Gangguan motorik
setinggi segmen kelumpuhan flaksid dan atrofi
di bawah segmen kelumpuhan spastik
servikal tetraparese/plegi
torakal/lumbal paraparese/plegi
sakral gangguan miksi dan defekasi, tanpa paraparese/plegi
Gangguan sensorik
Hipo/anestesi mulai setinggi segmen yang terganggu ke bawah
Gangguan otonom
Retensi urin dan inkontinensia alvi
Amyotrophic Lateral Sclerosis
Gangguan Spondilitis TB
medula Syringomyelia
spinalis Myelopathy
HNP
Kuman TB pada
Menekan
Terbentuk
pembuluh darah
vertebra gibbus medulla
spinalis
Destruksi
Membentuk tulang
abses pada menyebabk
badan vertebra an
deformitas
gibbus
Abses
Manifestasi klinik
Badan lemah, lesu, nafsu makan
berkurang, dan berat badan menurun
Suhu subfebril terutama pada malam
hari dan sakit (kaku) pada punggung
Nyeri spinal menetap
Deformitas pada punggung (gibbus)
Pembengkakan setempat (abses)
Kelainan neurologis
Paraplegia, paraparesis, atau nyeri radix saraf akibat
penekanan medula spinalis
Gambaran paraplegia inferior kedua tungkai yang
bersifat UMN
Stadium penyakit
Stadium 1 (implantasi)
Saat duplikasi bakteri dalam tulang
Imunitas rendah
6-8 minggu
Stadium 2 (destruksi awal)
Terjadi destruksi ringan pada vertebra
3-6 minggu
Stadium 3 (destruksi lanjut)
Terjadinya destruksi massif
Proses kaseosa yang berlanjut
Terbentuknya gibbus
2-3 bulan setelah stadium 2
Stadium 4 (gangguan neurologis)
Disebabkan oleh penekanan pada canalis spinalis
Dibagi menjadi 4 derajat
○ Derajat I : Kelemahan pada anggota gerak bawah
setelah beraktivitas atau berjalan jauh
○ Derajat II :Kelemahan pada anggota gerak bawah
tetapi penderita masih dapat melakukan
pekerjaannya
○ Derajat III : Kelemahan pada anggota gerak bawah
yang membatasi gerak atau aktivitas penderita
disertai dengan hipoestesia atau anestesia.
○ Derajat IV : Gangguan saraf sensoris dan motoris
disertai dengan gangguan defekasi dan miksi
Stadium 5 (deformitas residua)
Terjadi 3-5 tahun setelah stadium 1
Kelainan yang terjadi sudah ireversibel
Diagnosis
Anamnesis
Anamnesis dilakukan untuk mendapatkan keterangan
dari pasien, meliputi keluhan utama, keluhan sistem
badan, riwayat penyakit sekarang, riwayat penyakit
dahulu, dan riwayat penyakit keluarga atau lingkungan.
Pemeriksaan fisik
Inspeksi
○ Pada klien dengan spondilitis tuberkulosa kelihatan
lemah, pucat, dan pada tulang belakang terlihat bentuk
kiposis.
Palpasi
○ Sesuai dengan yang terlihat pada inspeksi, keadaan
tulang belakang terdapat adanya gibbus pada area tulang
yang mengalami infeksi.
Perkusi
○ Pada tulang belakang yang mengalami infeksi terdapat
nyeri ketok.
Auskultasi
○ Pada pemeriksaan auskultasi, keadaan paru mungkin
tidak ditemukan kelainan.
Diagnosis
Pemeriksaan penunjang
Pemeriksaan laboratorium
○ Pemeriksaan darah lengkap didapatkan
leukositosis dan LED meningkat.
○ Uji mantoux positif tuberkulosis.
○ Uji kultur biakan bakteri dan BTA ditemukan
Mycobacterium.
○ Biopsi jaringan granulasi atau kelenjar limfe
regional.
Pemeriksaan hispatologis ditemukan tuberkel
○ Pemeriksaan serologi dengan deteksi
antibodi spesifik dalam sirkulasi
○ Pemeriksaan ELISA (Enzyme-Linked
Immunoadsorbent Assay)
○ Identifikasi PCR (Polymerase Chain
Reaction)
Diagnosis
Pemeriksaan radiologis
○ Foto toraks x-ray untuk melihat adanya tuberculosis pada
paru. Abses dingin tampak sebagai suatu bayangan yang
berbentuk spindle.
○ Foto polos vertebra ditemukan osteoporosis, osteolitik,
destruksi korpus vertebra, penyempitan diskus
intervertebralis, dan mungkin ditemukan adanya massa
abses paravertebral.
○ CT scan memberi gambaran tulang secara lebih detail dari
lesi
irreguler, skelerosis, kolaps diskus, dan gangguan
sirkumferensi tulang.
○ MRI mengevaluasi infeksi diskus intervertebralis dan
osteomielitis tulang belakang serta menunjukkan adanya
penekanan saraf
Diagnosis banding
Fraktur kompresi vertebra
Metastasis dari karsinoma di tempat
lain
Poliomielitis dengan paralisis
tungkai
Kifosis senilis
Infeksi kronik non TB
Penatalaksanaan
Prinsip pengobatan pott’s disease
adalah secepat mungkin ditanggulangi
sebelum menjadi semakin parah
Pengobatan konservatif
Bed rest
Memperbaiki KU
Pemasangan brace pada pasien
Pemberian OAT
Pengobatan operatif
Operasi laminektomi
○ + dekompresi dan stabilisasi
Prognosis
Pemeriksaan likuor
sering tdk tampak kelainan, kadang tampak blok
walaupun tdk komplit
Pemeriksaan radiologik
X-foto cervical: tampak pelebaran kanalis spinalis
Mielografi: tampak pelebaran dr mielum
CT-scan: tampak pelebaran mielum dan kanalis
sentralis
MRI: adanya syrinx di dlm mielum dan perluasan dari
abnormalitas tersebut pd irisan sagital
Penatalaksanaan
Anamnesis
Pemeriksaan fisik & neurologi
Pemeriksaan penunjang
Pemeriksaan fisik & neurologi
Radiografi
Myelografi lumbal
CT scan
MRI
Radionuclide scanning
Positron Emission Tomography scan
BATASAN
Adalah suatu keadaan dimana nukleus
pulposus keluar menonjol untuk
kemudian menekan kearah kanalis
spinalis melalui anulus fibrosus yang robek
pada daerah lumbosakral
ETIOLOGI
Faktor-faktor yang menyebabkan
timbulnya HNP:
Aliran darah ke diskus yang berkurang
Beban yang berat
Ligamentum longitudinalis posterior
menyempit
PATOFISIOLOGI
Herniasi diskus lumbal dapat disebabkan oleh
trauma (usia muda) atau perubahan degeneratif
(orang tua) pada diskus.
Foto lumbal
Pada pemeriksaan ini kita melihat apakah ada
penyempitan jarak tulang yang satu dengan
yang diatas atau dibawahnya, adakah
instabilitas atau spondilolistesis.
CT. Myelografi
Pada pemeriksaan ini kita melihat apakah
adanya filling defect.