Anda di halaman 1dari 34

REFERAT

Cedera Kepala

Oktaviani Angella Budiman


102015418

Pembimbing:
dr. Nur Hasan, Sp.BS
DEFINISI
• Trauma Kapitis : trauma mekanik terhadap
kepala baik secara langsung ataupun tidak
langsung yang menyebabkan gangguan fungsi
neurologi yaitu gangguan fisik, kognitif, fungsi
psikososial baik temporer maupun permanen
Epidemiologi
• Lebih dari 1.4 juta pasien mengalami cedera
kepala dan 21% diantaranya dirawat di rumah
sakit.
• Di Amerika, setiap 7 detik terjadi cedera kepala
dan setiap 5 menit terjadi kematian akibat cedera
kepala
• Puncaknya pada dewasa muda sekitar usia 15-25
tahun. Cedera kepala mengakibatkan kematian
pada orang berusia kurang dari 25 tahun. Laki-laki
lebih sering terkena cedera kepala 3-4 kali
daripada perempuan.
Anatomi
Kepala dan
otak
Klasifikasi
• Mekanisme
• Beratnya cedera
• Morfologi
Berdasarkan Mekanisme
• Cedera Kepala Tumpul
- KLL
- Jatuh
- Pukulan benda tumpul

• Cedera Tembus
- Luka tembak
- Tusukan
Berdasarkan Beratnya Cedera
• Berdasarkan Konsensus Nasional Penanganan Trauma Kapitis dan Trauma
Spinal, tahun 2006.

Catatan :
Pedoman Triase di UGD
Jika abnormal pada CT-scan berupa perdarahan intrakranial, penderita dimasukkan
klasifikasi CKB
Cedera Kepala Ringan
• Skor GCS 13-15
• Tidak ada kehilangan kesadaran, atau jika ada
tidak lebih dari 10 menit
• Pasien mengeluh pusing, sakit kepala
• Ada muntah, ada amnesia dan tidak
ditemukan kelainan pada pemeriksaan
neurologis
Cedera Kepala Sedang
• Skor GCS 9-12
• Ada pingsan lebih dari 10 menit
• Ada sakit kepala, muntah, kejang dan amnesia
• Pemeriksaan neurologis terdapat kelumpuhan
saraf dan anggota gerak
Cedera Kepala Berat
• Skor GCS < 8
• Gejalanya serupa dengan CKS, hanya dalam
tingkat yang lebih berat
• Terjadinya penurunan kesadaran secara
progesif
• Adanya fraktur tulang tengkorak dan jaringan
otak yang terlepas
Berdasarkan Morfologi
• A. Fraktur Kranium, klasifikasi :
Gambaran Fraktur :
- Linier - Comminuted
- Diastase - Depressed

Lokasi Anatomis:
- Calvaria
- Basis Cranii

Keadaan Luka
-Terbuka
-Tertutup
B. Lesi Intrakranial
• Lesi Focal
- Epidural Hematom
- Subdural Hematom
- Intrakranial Hematom
- Subgaleal hematom
- Kontusio
- Komosio

• Lesi Difus
Perdarahan Epidural (EDH)
• Pengumpulan darah diantara tengkorak dengan duramater

• Cirinya berbentuk bikonveks (lensa cembung) di temporal / temporo-


parietal

• Penderita dengan EDH dapat menunjukkan Interval Lucid yang klasik /


penderita semula mampu bicara lalu tiba-tiba meninggal (talk and die)

Perdarahan Subdural (SDH)
• Insiden SDH > EDH

• Terjadi akibat :
• Robeknya vena-vena jembatan yang terletak antara korteks serebri dan
sinus venosus tempat vena bermuara
• Laserasi pembuluh darah arteri permukaan otak

• Menutupi seluruh permukaan hemisfer otak dan kerusakan otak di


bawahnya lebih berat dan prognosis lebih buruk
• Hematom Subdural Akut
• Hematom Subdural Subakut
• Hematom Subdural Kronik
• gejala neurologik 24-48 jam post-trauma
• Tekanan Jaringan otak & herniasi btg.otak dlm for.magnum  tek pd btg.otak  ggg neurologis progresif  henti nafas, hilangnya kontrol N & TD
• Subdural hematom biasanya “unilateral”
• Gejala neurologis :
• Pe↓ kesadaran
• Dilatasi pupil ipsilateral hematom
• Kegagalan ref.cahaya pada pupuil ipsilateral
• Hemiparesis kontralateral
• papiledema
• gejala neurologik >48 jam - <2 minggu
• Ax : tidak sadar  perbaikan st.neurologik yg perlahan  tanda2 st.neurologik memburuk perlahan2 dlm bbrp jam?
• ↑ TIK seiring pembesaran hematoma  px sulit u/ ttp sadar & tdk memberikan respon thdp rangsangan bicara maupun nyeri
• Timbul gejala tertunda dalm bbrp minggu, bulan/tahun.
• Trauma pertama merobek salah satu vena yg melewati ruangan subdural
• Terjadi perdarahan secara lambat dalam ruangan subdural. Dalam 7 sampai 10 hari setelah perdarahan terjadi, darah dikelilingi oleh membrana
fibrosa.
• Hematoma subdural yang bertambah luas secara perlahan paling sering terjadi pada usia lanjut (karena venanya rapuh) dan pada alkoholik
Subarachnoid Hematom
• Membran arakhnoid – piamater

