LUTFI AULIA S.
012116437
Definisi
Faktor biologi
Faktor genetik
Faktor psikososial
Perkembangan episode gangguan
5
bipolar
Mania Subsyndromal Mania
(Hypomania)
Mania
Maintenance
Subsyndromal Depression
(Dysthymia) Depression
Macam-macam tipe gangguan bipolar
(menurut DSM IV)
Syclothymia
6
Menurut PPDGJ III
F 30 Episode Manik
F 31 Gangguan afektif bipolar:
Gangguan afektif bipolar, episode kini manik (dengan gejala
psikotik/ tanpa gejala psikotik)
Gangguan afektif bipolar, episode kini depresif berat (dengan gejala
psikotik/ tanpa gejala psikotik)
F 32 Episode Depresif
F 33 Gangguan Depresif berulang
F 34 Gangguan suasana perasaan menetap
F 38 Gangguan suasana perasaan lainnya
F 39 Gangguan suasana perasaan YTT
7
Kriteria diagnosis DSM-IV
Gangguan mood bipolar I
A. Hanya mengalami satu kali episode manik dan tidak ada riwayat
diklasifikasikan.
c. Gejala-gejala tidak disebabkan efek fisiologik langsung zat atau kondisi
medik umum
penting lainnya.
Gangguan jiwa bipolar, sering
juga mempunyai gejala gejala
sebagai
berikut:
1. Seasonal changes in mood, perubahan suasana hati musiman. Seperti pada
penyakit Seasonal Affective Disorder (gangguan affektif musiman), suasana hati
atau mood penderita bipolar dapat berubah selaras dengan perubahan musim.
Beberapa penderita menjadi mania atau hipomania dimusim semi dan musim
panas, kemudian berubah menjadi depresi dimusim gugur atau musim dingin. Pada
beberapa penderita bipolar lain, gejalanya malah kebalikannya, yaitu depresi di
musim panas namun hipomania atau mania dimusim dingin.
2. Rapid cycling bipolar disorder. Pada beberapa penderita gangguan bipolar
perubahan suasana hati berlangsung cepat, yaitu mengalami perubahan mood
(suasana hati) 4 kali atau lebih dalam setahun. Namun kadang kadang, perubahan
perasaan bisa berlangsung lebih cepat, yaitu dalam hitungan jam.
3. Psikosis. Pada penderita bipolar dengan gejala mania atau depresi berat, sering
muncul gejala psikosis yaitu pemikiran yang tidak berdasar realita. Gejalanya bisa
berupa halusinasi (suara atau penglihatan) dan delusi (percaya sesuatu yang
berbeda dengan kenyataan).
GANGGUAN MOOD BIPOLAR I, EPISODE MANIK SEKARANG INI
e. Gejala mood menyebabkan penderitaan yang secara klinik cukup bermakna atau
menimbulkan hendaya dalam sosial, pekerjaan dan aspek fungsi penting lainnya.
Gangguan mood bipolar I, episode campuran saat ini
e. Gejala mood menyebabkan penderitaan yang secara klinik cukup bermakna atau
menimbulkan hendaya dalam social, pekerjaan, atau aspek fungsi penting
lainnya
Gangguan mood bipolar I, episode hipomanik saat
ini
A. Saat ini dalam episode hipomanik
dan campuran
umum
e. Gejala mood menyebabkan penderitaan yang secara klinik cukup bermakna atau
lainnya.
Gangguan mood bipolar I, Episode Yang tidak
dapat diklasifikasikan saat ini
A. Kriteria, kecuali durasi saat ini, memenuhi kriteria untuk manik, hipomanik, campuran atau
episode depresi.
B. Sebelumnya, paling sedikit pernah mengalami satu episode manik atau campuran.
C. Episode mood pada kriteria A dan B tidak dapat dikategorikan sebagai skizoafektif dan tidak
bertumpang tindih dengan skizofrenia, skizofreniform, Gangguan waham, atau dengan Gangguan
psikotik yang tidak dapat diklasifikasikan di tempat lain.
D. Gejala mood menyebabkan penderitaan yang secara klinik cukup bermakna atau menimbulkan
hendaya dalam social, pekerjaan, atau aspek fungsi penting lainnya.
