batu berwarna abu-abu, Kuarsa dan feldspar
gamping. nampak berselang-seling dengan lapisan,
 Proses Terbentuknya : Batuan sedimen bertekstur kasar, tipis kaya amphibole dan
yang terbentuk dari pelapukan batuan beku. mika
 Manfaat : Bahan bangunan, ornamen hiasan Proses Terbentuknya : terbentuk pada saat
rumah, kerajinan. batuan sedimen atau batuan beku yang
terpendam pada tempat yang dalam
 3. Batuan Serpih mengalami tekanan dan temperatur yang
 Ciri-ciri : tersusun dari mineral berupa illite, tinggi. Gambar 2 Gambar 3
smektit dan kaolinit, lunak, baunya seperti Manfaat : batu pecah pada konstruksi jalan,
tanah liat, permukaan halus dan licin. pondasi bangunan, dan proyek-proyek
 Proses Terbentuknya : dari bahan-bahan lansekap.
yang lepas dan halus karena gaya beratnya
menjadi terpadatkan dan terikat  3.5 Batuan Mualam/Marmer
 Manfaat : Bahan baku pembuatan semen, Ciri-ciri : mempunyai struktur batu yang
bahan dasar pembuatan gerabah. kompak, mempunyai pita-pita warna, keras
dan mengkilap jika dipoles,
 Contoh batuan Metamorf  Proses Terbentuknya : diakibatkan oleh
proses metamorfosis batu kapur atau batu
 1. Batuan Kuarsit gamping.
 Ciri-ciri : hampir seluruhnya tersusun oleh Manfaat : Hiasan rumah, bahan membuat
mineral kuarsa, sering berlapis- batu nisan, bahan membuat pupuk, penetral Gambar 1 Gambar 2.5
lapis, berwarna Abu-abu, kekuningan, asam.
cokelat, merah
 Proses Terbentuknya : Batuan ini dapat
terbentuk ketika batupasir yang kaya kuarsa
diubah oleh panas, tekanan, dan aktivitas
kimia akibat proses metamorfosis.
 Manfaat : dijadikan sebagai kerajinan,
bahan konstruksi jalan dan perbaikan.

Gambar 3.5
STUDY CASE TANAH PODSOLIK DI KALIMANTAN

 Menurut Mulyani dan Hidayat ( 1988 ) lahan PMK (Podsolik Pada bulan tersebut dapat digunakan sebagai patokan
Merah Kuning) di Indonesia seluas 48,3 juta Ha yang masih waktu tanam rosella di lahan PMK Kalimantan Selatan.
belum dimanfaatkan. Oleh karena itu, penanaman rosela Menurut Dulyaphat (2000) Rosella di Thailand ditanam di
dilahan PMK sebagai pendekatan yang tepat, mengingat lahan tadah hujan dengan tingkat kesuburan tanah yang
umurnya pendek dan teknik budidaya yang tidak sulit. sangat rendah.
Secara umum tekstur tanah PMK didominasi oleh tanah liat
yang berpasir.  PERSYARTAAN TUMBUH ROSELA

 KONDISI LAHAN PODSOLIK MERAH KUNING DAN Tanah yang dikehendaki oleh tanaman rosela
CURAH HUJAN DI KALIMANTAN SELATAN adalah tnaah yang mempunyai tingkat kesuburan yang
cukup. Nilai Ph tanah yang sesuai bagi rosela berkisar
 Kondisi Lahan PMK di Kalimantan Selatan antara 5,2 – 6,4. Tekstur tanah liat selama pertumbuhan
tergolong dalam lahan yang miskin unsur hara makro, mikro rosela membutuhkan air sebanyak 900 mm sampai dengan
pH rendah, kandungan Al dan Fe tinggi serta P dalam tanah 1.200 mm.
sering terfiksasi berdasarkan studi kelayakan Sastrosupadi
(1994) menunjukkan Carbon dan C/N rasio rendah yang Berdasarkan kondisi lahan PMK perlu diperbaiki
artinya tingkat kesuburan tanah rendah. Pada kondisi tanah baik secara fisik maupun kimia tanahnya apabila digunakan
yang demikian tergolong lahan bermasalah dan usaha tnai rosela. Hal ini menjadi bahan pertimbangan
membutuhkan penambahan input yang tinggi bila dilakukan utama dalam pengembangan rosel di lahan PMK,
usaha pertanian dan perkebunan. mengingat kondisi lahan penuh dengan masalah dan harus
add penambahan input berupa kapur, bahan organik,
 Dari data curah hujan selama 4 tahun berturut-turut variates unggul dan teknik penanaman tumpangsari.
diketahui bahwa bulan kering terjadi kurang dari 2 bulan,
yaitu mulai bulan Oktober. Bulan kering merupakan bulan
yang memiliki curah hujan lebih kecil dari 100 mm/bulan.
STUDY CASE TANAH PODSOLIK DI KALIMANTAN
 PERBAIKAN LAHAN PODSOLIK MERAH KUNING  KESIMPULAN

