Anda di halaman 1dari 61

MENGIDENTIFIKASI KELAINAN

RETROGRESIF
Bahjatun Nadrati
MENJELASKAN PENGERTIAN
HIPERTROPI, HIPERPLASIA,
METAPLASIA, DISPLASIA, & ATROFI
HIPERTROPI
 Hipertropi adalah hasil peningkatan ukuran
sel.
 Hipertrofi (dari bahasa Yunani "berlebihan”).
 Peningkatan volume organ atau jaringan
akibat pembesaran komponen sel.
HIPERTROPI
Hipertrofi adalah salah satu penyakit kelainan
progresif yaitu suatu kelainan yg disebabkan oleh
bertambahnya volume suatu jaringan alat tubuh,
Bertambah besarnya alat tubuh terjadi oleh
karena masing-masing sel yg membentuk alat-
alat tubuh tersebut membesar yg diakibatkan
peningkatan ukuran sel-sel pembentuknya.
Hipertrofi adalah pembesaran atau pertambahan
massa total suatu otot.
HIPERTROPI
 Mekanisme Hipertopi
 Semua hipertrofi adalah akibat dari peningkatan jumlah filamen
aktin & miosin (protein otot) dalam setiap serat otot, jadi
menyebabkan pembesaran masing-masing serat otot, yg secara
sederhana disebut hipertrofi serat. Peristiwa ini biasanya terjadi
sebagai respon terhadap suatu kontraksi otot yg berlangsung pd
kekuatan maksimal atau hampir maksimal.
 Bagaimana kontraksi otot yg sangat kuat dapat menimbulkan
hipertrofi? selama terjadi hipertrofi, sintesis protein kontraktil
otot berlangsung jauh lebih cepat daripada kecepatan
penghancurnya, sehingga menghasilkan jumlah filamen aktin
dan miosin yang bertambah banyak secara progesif di dalam
miofibril. Kemudian miofibril itu sendiri akan memecah di dalam
setiap serat otot untuk membentuk miofibril yang baru. Jadi,
peningkatan jumlah miofibril tambahan inilah yang terutama
menyebabkan serat otot menjadi hipertrofi.
HIPERTROPI

 Latihan yg terlalu sering & berat dapat


menyebabkan hipertrofi otot, yaitu
pembesaran sel-sel otot jauh dari ukuran
normal. hal ini biasanya terjadi pada
binaragawan.
Contoh Gambar Hipertropi
HIPERPLASIA
 Hiperplasia adalah bentuk penambahan
jumlah sel.
 Ukuran sel tetap akan tetapi jumlah sel yang
bertambah.
 Hiperplasi adalah peristiwa meningkatnya
jumlah sel yang terjadi pada organ tertentu
akibat peningkatan proses mitosis.
HIPERPLASIA
 Hiperflasia adalah pembengkakan jaringan yang berlebihan. Pada
kondisi yang jarang yaitu pada pembentukan kekuatan otot yang
ekstrem, selain proses hipertrofi serat, telah diamati terjadi juga
peningkatan jumlah serat otot. Peningkatan jumlah serat ini disebut
hiperflasia serat.
 Hiperflasia terjadi akibat rangsangan zat karsinogenik atau bahan kimia
yang dapat menyebabkan timbulnya kanker karena pembesaran otot
yang abnormal. Yaitu adanya mutasi pada otot (pembelahan mitosis
pada otot) sehingga terjadi peningkatan atau penambahan jaringan. Sel-
sel yang berpotensi menyebabkan kanker, dapat berpindah-pindah ke
seluruh tubuh melalui aliran darah dan getah bening (sistem limfatik).
Faktor-faktor yang dapat menyebabkan hiperplasia :

Radiasi : sinar X dan sinar gamma


Bahan Kimia : pewarna anilin dan asap rokok
Bahan iritan fisik : terjadi pada saluran pencernaan
Genetik
HIPERPLASIA

