Anda di halaman 1dari 60

Identitas Pasien

• Nama : Ny. Timang


• Usia : 61 tahun
• Jenis kelamin : P
• Alamat :
• Pekerjaan : IRT
Keluhan Utama
• Sesak napas
Riwayat Penyakit Sekarang
• Pasien datang dengan keluhan sesak yang selalu
dirasakan ketika pasien sedang beraktivitas, ketika
pasien jalan pergi ke pasar. Sesak dimalam hari dan
tidur dengan bantal yang tinggi disangkal. Keluhan
sesak semakin memberat sejak 1 hari SMRS. Selain
itu, pasien juga merasakan jantung berdebar-debar
disertai keringat dingin sejak 1 jam SMRS.
• Keluhan nyeri dada disangkal. Riwayat bengkak pada
kedua tungkai disangkal.
• Riwayat kelemahan anggota gerak badan disangkal.
Riwayat Penyakit Dahulu
• Riwayat merokok disangkal.
• Riwayat hipertensi disangkal.
• Riwayat DM dan hiperlipidemia disangkal.
Pemeriksaan fisik
• Status generalis
• Keadaan umum : baik, CM
• Tekanan Darah : 70 mmHg / Palpasi
• Frekuensi nadi : 170 x/ menit, irreguler
• Frekuensi nafas : 28 x/menit
• Suhu : 36 oC
• Kepala : CA -/- SI -/-
• Leher : JVP normal, KGB tidak teraba, tiroid tidak
teraba.
• Jantung
Inspeksi : iktus kordis tidak terlihat.
Palpasi : iktus kordis teraba pada sela iga 5, linea
midklavicula.
Perkusi : batas jantung kanan di sela iga 5, 2 jari lateral
linea sternalis dekstra,
batas jantung kiri di sela iga 5, 3 jari lateral linea
midklavikula sinistra,
pinggang jantung di sela iga 3 linea parasternal kiri.
Kesan cardiomegaly (-)
Auskultasi : BJ I-II irreguler, murmur (-), gallop (-)
• Paru
Inspeksi : hemitoraks simetris statis dinamis.
Palpasi : ekspansi dada simetris, fremitus kanan = kiri.
Perkusi : sonor/sonor.
Auskultasi : vesikuler +/+, rk +/+, wheezing –/–.
• Abdomen
Inspeksi : datar
Palpasi : supel, NT (-)
Perkusi : timpani, shifting dullness (-)
Auskultasi : bising usus (+) normal
• Ekstremitas : akral hangat, edema –/–, CRT < 2”
Pemeriksaan Penunjang
• EKG 29/3/2015, pukul 22.30
• EKG 30/3/2015, pukul 09.00. Post amiodarone
bolus 150mg IV dan drip 1 mg/mnt habis dalam
6 jam
• EKG 31/3/2015, pukul 08.45
Laboratorium
Pemeriksaan Hasil Nilai Rujukan
Hemoglobin 11,2 g/dL 12-16 g/dL
Leukosit 5000 /uL 5000-10.000 /uL
Hematokrit 30,2 % 37-43 %
Trombosit 170.000 /uL 150.000-450.000 /uL
Gula Darah Sewaktu 104 mg/dL <200 mg/dL
Ureum 57 mg/dL 17-43 mg/dL
Kreatinin 0,82 0,6-0,9
Natrium 137,2 mmol/L 135-155 mmol/L
Kalium 3,55 mmol/L 3,6-5,5 mmol/L
Klorida 99,4 mmol/L 95-107 mmol/L
Diagnosis Kerja
Atrial Fibrillasi dengan Rapid Ventricular
Response
Terapi
29/3/2015
• O2 3-4 lpm NK
• Inf. RL 500mL/24 jam
• Bedrest
• Amiodarone bolus IV 150mg,
• dilanjutkan drip 1 mg/ menit dalam 6 jam pertama,
• lalu 0,5mg/ menit dalam 18 jam kedua.