 Pengapuran  Tipe tanah podsolik merah-kuning (PMK) adalah jenis tanah


mineral tua dengan ciri warna kekuningan atau kemerahan. Di
 Pengapuran merupakan cara yang cepat untuk menaikkan nilai Indonesia, PMK banyak ditemukan di Sumatera dan Jawa Barat.
Ph tanah yang rendah. Selain itu juga menambahkan unsur Ca, Warna kuning dan merah disebabkan karena longgokan besi
Mg, P dan mengurangi keracunan yang disebabkan oleh Al, Fe dan aluminum yang teroksidasi. Mineral lempung penyusunnya
dan Mn. Khasiat kapur mempunyai daya susul atau residu dalam didominasi oleh silikat.
kurun waktu selama 2-3 tahun.
 Batasan yang dibuat oleh USDA adalah "sekelompok tanah
 Pemberian Bahan Organik masam yang perkembangannya lanjut, dengan atusan (drainasi)
baik, memiliki horizon organik dan organik-mineral yang tipis di
atas horizon tercuci berwarna cerah di atas horizon yang lebih
 Degredasi kesuburan tanah ditandai dengan berlempung berwarna merah, merah kekuningan, atau kuning.
rendahnya kandungan bahan organik, miskin unsur hara makro Bahan induk lebih kurangnya adalah bersilikat. Horizon-horizon
dan mikro. Pada kondisi ini sifat fisik, kimia dan biologi tanah jeluk dalam memiliki garis-garis menjala atau bercak-bercak
adalah buruk. Mengatasi permasalahan diatas, pertama-tama, kasar berwarna merah, kuning, coklat, atau kelabu cerah adalah
dengan cara memberikan bahan organik untuk memperbaiki penciri tanah Podsolik Merah-Kuning apabila bahan induknya
sifat tanah kemudian diikuti dengan perbaikan sifat kimia melalui tebal.
pemberian pupuk anorganik dalam kondisi yang seimbang
(Syakhfani, 2000; Suhadi dan Sumoyo, 1985).
 Sebagaimana tanah podsol lainnya, tanah ini dikenal
bermasalah untuk digunakan dalam budidaya tanaman semusim
 Galur-galur Introduksi Rosela karena kemasaman rendah sehingga fosfor, salah satu hara
penting bagi tumbuhan, tidak tersedia bagi akar untuk diserap.
 Selain pengapuran dan pemberian bahan organik, Persoalan lainnya adalah tingginya kandungan aluminum
untuk menyelesaikan masalah lahan PMK dengan penggunaan terlarut, sehingga meracun (toksik) bagi banyak tanaman.
galur-galur introduksi rosela yang beradaptasi luas dan Meskipun demikian, banyak tanaman pohon yang tidak terlalu
berpontensi produksi tinggi, pengertian galur-galur introduksi terpengaruh oleh kondisi ini karena membentuk lapisan humus
beradaptasi luas adalah suatu galur rosela yang mempunyai pada permukaannya.
kemampuan untuk menyesuaikan pada kondisi lingkungan yang
marginal, terutama dilahan PMK. 
STUDY CASE TANAH PODSOLIK DI KALIMANTAN

