Anda di halaman 1dari 20

1c

CONGESTIVE HEART FAILURE


YOUR
ISCHEMIC HEART DISEASE
NAME

DIABETES MELLITUS TIPE 2

Oleh:

Air Mail Template


Destria Krista Yulisna
Laporan Jaga
FAA 112 012

Your Name
Pembimbing:
dr. Sanggap Indra Sitompul, Sp. JP (K) FIHA

KEPANITERAAN KLINIK ILMU PENYAKIT DALAM


RSUD dr. DORIS SYLVANUS PALANGKA RAYA
FAKULTAS KEDOKTERAN UNIVERSITAS PALANGKA RAYA
2018
Identitas
Nama : Ny. M
Umur : 54 Tahun
Agama : Islam
Pekerjaan : Ibu Rumah Tangga
Ruangan : ICVCU
MRS : 22 Mei 2018
Anamnesis
Keluhan Utama : Nyeri dada
Riwayat Penyakit Sekarang

• Pasien datang dengan keluhan nyeri dada


• Nyeri dada lebih dari 30 menit dirasakan terus menerus
• Nyeri dada dirasakan seperti tertindih beban berat
• Nyeri dada dirasakan sampai ke leher
• Nyeri dada terjadi saat pasien beristirahat dan tidak berkurang pada
saat istirahat dan dengan menggunakan obat di bawah lidah.
• Pada saat nyeri dada pasien sampai pingsan dan keringat dingin

Pasien juga pernah mengalami keluhan yang sama dan pernah dirawat
di RS tanggal 27/08/2017 selama 5 hari. Pasien memiliki riwayat
pemasangan ring jantung pada bulan januari 2017.
Anamnesis
Riwayat penyakit Terdahulu
- Riwayat penyakit diabetes melitus (+)
- Tidak adariwayat penyakit asma
- Tidak ada riwayat penyakit hipertensi

Riwayat penyakit Keluarga


- Tidak ada riwayat penyakit asma
- Tidak ada riwayat penyakit diabetes melitus
- Tidak ada riwayat penyakit hipertensi

Faktor Resiko
- Pasien suka mengonsumsi makanan yang berlemak dan makanan bersantan
- Pasien pernah melakukan pemasangan ring jantung pada bulan januari 2017
Pemeriksaan Fisik
Keadaan Umum : Tampak sakit sedang
Kesadaran : compos mentis
Vital sign :
TD: 140/90 Nadi : 70x/M RR: 19x/M Suhu: 36,5
Spo2 : 98%
BB : 68 Kg TB : 150 cm IMT : 28,3

• Kepala: Normochepali, konjungtiva anemis -/-, Sklera


ikterik -/-
• Leher: Peningkatan JVP (-), pembesaran tiroid (-),
pembesaran, KGB (-)
• Thorax : simetris hemithorax sinistra dan dextra
• Paru : Vesikuler, wheezing (-/-), rhonki (-/-),
penggunaan otot bantu nafas tambahan (-).
Pemeriksaan Fisik
• Jantung
• Inspeksi : ictus cordis tidak terlihat
• Palpasi : ictus cordis teraba di intercostal V
midclavicula sinistra
• Perkusi
Batas Kanan : Linea sternalis dextra
Batas Kiri : ICS V Midclavicula sinistra
• Perkusi : Auskultasi: S1-S2 tunggal reguler, murmur (-),
gallop (-)
• Abdomen: tampak datar, soepel, BU (+) 12x/M, nyeri
tekan (-)
• Ekstremitas : akral hangat, CRT <2 detik, edema (-)
Pemeriksaan Penunjang
Laboratorium GD2JPP 102
Hb 12.0 Ureum 22
Leukosit 7.700 Creatinin 0.78
LED 60 Kolesterol Total 156
Trombosit 268.000 Trigliserid 111
Eritrosit 4.3 HDL 54
Hematokrit 34% LDL 80
GDS 350
GDP 117
Pemeriksaan Penunjang
Diagnosis
Congestive Heart Failure (CHF) +
Ischemic Heart Disease (IHD) + DM
Tipe 2
Penatalaksanaan
• Stopper (+)
• Inj. Furosemide 2 x 1
• Inj. Ranitidine 2 x 1
• Inj. Ondancentron 2 x 4mg
• Nitrocaf 2 x 2,5mg
• Betaone 2,5mg 0-1-0
• Clopidogrel 1-0-0
• Spironolactone 25mg 0-1-0
• PO: Sucralfat syrup 3 x CI
TINJAUAN PUSTAKA
Definisi
• Congestive heart failure (CHF)/gagal
jantung kongestif adalah suatu
keadaan patofisiologis dimana
jantung tidak mampu memompa
darah untuk memenuhi kebutuhan
metabolisme jaringan.
Etiologi
• Gangguan mekanik
• Abnormalitas otot jantung
• Gangguan irama jantung atau gangguan
konduksi
Faktor Resiko
• Umur
• Jenis kelamin
• Penyakit Jantung Koroner
• Hipertensi
• Penyakit Katup Jantung
• Penyakit Jantung Bawaan
• Penyakit Jantung Rematik
• Kardiomiopati
• Merokok dan konsumsi alkohol
Diagnosis
Kriteria Framingham untuk Gagal Jantung
• Kriteria Mayor:
– Dispnea nokturnal paroksismal atau ortopnea
– Distensi vena leher
– Rales paru
– Kardiomegali pada hasil rontgen
– Edema paru akut
– S3 gallop
– Peningkatan tekanan vena pusat > 16 cmH2O
pada atrium kanan
– Hepatojugular reflux
• Kriteria Minor:
– Edema pergelangan kaki bilateral
– Batuk pada malam hari
– Dyspnea on ordinary exertion
– Hepatomegali
– Efusi pleura
– Takikardi ≥ 120x/menit
Diagnosis gagal jantung kongestif
ditegakkan jika terdapat minimal 1
kriteria mayor dan 2 kriteria minor.
Klasifikasi gagal jantung berdasarkan gejala dan
aktivitas fisik (NYHA)
• Kelas I
– Aktivitas fisik tidak terganggu, aktivitas yang umum
dilakukan tidak menyebabkan kelelahan, palpitasi,
atau sesak nafas.
• Kelas II
– Aktivitas fisik sedikit terbatasi. Saat istirahat tidak ada keluhan.
Tapi aktivitas fisik yang umum dilakukan mengakibatkan
kelelahan, palpitasi atau sesak nafas.
• Kelas III
– Aktivitas fisik sangat terbatasi. Saat istirahat tidak ada
keluhan. Tapi aktivitas ringan menimbulkan rasa
lelah, palpitasi, atau sesak nafas.
• Kelas IV
– Tidak dapat beraktivitas tanpa menimbulkan keluhan.
Pemeriksaan Penunjang
• Laboratorium
• Foto thoraks
• EKG
• Echocardiografi
• Tes latihan fisik
• Kateterisasi jantung
Penatalaksanaan
• 1. Diuretik: Furosemid oral / IV bila tanda dan
gejala kongesti masih ada, dengan dosis 1
mg/kg BB atau lebih
• ACE inhibitor/ARB bila tidak ada
kontraindikasi; dosis dinaikan bertahap sampai
dosis optimal tercapai
• Beta blocker
• Mineralocorticoid Receptor Blocker
(Aldosterone Antagonist) dosis kecil bila tidak
ada kontraindikasi.
Terima Kasih

Anda mungkin juga menyukai