Antara hipertrofi dan hiperflasia tidak ada


hubungan, karena terjadinya hipertrofi akibat dari
kontraksi otot yang berlangsung pada kekuatan
maksimal (secara nomal). Otot akan mengalami
pembesaran. Sedangkan hiperflasia, terjadi akibat
rangsangan zat-zat karsinogenik yang dapat
menyebabkan timbulnya kanker. Proses
terjadinya hiperflasia dari normal menjadi
abnormal. Otot akan mengalami pembelahan
secara mitosis, kemudian mengalami
pembesaran.
HIPERPLASIA
Mekanisme Hiperplasi dapat terjadi &
ditemui pd sel yg dirangsang dg peningkatan
beban kerja, pensinyalan oleh hormon, atau
sinyal yg dihasilkan secara lokal sbg respon
terhadap penurunan kepadatan jaringan.
Hiperplasi hanya dapat terjadi pd sel-sel yg
mengalami proses mitosis, seperti sel hati,
ginjal, & jaringan ikat. Hiperplasi adalah
respon normal dari jaringan tubuh.
Contoh Gambar Hiperplasia
HIPERPLASIA
 Jenis Hiperplasia Berdasarkan Penyebab Terjadinya:
1. Hiperplasi fisiologis
Adalah hiperplasi yg terjadi setiap bulan pd sel-sel
jaringan endometrium uterus (rahim) selama stadium
folikular pd siklus menstruasi.
2. Hiperplasi patologis

Adalah hiperplasi yg dapat terjadi karena perangsangan


hormon yg berlebihan. Contoh : pada kasus
akromegali, suatu penyakit yang terjadi pada jaringan
ikat yang ditandai oleh meningkatnya hormon
pertumbuhan.
HIPERPLASIA

3. Hiperplasi kompensasi
Adalah hiperplasi yg terjadi karena sel jaringan
berproliferasi untuk menggantikan jumlah sel
yg telah mengalami penurunan pd jaringan
tertentu. Hiperplasia ini ditemui pada sel-sel
hati setelah pengangkatan sebagian jaringan
hati melalui pembedahan.
HIPOPLASIA
Hipoplasia adalah penurunan jumlah sel yg nyata
dalam jaringan yg mengakibatkan penurunan
jaringan atau organ, akibatnya organ tersebut
menjadi kerdil.
keadaan suatu organ (tubuh) yg ukurannya lebih kecil
daripada biasanya krn perkembangan yg tidak
sempurna.
Hipoplasia dapat juga mengenai semua bagian
tubuh, dapat mengenai salah satu dari sepasang
organ atau bahkan dapat mengenai kedua organ yg
berpasangan.
ContohHipoplasia
1.hipoplasia pada kelenjar endokrin
•KelainanEndokrin
•KelainanHipotalamus & kelenjar pituitaria (hipofisis)
Contoh Gambar Hipoplasia
ATROFI
 Atrofi
Organ yang dalam perkembangannya mencapai ukuran definitif &
kemudian secara sekunder menyusut.
 Atrofi adalah salah satu penyakit kelainan progresif yaitu
merupakan berkurangnya ukuran suatu organ atau sel karena
mengecilnya ukuran sel

 Penyebab atrofi yg sering ditemui krn iskemik kronik.


