Nama : Tn. AN
Umur : 16 tahun
Jenis Kelamin : laki-laki
Status Perkawinan : Belum menikah
Pekerjaan : Pelajar
Suku : Jawa
Agama : Islam
Alamat : Penanggalan
Keluhan utama : Wajah dan kaki bengkak
Telaah :
Hal ini dialami pasien ±1 hari sebelum masuk rumah sakit dan
semakin memberat. Pasien mengaku sudah mengompres
wajahnya dengan air namun bengkak tidak berkurang. Pasien
juga mengeluhkan perut terasa membesar. Sebelumnya pasien
sudah pernah dirawat di Rumah Sakit dengan keluhan yang
sama. Riwayat Alergi (-), Pusing (-), Sesak (-). BAB (+), BAK(+)
Normal. Riwayat BAK keruh atau kemerahan disangkal.
KU : sedang
KG : sedang
Edema : (+/+)
Sianosis : (-/-)
Anemis : (-/-)
Ikterik : (-/-)
Kepala Leher Thorax Abdomen Extremitas
Wajah :
Inspeksi :
Oedem (+) Simetris Inspeksi : Superior ;
fusiformis Dextra :
Mata : Distensi (+)
Palpasi : SF dbn.
Konj. Palp. TVJ ( R-2 kanan = Kiri Palpasi :
Ascites(+), Sinistra:
Inf. Pucat mmHg), Perkusi :
dbn
(-/-), ikterik Sonor kedua H/L ttb.
tidak
(-/-), RC lap. Paru Perkusi :
dijumpai Auskultasi: Shifting Inferior :
(+/+)
pembesar SP= Dulness (+) Dextra :
3mm/3mm
an KGB vesikuler Auskultasi : Oedem
ST= Rhonkhi Sinistra :
T/H/M: Peristaltik
(-/-) Oedem
dbn. Wheezing (+) normal
(-/-)
Darah Rutin :
HB : 14.1 g/dl
Eritrosit : 4.68 x106/ul
Hematokrit : 38.0 %
Leukosit : 10.2 x103/ul
Trombosit : 328 x103/ul
MCV/MCH,MCHC : 81.2/30.1/37.1
KGD ad. Random : 105 mg/dl
Faal Hati
SGOT : 40 U/L
SGPT : 31 U/L
Albumin : 2.3 g/dL
Sindroma Nefrotik
- Inj. Ceftriaxone 1 gr/ 12 jam/ IV
- Inj. Furosemide 60 mg/ 8jam/ IV
- Inj. Ranitidine 1 amp/ 8jam/ IV
- Spironolactone 2x25 mg
- Metylprednisolone 8mg 3x5 tablet
- Diet MBRG
10 November 2017 Hasil Lab.
S: Urinalisa :
Wajah bengkak (+) berkurang, Kaki Warna : Kuning Jernih
bengkak (+) Pusing (+) Sesak (-) Batuk (-) Protein : +2
BAB/BAK (+) Normal
Eritrosit : 2-4 / LPB ( N:0-1/ LPB)
O:
Sens : CM
Leukosit : 1-2 ( N:1-2/ LPB)
TD : 120/80 mmhg Epitel : 1-2 ( N: 2-4/ LPB)
HR : 73 x/i
RR : 21 x/i
T : 36,4 C
Kolesterol Total : 412 mg/dl
BB : 60 kg, LPD : 79cm, LPT : 70cm
Kepala : Wajah oedem (+)
Leher : dbn
Thorax : SP= Vesikuler, ST= (-)
Abd : Ascites, Peristaltik (+) N
Ext : Oedem Pretibial (+/+)
A:
-Sindroma Nefrotik
P:
-Inj. Ceftriaxone 1 gr/ 12 jam/ IV
-Inj. Furosemide 60 mg/ 8jam/ IV
-Inj. Ranitidine 1 amp/ 8jam/ IV
-Spironolactone 2x25 mg
-Metylprednisolone 8mg 3x5 tablet
-Diet MBRG
R/ Urinalisa / 24 jam
11 November 2017 Hasil Lab.
S: Urinalisa :
Wajah bengkak (-), Kaki bengkak (+) berkurang Warna : Kuning Jernih
Pusing (+) Sesak (-), Batuk (-), BAB/BAK (+) Protein : +2
Normal
Eritrosit : 2-4 / LPB ( N:0-1/ LPB)
O:
Sens : CM Leukosit : 1-2 ( N:1-2/ LPB)
TD : 120/80 mmhg Epitel : 1-2 ( N: 2-4/ LPB)
HR : 86 x/i
RR : 18 x/i
T : 36,4 C
BB : 58 kg, LPD : 75cm, LPT : 68cm
Kepala : dbn
Leher : dbn
Thorax : SP= Vesikuler, ST= (-)
Abd : Ascites <<, Peristaltik (+) N
Ext : Oedem Pretibial (+/+)
A:
-Sindroma Nefrotik
P:
-Inj. Ceftriaxone 1 gr/ 12 jam/ IV
-Inj. Furosemide 60 mg/ 8jam/ IV
-Inj. Ranitidine 1 amp/ 8jam/ IV
-Spironolactone 2x25 mg
-Metylprednisolone 8mg 3x5 tablet
-Diet MBRG
12 November 2017 Hasil Lab.
S: Urinalisa :
Wajah bengkak (-), Kaki bengkak (+) berkurang Warna : Kuning Jernih
Pusing (-) Sesak (-), Batuk (-), BAB/BAK (+) Protein : +2
Normal
Eritrosit : 2-4 / LPB ( N:0-1/ LPB)
O:
Sens : CM Leukosit : 1-2 ( N:1-2/ LPB)
TD : 130/80 mmhg Epitel : 1-2 ( N: 2-4/ LPB)
HR : 90 x/i
RR : 19 x/i
T : 36,8 C
BB : 55kg, LPD : 76 cm, LPT : 69 cm
Kepala : dbn
Leher : dbn
Thorax : SP= Vesikuler, ST= (-)
Abd : Ascites <<, Peristaltik (+) N
Ext : Oedem Pretibial (+/+) <<
A:
-Sindroma Nefrotik
P:
-Inj. Ceftriaxone 1 gr/ 12 jam/ IV
-Inj. Furosemide 60 mg/ 8jam/ IV
-Inj. Ranitidine 1 amp/ 8jam/ IV
-Spironolactone 2x25 mg
-Metylprednisolone 8mg 3x5 tablet
-Diet MBRG
13 November 2017 Hasil Lab.
S: Urinalisa :
Wajah bengkak (-), Kaki bengkak (-) Warna : Kuning Jernih
Pusing (-) Sesak (-), Batuk (-), BAB/BAK (+) Protein : +1
Normal
Eritrosit : 1-2 / LPB ( N:0-1/ LPB)
O:
Sens : CM Leukosit : 1-2 ( N:1-2/ LPB)
TD : 120/80 mmHg Epitel : 1-2 ( N: 2-4/ LPB)
HR : 80 x/i
RR : 20 x/i
T : 36,5 C
BB : 53 kg, LPD : 69 cm, LPT : 66 cm
Kepala : dbn
Leher : dbn
Thorax : SP= Vesikuler, ST= (-)
Abd : Ascites (-), Peristaltik (+) N
Ext : Oedem Pretibial (-/-)
A:
-Sindroma Nefrotik
P:
-PBJ
-Cefixime 2x400mg
-Metylpednisolone 8mg 3x5tab
• Sindrom nefrotik (SN) → sindrom klinik
yang ditandai dengan permeabilitas
membran glomerulus yang meningkat
dengan manifestasi proteinuri masif
(>40mg/m2/jam); yang menyebabkan
hipoalbuminemia (albumin serum
<3,0g/dL); dan biasanya disertai edema
dan hiperkolesterolemia (>250 mg/dL).
• Sindrom nefrotik (SN) pada anak merupakan
penyakit ginjal anak yang paling sering ditemukan
→ hampir 50% mulai sakit saat usia 1-4 tahun &
75% mempunyai onset sebelum usia 10 tahun.
• laki-laki : perempuan = 2 : 1
• kebanyakan umur 2 - 6 tahun (60%)
• Indonesia : 6 kasus/100.000 anak usia <14 th /
tahun
• Amerika, Inggris : 2-7 kasus / 100.000 anak usia
<18 th / tahun.
• Edema
• Albumin plasma <2,5 mg%
Sindrom
• Proteinuria masif >40 mg/m2/jam
Nefrotik • Protein : rasio kreatinin >200 mg/
mmol
Proteinuria masif
Hipoalbuminemia
Hiperkolesterolemia / hiperlipidemia
Pada pemeriksaan fisik sindrom nefrotik dapat ditemukan :
edema di kedua kelopak mata, tungkai
Hipertensi (kadang-kadang)
Urinalisis : biakan urin hanya dilakukan bila didapatkan
gejala klinis yang mengarah kepada infeksi saluran kemih
Protein urin kuantitatif : dapat menggunakan urin 24 jam atau
rasio protein/kreatinin pada urin pertama pagi hari
Pemeriksaan darah :
- Darah tepi lengkap (hemoglobin, leukosit, hitung jenis
leukosit, trombosit, hematokrit, LED)
- Albumin dan kolesterol serum
- Ureum dan kreatinin
Kadar komplemen C3 (Kadar komplemen C3 yang rendah
merupakan petunjuk lesi selain SNKM sehingga terindikasi
untuk pemeriksaan biopsi ginjal sebelum pemberian terapi
steroid)
bila dicurigai lupus eritematosus sistemik pemeriksaan
ditambah dengan komplemen C4, ANA (anti nuclear
antibody), dan anti ds-DNA
Hematuria mikroskopik dapat ditemukan pada 25% SNKM
namun tidak dapat memprediksi respons terhadap steroid.
