Lutfi Aulia S
012116437
DEFINISI
Demensia: kumpulan gejala klinik yang disebabkan oleh
berbagai latar belakang penyakit dan ditandai oleh
hilangnya daya ingat jangka pendek (recent memory) dan
gangguan global fungsi mental termasuk fungsi bahasa,
mundurnya berpikir abstrak, kesulitan merawat diri
sendiri, perubahan perilaku, emosi labil dan hilangnya
pengenalan waktu dan tempat.
DEFINISI
Penyakit
alzheimer : suatu penyakit
penurunan kognitif dan perilaku yang
ditandai dengan gangguan fungsi sosial dan
pekerjaan. Penyakit Alzheimer tidak dapat
disembuhkan dan bersifat kronis-progresif.
F0. Gangguan Mental
Organik
F0.0-9. Gangguan mental organik termasuk
gangguan mental simtomatik
GMO adalah gangguan mental yang berkaitan
dengan kondisi medik/penyakit
Kondisi medik/penyakit tersebut secara langsung
atau tidak langsung menyebabkan disfungsi pada
otak
Langsung pada otak
Tidak langsung akibat sekunder penyakit/
gangguan sistemik di luar otak
F0
Gambaran utama :
1. Gangguan fungsi kognitif (gg daya ingat)
2. Gangguan sensorium (gg kesadaran, gg perhatian)
3. Gangguan pada persepsi, isi pikir, suasana
perasaan
Klasifikasi F0
Demensia :
otak yang bersifat
Sindroma akibat penyakit/gg
kronik-progresif dan terdapat gangguan fungsi
tertinggi (luhur) yang multipel seperti daya
ingat, bahasa, daya nilai, dll
Ditanai dengan penurunan fungsi kognitif dan
adanya gangguan dalam fungsi eksekutif
(fungsi harian/ADL)
Tidak terdapat gangguan kesadaran
Demensia Alzheimer (F00), Demensia Vaskular
(F01)
Klasifikasi F0 (2)
Demensia Alzheimer :
Onset bertahap dengan kemunduran lambat
Onset : early onset bila dibawah 65 tahun
Late onset bila diatas 65 tahun
Etiologi : genetik, neurotransmiter asetilkolin
dan norepinefrin, regulasi yang abnormal dari
metabolisme membran sel phospolipid dll.
Demensia Vaskular :
Onset mendadak atau kemunduran bertahap
Gangguan Neurologis fokal
Delirium
F0(3)
Gangguan kesadaran dan perhatian : kesadaran
berkabut-koma, 3P terganggu
Gangguan kognitif secara umum : distorsi
persepsi (ilusi, halusinasi (visual)), disorientasi,
hendaya daya ingat segera dan pendek
Gangguan psikomotor : hipo/hiperaktivitas
Gangguan siklus tidur-bangun : insomnia, gejala
memburuk di malam hari
Gangguan emosional : depresi, anxietas/takut,
mudah marah, apatis, kehilangan akal
Onset cepat, hilang timbul sepanjang hari kurang
dari 6 bulan
F0(4)
Gangguan mental lainnya akibat kerusakan
dan disfungsi otak dan
penyakit fisik
Adanya penyakit fisik/medik, kerusakan atau
disfungsi otak yang berhubungan dengan satu
sindroma mental yang tercantum
Adanya hubungan waktu (bbrp minggu atau
bulan) antara perkembangan penyakit dgn
sindroma mental
Gangguan mental sembuh setelah gangguan
fisik hilang
Tidak ada bukti penyebab lain
F0(5)
Jenis-jenisnya :
1. Halusinosis organik
2. Gangguan katatonik organik
3. Gg waham organik
4. Gg afektif organik
5. Gg cemas organik