 Ex: Dissuse atrofi (atrofi otot rangka): pemakain gips pada tungkai yg
fraktur dalam wkt minggu hingga bulan menyebabkan massa
ekstremitas atrofi krn otot2 yg tidak digunakan (sel2 otot yg
ukurannya bekurang).& keadaan ini bersifat reversibel.
 Mekanisme Atropi
 Atrofi adalah pengecilan dari jaringan tubuh yang telah
mencapai ukuran normal. Mengecilnya alat tubuh tersebut
terjadi karena sel-sel spesifik yaitu sel-sel parenchym yang
menjalankan fungsi alat tubuh tersebut mengecil.
jika suatu otot tidak digunakan, kandungan aktin dan
miosinnya akan berkurang, serat-seratnya menjadi lebih
kecil, dan dengan demikian otot tersebut berkurang
massanya (atrofi) dan menjadi lebih lemah.
Atrofi dapat terjadi melalui dua cara : 1. Disuse atrophy
Terjadi jika suatu otot tidak digunakan dalam jangka waktu
lama walaupun persarafannya utuh, seperti ketika
seseorang harus menggunakan gips atau berbaring untuk
jangka waktu lama. 2. Atrofi denervasi Terjadi setelah
pasokan saraf ke suatu otot terputus.
Contoh Gambar Atrofi
METAPLASIA
 Metaplasia adalah perubahan satu jenis sel normal menjadi jenis
sel normal lainnya. Metaplasia sering terjadi sebagai suatu proses
maturasi sel atau sebagai mekanisme adaptasi terhadap stimulus
dari luar tubuh. Contoh metaplasia pada epitel bronkus terjadi
akibat paparan terhadap asap rokok menyebabkan metaplasia
skuamosa pada epitelium bronkial. Proses ini dapat berbalik
sepenuhnya bila rangsangan seperti aktivitas merokok dihentikan.[1]
Pada wanita metaplasia juga terjadi pada sel epitel mulut rahim
(serviks) akibat perubahan pH vagina yang semakin asam.
Metaplasia skuamosa yang terjadi berguna untuk mempertahankan
sel sel serviks dari bahaya infeksi.
 Metaplasia perlu dibedakan dari Displasia, di mana sel normal
berubah menjadi sel tidak normal, yang menjadi awal terjadinya
perubahan sel menjadi kanker.
 Metaplasia, ialah bentuk adaptasi terjadinya perubahan sel matur
jenis tertentu menjadi sel matur jenis lain.
Contoh Gambar Metaplasia
DISPLASIA
 Displasia adlh kelainan diferensiasi sel yg sedang berproliferasi,
shgg ukuran, bentuk & penampilan sel menjadi abnormal disertai
gangguan pengaturan dlm sel.
 Pd displasia terdapat kehilangan pengawaLan populasi sel yg
terserang.
 Displasia ringan reversibel jika rangsang iritasi dapat dihilangkan.
 Pd beberapa keadaan, rangsang yg mengakibatkan displasia tidak
dapat ditemukan, & perubahan menjadi lebih parah secara
progresif, yg akhinya berkembang menjadi penyakit ganas.
 Ex: Pd serviks uteri (neoplasia intraepitel serviks: CIN)
 Displasia dapat berkembang dari ringan, sedang hingga berat.
 Displasia berat menyerupai kangker prainvasif. Penghancuran
displasia serviks dapat mencegah perkembangan kanker invasif.
DISPLASIA
 Displasia adalah istilah yang dipakai untuk menunjukkan
perkembangan sel dan jaringan yang tidak normal. Istilah ini sering
digunakan pada bidang onkologi, yaitu ilmu mengenai penyakit
keganasan atau kanker. Displasia sering kali merupakan awal mula
dari pertumbuhan kanker. Pada beberapa jenis kanker, displasia
digolongkan sebagai kanker in situ, artinya sel atau jaringan
tersebut sudah memiliki sifat kanker tetapi pertumbuhannya masih
terbatas pada lokasi sel atau jaringan asal. Sel kanker belum meluas
atau menyebar ke jaringan dan organ lain.
 Sebagai contoh adalah penyakit displasia sel leher rahim. Displasia
dinding leher rahim dapat diperiksa dengan pap smear. Di bawah
mikroskop akan tampak banyaknya sel-sel muda. Jika hal ini terjadi,
maka pasien harus segera mendapat tindakan, jika dibiarkan
displasia tersebut dapat segera menjadi kanker leher rahim. Istilah
displasia sering tertukar dengan metaplasia. Metaplasia adalah
kondisi dimana jaringan dewasa pada suatu organ tergantikan oleh
jaringan dewasa lainnya yang bukan berasal dari tempat tersebut
 PENYEBAB
Genetika atau faktor keturunan. Pada beberapa orang
dengan riwayat orang tua mengidap kanker, jaringan
tubuhnya lebih rentan mengalami displasia;
Radikal bebas yang banyak ditemui pada asap rokok, polusi
udara, makanan cepat saji;
Zat kimia, seperti pengawet makanan;
Radiasi, seperti radiasi sinar rotgen, radiaso ultraviolet;
Logam berat;
Bahan radioaktif;
Kondisi infeksi atau peradangan yang kronis;
Kurangnya beberapa jenis hormon yang mengatur
keseimbangan fungsi tubuh.
 GEJALA
 Displasia tidak menimbulkan gejala apapun. Displasia adalah
diagnosis pada tingkat jaringan yang baru terdeteksi melalui
pengamatan laboratorium atau secara mikroskopis. Sedangkan
pada tingkat individu, orang tersebut tidak merasakan gejala
apapun. Jika displasia tidak terdeteksi dan berkembang menjadi
kanker, barulah muncul gejala.
 PENGOBATAN
 Displasia adalah calon kanker. Hal yang terpenting adalah
mendeteksi adanya displasia sedini mungkin untuk
mencegahnya berkembang menjadi kanker. Deteksi dini
displasia dimulai dengan pengenalan risiko, seperti ada-tidaknya
riwayat kanker pada keluarga, riwayat terpapar zat radioaktif,
pola makan, dan sebagainya.
 Jika displasia telah terjadi maka akan dilakukan tindakan. Jenis
tindakan yang dilakukan sesuai dengan organ yang terkena.
Karena displasia merupakan cikal-bakal kanker, tindakan yang
umum dilakukan adalah memotong atau mengangkat jaringan
tersebut.
Contoh Gambar Displasia
NEOPLASMA

