Anda di halaman 1dari 21

LAPORAN PENDAHULUAN DAN ASUHAN KEPERAWATAN PEMBEDAHAN

KANTONG EMPEDU (CHOLELITHIASIS)

1. CINDHY DWI SASTIKA


2. HERVINA LUZWINTA ZAGOTO
3. HIRMA DELVIANA UTARI
4. LIDYA NANDA SARI
5. MARDALISA HUTAGALUNG
6. NURFAIZA
7. NURHANANI AFIFAH
8. SAFITRI GUNAWAN

9. YANTI OKTAVINA
A. PENGERTIAN
Batu Empedu adalah timbunan kristal di dalam kandung empedu
atau di dalam saluran empedu.

Batu yang ditemukan di dalam kandung empedu disebut
kolelitiasis, sedangkan batu di dalam saluran empedu disebut
koledokolitiasis.
Cholelithiasis adalah adanya batu di saluran kandung empedu
atau empedu: ''kole-''berarti "empedu",''Lithia''berarti "batu", dan-
sis''''berarti "proses".sebuah ukuran batu empedu bisa bervariasi dan
dapat sekecil butiran pasir atau sebagai besar sebagai bola golf.
B. ETIOLOGI
1. Kecenderungan keturunan dalam keluarga ( kebiasaan


mengkonsumsi kolesterol yang berlebihan
2. Kegemukan ( mungkin disebabkan kelainan metabolisme lemak)
C. PATOFISIOLOGI
Batu empedu terdapat di dalam kandung empedu atau dapat bergerak


kearea lain dari system empedu. Pada saat pengosongan kandung
empedu atau pengisian kandung empedu batu dapat pindah dan terjebak
dalam leher kandung empedu. Selain leher cysticduct (saluran cyste),
atau saluran empedu menyebabkan bebuntuan. Ketika empedu tidak bias
mengalir dari kandung empedu. Terjadi bendungan dan iritasi lokal dari
batu empedu menyebabkan radang batu empedu (cholecystitis)
Faktor yang mendukung :
a. Kadar kolesterol yang tinggi pada empedu
b. Pengeluaran empedu yang berkurang
c. Kecepatan pengosongan kandung empedu yang menurun
d. Perubahan pada konsentrasi empedu atau bendungan empedu pada
kandung empedu
D. MANIFESTASI KLINIS
1. Epigastrium kanan terasa nyeri dan spasme, menjalar ke pundak kanan
atau punggung.
2. Kandung empedu membesar dan nyeri 
3. Ikterus = Perubahan warna Kulit
4. Kadang terdapat nyeri di kwadran kanan atas
5. Mual dan muntah
6. Kembung
7. Febris (38,5C)
8. fasesnya warna pucat, kencing warna gelap sebagai
9. Blumberg Signs ( kekakuan dan nyeri lenting)
10. Berkurangnya absorbsi lemak dan vitamin yang larut di usus
E. PENATALAKSANAAN
Non Pembedahan (farmakoterapi, diet) :


a) Penatalaksanaan pendukung dan Diet adalah: istirahat, cairan infus, NGT, analgetik
dan antibiotik, diet cair rendah lemak, buah yang masak, nasi, ketela, kentang yang
dilumatkan, sayur non gas, kopi dan teh.
b) Untuk makanan yang perlu dihindari sayur mengandung gas, telur, krim, daging
babi, gorengan, keju, bumbu masak berlemak, alkohol.
c) Farmakoterapi asam ursedeoksikolat (urdafalk) dan kenodeoksiolat (chenodiol,
chenofalk) d) Pelarutan batu empedu tanpa pembedahane) Ektracorporeal shock-wave
lithotripsy (ESWL).
Pembedahan
a) Intervensi bedah dan sistem drainase.


b) Kolesistektomi : dilakukan pada sebagian besar kolesistitis kronis / akut. Sebuah
drain ditempatkan dalam kandung empedu dan dibiarkan menjulur keluar lewat
luka operasi untuk mengalirkan darah, cairan serosanguinus, dan getah empedu
kedalam kassa absorben.
c) Minikolesistektomi : mengeluarkan kandung empedu lewat luka insisi selebar 4
cm, bisa dipasang drain juga, beaya lebih ringan, waktu singkat.
d) Kolesistektomi laparaskopi
e) Kolesistektomi endoskopi: dilakukan lewat luka insisi kecil atau luka tusukan
melalui dinding abdomen pada umbilikus
F. KOMPLIKASI COLECYSTEKTOMY
Penghapusan kandung empedu ( kolesistektomi ) adalah prosedur yang relatif cepat


dan aman, tetapi , seperti semua operasi , ada risiko kecil komplikasi .
1. Infeksi
2. Risiko dari anestesi umum
3. Pendarahan (Bleeding)
4. Kebocoran empedu (Bile Leakage)
5. Cedera pada saluran empedu
6. Cedera usus , usus dan pembuluh darah
7. Sindrom pasca - kolesistektomi
G. PEMERIKSAAN PENUNJANG
Tes laboratorium :
1. Leukosit : 12.000 - 15.000 /iu (N : 5000 - 10.000 iu).
2. Bilirubin : meningkat ringan, (N : < 0,4 mg/dl).


