Terapi pilihan :
- Bronkhodilator.
- Mobilisasi sekret.
- Antibiotika.
- Steroid atas indikasi.
- O2 2-3 l/menit. Melalui binasal kanul atau 24-
28 % melalui sungkup venturi dengan
kelembaban yg cukup.
Penatalaksanaan medis pada kegagalan
Oksigenisasi
Pemberian oksigen untuk mencapai PaO2 diatas 60
mmHg.
Apabila tdk tercapai pd pernafasan spontan
dilakukan intubasi dan dipasang ventilasi mekanik
kontinu dg FiO2 100%, volume tidal 15-20 ml/kg BB.
Utk mencegah timbulnya toksisitas oksigen FiO2
diturunkan secara bertahap menjadi 50 % atau lebih
rendah dalam waktu 24 – 36 jam.
Apabila PaO2 belum mencapai 60 mmHg dg FiO2 50
% maka perlu segera dipasang PEEP dimulai dg 5
cm dan kemudian ditingkatkan 3-5 cm sampai
mencapai 20-30 cm.
Manfaat PEEP (positive end expiratory pressure) pd
kondisi diatas
PENGERTIAN
Secara Fisiologis
1) Memperbaiki ventilasi alveolar (PCO2)
dan pH
2) Memperbaiki oksigenasi arteri
(PO2, saturasi dan PaCO2)
3) Meningkatkan inflasi paru akhir inspirasi
4) Meningkatkan FRC (Kapasitas Residu Fungsional)
5) Menurunkan kerja otot-otot pernafasan
Cont..
Secara Klinis
1) Koreksi asidosis respiratorik akut
2) Koreksi hipoksemia (meningkatkan PaO2, saturasi > 90% / PaO2
> 60 mmHg) untuk mencegah hipoksemia jaringan
3) Menghilangkan respiratori distres
4) Mencegah dan mengembalikan atelektasis
5) Menghilangkan kelelahan otot bantu nafas
6) Untuk fasilitasi akibat pemberian sedasi yang dalam / pelumpuh
otot
7) Menurunkan tekanan intra kranial (hiperventilasi) pada trauma
kepala tertutup
INDIKASI
a. Resusitasi g. Flail chest
kardiopulmonal h. Kegagalan
b. Gagal nafas akut dan ventrikel kiri
kronik i. Kegagalan pusat
c. Anestesi umum nafas (keracunan
d. Meningkatkan ekskresi obat-obatan)
CO2 j. Gangguan
e. Kegagalan sirkulasi neuromuskuler
f. Ventilasi profilaksis
setelah pembedahan
mayor di abdomen
atas, thorak, cedera
kepala berat
JENIS VENTILATOR
Ventilator Tekanan Negatif
Ventilator Tekanan Positif
Siklus time ( Waktu )
Siklus Volume
Siklus Pressure
MODUS VENTILATOR
a. Continous Mechanical Ventilator (CMV)
b. Assist Controlled
c. Intermitten Mandatory Ventilator (IMV)
d. Synchronizes Intermitten Mandatory Ventilator
(SIMV)
e. Pressure Support (PS)
f. Positive End Expiratory Pressure (PEEP)
g. Continous Positive Airway Pressure (CPAP)
h. Adaptive Support Ventilation (ASV)
PARAMETER VENTILATOR
a. Fraksi oksigen inspirasi (FiO2)
b. Volume tidal (VT)
c. Frekuensi pernafasan
d. Rasio inspirasi dan ekspirasi (I : E
rasio), normalnya I:E = 1
e. Batas tekanan (pressure limit)
f. Sensitivitas
g. Alarm
h. PEEP
SETTING VENTILATOR
a. Volume Tidal (VT)
Diset 10 – 15 ml/kgBB, diset pula pernafasan
yaitu dalam setiap beberapa menit 2-3 x VT dengan
tujuan Untuk mencegah terjadinya kolaps paru.
b. Frekuensi nafas / Respiratory Rate
Dibuat 10-12 x/menit atau sesuai
VT. seting RR 12 x/menit digunakan untuk
mempermudah mengetahui terjadinya
hipoventiasi / hiperventilasi.