Bahjatun Nadrati
Definisi Neoplasma
 Secara harfiah “pertumbuhan baru”, masa abnormal dari
sel yg mengalami proliferasi.
 Sel neoplasma berasal dari sel yg sebelumnya adalah sel
normal, namun selama mengalami perubahan neoplastik
memperoleh derajat otonomi tertentu yaitu sel neoplastik
tumbuh dg kecepatan Yg tidak terkoordinasi dg kebutuhan
hospes & fungsi yg sangat tidak bergantung pd pengawasan
homeostasis sebagian sel tubuh.
 Pertumbuhan sel neoplastik biasanya progresif yaitu
tdk mencapai keseimbangan, mengakibatkan penambahan
massa sel dg sifat yg sama.
 Neoplasma bersifat: tidak melakukan Adaptasi yg
menguntungkan hospes tetapi membahayakan.
Sifat-sifat Neoplasma
1. Neoplasma Jinak (BENIGNA)
 Non Kanker, yaitu peristiwa lokal semata.
 Sel-sel yg berproliferasi cenderung kohesif yg
mengakibatkan waktu massa sel neoplastik itu tumbuh
terjadi perluasan massa secara sentrifugal dg batas yg
nyata.
 Sel-sel yg berproliferasi tdk saling meninggalkan.
 Tepi neoplasma cenderung bergerak ke luar dg bebas
sambil mendesak jaringan yg berdekatan.
 Mempunyai kapsul jaringan ikat padat yg memisahkan
neoplasma dr sekelilingnya.
 Laju pertumbuhan neoplasma jinak sering agak lamban.
Beberapa neoplasma tidak berubah & kurang lebih tetap
pd ukuran yg stabil selama berbulan-bulan atau bertahun-
tahun.
Sifat-sifat Neoplasma
2. Neoplasma Ganas (MALIGNA)
 Umumnya tumbuh lebih cepat, & hampir selalu tumbuh dg
progresif, jika tidak dibuang.
 Sel neoplasma ganas tidak memiliki sifat kohesif, akibatnya pola
penyebaran neoplasma ganas seringkali sangat tidak teratur.
 Cenderug tidak berkapsul, & tidak seperti sel jinak. Tidak mudah
dipisahkan dari sekitarnya.
 Bersifat menyerbu masuk kedaerah sekitar & bukan mendesak ke
samping.
 Sel-sel ganas dapat dalam bentuk kelompok, benang, atau
tunggal, mencari jalan melalui jaringan sekitarnya dg cara
dekstrusif.
 Sel-sel neoplasma ganas yg berproliferasi mampu melepaskan diri
dari tumor induk (tumor primer) & memasuki sirkulasi untuk
menyebar ketempat lain. Jika tersangkut, sel-sel kanker emboli
semacam ini mampu keluar dari pembuluh & melanjutkan
proliferasi, & membentuk tumo skunder.
Sifat-sifat Neoplasma
 Satu fokus kanker primer dapat menimbulkan banyak
fragmen embolik yg selanjutnya dapat membentuk
lusinan atau bahkan ratusan nodul skunder ditempat yg
sangat jauh ditempat yg snagat jauh dari fokus primer.
 Proses terputusnya penyebaran neoplasma ganas
disebut Metastasis, & anak fokus atau daerah
pertumbuhan sekunder disebut daerah metastasis.
 Jd untuk membedakan kanker (neoplasma ganas) dari
yg bukan kangker (neoplasma jinak) dapat dilihat dari
kemampuannya menginvasi jaringan normal &
membentuk metastasis. Neoplasma jinak tidak
memiliki satu pun dari kemampuan ini.
Sifat-sifat Neoplasma
 Neoplasma yg menginvasi jaringan non
neoplastik yg berdekatan atau sudah
menimbulkan metastasis bersifat ganas.
Neoplasma tertentu dikatakan ganas
berdasarkan gambaran mokroskopik.