Pemeriksaan USG ginjal seringkali berguna dan biopsi ginjal
dilakukan sesuai indikasi
Diagnosis ditegakkan berdasarkan :
anamnesis :
- bengkak di ke dua kelopak mata, perut, tungkai, atau
seluruh tubuh
- jumlah urin yang berkurang
- urin berwarna kemerahan
pemeriksaan fisis :
- edema di kedua kelopak mata, tungkai
- adanya asites dan edema skrotum/labia
- hipertensi
Pemeriksaan penunjang:
Pemeriksaan darah
- hipoalbuminemia (< 2,5 g/dl)
- hiperkolesterolemia (> 200 mg/dL)
- LED meningkat
- globulin normal/sedikit meninggi (rasio albumin : globulin
terbalik)
- Kadar ureum dan kreatinin umumnya normal
Anak dengan manifestasi klinis SN pertama kali :
Sebaiknya dirawat di rumah sakit → dengan tujuan untuk
mempercepat pemeriksaan dan evaluasi pengaturan diit
penanggulangan edema
memulai pengobatan steroid
edukasi orangtua.
Umum :
* Tirah baring sampai edema berkurang
* Cairan dan diet : - cairan dibatasi sesuai kebutuhan
- makanan mengandung protein tinggi (1,5-
2g/kgbb/hari)
- makanan rendah garam (1-2 g/hari)
*Cegah infeksi
* Teliti kemungkinan menderita TB
- uji Mantoux : ~Bila + : profilaksis INH selama 6 bulan
bersama steroid
~Bila ditemukan tuberkulosis : diberikan
obat antituberkulosis (OAT).
*Timbang berat badan harian
* Ukur tekanan darah harian
* Periksa kadar elektrolit harian : pada pemakaian diuretik
lebih dari 1-2minggu.
# Restriksi cairan dianjurkan selama ada edema berat →
diberikan loop diuretic seperti furosemid 1-3 mg/kgbb/hari,
bila perlu dikombinasikan dengan spironolakton (antagonis
aldosteron, diuretik hemat kalium) 2-4 mg/kgbb/hari.
Sebelum pemberian diuretik, perlu disingkirkan kemungkinan
hipovolemia.
Skema pemberian diuretik untuk mengatasi edema :
Furosemid 1 – 3 mg/kgbb/hari + spironolakton 2-4
mg/kgbb/hari
Respon-
Berat badan tidak menurun atau tidak ada diuresis dalam 48 jam
Respon-
Dosis furosemid dinaikkan 2 kali lipat (maksimum 4-6
mg/kgbb/hari)
Respon-
Tambahkan hidroklorothiazid 1-2 mg/kgbb/hari
Respon -
Bolus furosemid IV 1-3 mg/kgbb/dosis atau per infus dengan kecepatan 0,1-1
mg/kgbb/jam
Respon-
Albumin 20% 1g/kgbb intravena diikuti dengan furosemid
intravena
KORTIKOSTEROID
o Pengobatan pada SN idiopatik,kecuali bila ada kontraindikasi
o Jenis steroid adalah prednison atau prednisolon
TERAPI INSIAL
* Prednison 60 mg/m2 LPB/hari atau 2 mg/kgbb/hari
(maksimal 80 mg/hari) dosis terbagi → untuk menginduksi
remisi.
* Dosis prednison dihitung sesuai dengan berat badan ideal
(berat badan terhadap tinggi badan).
* Prednison dosis penuh (full dose) inisial diberikan selama 4
minggu.
* Bila terjadi remisi dalam 4 minggu pertama → dilanjutkan
dengan 4 minggu kedua dengan dosis 40 mg/m2 LPB (2/3
dosis awal) atau 1,5 mg/kgbb/hari, secara alternating (selang
sehari), 1 x sehari setelah makan pagi.
* Bila setelah 4 minggu pengobatan steroid dosis penuh,
tidak terjadi remisi, pasien dinyatakan sebagai resisten
steroid.
PENGOBATAN SN RELAPS
* Prednison 60 mg/m2 LPB/hari atau 2 mg/kgbb/hari (maksimal 80
mg/hari) dosis terbagi dalam 4mgg → dilanjutkan dengan 4
minggu kedua dengan dosis 40 mg/m2 LPB (2/3 dosis awal) atau
1,5 mg/kgbb/hari, secara alternating (selang sehari)
2. Levamisol
Pemakaian terbatas karena efek masih diragukan.