6. Gg kepribadian organik
F1. Gangguan mental dan
perilaku akibat pengunaan zat
Gangguan mental yang diakibatkan oleh karena
penggunaan satu atau lebih zat psikoaktif
Intoksikasi akut menggunakan zat sehingga
menimbulkan perubahan kesadaran
Penggunaan yang merugikan
Sindroma ketergantungan
Putus zat
Gangguan psikotk, amnestik, anxietas, kepribadian
karena zat
EPIDEMIOLOGI
50-60 % pasien mengalami demensia tipe Alzheimer atau
mengidap penyakit Alzheimer
Usia 65 tahun, rata-rata prevalensi laki-laki mengidap
penyakit Alzheimer sebesar 0,6 persen dan wanita sebesar
0,8 persen
Usia 90 tahun, rata-rata orang yang mengidap penyakit
ini sebesar 21 persen
Lebih sering terjadi pada wanita daripada laki-laki
ETIOLOGI
Faktor genetik
Faktor lingkungan
Infeksi Virus
Faktor Trauma
Faktor Neurotransmiter
PATOFISIOLOGI
GEJALA KLINIS
Fase awal (Ringan)
2. Gangguan berkomunikasi
6. Tubuh melemah
7. Perubahan kepribadian
ORIENTASI
1 Sekarang (tahun), (musim), (bulan), (tanggal), hari apa? 5
8
Pasien diminta melakukan perintah: “ Ambil kertas ini dengan tangan
kanan, lipatlah menjadi dua dan letakkan di lantai”
3
Total
DIAGNOSIS
Penilaian
24-30 : normal
1
2
Makan
Minum 5
5
10
10
3 Berpindah dari kursi roda ke tempat tidur dan
sebaliknya , termasuk duduk di tempat tidur 5-10 15
100 : mandiri
PEMERIKSAAN
PENUNJANG
Computerised Tomography (CT) Scan otak
EEG
PENATALAKSANAAN
Terapi non farmakologis
Terapi non-farmakologi melibatkan pasien, keluarga, atau
pengasuh khusus untuk mensupport, menghadapi dan
memahami kondisi pasien.
Terapi Farmakologi
Terapi untuk mengatasi gejala penurunan kognisi atau
menunda progresivitas penyakit
Terapi simptomatik
Terapi farmakologis
Nama obat Golongan Indikasi Dosis Efek samping
Donepezil Penghambat Demensia Dosis awal 5 Mual, muntah,
kolinesterase Alzheimer mg/hr bila perlu,
diare, insomnia
ringan sampai setelah 4-6
sedang minggu menjadi
10 mg/hr
Galantamine Penghambat Demensia Dosis awal 8 Mual, muntah,
kolinesterase Alzheimer mg/hr, setiap
diare, anoreksia
ringan sampai bulan dosis
sedang dinaikkan 8 mg/hr
hingga dosis
maksimal 24
mg/hr
Rivastigmine Penghambat Demensia Dosis awal 2 x 1,5 mg/hr; Mual, muntah,
kolinesterase Alzheimer ringan setiap bulan dinakkan 2 x 1,5
pusing, diare,
sampai mg/hr
sedang hingga dosis anoreksia
maksimal 2 x 6
mg/hr
Memantine Penghambat Demensia Dosis awal 5 Pusing, nyeri
Reseptor NMDA Alzheimer mg/hr; setelah 1 minggu. kepala,
(Nmethyl- sedang sampai Dosis dinaikkan menjadi
konstipasi
Daspartate), berat 2 x 5 mg/hr dan
yang berfungsi seterusnya hingga
Untuk memblok dosis maksimal 2 x 10
Aktivitas glutamate mg/hr
Depresi
Nama obat Dosis Efek samping
Sitalopram 10-40 mg/hr Mual, mengantuk, nyeri kepala,
tremor, disfungsi seksual
5-20 mg/hr Insomnia, diare, mual, mulut
Esitalopram
kering,
Mengantuk
Sertralin 25-100 mg/hr Mual, diare, mengantuk, mulut
kering, disfungsi seksual