Mekanisme Terjadinya Neoplasma
 Metastasis dapat terjadi melalui berbagai cara.
 Invasi pembuluh darah menimbulkan metastsis hematogen dalam pola yg
dapat diramalkan sebelumnya.
 Artinya, misalnya jika beraal dr tempat primernya yaitu dalam dinding
saluran cerna kemudian memasuki aliran vena saluran cerna, sel kanker
sangat mungkin tersangkut dalam hati, krn darah vena porta harus
mengalir melalui organ tersebut sebelum kembalikejantung.
 Sebaliknya, sel yg secara hematogen berasal dr neoplmsa ganas dalam
tungkai akan mengalir melalui vena cava ke jantung kanan & kemudian ke
paru, tempat fokus skunder dapat tumbuh.
 Dg cara yg sama sel=sel ganas dapat mneginvasi pembuluh limfatik &
menyebar bersama aliran limfa. Pd keadaan ini metastasis dapat
diharapkan terlihat pada kelenjar getah bening yg menyaring limfa yg
keluar dr organ tertentu.
 Jadi, metastasis limfogen dr kanker primer kelenjar mamae dapat
diketahui di kelenjar getah bening aksila, & metastasis limfogen kanker
primer dalam rongga mulut dapat dicari pd kelenjar limfe servikal.
Mekanisme Terjadinya Neoplasma
 Bersamaan dg timbulnya kanker, sel-sel ganas dapat menembus kapiler &
kelenjar getah bening regional & menyebar secara luas.
 Lokasi metastasis yg tepat tergantung pd “kesesuaian” anatara kebutuhan
metabolik sel-sel kanker embolik dg lingkungan yg diberikan oleh jaringan
tertentu.
 Metastasis dpt menetap dalam organ apapun dalam tubuh.
 Selain metastasis melalui pembuluh darah & pembuluh limfe sel kanker
dapat metastasis langsung melaui rongga tubuh (misal, rongga
peritoneum) & berimplantasi pada permukaan yg jauh dari organ tersebut.
 Dg cara ini neoplasma ganas yg melakukan invasi ke seluruh dinding tebal
organ abdomen dapat “menyebarkan” sel ganas pd seluruh rongga
peritoneum, shgg dpt menimbulkan ratusan metastasis scr langsung.
 Jika sel ganas terbawa oleh alat pembedahan selama tindakan
pembedahan, maka sel ganas dapat terimplantasi pd tempat insisi, &
akhirnya tumbuh menjadi fokus metastasis.
 Pertahanan imunologik dapat menyebabkan kegagalan metastasis sel.
Akibat yg Ditimbulkan Neoplasma Terhadap Hospes
 Kesulitan yg ditimbulkan bersifat lokal.
 Ex: Tumor jinak kecil lunak dlm jaringan ikat longgar subkutan
lengan hanya menimbulkan masalah kosmetik ringan.
 Ex: Tumor jinak yg tumbuh pd daerah vital spt rongga tengkorak dpt
mem atikan karena terdapat penekanan pd beberapa bagian vital
otak sewaktu neoplasma tumbuh lokal.
 Ex: neoplasma jinak yg tumbuh pd Vena atau bagaian dr saluran
pencernaan dpt menyumbat sal.tersebut.
 Neoplasma ganas bersifat agresif & dekstruktif oleh kearena laju
pertumbuhan yg lbh cepat. Mampu menginvasi & merusak jaringan
lokal, & menyebab membentuk metasatsis yg jauh.
 Ex: pasien dg Kankar stadium lanjut tampak spt menderita
malnutsisi berat (kakeksia tumor). Kondisi ini akibat efek sSitokinin
yg dihasilkan dlm tumor atau bagian dr respon tumor.
Klasifikasi & Tata Nama Neoplasma

