Anda di halaman 1dari 26

•Amelia Widiastuti

•Ari Lesmana
•Jayanti Rahmadina putri
•Miranti Amalia
•Radiatan Khalila
•Tifany Amaia Amran
A. PENGERTIAN

Infeksi Torch adalah Infeksi yang menyerang pada


tahap awal kehamilan berhubungan dengan berbagai
malformasi dan gangguan kongenital. Penyakitnya
berupa toksoplasmosis, Other, Rubella, Citomegalovirus
dan Herpes Simpleks.
1. TOKSOPLASMOSIS
Penyakit multisistem yang disebabkan oleh protozoa
Toksoplasma Gondii yang berasal dari hewan kucing
yang mengejar tikus dan burung, dapat terinfeksi
melalui kontak mulut dan tangan. Berhubungan dengan
kelainan preterm, retardasi pertumbuhan, mikrosefalus
atau hidrosefalus, mikroptalmus, koriotintis, klarifikasi
ssp, trombositoperia , ikterik dan demam.
Pengobatan Toksoplasmosis merupakan masalah
berupa: Pirometamin obat pilihan pertama melawan
Toxoplasma Gondii
2. OTHERS

a. Infeksi Hepatitis B
Dari 24%-40% kasus bayi yang lahir dengan
keadaan ibu terkena virus tersebut pasti meninggal,
dengan resiko premature 32% . Cara penularannya
secara transplasenta, serum-serum, kontak dengan urin
, tetes saliva, semen, atau sekresi vagina yang
terkontaminasi saat melahirkan. Yang terjadi pada bayi
karna ASI atau susu formula yang terlalu banyak.
Pengobatan :
 Bayi yang mengidap hepatitis selama periode
pascapartum diobati dengan imunoglobin hepatitis B
(HBIG) 0,5 ml Intramuskular setelah lahir 12 jam
pertama
 Vaksin diberikan di tempat yang berbeda pada usia 1
bulan (dosis 2), usia 6 bulan (dosis 3) melindungi
sampai dengan 9 tahun.
 Pada tahun 1998 pusat kendali penyakit
menyarankan untuk wanita hamil menjalan Screening
HbsAg awal kehamilan prenatal.
b. Sifilis

Adanya bakteri Spirokaeta Treponema palidum dihambat


oleh lapisan Langerhans dikorion sampai atropi pada 16-18
minggu tidak dapat di obati abortus. Pengobatan :
 Sebelum usia kehamilan 18 minggu terjadi penurunan risiko
untuk bayi tapi terapi hanya menghilangkan virus, resiko bayi
meninggal. Jika usia kehamilan 18 minggu dapat persalinan
premature tapi blm ada bukti bayi mati.
 Pada akhir minggu pertama kehidupan, jika tidak diobati, mucul
ruang kulit mapulopapular bewarna tembaga yang terlihat pada
telapak tangan, telapak kaki, area yang dipasang popok, dan
disekitar mulut dan anus. Jika ibu di obati dengan adekuat
sebelum melahirkan dan tes serologi pada bayi baru lahir,
umumnya bayi tersebut tidak di obati dengan antibiotic pada
kasus ini antibody bayi baru lahir diperiksa ( di peroleh dari
ibunya melalui plasenta ) setiap 2 minggu sampai 3 bulan pada
saat hasil tes seharusnya negative.
3. INFEKSI RUBELLA

Sejak tahun 1969 vaksinasi dimulai kelainan kongenital


menurun drastis, imunitas rubella harus dipastikan pada
seluruh wanita sebelum hamil. Diagnosis dapat ditegakkan
dengan kultur virus cairan amnion, plasenta, tenggorok
neonatus, urin atau cairan spinal. Kultur virus rubella
dilakukan pada bayi setelah lahir sampai usia 18 bulan.
Program isolasi pediatric wajib dilakukan sampai tahap
rubella tidak menular tercapai ( di isolasi sampai lendir
faring dan urin bebas terhadap virus).
4. INFEKSI SITOMEGALOVIRUS

Sitomegalovirus adalah virus asam deoksiribonukleat


(DNA) dari keluarga herpes. Viremia pada ibu hamil
mengakibatkan abortus, lahir mati, atau CMID kongenital
atau CMID neonatal pada bayi lahir hidup. Infeksi CMV ibu
dimulai sebagai sindrom. Bayi baru lahir yang menderita
CMID full blown yang klasik mengalami IUGR dan
microsefalus.
Neonatus juga memiliki ruang bintik pendarahan kecil
(petekia), ikterik, hepatospleno megali, anemia,
trombositopenia dan hyperbilirubinemia. Peningkatan kadar
IgM dalam darah tali pusat merupakan tanda terjadinya
penyakit. Virus diisolasi dari urin dan salifah bayi baru lahir.
CMV dapat ditularkan melalui ASI. Bayi yang selama dari
CMID pasti mengalami cacat mental fisik yang berat tidak ada
pencegahan atau terapi yang spesifik untuk ibu dan bayi.
Kehamilan berulang bisa memperburuk infeksi CMV.
5. INFEKSI VIRUS HERPES SIMPLEKS
Virus herpes termasuk dalam kelompok virus DNA
yang menyebabkan infeksi laten, berlangsung seumur
hidup, dan menimbulkan kekambuhan yang periodik.
Kehamilan meningkatkan frekuensi infeksi dan
ketahanan virus tersebut. Bayi baru lahir bisa mengidap
virus melalui salah satu cara penularan :
 Infeksi transplasenta

