TETANUS
O L E H : D R . D E N O K KO S A S I
P E M B I M B I N G : D R . A W A L U D I N N , S P. S
PENDAMPING : DR. HJ. SUMARMI
IDENTITAS
Taraju, RT/RW
07/02,
Petani Islam
Sindangagung,
Kuningan
ANAMNESIS Alloanamnesis
IGD RSUD 45 KUNINGAN dan
26 APRIL 2018 PUKUL 09;45 autoanamnesis
WIB
• Luka pada tangan • Demam dan • Leher dan Jari-jari • Keluhan semakin
kanan menggigil tangan kanan kaku memberat
• Menusuk luka berobat ke mantri berobat ke • Sulit membuka
dengan peniti mantri mulut , perut serta
• Disarankan ke RS punggung kaku
• Luka berulang dicuci
dengan air sawah tetapi pasien tidak • Sulit dan nyeri
mau menelan
Riwayat kebiasaan
Riwayat penyakit
keluarga
Riwayat penyakit
dahulu
• Bibir : kering
• Tonsil : sulit dinilai
• Langit-langit : merah muda, DBN
Bau pernapasan: ada
• Gigi geligi : caries, lengkap LEHER
• Trismus : ada • Tekanan Vena Jugularis (JVP) :5 - 1 cm
• Faring : sulit dinilai H2O.
• Selaput lendir : ada • Kelenjar Tiroid :tidak teraba membesar
• Lidah : normoglosia, atrofi papil (-) • Kelenjar Limfe : tidak teraba membesar
• Mukosa : tidak hiperemis • Trakea : letak di tengah
THORAKS – PARU-PARU Bentuk simetris, pembuluh darah
tidak tampak. Deformitas : (-)
Pemeriksaan Depan Belakang
Inspeksi Kanan Simetris saat stattis dan dinamis Simetris saat stattis dan dinamis
Kiri Simetris saat stattis dan dinamis Simetris saat stattis dan dinamis
Perkusi Kanan Sonor diseluruh lapang paru Sonor diseluruh lapang paru
• Batas kiri : ICS IV, 3 cm medial garis • Arteri Tibialis Posterior : teraba pulsasi
midklavikularis kiri dgn suara redup • Arteri Dorsalis Pedis : teraba pulsasi
• Auskultasi
• Bunyi jantung I-II reguler, Gallop (-),
Murmur (-).
ABDOMEN
Lain-lain : Ulkus (-), varises (-)palmar eritem (-), ptekie (-), clubbing finger (-), akral
dingin (-)
STATUS NEUROLOGI R E F L E K S PATO L O G I S
Pemeriksaan Kanan Kiri
REFLEKS FISIOLOGIS
Sup dan Inf
Klonus patella - -
Klonus achilles - -
Tanda rangsang meningeal
• Kaku kuduk :-
• Brudzinski I : -/-
• Brudzinski II : -/-
• Kernig : -/-
• Laseq : -/-
Peningkatan tekanan intrakranial
• Penurunan Kesadaran : (-)
• Muntah proyektil : (-)
• Sakit kepala hebat : (-)
• Edema papil : tidak dilakukan pemeriksaan
N E RV U S I I I O K U L O M O R I U S
SARAF KRANIAL Kanan Kiri
Ptosis - -
N E RV U S I I O P T I K U S Gerakan mata ke + +
medial
Kanan Kiri
Gerakan mata ke + +
Strabismus - -
Medan Baik Baik
Divergen
penglihatan Diplopia - -
N E RV U S I V T RO K L E A R I S N E RV U S V T R I G E M I N U S
Kanan Kiri Kanan Kiri
Bagian Motorik
Gerakan mata ke + +
Menggigit + +
lateral bawah
Membuka mulut + +
Strabismus - - Bagian
konvergen Sensorik
Ophtalmik Baik Baik
Diplopia - -
Maxilla Baik Baik
Mandibula Baik Baik
Reflek Kornea Baik Baik
N E RV U S V I I FA S I A L I S
Kanan Kiri
Fungsi Motorik
Mengerutkan + +
dahi
Mengangkat alis + +
N E RV U S V I A B D U S E N Memejamkan + +
Kanan Kiri mata
Gerakan mata ke + + Menyeringai + +
lateral Mengembungkan + +
Strabismus - - pipi
konvergen Mencucurkan + +
Diplopia - - bibir
Reflek Glabella - -
Tanda Chovstek - -
Fungsi
Pengecapan
2/3 depan lidah Baik Baik
N E RV U S V I I I N E RV U S I X G L O S O FA R I N G E U S
V E S T I BU L O KO K L E A R I S DA N X VAG U S
dilakukan dilakukan
Tersedak -
Tes Swabach Tidak Tidak
dilakukan dilakukan Disartria -
Nistagmus - -
Daya kecap 1/3 Baik
Past Pointing - -
lidah