 Kesimpulan tinggi seperti Hs. 53a; CPI 115357 dan Thay-146-H


merupakan galur pilihan yang potensial untuk
 Berdasarkan hasil-hasil studi yang telah dilaksanakan dikembangkan pada lahan PMK. Galur tersebut dapat
menunjukkan bahwa: Pember-dayaan PMK dengan dikembangkan dengan sistem tumpangsari jagung + rosela
tanaman rosela di Kalimantan Selatan untuk meningkatkan akan meningkatkan pendapatan petani dari Rp. 5.400.000,-
pendapatan petani sangat berpeluang dapat terealisir. Untuk menjadi Rp.7.858.000,- atau sebanyak Rp. 2.458.000/ha
mencapai tujuan ini diperlukan berbagai tindakan yaitu 1). dengan nilai kesetaraan lahan (NKL) 1,71.
perbaikan tingkat kesuburan tanah, sifat kimia, fisik dan
biologi tanah. 2). Pengembangan galur-galur introduksi
rosela dan 3). Penerapan pola tanam tumpangsari jagung +
rosela. Perbaikan kesuburan tanah dapat dilakukan dengan
pemberian kapur kalsit (CaCO3) sebanyak 1,5 ton/ha dan
paket pupuk anorganik 90 kg N + 80 kg P2O5 + 60 kg
K2O/ha, atau diberikan bahan organik berkisar antara 3-5
ton/ha yang bersumber dari blotong dan paket pupuk
anorganik 90 kg N + 40 kg P2O5 + 60 kg K2O/ha. Sedang
bahan organik yang berasal dari pupuk kandang (pukan)
sebanyak 5 ton kotoran unggas dan paket pupuk
anorganiknya 45 kg N + 80 kg P2O5 + 60 kg K2O/ha.

 Penggunaan galur-galur introduksi rosela yang toleran


terhadap pengaruh Al dan Fe serta mampu berproduksi
STUDY CASE TANAH LITOSOL DESA GENENG DUWUR,
KECAMATAN GEMOLONG, KABUPATEN JAWA TENGAH.

 Tanah litosol merupakan jenis tanah berbatu-batu Tenggara, Maluku bagian selatan, dan Papua. Adapun
dengan lapisan tanah yang tidak begitu tebal. di Sumatra, jenis tanah ini terdapat di wilayah yang
Penampangnya besar dan berbentuk kerikil, pasir atau tersusun dari batuan kuarsit, konglomerat, granit, dan
batu-batuan kecil, karena sedikit sekali mengalami batu lapis. Jenis tanah ini juga dapat dijumpai di daerah
perubahan struktur atau profil dari batuan asal. Tanah sekitar pantai.
litosol miskin unsur hara.
 Unsur hara yang terkandung dalam jenis tanah ini tidak
 Tanah Litosol terbentuk dari batuan beku dari proses begitu banyak, kalau tidak bisa dibilang sangat sedikit.
letusan gunung berapi dan sedimen keras yang proses Sehingga jelas sekali, tanah litosol tidak cocok untuk
pelapukan kimia (dengan bantuan organisme hidup) digunakan sebagai media pertanian. Berbagai upaya
dan fisikanya (dengan bantuan sinar matahari dan yang dapat dilakukan sebagai cara untuk mempercepat
hujan) belum sempurna. Sehingga struktur asal batuan proses pembentukan tanah litosol menjadi jenis tanah
induknya masih terlihat. Oleh sebab itu pula, tanah yang subur dan lebih bermanfat adalah dengan cara
litosol sering juga disebut sebagai tanah yang paling mempercepat proses pelapukannya. Biasanya adalah
muda, sehingga bahan induknya dangkal (kurang dari dengan cara memperlakukan daerah bertanah litosol
45 cm) dan seringkali tampak di permukaan tanah dengan penanaman berbagai jenis tanaman keras, dan
sebagai batuan padat yang padu. Jenis tanah ini belum melakukan reboisasi, agar proses erosi tidak berlanjut.
lama mengalami pelapukan dan sama sekali belum
mengalami perkembangan.