 Infeksi asenden melalui jalan lahir

 Kontaminasi langsung selama bayi melalui jalan lahir


terinspeksi
 Penularan langsung dari keluarga terinspeksi
ASUHAN KEPERAWATAN

A. PENGKAJIAN
Identitas klien: Keluhan utama
Riwayat kesehatan:
 Menyusui buruk
 Sklera Ikterik
 Letargi
Riwayat kesehatan dahulu:
 Kelahiran bayi premature
 Kelahiran bayi dengan cara Caesaria
Data psikologis
Data spiritual
Data sosial dan ekonomi
Pemeriksaan fisik:
 Mata : Sklera iterik

 Integument: Pigmen kulit kuning

Pemeriksaan penunjang:
 Cek golongan darah

 Uji Coombs direk & indirek

 Bilirubin total dan indirek

 Pemeriksaan darah lengkap

 Protein serum total

 Glukosa serum

 Kekuatan ikatan CO2

 Uji Kleihauer-Betke

 Hitung retikulosit
B. DIAGNOSA KEPERAWATAN
Hiperbilirubinemia : Kernikterus

C. INTERVENSI
1. Tindakan : Kaji factor yang mempercepat perkembangan
kernikterus.
Tujuan : Mengetahui peran dalam neurotoksisitas bilirubin.
Rasional : Asidosis metabolik, penurunan kadar albumin serum,
infeksi intracranial (meningitis), peningkatan tekanan darah yang
tiba-tiba, gawat janin, hipoksia, hipotermia, dan hipoglikemia

2. Tindakan : Kaji golongan darah


Tujuan : Untuk menentukan golongan darah dan status Rh bayi
bila transfusi jika diperlukan
Rasional : Inkompatibilitas ABO dan Rh meningkatan risiko
ikterus. Antibodi maternal melewati plasenta pada ibu Rh
negative yang sebelumnya telah terpajan karena mengandung
bayi Rh positif. Antibodi melekat ke sel darah merah janin dan
3. Tindakan : Kaji kadar bilirubin
Tujuan : Untuk menegakkan diagnosis hiperbilirubinemia
Rasional : Jika bilirubin serum meningkat lebih dari 5mg /
dL / hari atau lebih dari 12-13 mg/dL, hiperbilirubinemia
terjadi. Kadar bilirubin saja bukan merupakan indikator
yang baik untuk cedera otak akibat carenicterus.

4. Tindakan : Kaji status neurologis


Tujuan : Untuk mendeteksi depresi atau iritabilitas system
saraf akibat carenicterus.
Rasional : Bayi mungkin menunjukkan letargi, penurunan
aktivitas, iritabilitas atau menyusu buruk. Ketika
encepalophaty berlanjut, bayi akan mengalami ekstensi
kaku pada ekstermitas, demam, menangis, mudah
terangsang, opistotonos dan kejang. Bayi yang bertahan
dalam kondisi ini dapat mengalami retardasi mental,
defisiensi atensi atau gangguan perilaku lain, tuli atau
PENGERTIAN
 Istilah dismenorrhea atau nyeri haid hanya
dipakai jika nyeri haid demikian hebatnya, sehingga
memaksa penderita untuk istirahat dan meninggalkan
pekerjaannya untuk beberapa jam atau beberapa hari
(simanjuntak,1997)

Etiologi
Ada dua jenis dismenorrhoe yaitu dismenorrhoe
primer dan sekunder.
DISMENORRHOE PRIMER
 Dismenorrhoe primer adalah nyeri
menstruasi yang terjasi tanpa adanya
kelainan genikologi.
 Rasa nyeri timbul sebelum atau bersama-
sama saat menstruasi dan berlagsung untuk
beberapa jam sampai beberapa hari.

Etiologi dismenorrhoe primer


-Faktor kejiwaan -Faktor alergi
-Faktor konstitusi
-Faktor endokrin
MANIFESTASI KLINIS
 Usia muda
 Timbul setelah terjadinya siklus haid yang teratur

 Nyeri sering terasa sebagai kejang uterus dan spastik

 Tidak dijumpai keadaan patologik pelvik

 Hanya terjadi pada siklus haid anovulatorik

 Sering disertai mual, muntah, kelelahan dan nyeri


kepala
PENATAKLASANAAN

1. Psikoterapi
2. Hormonal

 Pada siklus yang anovulator


tidak ada dismenorrhoe jadi
kita pergunakan obat yang
mencegah ovulasi
3. Medikamentosa
DISMENORRHOE SEKUNDER