3. Amilase serum meningkat.( N: 17 - 115 unit/100ml).
5. USG : menunjukkan adanya bendungan /hambatan , hal ini karena adanya batu empedu
dan distensi saluran empedu ( frekuensi sesuai dengan prosedur diagnostik)
6. Endoscopic Retrograde choledocho pancreaticography (ERCP), bertujuan untuk
melihat kandung empedu, tiga cabang saluran empedu melalui ductus duodenum.
7. PTC (perkutaneus transhepatik cholengiografi): Pemberian cairan kontras untuk
menentukan adanya batu dan cairan pankreas.
8. Cholecystogram (untuk Cholesistitis kronik) : menunjukkan adanya batu di sistim
billiar.
9. CT Scan : menunjukkan gellbalder pada cysti, dilatasi pada saluran empedu,
obstruksi/obstruksi joundice.
ASUHAN KEPERAWATAN TEORITIS


A. PENGKAJIAN
1. Identitas Klien
Meliputi nama, umur, jenis kelamin, suku/bangsa, agama, pendidikan, pekerjaan,
tanggal masuk, tanggal pengkajian, nomor register, diagnosa medik, alamat, semua data
mengenai identitaas klien tersebut untuk menentukan tindakan selanjutnya.
2. Identitas Penanggung Jawab
Identitas penanggung jawab ini sangat perlu untuk memudahkan dan jadi
penanggung jawab klien selama perawatan, data yang terkumpul meliputi nama, umur,
pendidikan, pekerjaan, hubungan dengan klien dan alamat.
3. Keluhan Utama
Merupakan keluhan yang paling utama yang dirasakan oleh klien saat pengkajian. Biasanya
keluhan utama yang klien rasakan adalah nyeri abdomen pada kuadran kanan atas.
4. Riwayat Kesehatan
a. Riwayat Kesehatan Sekarang
Merupakan pengembangan diri dari keluhan utama melalui metode PQRST, paliatif


atau provokatif (P) yaitu focus utama keluhan klien, quality atau kualitas (Q) yaitu
bagaimana nyeri/gatal dirasakan oleh klien, regional (R) yaitu nyeri/gatal menjalar
kemana, Safety (S) yaitu posisi yang bagaimana yang dapat mengurangi nyeri/gatal
atau klien merasa nyaman dan Time (T) yaitu sejak kapan klien merasakan
nyeri/gatal tersebut.
b. Riwayat Kesehatan Dahulu
Kaji apakah klien pernah dirawat atau diobati sebelumnya dengan penyakit yang
sama.
c. Riwayat Kesehatan Keluarga
Kaji pola makan kebiasaan keluarga yang kurang baik seperti menyimpan dan
menyiapkan makanan, pola diet, pola sanitasi yang kurang (cuci tangan) dan pola
memasak makanan.
B. DIAGNOSA KEPERAWATAN
1). Nyeri akut b.d agen injuri fisik (obstruksi,proses pembedahan).
2). Ketidakseimbangan nutrisi :
ketidakmampuan untuk ingesti dan absorpsi.
kurang dari kebutuhan tubuh b.d

3). Resiko defisit volume cairan b.d kehilangan cairan berlebihan


(mual,muntah,drainase selan yang berlebihan.
4). Resiko tinggi infeksi berhubungan dengan keluarnya cairan empedu
LAPORAN KASUS ASUHAN KEPERAWATAN CHOLELITHIASIS
Kasus
Ny. S usia 63 th beragama islam datang kerumah sakit RSHB pada tanggal


1 Januari 2018. Pasien mengatakan ± 2 minggu SMRS pasien mengeluh badan
kuning, mata kuning, nyeri perut, lalu pasien dibawa ke RSHB dengan diagnosa
batu empedu (berdasarkan USG abdomen). Setelah itu dilakukan operasi
pengangkatan kantung empedu Setelah 2 minggu, selang drain keluar cairan
berwarna kuning kehijauan.. Saat ini pasien mengeluh nyeri pada perut bekas
operasi. Nyeri diperberat bila bergerak dan berkurang bila istirahat. Nyeri
dirasakan hilang timbul. Skala Nyeri 3. Nyeri seperti tertusuk tusuk. Pasien
mengatakan sebelum sakit seperti sekarang, pasien sering mengkonsumsi
makanan berlemak seperti gorengan. Hal ini diperberat karena pasien juga
jarang mengkonsumsi sayuran. Pasien tidak mempunyai riwayat hipertensi dan
diabetes melitus. Pasien juga sudah 3 kali dirawat di RS dengan penyakit yang
sama seperti yang dialami sekarang.
II. Riwayat Kesehatan
1. Keluhan Utama
Pasien mengatakan nyeri pada perut bekas operasi
2. Riwayat Penyakit Sekarang

pasien dibawa ke RSHB



Pasien mengatakan ± 2 minggu SMRS pasien mengeluh badan kuning, mata kuning, nyeri perut, lalu
dengan diagnosa batu empedu (berdasarkan USG abdomen). Setelah itu
dilakukan operasi pengangkatan kantung empedu. Setelah 2 minggu, selang drain keluar cairan berwarna
kuning kehijauan.. Saat ini pasien mengeluh nyeri pada perut bekas operasi. Nyeri diperberat bila
bergerak dan berkurang bila istirahat. Nyeri dirasakan hilang timbul. Skala Nyeri 3. Nyeri seperti cekot-
cekot.
3. Riwayat Penyakit Dahulu
Pasien mengatakan pernah mengalami penyakit ini sebelumnya, Pasien tidak mempunyai riwayat
hipertensi dan diabetes melitus. Pasien juga sudah 3 kali dirawat di RS dengan penyakit yang sama
seperti yang dialami sekarang.
4. Riwayat Kesehatan Keluarga
Pasien mengatakan keluarganya tidak memiliki riwayat penyakit yang sama seperti dirinya

3

INTERVENSI



Tertusuk-tusuk
3

TERIMA KASIH

Anda mungkin juga menyukai