N SEL ATAU JARINGAN ASAL JINAK GANAS


O

1 Epitel berlapis, Skuamosa Papiloma Karsinoma Sel


Skuamosa Skuamosa (Karsinoma
epidermoid)

PAPILOMA SEL SKUAMOSA


N SEL ATAU JARINGAN ASAL JINAK GANAS
O
2 Kelenjar (Melapisi ruang Adenoma Adenokarsinoma
berisi cairan) (kistadenoma) (Kistadenokarsinoma)
N SEL ATAU JARINGAN ASAL JINAK GANAS
O
3 Melanosit Nevus Melanoma
4 Jaringan Ikat
a. Fibrosa Fibroma Fibrosarkoma
b. Adiposa Lipoma Liposarkoma
c. Tulang rawan Kondroma Kondrosarkoma

FIBROMA FIBROMA FIBROMA


LIPOMA

LIPOSARKOMA
KONDROMA/TUMO
R TULANG
N SEL ATAU JARINGAN ASAL JINAK GANAS
O

d. Tulang Osteoma Osteoarkoma

5 Otot

a. Polos Leiomioma Leiomiosarkoma

b. Lurik Rhabdomioma Rhabdomiosarkoma

6 Endotel

a. Pembuluh darah Hemangioma Hemangiosarkoma

b. Limfatik Limfangioma Limfangiosarkoma


N SEL ATAU JARINGAN ASAL JINAK GANAS
O

7 Jaringan Saraf

a. Selubung saraf Neurofibroma Neurofibrosarkoma


b. Sel glia - Glioma, glioblastoma

NEUROFIBROMA NEUROFIBROSARKOMA
NO SEL ATAU JARINGAN ASAL JINAK GANAS

7 Jaringan Saraf
c. Meningen Meningioma -
NO SEL ATAU JARINGAN ASAL JINAK GANAS

7 Jaringan Saraf
f. Jaringan limfoid - Limfoma, penyakit
hodgkin
N SEL ATAU JARINGAN JINAK GANAS
O ASAL

8 Sumsum Tulang - Plasmasitoma (mieloma multipel)


Granulositik (mielogenosa, monositik,
eritroleukemia, polisitemia rubra vera)
NORMAL MIELOMA MULTIPEL
N SEL ATAU JARINGAN JINAK GANAS
O ASAL
9 Jaringan Germinal Teratoma Teratoma maligna,
teratokarsinoma,
seminoma, karsinoma
embrional.

TERATOMA

Anda mungkin juga menyukai