Anda di halaman 1dari 24

Perdarahan subgaleal adalah

suatu kondisi yang jarang namun


berpotensi mematikan yang
ditemukan di suatu kelahiran
anak
Prevalensi saat lahir perdarahan
subgaleal sedang sampai berat

menyebabkan :
hipovolemia berat
Hampir 1/ 4bayi
yang membutuhkan
perawatan intensif
paling sering dikaitkan
dengan
ekstraksi vakum
dan forsep , tetapi
juga dapat terjadi
spontan

Etiolo
gi
- Tekanan jalan lahir terlalu lama pada
kepala waktu persalinan.
- Mullage ( tumpang tindih antar tulang di
kepala) terlalu keras sehingga selaput
tengkorak robek.
Partus dengan tindakan.
1) Forsep
2) Vacum ekstraksi

PATOFISIOL
OGI

ruptur vena-vena emisaria yaitu venavena yang melewati foramen tengkorak


danmengalirkan darah dari sinus
serebral kepembuluh di luar tengkorak.
Perdarahan subgaleal sering
dikaitkan dengan perdarahan
intrakranial dan atau sefalhematom
Kira-kira 50 % dari perdarahan
subgaleal terkait dengan ekstraksi
vakum

sisanya terkait dengan ekstraksi cunam dan


lebih jarang lagi terjadi pada persalinan
spontan.
Perdarahan subgaleal dapat tidak terlihat
secaraklinis sampai beberapa jam post
partum.

TANDA DAN
GEJALA

Darah di bawah galea aponeurosis


Pembengkakan kulit kepala, ekimoses
Mungkin meluas ke daerah periorbital dan leher
Seringkali berkaitan dengan trauma kepala (40%).

Diagnosis umumnya
satu klinis, ---massa yang berfluktuasi dan berkembang
pada kulit kepala (terutama atas oksiput) dengan kulit memar
dangkal.
Pembengkakan berkembang secara bertahap 12-72 jam
setelah melahirkan, meskipun mungkin dicatat segera setelah
melahirkan pada kasus yang berat. - Hematoma menyebar di
seluruh calvaria karena pertumbuhan nya berbahaya dan
tidak boleh dibiarkan selama berjam-Jam.
hematoma subgaleal -----syok
Monitoring :
hiperbilirubinemia yang signifikan. Prognosis jangka panjang
umumnya baik.pemantauan atau monitoring laboratorium

Diagnosis
umumnya
Massa padat berfluktuasi yang timbul di kepala
Berkembang secara bertahap dalam waktu 12-72
jam
Hematoma menyebar di seluruh kalvarium
Anemia/hipovolemia/syok.

Tatalaksana:suportif

Observasi ketat untuk mendeteksi perkembangan


Memantau hematokrit
Memantau hiperbilirubinemia
Mungkin diperlukan pemeriksaan koagulopati

Beri vitamin K1-- 1 mg IM dosis


tunggal.
Ambil darah untuk pemeriksaan golongan
darah, reaksi silang dan beri transfusi
darah bila diperlukan
Monitor Lingkar kepala setiap 6 jam
Jika ada ---tanda tanda syok lakukan
resusitasi cairan dan transfusi darah
Jika ----kulit kepala terbuka----hematom
------infeksi.----Berikan antibiotik +
lakukan drainase.

SUBDURAL
HEMATOMA

Perdarahan subdural ialah perdarahan yang terjadi


diantara duramater dan araknoid/Perdarahan
diantara lapisan selaput otak (meningen)

Gambar CT SCAN Subdural


hematom

Perdarahan subdural pada bayi memberikan tantangan


yang besar bagi dokter untuk mendiagnosanya. Perdarahan
yang terjadi pada bayi dalam berbagai penelitian dilaporkan
menyebabkan 5-10 % menyebabkan anemia berat,
sehingga jika perdarahan yang terjadi termasuk perdarahan
subdural tidak tertangani secara tepat, maka akan
menyebabkan kondisi yang sangat fatal bagi kelangsungan
hidup bayi. Oleh karenanya, perdarahan yang terjadi harus
dipertimbangkan lokalisasi anatomis dan fisiologis secara jelas
terhadap lesi yang dicurigai. Telah dilaporkan tinjauan
kepustakaan perdarahan intrakranial pada neonatus yang
berkaitan dengan persalinan. Menurut etiologi dapat dibedakan
perdarahan intrakranial (PIN) yang traumatik/trauma kelahiran
dan non-traumatik. Berkat kemajuan obstetri, perdarahan
intrakranial oleh trauma kelahiran sudah sangat berkurang.
PIN non-traumatik yang ditemukan pada bayi merupakan
masalah pediatrik, baik menyangkut diagnosis maupun
penatalaksanaan dan pencegahannya.

Perdarahan subdural dapat


berasal dari
1. Ruptur vena jembatan ( "Bridging
vein") yaitu vena yang berjalan dari
ruangan subaraknoid atau korteks serebri
melintasi ruangan subdural dan bermuara
di dalam sinus venosus dura mater.
2. Robekan pembuluh darah kortikal,
subaraknoid, atau araknoid

ETIOLO
GI

1,
2.
3.
4.

Trauma kepala.
Malformasi arteriovenosa.
Diskrasia darah.
Terapi antikoagulan

KLASIFIK
ASI
1. Perdarahan akut: trauma hebat,
2. . Perdarahan sub akut:
mulai 2 - 14 hari sesudah trauma ---lisis dari sel darah merah dan
resorbsi dari Hb
3. Perdarahan kronik
setelah 14 hari setelah trauma
bahkan bisa lebih

PATOFISIOL
OGI
Vena cortical menuju dura atau
sinus dural pecah ----memar atau
laserasi--- perdarahan. Hal ini sangat
berhubungan dengan comtusio
serebral dan oedem otak.
CT Scan menunjukkan efek massa
dan pergeseran garis tengah dalam
akses dari ketebalan hematom yamg
berhubungan dengan trauma otak.

GEJALA
KLINIS
Paling sering 73% dari semua
perdarahan intrakranial
Respirasi : apnu, sianosis
SSP : kejang,defisit
fokal,letargi,hipotonia
Fossa pasterior : meningkatnya
tekanan intra kranial

Iritasi korteks :
kejang-kejang,irritable,twitching,opistotonus.
Gejala-gejala ini baru timbul beberapa jam setelah
lahir dan menunjukkan adanya perdarahan subdural
Mata terbuka dan hanya memandang ke satu arah
tanpa reaksi.
Pupil melebar
refleks cahaya lambat ---- negatif.
Kadang-kadang ada perdarahan retina,

Apnea:
berat dan lamanya apnea bergantung pada derajat
perdarahan dan kerusakan susunan saraf pusat. Apnea
dapat berupa serangan diselingi pernapasan
normal/takipnea dan sianosis intermiten.

Cephalic cry(menangis merintih).


lidah yang menjulur ke luar di sekitar
bibir seperti lidah ular(snake like flicking
of the tongue)menunjukkan perdarahan
yang luas dengan kerusakan pada korteks

Tonus otot lemah atau spastis umum.


Hipotonia dapat berakhir dengan
kematian bila perdarahan hebat dan luas.
Jika perdarahan dan asfiksia tidak
berlangsung lama, tonus otot akan segera
pulih kembali
bila perdarahan berlangsung lebih lama,
flaksiditas akan berubah menjadi spastis
yang menetap.
Kelumpuhan lokal dapat terjadi
kelumpuhan otot-otot pergerakan mata,
otot-otot muka/anggota gerak
(monoplegi/hemiplegi) menunjukkan
perdarahan subdural/ parenkim.

Gejala-gejala lain
yang dapat
ditemukan
Gangguan kesadaran (apati, somnolen,
sopor atau koma),
Tidak mau minum,
Menangis lemah,
Nadi lambat/cepat.
Kadang-kadang ada hipotermi yang
menetap.

PROGNOSI
S
Mortalitas Perdarahan Intrakranial Neonatus non
traumatik 5070%.
Prognosis Perdarahan Intrakranial Neonatus
bergantung pada
lokasi dan luasnya perdarahan,
umur kehamilan,
cepatnya didiagnosis dan pertolongan.

PENATALAKSANAA

Diusahakan tindakan dibatasi untuk mencegah terjadinya


kerusakan/kelainan yang lebih parah . Bayi dirawat dalam inkubator
yang memudahkan observasi kontinu dan pemberian O2. Perlu
diobservasi secara cermat:
1. suhu tubuh, derajat kesadaran, besarnya dan reaksi pupil, aktivitas
motorik, frekuensi pernapasan, frekuensi jantung (bradikardi/takikardi),
denyut nadi dan diuresis.
2. Diuresis kurang dari 1 ml/kgBB/jam berarti perfusi ke ginjal
berkurang, diuresis lebih dari 1 ml/kgBB/jam menunjukkan fungsi ginjal
baik
3. Menjaga jalan napas tetap bebas, apalagi kalau penderita dalam
koma diberikan 02.
4. Bayi letak dalam posisi miring untuk mencegah aspirasi serta
penyumbatan larings oleh lidah dan kepala agak ditinggikan untuk
mengurangi tekanan vena serebral.
5. Pemberian vitamin K serta transfusi darah dapat
dipertimbangkan.
6. Infus untuk pemberian elektrolit dan nutrisi yang adekuat berupa.

- valium/luminal bila ada kejang-kejang.Dosis


valium 0,30,5 mg/kgBB, tunggu 15 menit,
kalau belum berhenti diulangi dosis yang
sama; kalau berhenti diberikan luminal 10
mg/kgBB (neonatus 30 mg), 4 jam kemudian
luminal per os 8 mg/kgBB dibagi dalam 2 dosis
selama 2 hari, selanjutnya 4 mg/kgBB dibagi
dalam 2 dosis sambil perhatikan keadaan
umum seterusnya.
- kortikosteroid berupa deksametason 0,51
mg/kgBB/24 jam yang mempunyai efek baik
terhadap hipoksia dan edema otak
- antibiotika dapat diberikan untuk mencegah
infeksi sekunder, terutama bila ada manipulasi
yang berlebihan.

Komplika
si

1.
2.
3.
4.

Hemiparese/hemiplegia.
Disfasia/afasia
Epilepsi.
Hidrosepalus.

Anda mungkin juga menyukai