Anda di halaman 1dari 13

FISIOLOGI PERSALINAN NORMAL

Kehamilan secara umum ditandai dengan aktivitas


otot polos miometrium yang relatif tenang yang
memungkinkan pertumbuhan dan perkembangan janin
intrauterin dengan kehamilan aterm. Proses fisiologi
kehamilan pada manusia yang menimbulkan inisiasi partus
dan awitan persalinan belum diketahui secara pasti. Sampai
sekarang, pendapat umum yang dapat diterima bahwa
keberhasilan kehamilan pada semua spesies mamalia,
bergantung pada aktivitas progesteron untuk
mempertahankan ketenangan uterus sampai mendekati
akhir kehamilan.

Referensi: Prawirohardjo, Sarwono. Ilmu Kebidanan. PT Bina Pustaka Sarwono Prawihardjo. Jakarta. 2016.Hal.296-310
Fase-fase Persalinan Normal

1. Tiga Kala Persalinan


• Kala satu persalinan selesai ketika serviks
sudah membuka lengkap (sekitar 10 cm)
sehingga memungkin kan kepala janin lewat.
Oleh karena itu, kala satu persalinan disebut
stadium pendataran dan dilatasi serviks

Referensi: Prawirohardjo, Sarwono. Ilmu Kebidanan. PT Bina Pustaka Sarwono Prawihardjo. Jakarta. 2016.Hal.296-310
• Kala dua persalinan dimulai ketika dilatasi
serviks sudah lengkap, dan berakhir ketika
janin sudah lahir. Kala dua persalinan disebut
juga sebagai stadium ekspulsi janin.
• Kala tiga persalinan dimulai segera setelah
janin lahir, dan berakhir dengan lahirnya
plasenta dan selaput ketuban janin. Kala tiga
persalinan disebut juga sebagai stadium
pemisahan dan ckspulsi plasenta.

Referensi: Prawirohardjo, Sarwono. Ilmu Kebidanan. PT Bina Pustaka Sarwono Prawihardjo. Jakarta. 2016.Hal.296-310
2. Diferensiasi Aktivitas Uterus
Selama persalinan, uterus berubah bentuk
menjadi dua bagian yang berbeda. Segmen atas
yang berkontraksi secara aktif menjadi lebih
tebal ketika persalinan berlangsung. Bagian
bawah, relatif pasif dibanding dengan segmen
atas, dan bagian ini berkembang menjadi jalan
lahir yang berdinding jauh lebih tipis.

Referensi: Prawirohardjo, Sarwono. Ilmu Kebidanan. PT Bina Pustaka Sarwono Prawihardjo. Jakarta. 2016.Hal.296-310
Referensi: Prawirohardjo, Sarwono. Ilmu Kebidanan. PT Bina Pustaka Sarwono Prawihardjo. Jakarta. 2016.Hal.296-310
Segmen atas berkontraksi, mengalami
retraksi, dan mendorong janin keluar; sebagai
respons terhadap gaya dorong kontraksi segmen
atas; sedangkan segmen bawah uterus dan
serviks akan semakin lunak berdilatasi; dan
dengan cara demikian membentuk suatu saluran
muskular dan fibromuskular yang menipis
sehingga janin dapat menonjol keluar.

Referensi: Prawirohardjo, Sarwono. Ilmu Kebidanan. PT Bina Pustaka Sarwono Prawihardjo. Jakarta. 2016.Hal.296-310
3. Perubahan Bentuk Uterus
• Pertama, pengurangan diameter horisontal
menimbulkan pelurusan kolumna vertebralis
janin, cara ini dikenal sebagai tekanan sumbu
janin
• Kedua, dengan memanjangnya uterus, serabut
longitudinal ditarik tegang dan segmen bawah
yang fleksibel ditarik ke atas pada kurub
bawah janin.

Referensi: Prawirohardjo, Sarwono. Ilmu Kebidanan. PT Bina Pustaka Sarwono Prawihardjo. Jakarta. 2016.Hal.296-310
Referensi: Prawirohardjo, Sarwono. Ilmu Kebidanan. PT Bina Pustaka Sarwono Prawihardjo. Jakarta. 2016.Hal.296-310
4. Gaya-gaya Tambahan pada Persalinan
Setelah serviks berdilatasi penuh, gaya
yang paling penting pada proses ekspulsi janin
adalah gaya yang dihasilkan oleh tekanan
intraabdominal ibu yang meninggi. Gaya ini
terbentuk cleh kontraksi otot-otot abdomen
secara bersamaan melalui upaya pernapasan
paksa dengan glotis tertutup. Gaya ini disebut
mengejan

Referensi: Prawirohardjo, Sarwono. Ilmu Kebidanan. PT Bina Pustaka Sarwono Prawihardjo. Jakarta. 2016.Hal.296-310
5. Perubaban-perubaban pada Serviks
6. Pendataran Serviks
7. Dilatasi Serviks

Referensi: Prawirohardjo, Sarwono. Ilmu Kebidanan. PT Bina Pustaka Sarwono Prawihardjo. Jakarta. 2016.Hal.296-310
Pola-pola Perubahan pada Persalinan
• Pola dilatasi serviks
• Pola Penurunan Janin

Referensi: Prawirohardjo, Sarwono. Ilmu Kebidanan. PT Bina Pustaka Sarwono Prawihardjo. Jakarta. 2016.Hal.296-310
Kriteria Persalinan Normal
• Ketuban Pecah
• Perubaban pada Vagina dan Dasar Panggul
• Pelepasan Plasentea
• Pemisaham Amniokorion
• Ekstrusi Plasenta

Referensi: Prawirohardjo, Sarwono. Ilmu Kebidanan. PT Bina Pustaka Sarwono Prawihardjo. Jakarta. 2016.Hal.296-310

Anda mungkin juga menyukai