N E RV U S X I A K S E S O R I U S N E RV U S X I I H I P O G L O S U S
Etiologi : C. Tetanii
Patologi : Infeksi
TATALAKSANA
M E D I K A M E N TO S A N O N M E D I K A M E N TO S A
Ad
Ad vitam : fungsionam
Dubia ad : Dubia ad
bonam bonam
Ad sanationam
: Dubia ad
bonam
FOLLOW UP
Hari/ tanggal S O A P
Jumat, 27 April Kaku leher, nyeri TD : 170/90 mmHg Tetanus - IVFD RL 20 tpm/8 jam
2018 menelan, kaku pada N : 110x/menit - Infus metronidazole
tangan dan perut serta RR :22x/m 3x500mg
sulit berbicara. T :36,20C - Injeksi intavena diazepam
Trismus (+) 3x10mg
Kaku pada jari-jari tangan
kanan (+)
Kaku leher (+)
Sabtu, 28 April 2018 Kaku leher, nyeri TD : 130/90 mmHg Tetanus - Terapi dilanjutkan
menelan, kaku pada N : 96x/menit
jari-jari tangan dan RR :22x/m
perut serta sulit T :37,40C
bicara. Trismus (+)
Kaku pada jari-jari tangan
kanan(+)
Kaku leher (+)
Minggu, 29 April Nyeri menelan, TD : 150/80 mmHg Tetanus - Terapi
2018 kaku pada jari-jari N : 100x/menit dilanjutkan
tangan kanan. RR :20x/m
T :36,40C
Trismus (+)
Kaku pada jari-jari
tangan kanan(+)
Kaku leher (+)
Senin, 30 April 2018 Nyeri menelan, kaku TD : 140/80 mmHg Tetanus - IVFD RL 20 tpm/8
pada jari-jari tangan N : 90x/menit jam
kanan. RR :24x/m - Infus
T :36,80C metronidazole
Trismus (-) 3x500mg
Kaku pada jari-jari - Injeksi intavena
tangan kanan(+) diazepam 3x5mg
Kaku leher (-)
Selasa, 01 Mei 2018 Nyeri menelan, kaku TD : 130/80 mmHg Tetanus - Terapi dilanjutkan
pada jari-jari tangan N : 90x/menit
kanan. RR :22x/m
T :36,40C
Trismus (-)
Kaku pada jari-jari
tangan kanan(+)
Kaku leher (-)
Rabu, 02 Mei 2018 Kaku pada jari-jari tangan TD : 140/90 mmHg Tetanus - Pasien diperbolehkan pulang
kanan sudah berkurang. N : 86x/menit - Injeksi intravena diazepam extra
RR :22x/m 10mg
T :37,20C - Metronidazole tab 3x500mg
Trismus (-) - Myonal tab 2x1
Kaku pada jari-jari tangan - Neurodex tab 2x1
kanan(+) - Diet lunak dan cair
Kaku leher (-)
ANALISA KASUS
Penyakit klinis yang ditandai dengan onset akut hipertonia dan kontraksi otot
yang nyeri (biasanya otot rahang dan leher) dan spasme otot general tanpa
penyebab medis lain yang tampak dengan/tanpa bukti laboratoris C. tetani
atau toksinnya dengan atau tanpa riwayat trauma.
Epidemiologi
Bakteri C.Tetani dapat ditemukan disemua tempat di dunia terutama di
negara kurang dan sedang berkembang yang padat penduduk dengan iklim
hangat dan lembap.
Terdapat 1 juta kasus tetanus di dunia pertahunnya di negara kurang
berkembang.
• Dire DJ. Tetanus in Emergency Medicine, 2010. Available from : http://emedicine.medscape.com/article/786414-
overview,Accessed May 11th 2018..
• Hinfey PB. Tetanus. Available from: http://emedicine.medscape.com/article/229594-overview, Accessed May 10th 2018.
• Bhatia R, Prabhakar S, Grover VK. Tetanus. Neurology India. 2002;50:398-407.
ETIOLOGI
• Toksin bakteri Clostridium tetani 2
bentuk : vegetatif dan spora
• Bentuk vegetatif C.tetani basil, gram
positif, tidak berkapsul, bersifat obligat
anaerob.
• Pada basil yang mengandung spora
terdapat endospora pada salah ujung
stik drum
• Spora bersifat non-patogenik di tanah
atau jaringan terkontaminasi untuk
berubah jadi vegetatif akibat penurunan
kadar oksigen akibat : terdapat jaringan
mati dan benda asing, crushed injury dan
infeksi supuratif
Ang J. 2009. Tetanus. Available from: www.chmkids.org/upload/docs/imed/TETANUS.pdf, Accessed May 11th
2018.