• Disebabkan oleh fraktur tulang sekitar / kontusio intraserebral, aneurisma

• Gejala :
• kaku kuduk (6jam setelah onset perdaraan)
• nyeri kepala berat tiba2
• ↓ kesadaran
• Mual-muntah
• kejang
Intraserebral Hematom
• E.c pecahnya arteri besar di dalam jaringan
otak (CKB, kontusio berat)

• Gejala-gejala :
• Hemiplegi
• Papilledema (gejala TIK ↑)
Subgaleal hematoma
• Terjadi di antara apneurosis scalp dan rongga
periosteum

• Bisa terjadi pada neonatus (vacuum birth) dan


dewasa (cedera kepala)

• G/: bervariasi, dari ringan-berat (syok)


Komosio serebri (Gegar Otak)
• Benturan kepala menggetarkan keras/ menggoyangkan otak
perubahan cepat fungsi otak

• Kehilangan Kesadaran >10menit

• Gejala :
• Hilang kesadaran - pusing
• Sakit kepala berat - lemah
• Amnesia - diplopia
• Mata berkunang2
Kontusio Serebri
• Lebih serius drpd Komosio Serebri

• Memar & pembengkakkan pada otak


(PD Dalam otak pecah) perdarahan pasien pingsan, jika berat
berhari2/berminggu2

• Terdapat amnesia retrograde, amnesia pascatraumatik & kelainan


neurologis
Cedera Difus
• Cedera otak difus merupakan kelanjutan kerusakan otak
akibat cedera akselerasi dan deselerasi yang merupakan
bentuk yang sering terjadi pada cedera kepala.
Diagnosis
• Anamnesis
• Pemeriksaan Neurologis
• Pemeriksaan Penunjang
Anamnesis
• Trauma kapitis dengan atau tanpa gangguan
kesadaran atau dengan interval lucid
• Perdarahan/otorrhea/rhinorrhea
• Amnesia traumatika (retrograd atau
anterograd)
Pemeriksaan Neurologis
• GCS
• TTV
• Otorrhea/rhinorrhea
• Ecchymosis periorbital bilateral/eyes/hematoma
• Gangguan fokal neurologis
• Fungsi motorik, kekuatan otot
• Refleks patologis
• Pemeriksaan fungsi batang otak: pupil, refleks kornea, doll’s eye
• Monitor pola pernafasan
• Gangguan fungsi otonom
• Funduskopi
Pemeriksaan
• Glasgow Coma Scale
Pemeriksaan Penunjang
• Foto polos kepala AP/lateral: perlu diperhatikan kemungkinan adanya
fraktur linier, impresi, terbuka/tertutup
• Foto lain: atas indikasi termasuk foto servikal
• EEG: Dapat digunakan untuk mencari lesi
• CT scan kepala kontusio, edema otak, gambaran
perdarahan(hiperdens), hematoma epidural, hematoma subdural,
hematoma subarachnoid, hematoma intraserebral.
• Lumbal Pungsi: Untuk menentukan ada tidaknya darah pada LCS (< 6 jam
post trauma)
Penatalaksanaan
• Primary Survey menstabilkan kondisi
pasien
• Secondary Survey
Indikasi Operasi
Tatalaksana Khusus
Herniasi
• Pasang ventilator lakukan hiperventilasi dengan target PCO2: 25- 30
mmHg.
• Berikan manitol 20% dengan dosis 1-2 gr/ kgbb atau 100 gr iv. Selama 10-
20 menit kemudian dilanjutkan 0,25-0,5 gr/kgbb atau 25 gr setiap 6 jam.
• Edema serebri karena tumor atau abses dapat diberikan deksametason 10
mg iv lanjutkan 4-6 mg setiap 6 jam.
• Jika pada CT scan kepala ditemukan adanya CT yang operabel seperti
epidural hematom, konsul bedah saraf untuk operasi dekompresi.
Menurunkan Tekanan Intrakranial
• Elevasi kepala 30
• Hiperventilasi
• Berikan manitol 20% 1gr/kgBB
• IV dalam waktu setengah jam – 1jam, drip cepat, dilanjutkan pemberian
dengan dosis 0,5 g/kgBB drip cepat,
• setelah 6 jam dari pemberian pertama dan 0,25 g/kgBB drip cepat,
setengah jam – 1jam, setelah 12 jam dan 24 jam dari pemberian pertama.
Prognosis

Anda mungkin juga menyukai