Anda di halaman 1dari 37

Kolestasis

Donna Eveline Prisca


1061050030
Introduksi
Introduksi
Epidemiologi
Etiologi
Arteri
Duktus
biliaris

Hepatosit
Vena portal Kanalikuli
Kolestasis ekstrahepatik

• obstruksi mekanis saluran empedu ekstrahepatik


( atresia biliaris)
• Disebabkan  lesi kongenital atau didapat.
• Kelainan nekroinflamatori  kerusakan 
pembuntuan saluran empedu ekstrahepatik 
saluran empedu intrahepatik.
• Penyebab utama
• Imunologis : infeksi virus terutama CMV dan Reo virus
tipe 3
• Asam empedu yang toksik
• Iskemia
• Kelainan genetik.
Paucity
Kolestasis Intrahepatik saluran
empedu
• Paucity saluran empedu intrahepatik lebih sering
ditemukan pada saat neonatal dibanding disgenes
sindromik dan nonsindromik.
• Dinamakan paucity apabila didapatkan < 0,5 saluran
empedu per portal tract.
• Sindromik  sindrom Alagille, suatu kelainan autosomal
dominan disebabkan haploinsufisiensi pada gene JAGGED
1.
• Nonsindromik  paucity saluran
empedu tanpa disertai gejala organ lain
Kolestasis intrahepatik Kelainan
Hepatosit

• Kelainan primer terjadi pada hepatosit  gang.


pembentukan dan aliran empedu.
• Infeksi merupakan penyebab utama  virus, bakteri, dan
parasit.
• Hepatitis neonatal: inflamasi nonspesifik yang
disebabkan oleh kelainan genetik, endokrin, metabolik,
dan infeksi intra-uterin.
• Gambaran histologis yang serupa multinucleated giant
cell + gang lobuler + serbukan sel radang, + timbunan
trombus empedu pada hepatosit & kanalikuli
Patofisiologi

Metabolisme Bilirubin
•asam empedu
• kolesterol
•Phospholipid
• toksin yang terdetoksifikasi
•Elektrolit
•Protein
•bilirubin terkonyugasi.
Pada kolestasis
I. Proses transpor hati

• Proses sekresi dari kanalikuli terganggu


• Terjadi inversi pada fungsi polaritas dari hepatosit
• eliminasi bahan seperti bilirubin terkonyugasi, asam empedu, dan
lemak kedalam empedu melalui plasma membran permukaan
sinusoid terganggu

 Kolestasis berkepanjangan  gangguan sitokrom P-450.


 Fungsi oksidasi, glukoronidasi, sulfasi dan konyugasi akan
terganggu.
III. Sintesis Protein
• Sintesis protein seperti alkali fosfatase dan GGT, akan meningkat
• Produksi serum protein albumin-globulin akan menurun.

 Sintesis asam empedu dan kolesterol akan terhambat karena asam


empedu yang tinggi menghambat HMG-CoA reduktase dan 7 alfa-
hydroxylase
 Kadar kolesterol darah tinggi tetapi produksi di hati menurun
karena degradasi dan eliminasi di usus menurun.
• Terjadi penumpukan logam terutama Cu karena ekskresi bilier yang
menurun. Bila kadar ceruloplasmin normal maka tidak terjadi
kerusakan hepatosit oleh Cu karena Cu mengalami polimerisasi
sehingga tidak toksik.

VI. Metabolisme cysteinyl leukotrienes


 Cysteinyl leukotrienes zat proinflamatori & vasoaktif
dimetabolisir dan dieliminasi dihati,
 kolestasis  kadarnya akan meningkat menyebabkan edema,
vasokonstriksi, dan progresifitas kolestasis.
VII. Mekanisme kerosakan hati sekunder

• Asam empedu (litokolat )  zat yang menyebabkan kerusakan hati


 melarutkan kolesterol dan fosfolipid dari sistim membran 
intregritas membran akan terganggu.
• Gang. Fungsi membran seperti Na+, K+-ATPase, Mg++-ATPase,
enzim-enzim lain dan fungsi transport membran dapat terganggu 
lalu lintas air dan bahan-bahan lain melalui membran juga
terganggu.

 Pada kolestasis didapat molekul HLA I yang mengalami display


secara abnormal pada permukaan hepatosit
 HLA I dan II diekspresi pada saluran empedu sehing respon imun
terhadap sel hepatosit dan sel kolangiosit ------- sirosis bilier.
Manifestasi Klinis
Manifestasi klinis

Etiologi Atresia Bilier ( Sinroma Hepatitis


kolestasis ekstrahepatik) Neonatal
( Intrahepatik)
Keadaan Tidak tampak sakit Tampak sakit
umum
Berat lahir Normal Kurang
Jenis Kelamin Sering pada perempuan Sering pada laki-laki
Tampak Sedikit ikterik  makin Lebih ikterik
hebat
Pertumbuhan Awalnya baik  bisa Terganggu dari awal
terganggu
Anamnesis
• Ikterus muncul sejak kapan?
• Warna feces dan warna urin?
• Pelacakan etiologi
• Riwayat kehamilan dan kelahiran
 Riwayat obstetric ibu ( infeksi TORCH),
 berat badan
 Infeksi intrapartum
 pemberian nutrisi parentral.
• Riwayat keluarga
 Ibu penghidap hepatitis B
 Hemokromatosis
 perkawinan antar keluarga
 adanya saudara kandung yang menderita penyakit serupa
• Paparan terhadap toksin atau obat-obatan hepatotoksik
Pemeriksaan Fisik

1. Ikterik
• Terlihat bila kadar bilirubin sekitar 7 mg/dl.
• Klinis mulai terlihat pada bulan pertama
• Sklera ikterik +/+
• Kuning dapat terlihat di seluruh tubuh hingga telapak
kaki & tangan.
• Ikterik bisa terlihat kuning kehijauan akibat akumulasi bilirubin
direk yang tinggi

2. Hepatomegali
• Tepi hati 3,5cm bawah arcus costae
Pemeriksaan Fisik

3. Fibrosis /sirosis hepar


• Pada perabaan hati yang keras
• tepi yang tajam
• permukaan noduler
4. Splenomegali  akibat hipertensi
portal
5. Asites  peningkatan tekanan vena
portal dan fungsi hati yang
memburuk.
6. Distensi abdomen  akibat
hepatomegali, ascites, splenomegali
Pemeriksaan Penunjang(Laboratorium)
Pemeriksaan Penunjang Lain
Diagnosis
Diagnosis
Data klinis Kolestasis Kolestasis
Ekstrahepatik Intrahepatik
Warna tinja selama dirawat
- Pucat 79% 26%
- Kuning 21% 74%
Berat lahir (gr) 3226 ± 45* 2678 ± 55*
Usia tinja akolik (hari) 16 ± 1.5* 30 ± 2*
Gambaran klinis hati
− Normal 13 47
− Hepatomegali**:
Konsistensi normal 12 35
Konsistensi padat 63 47
Konsistensi keras 24 6

Biopsi hati***
− Fibrosis porta 94%
− Proliferasi duktuler 86%
− Trombus empedu intraportal 63%
Gambaran Laboratorium

Intrahepatis Ekstrahepatis

ALT/AST +++ +

GGT + ++++

Bilirubin serum +++ ++


Penatalaksanaan
Terapi supportif
Pemantauan
Prognosis
Kesimpulan
Thank you

Anda mungkin juga menyukai