Anda di halaman 1dari 53

PERSIAPAN PRA BEDAH

Drg. Annisya Muharty


PERSIAPAN OPERASI

1. PERSIAPAN KAMAR
BEDAH/OPERASI
2. MANAGEMEN ALAT BEDAH
3. PERSIAPAN OPERATOR
4. PERSIAPAN PASIEN
MANAJEMEN ALAT
BEDAH
Beberapa hal penting yang harus
diperhatikan manajemen alat adalah :
• Asepsis
→ tindakan untuk mencegah sepsis/infeksi
→ operator dan pasien
• Sterilisasi
→ alat dan instrumen
MANAJEMEN ALAT
BEDAH

• Sterilisasi adalah prosedur dimana membuat


instrumen atau permukaan bebas dari semua
bakteri vegetatif, spora, jamur, termasuk virus.

• Sterilisasi
→ fisik : dry heat, UV light, moist heat sterilization,
ionizing radiation
→ kimia : formaldehid, chlorhexidin, sodium
hypoclorite, glutaraldehid
Dry heat

Open flamming

• Instrumen ditepatkan di atas api terbuka


• Metode ini sederhana karena tidak memerlukan
yang peralatan istimewa. Hal ini sangat berguna
pada pelayanan di desa dan saat keadaan darurat
bila metode lain tidak tersedia.
Hot air oven
and
Glass bead sterilization

• Metode ini banyak digunakan untuk artikel seperti minyak anhidrat,


produk minyak bumi, bubuk bedak, dll yang tidak bisa ditembus oleh uap
• Dipanaskan secara elektrik dan gaya blower membuat udara panas
bergerak untuk mempercepat pemanasan dan memastikan suhu seragam
di semua sudut.
• oven model awal mencapai suhu 160 sampai 170 ° C untuk 2 jam. Model
terbaru mencapai suhu 190 ° sampai 204 ° C dengan total waktu siklus 6
menit untuk barang terbungkus dan 12 menit untuk barang yang
dibungkus
Moist heat sterilization
• Metode moist heat lebih efektif di banding dry heat

Boiling

• Suhu air mendidih yaitu tidak diatas 100 ° C (212 ° F) = hanya


mikroorganisme vegetatif yang terbunuh dan spora bakteri masih bisa
bertahan pada prosedur ini.

• Sebelum instrumen dimasukkan ke dalam boiler, diperlukan untuk


membersihkan semua alat, sekresi krusta, darah dan karat karena cenderung
mencegah penetrasi dari panas dan dengan demikian, membuat proses
sterilisasi tidak efektif.

• Instrumen yang harus disterilkan dicelupkan ke dalam air mendidih selama


satu periode yaitu satu jam. Sodium karbonat (2%) dapat ditambahkan ke air
untuk alkalinisasi yang meningkatkan titik didih air, mengurangi waktu
sterilisasi dan mencegah korosi instrumen oleh mengurangi kadar O2 pada
air.

• Sebelumnya boiling adalah metode pilihan, bagaimanapun, harus diingat


bahwa ini hanya disinfeksi tingkat intermediate dan keandalannya diragukan
karena adanya HIV dan hepatitis.
Autoclave

Autoclave adalah metode pilihan andalan


untuk sterilisasi instrumen untuk
Menghilangkan mikroorganisme pembentuk,
spora pembentuk, jamur, virus, serta
mikroorganisme vegetatif.

Autoclave bekerja berdasarkan prinsip 'uap


dibawah tekanan’
Artikel yang dapat disterilisasi
– Instruments, gauze, cotton, linen, needles,
– syringes, catheters, drains, autoclavable
– hand pieces, gloves, etc

Artikel yang tidak dapat disterilisasi


– Powders, oils, greases, thermolabile material
– like electrical cords of micro-motors,
– fiberoptic cable, etc.
Chemiclaving

• Hal ini juga disebut sterilisasi uap kimia.


• Kombinasi formaldehid, alkohol, aseton, keton
dan uap pada 138 Kpa.
Cold Sterilization
• Artikel yang disterilkan direndam dalam bahan kimia untuk mencapai sterilisasi.
Agen yang biasa digunakan untuk sterilisasi kimia adalah alkohol, carbolic acid 2%,
glutraldehida 2%(Cidex), formaldehid, klorheksidin glukonat, ethylene trioksida
(ETO), dll.

Artikel yang dapat disterilisasi


Sharp instruments like scissors, bladesand suturing needles.
• Splints
• Templates
• Handpieces
• Fibrooptic cables
• Micromotor cords, etc.

Artikel yang tidak dapat disterilisasi


• Gauze, cotton, gloves, indwelling catheters,
• syringes, hypodermic needles, etc.
Antiseptic Solutions
• Antisepsis
– proses untuk membunuh organisme patogen di lingkungan pasien. Prosesnya bisa berupa bakterisida atau
bakteriostatik.

• Desinfeksi
– proses untuk membunuh organisme patogen dari benda mati seperti peralatan bedah.

• Agen antiseptik
– zat kimia yang membunuh organisme patogen atau menghambat pertumbuhannya asalkan ada kontrak antara agen dan
mikroba. Secara umum, istilah 'antiseptik' diperuntukkan untuk agen yang diaplikasikan ke permukaan tubuh yang
hidup.

• Asepsis
– proses dimana lingkungan dari pasien terlindungi dari kontak dengan organisme infektif.

• Desinfektan
– zat kimia digunakan pada benda mati untuk membunuh mikroorganisme patogen
Beragam Produk Komersial yang Tersedia
• Korsolex®
• Sterillium
• Dettol®
• Lysol®,1 (Concentrated Cresol Solution)
• Hydrogen Peroxide (H2O2 )
• Spirit
• Formalin Solution
• Eusol® (Edinburgh University Solution (BP)
• Cidex®
• Turpentine IP • Potassium
• Glycerine Magsulf Permanganate
Solution (KMnO4)
• Ether • Silver Nitrate (AgNO3)
• Gentian violet • Chlorhexidine6
• Acriflavine (Hibitane®
Concentrate)
• mercurochrome
Perawatan antiseptik
• Do’s:
1. Selalu memakai larutan sesuai arahan
2. Selalu menyiapkan larutan pd vol. kecil, lbh
baik tdk lebih dari 1 liter
3. Selalu menggunakan larutan dalam 8 jam
dihari terakhir kerja
4. Selalu memastikan mulut botol tdk tersentuh
oleh tangan atau material lain
• Do not’s
1. Jangan mencampurkan larutan lama dengan
yang baru
2. Jangan meninggalkan larutan pd 1 hari kerja
3. Jangan menggunakan corks untuk membuka
botol
4. Jangan meninggalkan botol terbuka
Tindakan pencegahan
• Instrumen dengan komponen glass dan metal
jagan disterilkan dengan hibitane
• Sodium nitrate ditambahkan pd larutan
instrument. Larutan diganti setiap minggu
• Instrumen khususnya syiringe dan needle yang
direndam di hibitane, harus dicuci oleh air
steril sebelum digunakan
Persiapan dan desain ruang operasi
• Lokasi ruang operasi harus terisolasi dari unis RS
sehingga jangkauan dr masyarakat diminimalkan
• Sirkulasi udara dan suplai air dipisah
• Tangki air dan pipa hrs terpisah dipasang di ruang
operasi untuk mencegah retrogade, infeksi silang dari
toilet dan unit lain RS.
• ruang operasi terbagi menjadi area yg semirestricted
dan restricted  mencegah akses langsung keruang
operasi menurunkan kemungkinan infeksi
• Area semirestricted berisi ruang endoskopi, ruang
sterilisasi dan ruang penyimpanan steril, pemulihan
pasca operasi, dll dan berfungsi sebagai penghalang
antara area yg tdk unrestricted dan restricted
• Area restricted adalah area kritis  ruang operasi
Persiapan ruangan
• Membersihkan seluruh debu dalam ruangan
• Pengaplikasian larutan asam carbolic 2% pada
dinding dan seluruh benda di ruang operasi
• Lantai di pel menggunakan sabun dan cairan
antiseptik (sodium hipoklorit)
• Pengasapan dengan menggunakan fumigator
(500ml formaldehid 40% dan 500ml air) 
untuk ruangan yang baru pertamakali di
sterilisasi : 48 jam
Tangan Operator

 Kuku tidak boleh


panjang → potong
 Lepaskan jam tangan
dan cincin sebelum
mencuci tangan
 Kran air dirancang
sedemikian rupa →
hingga bisa membasuh
sampai ke siku dan
tidak
mengkontaminasi
tangan
 Gunakan larutan antiseptik
(Chlorhexidin Glukonat 4% atau
Hibiclens) selama 3 menit, bilas
dengan air bersih mengalir
 Gunakan sikat halus untuk
membersihkan kuku
 Gunakan spons untuk
membersihkan kulit
 Lap tangan dengan handuk
kertas / handuk steril yang
disposable
Pakaian Klinik
 Dipilih yang lengannya tidak
melebihi siku →
memungkinkan tangan dicuci
sampai siku

 Jika pembedahan yang


dilakukan kemungkinan
menyebabkan darah atau saliva
mengotori pakaian → bisa
digunakan gaun dengan lengan
panjang

 Untuk pakaian yang dipakai


ulang → lanngsung dicuci
dengan air panas dan detergen

 Harus diganti setiap hari


Triad barrier
 Untuk membatasi kontaminasi silang pada
operator, asisten operator dan pasien →
digunakan Triad Barier → Masker, sarung
tangan dan kacamata pelindung

 Sarung Tangan
 Untuk prosedur tindakan bedah mulut
minor → sarung tangan disposable non
steril
 Jika sterilitas sangat diperlukan →
digunakan sarung tangan disposable steril
 Teknik yang digunakan → Hand to Hand,
Glove to Glove
Teknik hand to hand glove to glove
:
1. sarung tangan kiri dipegang
pada mansetnya dan masukkan
tangan kiri .
2. Tangan kiri yang sudah
menggunakan sarung tangan
memegang manset sarung
tangan kanan (glove to glove).
3. Tangan kanan dimasukkan ke
dalam sarung tangan
 Masker
 Ada yang
menggunakan tali
panjang → lebih
nyaman , ada yang
karet elastik → lebih
mudah dipakai dan
dibuka

 Diganti setiap kali


ganti pasien
 Kaca mata
pelindung
 Terbuat dari
plastik dan ringan
 Melindungi mata
dari saliva,
aerosol dan
debris
Persiapan pasien

Persiapan
pasien di
ruangan
Persiapan
pasien di meja
operasi
Persiapan pasien di ruangan
• Rawat inap sejak 2-3 hari sebelum operasi
• Pasien diminta untuk mandi dan
membersihkan semua kotoran dari tubuh
pasien diberi baju yang disediakan oleh
rumah sakit
• Bagian yang akan di operasi harus dibersihkan
lebih sungguh-sungguh, pencukuran (12 jam
sebelum operasi)
• Persiapan kavitas oral
Persiapan di meja operasi
• Area yang akan di operasi  scrub  swab
berantiseptik dari tengah ke perifer
• Kavitas oral  chlorhexidine/ povidone iodine
5%
• Area operasi harus di isolasi dengan
menggunakan duk steril untuk mencegah
cross contamination
Membuka Baju Operasi
• Dibuka sebelum sarung tangan
• Perawat membuka tali pada leher dan
punggung
• Tali di pinggang dibuka oleh pemakai baju
• Baju dibuka dari dalam ke luar
Membuka Gloves
• Teknik glove-to-glove, skin-to-skin
Tissue Handling & Tissue Respect
• Penting dalam mendukung penyembuhan
jaringan
• Penarikan jaringan yang berlebih, penanganan
yang kasar, diseksi yang tidak tepat,
penggunaan electrocautery secara berlebih,
insisi menggunakan instrumen tumpul,
membiarkan jaringan kering selama operasi
• Reaksi jaringan: inflamasi (delayed healing),
nekrosis, infeksi
Insisi
• Blade tajam
• Penanda daerah insisi
• Diambil pada lipatan kulit/ Langer’s line
• Insisi cukup panjang  retraction <<
• Perhatikan struktur vital
• Cross serrations (cross hatching) ditandai dengan bagian tumpul blade
• Pen grip, hand rest
• Blade tegak lurus jaringan
• Asisten menarik (stretch) kulit
• Insisi dengan sekali goresan, full thickness, pada tekanan yang cukup
Flap Designing
• Dasar flap lebih lebar daripada apex
• Flap cukup lebar untuk memfasilitasi akses
• Full thickness
• Pada flap mukoperiosteal, tepinya berada pada tulang sehat
• Dapat meliputi/tidak meliputi interdental papilla  kosmetik
Diseksi Jaringan
• Sharp dissection:
• Traumatic <<
• Untuk jaringan yang keras
• Menggunakan pisau
• Blunt dissection:
• Untuk jaringan halus, fragile, friable, dekat struktur vital
• Menggunakan gunting membulat pada non cutting edge, opening
action dari blade/ hemostat tip
• Cautery tip  perdarahan <<, nekrosis>>
Retraksi Jaringan
• Traumatik: Allie’s forceps, cat’s paw retractor
• Atraumatik: Langenbeck’s (L) retractor
Pembuangan Tulang
• Untuk akses, osteotomi, reseksi tulang
• Alat:
• Rotary instrument panas
• osteotomes, chisel and mallet tajam, tenaga terkontrol untuk cegah
fraktur, mallet dengan wrist movement dan berat sesuai, support
rahang atau tulang untuk cegah fraktur/dislokasi, lindungi jaringan
lunak, penghalusan dengan bone file
• gigli saw  panas
• power saw dengan blades reciprocating, oscillating, sagittal
• bone cutter
• rongeur/nibbler  tulang tipis tajam dan kecil

Anda mungkin juga menyukai