Cont ..
c. Minute Volume (MV)
Penentuan MV didasarkan pada hasil TV x RR
pasien.
d. FiO2
Diset dalam konsentrasi, berkisar antara 21 – 100%.
Pada awal penggunaan ventilator, oksigen
diberikan 100% selama 15 menit untuk mencegah
terjadinya keracunan oksigen yang dapat
menyebabkan perubahan struktur membran
kapiler alveoli. FiO2 dapat diset agar PaO2 selalu
berada diatas 60 mmHg atau agar derajat saturasi
O2 dapat lebih dari 90%.
Cont ..
e. Rasio Inspirasi dan Ekspirasi
f. Alarm Sistem
Alarm sistem ekspirasi minute volume diset
pada 20% dari minute volume. Hal ini
bertujuan agar alarm berbunyi jika jumlah
udara yang masuk ke paru- paru kurang
dari batas minimal atau melebihi batas maksimal.
PROSES PENYAPIHAN
WEANING
PENGERTIAN
1. Menggunakan T – Piece
2. Metode IMV / SIMV
3. Metode PSV
EKSTUBASI
Indikasi :
1) Tidak terdapat shunting / pirau yang
berlebihan
2) Tidak ada bronkospasme dan hiperkarbia
Cont ..
3) Pada CPAP atau T – Piece terdapat pertukaran gas yang
normal selama 1 jam :
a) pH ≥ 7,35 (normal)
b) RR ≤ 28 x/menit
c) VT dan menit volume adekuat tanpa kerja nafas
yang berlebihan
d) Kemampuan mempertahankan FRC sesudah
ekstubasi :
- Status SSP ; sadar, kooperatif, tidak dalam
pengaruh obat-obatan narkotik.
- Status neuromuskuler ; genggaman tangan
yang adekuat,
KOMPLIKASI VENTILASI MEKANIK
a. Jalan Nafas
Aspirasi, dapat terjadi sebelum, selama atau
sesudah intubasi yang meliputi :
1) Intubasi lama dan rumit / sulit, dapat
meningkatkan hipoksia dan trauma
trakhea.
2) Intubasi bronkhus utama (biasanya
kanan) menyebabkan ventilasi tidak
seimbang.
3) Intubasi sinus piriformis, dapat
menyebabkan abses faringeal.
Cont ..
b. Selang endotrakheal, seperti selang terlipat atau
terjadi perlengketan, ruptur sinus piriformis,
stenosis trakheal, malaise trakheal, edema laring.
c. Mekanis, seperti malfungsi ventilator, hipoventilasi,
hiperventilasi.
d. Fisiologis, seperti retensi air dan NaCl, stres ulcer,
ileus paralitik, distensi gastrik.
e. Hipoventilasi / hiperventilasi alveolar
f. Penurunan cardiac output
g. Barotrauma
h. Atelektasis
SETTING VENTILATOR
RESPIRATORY RATE / RR
TIDAL VOLUME
FRAKSI OKSIGEN
INSPIRASI : EKSPIRASI
PRESSURE LIMIT
FLOW RATE
SENSITIFITY/ TRIGGER
PEEP
ALARM
MODE VENTILASI
CONTROL MODE
ASSISTED MODE
IMV
SIMV
PRESSURE SUPORT / SPONTAN MODE
PEEP
CPAP
CONTROL MODE
( CONTROL MANDATORY VENTILATION )
KARAKTERISTIK :
Start / trigger berdasarkan waktu
Target / limit bisa volume / pressure
Volume/ pressure maupun RR dikontrol oleh
ventilator
Jika ada usaha nafas tambahan pasien tidak
dibantu
Control Volume Cycled
(VC,IPPV,CMV)
Control mode
Control Time Cycled
(PC,P-CMV)
P
T
0
6 DETIK 6 DETIK 6 DETIK
Assisted mode
Assisted Time Cycled
T
0
4 DETIK 3 DETIK 5 DETIK
T
0
Siklus SIMV
1. Contoh, Jika setting SIMV rate = 6. Berarti siklus SIMV = 60/6 = 10
detik
2. Jika RR pasien 20; maka periode SIMV dibuat sama dgn RR pasien
yaitu = 60/20 = 3 detik, bisa dengan menaikkan RR,flow rate antara
60-80 L/menit atau setting T inspirasi
3. Sisanya adalah periode spontan 10 – 3 = 7 detik untuk memberi
kesempatan pasien bernafas spontan tanpa dibantu.