• Monitor EKG (converted to sinus rythm?), konsul ulang


Sp.JP
30/3/2015
A/ AF RVR dengan RHD MS
P/
• BR, O2 3 lpm NK
• Infus jaga
• Diet lunak 1500 kkal/hari
• Inj. Furosemide 1x20mg IV
• Spironolacton 1x25mg
• Amiodarone STOP
• Fargoxin 0,5mg IV diulang tiap 4 jam
(Fargoxin 0,25mg IV, s/d dosis max 1,5mg IV)
• Aspilet 1x80mg
• Bila HR < 100x/m ganti dengan digoxin 1x 0,25mg p.o
• Acc pindah ruang biasa bila HR <100x/m
31/3/2015
S/ sesak (-)
O/ KU sedang, CM
TD : 120/90 mmHg
HR : 93-107x/mnt
RR : 22x/m
t : 37
A/ AV RVR dengan RHD MS
P/
• BR, O2 3 lpm NK
• Infus jaga
• Diet lunak 1500 kkal/hari
• Inj. Furosemide 1x20mg IV
• Spironolacton 1x25mg
• Fargoxin STOP, ganti digoxin 1x 0,25mg po
• Aspilet 1x 80mg
• Acc masuk ruangan biasa
Atrial Fibrilasi
Cardiac Conduction System
Prolog potensial aksi
pacemaker
• Sel khusus dengan sifat
automatisitas
• Berbeda dengan sel miokard biasa
– No static resting potential
Faktor penentu cepat lambatnya
impuls

• Laju phase 4 -> slope


• Maximum negative diastolic
voltage (MDP)
• Threshold
Potensial aksi sel miokard
Atrial fibrilasi

1. Definisi 6. Diagnosis
2. Etiologi 7. Diagnosis banding
3. Patofisiologi 8. Tatalaksana
4. Epidemiologi 9. Prognosis
5. Klasifikasi
1. Definisi
• takiaritmia atrial yang ditandai
dengan tidak terkontrolnya aktivasi
atrium dengan konsekuensi
gangguan fungsi mekanis atrium

• Pada EKG
P normal menghilang 
gelombang fibrilasi.
Respon ventrikel ireguler.

• HR : 350-650 x/menit

• Mechanically ineffecive  low


cardiac output
2. Etiologi
• Penyebab dari jantung
• Tersering
– Ischaemic Heart Disease
– Rheumatic Heart Disease
– Hypertension
– Sick Sinus Syndrome
– Pre-excitation Syndrome (contohnya Wolff-Parkinson-White)
• Jarang
– Cardiomiopathy
– Pericardial disease (pericarditis dan efusi)
– Atrial septal defect
– Atrial myxoma
• Penyebab dari non jantung
– Infeksi akut seperti pneumonia
– Kekurangan elektrolit
– Carcinoma paru
– Pathology intathorak lain seperti efusi pleura
– Pulmonary embolism
– Thyrotoxicosis
3. Patofisiologi
Mekanisme dasar aritmia
Patofisiologi mekanisme AF
Ectopic focus
A. Kanal K kecil
-> resting
potesial
lebih positif
-> ectopic
beat
B. Potensial aksi
memanjang
-> kanal Ca
aktif lagi-
>influx Ca
C. Tingginya Ca
intrasel
->potensial
aksi baru
Circuit reentry
• Syarat
– Unidirectional block
– Slow conduction