 Dismenorrhoe sekunder dikaitkan dengan penyakit


pelvis organik, seperti endometriosis, penyakit radang
pelvis, stenosis serviks, neoplasma ovarium atau uterus
atau polip uterus.
 Dismenorrhoe sekunder, berhubungan dengan kelainan
kongenital atau kelainan organik di pelvis yang terjadi
pada masa remaja (huffman, 1968).
ETIOLOGI DISMENORRHOE SEKUNDER
 Infeksi : nyeri sudah terasa sebelum haid
 Myoma submucosa,polyp corpus uteri: nyeri
bersifat kolik
 Endometriosis: nyeri disebabkan tekanan oleh
tumor atau perlekatan perlekatan. Nyer masih
ada setelah haid berhenti
 Retroflexio uteri fixate

 Stenosis kanalis servikalis

 Adanya AKDR; tumor ovarium


MANIFESTASI KLINIS (SEKUNDER)

 Usia lebih tua


 Cenderung timbul setelah 2 tahun siklus haid teratur

 Nyeri sering terasa terus-menerus dan tumpul

 Nyeri dimulai saat haid dan meningkat bersamaan


dengan keluarnya darah
 Berhubungan dengan kelainan pelvis

 Tidak berhubungan dengan adanya ovulasi

 Sering kali memerlukan tindakan operatif


PENATALAKSAAN (SEKUNDER)
 Pengobatan yang dipakai adalah golongan
NSAID yaitu :
 aspirin, naproksen, ibuprofen indometasin
dan asam mefanamat. (Obat ini lebih efektif
jika diminum sebelum timbul nyeri)
ASUHAN KEPERAWATAN
1. Pengkajian
 Indentitas
 Keluhan utama
 Riwayat penyakit sekarang
 Riwayat penyakit dahulu
 Riwayat penyakit keluarga
 Riwayat obstetri
 Keadaan haid : ditanyakan kapan datangnya menarche

siklus haid, hari pertama haid terakhir untuk dapat


mengetahui yang keluar darah muda atau darah tua, encer
atau menggumpal, lamanya nyeri atau tidak, berbau atau
tidak
 Perkawinan

 Riwayat kehamilan dan persalinan yang lalu


 Pola kebiasaan sehari hari
 Nutrisi
 Eliminasi
 Istirahat atau tidur
 Kebutuhan personal hygine
 Aktivitas
 Kebutuhan spiritual
Pemeriksaan fisik
 Keadaan umum
 Kesadaran
 Tanda-tanda vital (normal)

Pemeriksaan head to toe


 Genetalia (Bagaimana rambut pubis, distriusi, bandingkan
dengan usia perkembangan klien, kulit dan area pubis, adakah
lesi, eritema, visura, leokoplakia, dan esoria labia mayora,
minora, klitoris, meatus uretra terhadap pembengkakakn
ulkus, keluaran dan nodul)

Diagnosa keperawatan
1. Nyeri akut berhubungan dengan gagguan
menstruasi
2. Ansietas berhubungan dengan ancama
perubahan kepada status kesehatan
no diagnosa tujuan Perencanaan
1. Nyeri akut Setelah dilakukan Manajemen nyeri (paint
berhubungan tindakan kep. manajemen):
dengan Diharapkan klien -kaji keluhan nyeri secara
gagguan dapat: komprehensif tentang nyeri,
menstruasi 1.mengontrol nyeri meliputi lokasi, karaktersiktik dan
(paint control) onsep, durasi, frekuensi,kualitas,
dengan kriteria: intensitas/beratnya nyeri dan faktor
-Klien dapat presipitasi
mengetahui penyebab -observasi isyarat non verbal dari
nyeri, konsep nyeri. ketidaknyamanan
-klien mampu -ajarkan penggunaan teknik non
menggunakan teknik farmakologi
non farmakologi -evaluasi tentang keefektifan dari
untuk mengurangi tindakan mengontrol nyeri
nyeri -berikan dukungan terhadap klien
2menunjukan dan keluarga
tingkat nyeri -berikan informasi tentang nyeri,
(paint level): seperti penyebab, berapa lama
-klien mengtakan terjadi dan pencegahan
rasa nyaman setelah Pemberian analgetik (analgentic
nyeri berkurang administration)
-tanda tanda vital
dalam batas normal
no Diagnosa Tujuan Perencanaan

2 Ansietas Setelah dilakukan Menurunkan cemas (ansietas


berhubungan tindakan kep. reduction):
dengan ancama Klien mampu -dengarkan klien dengan penuh
perubahan mengontrol cemas perhatian
kepada status (ansietas -kaji tingkat kecemasan klien
kesehatan control) dengan -jelaskan seluruh prosedur tindakan
kriteria: pada klien dan perasaan yang akan
-klien dapat mungkin muncul
memonitor -berikan informasi tentang diagnosa
intensitas cemas dan tindakan
-klien -dampingi klien untuk mengurangi
menggunakan kecemasan dan meningkatkan
teknik relaksasi kenyamanan
utuk menurunkan -ajarkan klien teknik relaksasi
cemas
-klien dapat
mempertahankan
hubungan sosial

Anda mungkin juga menyukai