Ganggguan Bipolar II
memenuhi kriteria untuk Gangguan depresi mayor. Untuk anak-anak dan remaja
B. Selama periode dua tahun di atas penderita tidak pernah bebas dari gejala-gejala
C. Tidak ada episode depresi mayor, episode manik, episode campuran, selama dua
Depresi berat
Intoksikasi obat
Skizoafektif
Terapi pada Bipolar Disorder
Farmakoterapi
Terapi
Gangguan
Bipolar
Electroconvulsive
Psikoterapi
Therapy (ECT)
2
Farmakoterapi
Mood Stabilizer
Antipsikotik atipikal
Mood stabilizer + antipsikotik atipikal
Episode depresi
Antidepresan
Mood stabilizer
Antipsikotik atipikal
Mood stabilizer + antidepresan
Antipsikotik atipikal + antidepresan
.
Lini I 1. Injeksi IM Aripiprazol efektif untuk pengobatan agitasi pada pasien dengan episode
mania atau campuran akut.
Dosis adalah 9,75mg/injeksi.
Dosis maksimum adalah 29,25mg/hari (tiga kali injeksi per hari dengan interval
dua jam). Berespons dalam 45-60 menit.
2. Injeksi IM Olanzapin efektif untuk agitasi pada pasien dengan episode mania atau
campuran akut.
Dosis 10mg/ injeksi. Dosis maksimum adalah 30mg/hari. Berespons dalam 15-30
menit.
Tidak Gabapentin
direkomendasikan
GAF
Aksis V adalah skala penilaian secara global mencakup
assessment menyeluruh tentang fungsi psikologis
sosial dan pekerjaan klien.
Adalahskalapenilaianglobalterhadapfungsi-sering.
Fungsional diartikan sebagai kesatuan dari 3 bidang
utamayaitufungsisosial,fungsipekerjaan,fungsi
psikologis.Fungsiberupa skala dengan 100 poin.
100 mencerminkan tingkat fungsi tertinggi dalam
semua bidang. Pasien yang memiliki tingkat fungsional
tertinggi sebelum suatu episodepenyakit biasanya
mempunyai prognosis yang lebih baik dibandingkan
mereka yang mempunyai tingkat fungsioal rendah.
Digunakan juga untuk mengindikasikan taraf
keberfungsian tertinggi yang mungkin dicapai selama
beberapa bulan pada tahun sebelumnya.
Global assessment of functioning
91-100 :gejala tidak ada,berfungsi maksimal, tidak ada masalah yang tidak
tertanggulangi
81-90:gejala minimal, fungsi baik, cukup puas, tidak lebih dari masalh harian biasa
71-80:gejala sementara dan dapat diatasi, disabilitas ringan dalam sosial
61-70:beberapa gejala ringan dan menetap, disabilitas ringan dalam fungsi, secara
umum baik
51-60:gejala dan disabilitas sedang
41-50:gejala dan disabilitas berat
31-40:beberapa disabilitas dalam hubungan dengan realita dan komunikasi,
disabilitas berat dalam beberapa fungsi
21-30:disabilitas berat dalam komunikasi dan daya nilai, tidak mampu berfungsi
dalam hampir semua bidang
11-20:bahaya mencederai diri/orang lain, disabilitas sangat berat dalam
komunikasi danmengurus diri
01-10:persisten dan lebih serius
0:informasi tidakadekuat
DAFTAR PUSTAKA
1. Amir N. Gangguan mood bipolar: kriteria diagnostic dan tatalaksana dengan obat antipsikotik atipik. Jakarta: Badan Penerbit
2. Konsesus Nasional Terapi Gangguan Bipolar. Panduan tatalaksana gangguan bipolar. Jakarta: Konsesus Nasional Terapi Gangguan
Bipolar; 2010.hlm.2-21.
3. Simon H, Zieve D. Bipolar Disorder. 22 Januari 2009. Diunduh dari www.umm.edu, 13 Desember 2013.
4. Fakultas Kedokteran Universiats Indonesia. Buku ajar psikiatri. Jakarta: Badan Penerbit FKUI; 2010.hlm.197-208.
5. Kaplan HI, Sadock BJ, Grebb JA. Kaplan-sadock sinopsis psikiatri: ilmu pengetahuan perilaku psikiatri klinis. Jilid satu. Jakarta: