2.AYU SULISTIOWATI 3.ISTIQOMAH 4.NURTOFIYAH 5.SITI MAHFIROH MORFIN Analgetika adalah senyawa yang dapat menekan fungsi sistem saraf pusat secara selektif, digunakan untuk mengurangi rasa sakit tanpa mempengaruhi kesadaran. Berdasarkan mekanisme kerjanya analgetika dibagi menjadi 2 golongan, yaitu : 1. Analgetik Narkotik, merupakan senyawa yang dapat menekan fungsi sistem saraf pusat secara selektif, digunakan untuk mengurangi rasa sakit yang moderat ataupun berat, seperti rasa sakit yang disebabkan oleh penyakit kanker, serangan jantung akut, sesudah operasi dan kolik usus atau ginjal. Contoh : Morfin, Meperidin, Metadon,Tramadol 2. Analgetik Non Narkotik, digunakan untuk mengurangi rasa sakit yang ringan sampai berat. Contoh :Asam Klofirbat,Aspirin, Natrium Diklofenak dll TURUNAN MORFIN Morfin didapat dari opium, yaitu getah kering tanaman Papaver somniverum. Opium mengandung tidak kurang dari 25% alkaloida, antara lain adalah morfin, kodein, noskapin, papaverin, tebain dan narsein. Selain efek analgetik turunan morfin juga menimbulkan euforia, maka dari itu distribusi obat turunan morfin harus dilakukan pengawasan dan pengontrolan dengan seksama oleh pemerintah. Obat turunan morfin ini dapat menimbulkan kecanduan. HUBUNGAN STRUKTUR DAN AKTIVITAS OBAT Eterifikasi dan esterifikasi gugus hidroksil fenol akan menurunkan aktivitas analgesik, tetapi akan meningkatkan aktivitas antibatuk dan meningkatkan efek kejang. Eterifikasi, esterifikasi, oksidasi atau penggantian gugus hidroksil alkohol dengan halogen atau hidrogen dapat meningkatkan aktivitas analgesik, meningkatkan efek stimulan, tetapi juga dapat meningkatkan toksisitas. Perubahan gugus hidroksil alkohol pada C₆ dapat meningkatkan aktivitas analgesik. Hidrogenasi ikatan rangkap C₇-C₈ dapat menghasilkan efek yang sama atau lebih tinggi dibanding dengan morfin. Substitusi pada cincin aromatik akan mengurangi aktivitas analgesik. Perpanjangan rantai alifatik yang terikat pada atom N dapat menurunkan aktivitas . Adanya gugus alil pada atom N menyebabkan senyawa bersifat antagonis kompetitif. Kodein Hsl metilasi ggs OH fenol morfin Efek analgetik < morfin, ttp antibatuk kuat Kecanduannya < morfin Tdk menimbulkan depresi pernafasan Sediaan : garam HCl, fosfat, sulfat Absorpsi pd sal cerna cukup baik Terikat protein plasma 7-25% Kdr plasma tertinggi dicapai 0,5-1,5 jam stlh pemberian oral, dgn waktu paro plasma 2-4 jam Dosis oral : analgesik 30mg 4dd, antibatuk 5-10mg 4 dd Dionin (etil morfin) Hsl etilasi ggs OH fenol pd morfin Efek analgesik < kodein Memp efek antibatuk kuat spt kodein Memp efek kemosis, yi merangsang peredaran vaskular dan limpatik mata utk mengeluarkan kotoran pd infeksi mata Dlm sediaan sbg garam HCl Dosis oral : analgesik 30mg 4dd, antibatuk : 5- 10mg 4dd Heroin (Diasetilmorfin) Hsl asetilasi kedua ggs OH morfin Efek analgesik & euphria > morfin Kecanduan heroin lbh cepat dbdg morfin Efek samping >> morfin Sering disalahgunakan, shg digolongkan sbg obat terlarang