Anda di halaman 1dari 32

TAHAPAN

KOMUNIKASI
TERAUPOTIK

By:
Ns. Honesty Diana Morika, M.Kep
Komunikasi terapotik tidak
sama dengan komunikasi sosial.
Kominikasi sosial tidak mempunyai
tujuan tertentu dan biasanya
pelaksanaan komunikasi ini terjadi
begitu saja. Sedangkan
komunikasi terapotik mempunyai
tujuan dan berfungsi sebagai
terapi bagi klien.
karena itu pelaksanaan
komunikasi terapotik harus
direncanakan dan terstruktur
dengan baik. Struktur dlm
proses komunikasi terdiri dari
empat tahap yaitu :tahap pra
intaraksi, orientasi, kerja dan
terminiasi.
Komponen Dalam Komunikasi
1. Komunikator / Pengirim pesan
Yang menjadi komunikator dalam hal ini
adalah anak, keluarga, atau kelompok .
2. Komunikan / penerima pesan
Penerima pesan mrp org yg menerima
berita atau lambang .
3. Pesan
Berita yang disampaikan oleh pengirim
pesan melalui lambang, pembicara,
gerakan atau sikap.Ex : Informasi ttg
masalah kesehatan anak.
4. Media
Sarana atau saluran dari
komunikasi. Dapat berupa media
cetak, audio, visual, atau audio
visual.
5. Umpan Balik
Reaksi komunikan sebgai dampak
atau pengaruh dari pesan yg
disampaikan, baik secara lgs m/p
tidak lgs.
PERSIAPAN / PRA INTERAKSI

Tahap persiapan / prainteraksi


adalah masa persipan sebelum
berhubungan dan berkomunikasi
dengan klien. Tahap ini harus
dilakukan oleh seorang perawat untuk
memahami dirinya, mengatasi
kecemasannya, dan menyakinkan
dirinya bahwa dia betul-betul siap
berinteraksi dengan klien.
Tugas perawat dalam tahap ini antara lain:
1. Mengeksplorasi perasaan, harapan dan
kecemasan.
sebelum berinteraksi dengan klien perawat
perlu mengkaji perasannya sendiri. Perasaan
yang muncul sehubungn dengan interaksi
yang akan dilakukan. Apakah ada perasaan
cemas,,,??? Apa yang di cemaskan,,??
disamping melakukan eksplorasi perasaan,
perawat juga perlu mendefenisikan apa
harapannya terhadap interaksi yang
dilakukan.
2. Menganalisis kekuatan dan kelemahan diri.
kegiatan ini sangat penting
dilakukan agar perawat
mampu mengatasi
kelemahannya dan
menggunakan kekuatannya
semaksimal mungkin pada saat
berinteraksi dengan klien.
Misalnya seorang perawat
mungkin mempunyai kekuatan
mampu memulai pembicaraan
dan sensitif terhadap perasaan
orang lain, keadaan ini bisa
dimamfaatkan perawat untuk
memudahkannya dalam
membuka pembicaraan dan
membina hubungan saling
percaya.
3. Mengumpulkan data tentang klien.

kegiatan ini juga tidak kalah


penting mengetahui informasi tentang
klien, agar perawat bisa memahami
klien. Paling tidak perawat bisa
mengetahui identitas klien yang bisa
digunakan pada saat memulai
interaksi.
4. Merencanakan pertemuan pertama dengan
klien.