Fluoksetin 10-40 mg/hr Mual, diare, mengantuk, insomnia,
tremor, ansietas
Venlafaksin 37.5 – 225 mg/hr Nyeri kepala, mual, anoreksia,
insomnia, mulut kering
Dulosektin 30-60 mg/hr Penurunan nafsu makan, mual,
mengantuk, insomnia
Insomnia
Zolpidem 5-10 mg malam hari Diare, mengantuk
Trazodon 25-100 mg malam Pusing, nyeri kepala, mulut kering,
hari
Konstipasi
Agitasi, ansietas dan perilaku obsesif
Quetiapin 25-300 mg/hr Mengantuk, pusing, mulut kering,
konstipasi, dyspepsia, peningkatan
berat badan
Dianzapin 2.5-10 mg/hr Peningkatan berat badan, mulut
kering, peningkatan nafsu makan,
pusing, mengantuk dan tremor
Risperidon 0.5 – 1 mg/hr Mengantuk, tremor, insomnia,
pandangan kabur, pusing, nyeri
kepala, mual, peningkatan berat
badan
Zipresidon 20-80 mg/hr Kelelahan, mual, pusing, diare
Divalproex 125-500 mg 2x/hr Mengantuk, kelemahan, diare,
konstipasi, dispepsia, depresi,
ansietas, tremor
Gabapentine 100-300 mg 3x/hr Konstipasi, dyspepsia, kelemahan,
hipertensi, anoreksia, vertigo,
pneumonia, peningkatan kadar
kreatinin
Alprazolam 0.25-1 mg 3x/hr Sedasi, disartria, inkoordinasi,
gangguan ingatan
Lorazepam 0.5-2 mg 3x/hr Kelelahan, mual, inkoordinasi,
konstipasi, muntah, disfungsi seksual
DIAGNOSIS BANDING
Demensia Vaskular
PROGNOSIS
Dari pemeriksaan klinis 42 penderita probable alzheimer
menunjukkan bahwa nilai prognostik tergantung pada 3
faktor yaitu:
1. Derajat beratnya penyakit
2. Variabilitas gambaran klinis
3. Perbedaan individual seperti usia, keluarga demensia dan
jenis kelamin
Ketiga faktor ini diuji secara statistik, ternyata faktor
pertama yang paling mempengaruhi prognostik penderita
alzheimer. Pasien dengan penyakit alzheimer mempunyai
angka harapan hidup rata-rata 4-10 tahun sesudah diagnosis
dan biasanya meninggal dunia akibat infeksi sekunder.
KESIMPULAN
Demensia Alzheimer ialah kumpulan gejala demensia akibat
gangguan neuro-degeneratif yang biasanya bersifat kronis-
progresif, dimana akibat proses degenerative menyebabkan
kematian sel-sel otak yang masif. Terjadi penurunan fungsi
kognitif seperti intelegensia umum, daya ingat, daya pikir,
orientasi, persepsi, daya tangkap, berbahasa serta
kemampuan sosial pada pasien Demensia Alzheimer.
Angka kejadian demensia alzheimer mencapai 50% dari 10%
lansia dengan gangguan memori dan kognitif dengan usia
diatas 70 tahun. Penyakit ini dapat menyerang baik pria
maupun wanita, dengan salah satu faktor resikonya adalah
defek genetik.
KESIMPULAN
Untuk terapi
non-farmakologis bagi penderita
demensia alzheimer dapat diberikan bantuan-
bantuan terutama untuk membantu kualitas
hidup penderita, untuk membantu penderita
melakukan hal-hal mandiri, menjaga agar
penderita aman, menghindari angka
kemungkinan jatuh. Sedangkan terapi
farmakologis untuk demensia alzheimer adalah
mengatasi gejala penurunan kognisi atau
menunda progresivitas penyakit serta dengan
terapi simptomatik
TERIMAKASIH