• Pada kondisi normal impuls yang


melewati lintasan multipe (1)
dan( 2) akan saling menetralkan (3).
Bila terdapat unidirectional block,
impuls tidak akan melewati lintasan
(2) dari arah anterograde tapi bisa
melewati lintasan (2) dari arah
retrograde dengan kecepatan yang
lebih rendah, akibatnya lintasan (1)
telah menyelesaikan repolarisasinya
sehingga impuls dari lintasan (2)
dapat melalui lintasan (1).
Terjadilah sirkuit reentry.
Mekanisme disfungsi jantung pada AF
Mekanisme thromboemboli AF
Faktor Risiko
• Faktor-faktor risiko terjadinya AF adalah
• a.meningkatnya usia
• b.diabetes
• c.hipertensi
• d.penyakit katup
4. Epidemiologi
• Prevalensi AF meningkat seiring usia.
• 1% pada <60tahun, >6% pada usia 80 tahun ke
atas
• Prevalensi seiring usia lebih tinggi pada laki-laki
• Frekuensi kejadian lone AF <12% dari semua
kasus AF
• Prevalensi meningkat seiring severitas CHF
ataupun adanya penyakit katup jantung.
5. Klasifikasi
6. Diagnosis
• Gejala dan tanda
• Gambaran EKG
• Pemeriksaan laboratorium
• Gambaran radiologi
– Foto thorax
– Echocardiografi
Gejala
Gejala tersering pada AF pada di IGD
– sesak nafas
– palpitasi
– nyeri dada
Gejala
Gejala tersering pada AF pada di IGD
– sesak nafas,
– palpitasi
– nyeri dada

90% episode dari AF


tidak menimbulkan
gejala-gejala
Tanda
• pulsasi yang ireguler,
• pulsasi vena jugularis ireguler,
• variasi dari intensitas suara jantung S1,
• tanda-tanda lain penyebab AF
– RHD
– tirotoksikosis
EKG AF
- gel P absen
- R-R interval ireguler
Pemeriksaan Laboratorium
• Darah rutin • Profil lipid
• Fungsi hati • Fungsi tiroid
• Fungsi ginjal
• Elektrolit
Radiologi
Rontgen thorax Echocardiography
• Melihat tanda-tanda CHF, • fungsi dan ketebalan
• perbesaran atrium kiri atau ventrikel kiri
ventrikel kiri • dimensi atrium kiri.
• mengekslusi kelainan katup
dan pericardium
7. Diagnosis Banding
• Atrial flutter
• Atrial tachycardia
• Atrioventricular nodal reentry trachycardia
(AVNRT)
• Multifocal atrial tachicardia
• WPW syndrome
8. TATALAKSANA
Profilaksis
Kontrol HR Antiaritmia
tromboemboli
• Digitalis • Farmakologis • Warfarin
• BB • Amiodarone(III) • Aspirin
• CCB • Quinidine(1A)
nondihydropiridone • Propafenone (1C)
• Verapamil
• diltiazem • Electric
cardioversion
• Operatif
Agen Antiaritmia
Electrical Cardioversion
Catheter Ablation
9. PROGNOSIS
• Peningkatan kematian 1,5 hingga 1,9 kali
berhubungan dengan komplikasi tromboembolinya
• AF meningkatkan risiko jangka panjang terjadinya
stroke iskemi dan gagal jantung , terutama pada
wanita.
• AF juga dihubungan dengan munculnya gagal
jantung dan memperburuk staging CHF
DAFTAR PUSTAKA
• A Report of the American College of Cardiology/ American Heart
Association Task Force on Practice Guidelines and the European Society of
Cardiology Committee for Practice Guidelines and Policy Conferences
(Committee to Develop Guidelines for the Management of Patients With
Atrial Fibrillation). 2001. ACC/AHA/ESC Guidelines for the Management of
Patients With Atrial Fibrillation : Executive Summary. Journal of the
American College of Cardiology Vol 38, No.4
• A Report of the American College of Cardiology/ American Heart
Association Task Force on Practice Guidelines and Heart Rythm Society.
2014. ACC/AHA/ESC Guidelines for the Management of Patients With
Atrial Fibrillation : Executive Summary. Journal of the American College of
Cardiology Vol 64, No.21.
• Lilly, L.S. 2011. Pathophysiology of Heart Disease – A Collaborative Project
of Medical Students and Faculty 5th ed. Lippincott & Wilkins.
Terimakasih
Mohon saran dan asupan
ACC/AHA/ESC Guidelines for the Management of Patients
With Atrial Fibrillation : Executive Summary (2014)

Anda mungkin juga menyukai