Hal ini perlu untuk menentukan


kapan, dimana, dan strategi apa yang
akan dilakukan untuk pertemuan
pertama tersebut.
TAHAP PERKENALAN/ ORIENTASI
Perkenalan merupakan kegiatan yg
dilakukan perawat saat pertama kali
bertemu klien. Pada saat berkenalan,
perawat harus memperkenalkan
dirinya terlebih dahulu kepada klien.
Artinya perawat telah bersikap
terbuka pada klien dan ini diharapkan
akan mendorong klien untuk
membuka dirinya.
Tujuannya untuk
memvalidasi keakuratan data &
rencana yg telah dibuat, serta
mengevaluasi tindakan yg lalu.
Peran perawat memberikan
situasi lingkungN yg peka dan
menunjukkan penerimaan.
TUGAS PERAWAT TAHAP INI :
1. Membina hubungan saling percaya.
Hubungan saling percaya merupakan
kunci dari keberhasilan suatu hubungan
terapotik, karena tanpa adanya saling
percaya tidak mungkin terjadi
keterbukaan antara kedua belah pihak.
Hubungan yg dibina tidak bersifat statis,
bisa berubah bergantung pada situasi dan
kondisi. Karena itu untuak
mempertahankan / memelihara hubungan
saling percaya parawat harus bersikap
terbuka, jujur, iklas, menerima klien apa
adanya, menepati janji dan menghargai
klien.
2. Merumuskan kontrak bersama klien
Kontrak yg harus disetujui bersama
klien antara lain tempat, waktu dan topik
pembicaraan.
Pada saat merumuskan kontrak,
perawat juga perlu menjelaskan atau
mengklarafikasi peran perawat dan klien
agar tidak terjadi kesalahpahaman klien
terhadap kehadiran perawat. Perawat Perlu
menekankan bahwa perawat hanya
membantu, sedangkan kekuatan dan
keinginan untuk berubah ada pada diri klien
sendiri.
3. Menggali pikiran dan perasaan serta
mengidentifikasi masalah klien.
Perawat mendorong klien untuk
mengekspresikan perasaannya. Teknik
komunikasi yg sering digunakan pada tahap
ini adalah pertanyaan terbuka seperti
“bagaimanan perasaan ibu pagi ini,,??”,
“bagaimana keadaan Bapak dibanding hari
kemaren,,??”, atau bagaimana tidur bapak
semalam,,,?? ” Dengan memberikan
pertanyaan terbuka, diharapkan perawat
dapat mendorong klien utk mengekspresikan
pikiran & perasaannya sehingga dapat
mengidentifikasi masalah klien.
4. Merumuskan tujuan dengan klien

Perawat perlu merumuskan tujuan


interaksi bersama klien karena tanpa
keterlibatan klien mungkin tujuan sulit
dicapai.
Tujuan ini dirumuskan setelah masalah
klien diidentifikasi. Seandainya tujuan
interaksi sudah disepakati pada pertemuan
sebelumnya, tugas perawat pada tahap ini
adalah mengingatkan klien.
Studi kasus
Bapak M umur 45 tahun tinggal di pstw sabai
nan aluah sicincin untk perawatan pendarahan
ulkus lambung. Dia terbiasa melakukan keputusan
untk dirinya sendiri. Mahasiswa sdg praktek
memasuki ruangan.
Nn R : selamat pagi Bapak M, saya Perawat R, saya
akan merawat anda hari ini
Bapak M : oh,, ibu ngk usah khawatir, saya dapat
mengurus diri saya sendiri,,
Nn R : saya dapat merasakan, pasti sangat
menyebalkan menjadi org yg sangat mandiri dan
tiba-tiba menjadi sakit, dan semua org
mengkhawatirkan anda
Bapak M : ibu benar, saya tdk terbiasa di bantu
Nn R : jgn khawatir, saya tdk akn mengambil
kemandirian anda, izinkan saya menjelaskn prosedur
yg akan saya lakukan.
TAHAP KERJA
Perawat dan klien bekerjasama
untuk mengatasi masalah yg dihadapi
klien. Pada tahap kerja ini dituntut
kemempuan perawat dalam mendorong
klien mengungkapkan perasaan dan
pikirannya. Perawat juga dituntut utk
mempunyai kepekaan & tingkat analisis
yg tinggi terhadap adanya perubahan
dlm respon verbal maupun non verbal.
Perawat perlu melakukan
“Active listening” karena tugas
perawat bertujuan untuk
menyelesaikan masalah klien.
Melalui active listening, perawat
membantu klien utk
mengidentifikasi masalah yg
dihadapi, bagaimana cara
mengatasinya dan mengevaluasi
cara pemecahan masalah yg telah
dipilih.
Perawat diharapkan mampu
menyimpulkan percakapan dgn klien. Teknik
pengumpulan ini merupakan usaha utk
memadukan dan menegaskan hal-hal penting
dlm percakapan, dan membantu perawat –
klien memiliki pikiran dan ide yg sama.
Tujuannya membantu klien menggali hal-
hal dan tema emosional yg penting. Oleh
karena itu, diharapkan klien merasa bahwa
perawat memahami pesan-pesan yg telah
disampaikan.
Studi kasus
Ibu I berusia 60 tahun tinggal d pstw
kasih sayang ibu batu sangkar dgn riwayat
obesitas dan tekanan darah tinggi.