4. Contoh, jika SIMV diberi PS 10 cmH2O, maka setiap nafas spontan
akan diberi support sebesar 10 cm H2O
PRESSURE SUPPORT/ SPONTAN
MODE
KARAKTERISTIK
Start / trigger berdasarkan usaha nafas
pasien.
Target/ limit berdasarkan pressure level yang
di set
Berfungsi untuk mengatasi resistensi ETT,
dengan memberikan support pada inspirasi
saja.
TV, RR dan ekspirasi ditentukan oleh pasien.
INDIKASI
Untuk pasien yang sudah nafas spontan /
sudah ada trigger.
PEEP
POSITIF END EXPIRATORY PRESSURE
FUNGSI
Untuk mempertahankan tekanan jalan nafas
pada akhir ekspirasi, sehingga meningkatkan
pertukaran gas di dalam alveoli. Pemakaian
peep yg di anjurkan adalah 5 – 15 cmH2O
CPAP
CONTINOUS POSITIF AIRWAY PRESSURE
Adalah pemberian tekanan positif pada jalan
nafas untuk membantu ventilasi selama
siklus pernafasan dan volume tidal dan
frekwensi nafas ditentukan oleh pasien
PENYAPIHAN
SYARAT PENYAPIHAN
Fungsi paru baik
Pasien sadar
Hemodinamik stabil
Pd FIO2 50 % PaO2 > 60 mmHg
Pa CO2 < 45 mmHg.
TV > 10- 15 ml/ kg
ASV
(ADAPTIVE SUPPORT VENTILATION )
Respiratory care
PENATALAKSANAAN PERAWATAN
A.Diagnosa 1
Bersihan jalan tidak efektif berhubungan dengan adanya
jalan nafas buatan, masalah dengan posisi, akumulasi
sekret dan immobilisasi yang ditandai dengan suara
nafas abnormal, batuk, sekret, kental dn lengket.
B.Diagnosa 2
Pola nafas tidak efektif berhubungan dengan kelelahan,
pengesetan ventilator yang tidak tepat, peningkatan
sekresi at au obstruksi slang endotrakheal.
Cont ..
C. Diagnosa 3
Kerusakan pertukaran gas berhubungan dengan
sekresi tertahan, proses penyakit atau pengesetan
ventilator.
D. Diagnosa 4
Resiko injuri berhubungan dengan kemungkinan
malfungsi mesin, diskoneksi, tidak mampu bernafas
tanpa bantuan, tidak sikron dengan ventilator,
pengesetan tidak sesuai untuk mempertahankan
ventilasi yang adekuat.
E. Diagnosa 5
Gangguan komunikasi verbal berhubungan dengan
penempatan slang endotrakheal.
INTERVENSI KEPERAWATAN
1. Pertahankan kepatenan jalan napas :
Kaji dengan auskultasi lapangan paru
Atur Posisi
Suction ETT dan Mulut
Humifikasi
3. Monitor ventilator
Setting Ventilator yang sesuai dengan kondisi klien
Perhatikan Sirkuit dari keadaan terlepas, terlipat, bocor, adanya air
di sirkuit atau tersumbat
4. Suport Psikologis
Kaji kondisi mental klien
Orientasikan klien terhadap waktu, lingkungan, dan alat-alat yang
terpasang
Jelaskan setiap tindakan yang akan dilakukan
Jelaskan pada klien selama ETT terpasang klien tidak dapat
berkomunikasi secara verbal dan yakinkan bahwa suaranya akan
kembali normal jika ETT sudah dilepas
Berikan papan catatan, alat tulis, atau papan gambar untuk
komunikasi selama klien terpasang ETT