 Jenis tanah ini banyak ditemukan di lereng gunung dan


pegunungan di seluruh Indonesia yang mengalami
proses erosi parah. Tanah litosol banyak terdapat di
Pulau Sumatra, Jawa Tengah, Jawa Timur, Nusa
STUDY CASE TANAH LITOSOL DESA GENENG DUWUR,
KECAMATAN GEMOLONG, KABUPATEN JAWA TENGAH.

 Di beberapa tempat, tanah litosol sering hanya setelah tanam.


dimanfaatkan sebagai tempat bertanam rumput pakan
hewan ternak, atau beberapa jenis tanaman palawija yang Kesimpulan
tahan dengan jenis tanah ini seperti jagung, serta juga untuk
ditanami tanaman keras. Tanah litosol merupakan tempat
hidup ideal dari bunga edelweis.  Tanah litosol merupakan jenis tanah berbatu-batu dengan
lapisan tanah yang tidak begitu tebal. Penampangnya besar
 Di jawa tengah tepatnya di desa Geneng Duwur, kecamatan dan berbentuk kerikil, pasir atau batu-batuan kecil, karena
Gemolong, kabupateng Jawa Tengah sendiri selain batuan sekali sedikit
asal.
mengalami perubahan struktur atau profil dari
Tanah litosol miskin unsur hara.
dimanfaatkan sebagai tempat bertanam rumput pakan
hewan ternak, atau beberapa jenis tanaman palawija yang
tahan dengan jenis tanah ini seperti jagung, serta juga untuk Unsur hara yang terkandung dalam jenis tanah ini tidak
ditanami tanaman keras. Selain itu juga tanah litosol bisa begitu banyak, kalau tidak bisa dibilang sangat sedikit.
digunakan untuk tanaman lain, seperti kacang”an seperti Sehingga jelas sekali, tanah litosol tidak cocok untuk
yang ada pada desa Geneng Duwur, kecamatan Gemolong, digunakan sebagai media pertanian. Berbagai upaya yang
kabupaten Jawa Tengah. Dengan menggunakan metode dapat dilakukan sebagai cara untuk mempercepat proses
dimana yang masing-masing blok tanah diolah sampai pembentukan tanah litosol menjadi jenis tanah yang subur
gembur kemudian diratakan dan dibuat plot-plot dengan dan lebih bermanfat adalah dengan cara mempercepat
ukuran 5 x 7 meter sebanyak 3 plot pada masing-masing proses pelapukannya. Biasanya adalah dengan cara
blok. Pemberian pupuk diberikan setiap awal musim memperlakukan daerah bertanah litosol dengan penanaman
penghujan (Oktober) dengan integrasi ternak 4 ekor/ 2000 berbagai jenis tanaman keras, dan melakukan reboisasi,
m2 atau 20 ekor/hektar. Petak yang telah dibuat kemudian agar proses erosi tidak berlanjut.
dilubangi dengan taju sedalam 5 cm kemudian ditanami
dengan tanaman sesuai dengan perlakuan, dengan jumlah
3 biji/lubang. Benih jagung yang ditanam varietas Pioner 21
(P21). Benih kacang tanah yang ditanam varietas lokal.
Jarak tanam untuk kacang tanah 20 x 20 cm, untuk jagung
25 x 70 cm, untuk tumpangsari jagung dan kacang tanah
jarak kacang tanah 20 x 20 cm, jarak jagung 50 cm x 140
cm. Penjarangan dilakukan pada saat tanaman berumur 10
hari setelah tanam dengan menyisakan 1 (satu) tanaman.
Penyiangan dilakukan pada saat tanaman berumur 21 hari
TERIMA KASIH E=MC^2
“Harus selalu konsisten dalam menekuni suatu
disiplin ilmu yang anda pelajari
Karena dengan konsisten, anda bisa seperti saya”
-Bacharuddin Jusuf Habibie-

”Kelemahan terbesar kita adalah menyerah. Cara


paling tepat untuk sukses adalah selalu mencoba
satu kali lagi.”
-Thomas Alva Edison-

Anda mungkin juga menyukai