Ny I : saya merasa frustasi dan bosan menjadi


gemuk
Perawat : ketika saya melihat ibu bulan lalu,
ibu mengatakan kepada saya bahwa ibu telah
menurunkan berat badan ibu 5 kg dan
pakiaan ibu lebih pas. Saya dapat melihat
kemajuannya.
Ibu I : anda benar, tapi butuh waktu yg
sangat lama untk menurunkan berat badan.
Saya hanya merasa frustasi.
TAHAP TERMINASI
Terminasi merupakan akhir dari
pertemuan perawat-klien. Terminasi ada dua
bagian yaitu terminasi sementara dan akhir.
Terminasi sementara adalah akhir pada tiap
pertemuan. Setelah terminasi sementara,
perawat akan bertemu kembali dgn klien pd
waktu yg telah disepakati. Sedangkan
terminasi akhir terjadi jika perawat telah
menyelesaikan proses keperawatan secara
keseluruhan.
Tugas perawat pada tahap ini yaitu,,,??
1. Evaluasi objektif
Mengevaluasi pencapaian tujuan dari
interaksi yg telah dilaksanakan. Meminta
klien utk menyimpulkan ttg apa yg telah
didiskusikan. Dalam mengevaluasi, perawat
tdk boleh terkesan menguji kemampuan
klien akan tetapi sebaiknya terkesan
sekedar mengulang atau menyimpulkan.
misalnya : “ Baiklah, skrg coba Ibu ulangi
lagi apa yg kita bicarakan tadi,,,????? ”
2. Evaluasi sabjektif
Dilakukan dengan menanyakan perasaan
klien setelah berinteraksi dgn perawat.
perawat perlu mengetahui bagaimana
perasaan klien setelah berinteraksi dgn
perawat. Apakah klien merasa bahwa
interaksi ini dapat menurunkan
kecemasannya,,?? Apakah klien merasa
bahwa interaksi itu ada gunanya,,?? Atau
interaksi itu hanya menimbulkan masalah
bagi klien…
3. Rencana tindak lanjut
Juga disebut pekerjaan rumah untuk
klien.
Tindak lanjut yg diberikan harus relevan
dengan interaksi yg baru saja dilakukan
atau dengan interaksi yg akan dilakukan
berikutnya.
Misalnya pada akhir interaksi klien sudah
memahami ttg beberapa alaternatif
mengatasi marah. Maka untuk tindak
lanjut perawat mengkin bisa miminta klien
untuk mencoba salah satu dari alternatif
tersebut. Tindak lanjut dievaluasi pada
tahap orientasi pada pertemuan
berikutnya…
4. Membuat kontrak untuk pertemuan
berikutnya.
kontrak ini penting dibuat
agar terdapat kesepakatan
antara perawat dan klien
untuk pertemuan berikutnya.
Kontrak yg dibuat termasuk
tempat, waktu dan tujuan
interaksi.
proses terminasi perawat-
klien merupakan aspek penting
dalam asuhan keperawatan,
sehingga jika hal tersebut tidak
dilakukan denagn baik oleh
perawat, maka regresi dan
kecemasan dapat terjadi pada
klien. Timbulnya respon
tersebut sangat dipengaruhi
oleh kemampuan perawat utk
terbuka, empati & respon
sebelumnya.
Studi kasus
Ny A bekerja dengan Tn Z selama ia
dirawat. Tuan Z dioperasi utk
memperbaiki fraktur kada kaki. Tuan Z
dan Ny A menetapkan tujuan untuk
rehabilitasi fisiknya dan pulang ke rumah.

Ny A : Tuan Z, dokter Bapak menyuruh


anda plg besok pagi. Apa pendapat Bapak
ttg ini,,??
Tn Z : Saya sangat senang sekali bisa
keluar dari sisi
Ny A : Apakah Bapak merasa nyaman,
berjalan dgn penopang,,??
Tn Z : ya,, seperti yg Ibu sarankan, saya
berlatih menaiki tangga dlm terapi fisik.
Seperti yg anda ketahui, saya punya lima
tangga untk didaki di depan pintu rmh
saya.
Ny A : Bapak juga berlatih keras utk
pindah dari tempat tidur ke kursi dan
berdiri dgn penompang.
Tn Z : sekarang semua lebih mudah.
Semua latihan yg anda sarankan sangat
membantu. Sejak anda menjelaskan semua
cara yg tepat utk memegang penopang,
penopang itu menjadi seperti bagian
alamiah diri saya.
Ny A : tampaknya Bapak memang siap
utk pergi. Lanjtkan latihan Bapak
seperti yg Bapak lakukan disini dan
Bapak dapat meningglkan penopang
tersebut.
Tn Z : Terima kasih atas bantuan Ibu.
Saya tidak berfikir saya akan dapat
berjalan dgn benda ini. Tetapi
penopang ini bukan masalah lagi.
Ada yang mau
bertanya ??

Anda mungkin juga menyukai