Todar K. 2007. The Microbiological World: Tetanus. Available from:
http://textbookofbacteriology.net/themicrobialworld/Tetanus.html, Accessed April 28th 2018.
PATOGENESIS
C.Tetani : eksotoksin
yaitu tetanospasmin
Spora vegetatif
Jaringan anaerob :
inflamasi
peradangan O2
menurun
Eksotoksin
dilepaskan
Merangsang Cerebral
motor end plate gangliontrismus
/risus sardonicus
Autonom system:
hipertensi,
Sistem saraf pusat takikardi,
hipertermi
MANISFESTASI KLINIS
T E TA N U S S E FA L I K
T E TA N U S L O K A L
• Jarang sekitar 6 %
• Bentuk yang paling jarang • Bentuk khusus tetanus lokal yang
• Spasme dan peningkatan tonus otot mempengaruhi otot-otot nervus kranialis
terbatas disekitar tempat infeksi terutama di wajah
tanpa tanda sistemik • Timbul setelah otitis media kronik maupun
cedera kepala
• Dapat berlanjut menjadi tetanus
• Fasial palsi akibat paralisis nervus VII,
general disfagia, dan paralisis otot ekstraokuler
• Mortalitas hanya 1% serta ptosis akibat paralisis nervus III
Ang J. 2009. Tetanus. Available from: • Dapat berlanjut tetanus general
www.chmkids.org/upload/docs/imed/TETANUS.pdf, Accessed May 11th
2018. • Mortalitas sekitar 15-30%
Edlich RF, Hill LG, Mahler CA, Cox MJ, Becker DG, Jed H. Horowitz M,
et al. Management and Prevention of Tetanus. Journal of Long-Term Effects
of Medical Implants. 2008;13(3):139-54.
Paralisis nervus fasialis kiri dan tampak luka baru pada pasien dengan tetanus sefalik.
T E TA N U S G E N E R A L
Sekitar 80% kasus
Tanda khas dari tetanus general :
• Trismus (lokjaw)
• Kekakuan leher, sulit menelan,
rigiditas otot abdomen
• Peningkatan suhu 2-4ºC diatas suhu
• Overaktivitas autonom fluktuasi
normal
ekstrim pembuluh darah dari hipertensi
• Spasme otot wajah seperti menyeringai sampai hipotensi serta takikardia
disebut risus sardonicus berkeringat, hipertermia, dan aritmia
• Spasme otot somatik luas lengkungan jantung
seperti busur opistitonus dengan fleksi
lengan dan ekstensi tungkai serta rigiditas
abdomen teraba seperti papan
• Kejang otot akut, paroksisimal, tidak
terkoordinasi dan menyeluruh
•Edlich RF, Hill LG, Mahler CA, Cox MJ, Becker DG, Jed H. Horowitz M, et al.
Management and Prevention of Tetanus. Journal of Long-Term Effects of Medical Implants.
T E TA N U S N E O N ATO RU M
Edlich RF, Hill LG, Mahler CA, Cox MJ, Becker DG, Jed H. Horowitz M, et al. Management and Prevention of Tetanus. Journal of Long-Term Effects of Medical
Implants. 2008;13(3):139-54.
Farrar JJ, Yen LM, Cook T, Fairweather N, Binh N, Parry J, et al. Neurological Aspects of Tropical Disease: Tetanus. J Neurol Neurosurg Psychiatry. 2008;69:292–
301.
Ogunrin O. Tetanus - A Review of Current Concepts in Management. Journal of Postgraduate Medicine. 2009;11(1):46-61.
DERAJAT PENYAKIT
Sistem skoring menurut
Philips :
Dikembangkan pada
tahun 1967
Didasarkan 4 paramater
: masa inkubasi, lokasi
Skor <9 :
infeksi, status imunisasi, tetanus
dan faktor pemberat ringan
Skor 9-18 :
Pada pasien di dapatkan tetanus
masa inkubasi >14 hari (1), sedang
lokasi infeksi pada perifer Skor >18 :
distal (2), status proteksi tetanus
tidak ada (10), faktor berat
komplikasi ASA grade 1 (0)
13 tetanus sedang
Ogunrin O. Tetanus - A Review of Current Concepts in Management. Journal of Postgraduate Medicine. 2009;11(1):46-61.
DIAGNOSIS BANDING
•Edlich RF, Hill LG, Mahler CA, Cox MJ, Becker DG, Jed H. Horowitz M, et
al. Management and Prevention of Tetanus. Journal of Long-Term Effects of
Medical Implants. 2008;13(3):139-54.
PENATALAKSANAAN
3. Terapi suportif
1 . N E T R A L I S A S I TO K S I N
2 . E R A D I K A S I S U M B E R TO K S I N