Anda di halaman 1dari 47

VENTILATOR

Ns.I PUTU ARTAWAN


PROSES RESPIRASI
• VENTILASI

• DIFUSI

• PERFUSI

• TRANSPORTASI
VENTILASI
Proses in out udara dari atmosfir ke alveoli
atau sebaliknya dari alveoli menuju
natmosfir
Dipengaruhi oleh 3 hal :
- status asm basa dan PO2 dlm darah
- Kerja sistem saraf (kemosensitif sentral
dan perifer)
- Otot-otot pernafasan
BEBERAPA ISTILAH
• Saat bernafas fase insp & eksp 1:2 ada
fase pause 10%
• TV jml udara yg masuk dlm 1X insp.
Atau jml udara yg keluar dlm 1X eksp
• Tve & Tvi jml nya harus sama bila tdk 
ada kebocoran
• MV TV X Fn
lanjutan
• Bila TV 500cc 1/3 dari TV tdak ikut
berdifusi artinya 150cc berada di r.rugi
(trakeobronkial)
• Cukup atau tdknya TV atau MV
dipengaruhi :
tahanan jalan nafas (Raw)
besarnya r.rugi
komplain paru
Ada 3 golongan Ventilator :

1. Ventilator Tekanan Negative


Bekerja dengan cara membuat lingkungan bertekanan negative di
sekeliling dada, sehingga udara dapat masuk kedalam paru-paru.

2. Ventilator Tekanan Positive


Bekerja dengan cara membuat tekanan positive kedalam jalan nafas,
sehingga udara dapat masuk kedalam paru-paru.

3. Extra Corporeal Membrane Oxygenation.


Indikasi Bantuan nafas dengan Ventilator:

a. Gangguan Ventilasi
• Gangguan fungsi otot pernafasan (kelelahan, gangguan dinding dada).
• Penyakit Neuromuskuler.
• Ventilatory drive menurun.
• Obstruksi atau airway resistence meningkat.
b. Gangguan Oksigenasi
• Hypoxemia berulang.
• Perlu pemberian PEEP.
• Kerja pernafasan berat.

c. Indikasi lain
• Mencegah atelectase.
• Menurunkan TIK ( ICP ).
• Menurunkan kebutuhan oksigen ( systemic
atau myocardial ).
• Penggunaan muscle relaxant dan sedasi.
Kriteria Pemasangan Ventilator

Frekuensi napas lebih dari 35 kali per menit.

Hasil analisa gas darah dengan O2 masker 10lt/mt


PaO2 kurang dari 70 mmHg.

PaCO2 lebih dari 60 mmHg

AaDO2 dengan O2 100 % hasilnya lebih dari 350


mmHg.
Vital capasity kurang dari 15 ml / kg BB
 Tujuan Bantuan nafas dengan Ventilator:
• Mengurangi kerja pernafasan.
• Memperbaiki ventilasi alveolar.
• Memberikan oksigenasi adekuat.
VENTILATOR MEKANIK

Ventilator tekanan negative jarang digunakan. Ventilator tekanan positive


banyak digunakan.

Ventilator tekanan Positive ada 2 jenis :


Conventional ventilatory.
High Frequency ventilatory.
CONVENTIONAL VENTILATORY

Jenis ini paling banyak dipergunakan, ada 4 type :

1. Volume Cycle
Aliran gas inspirasi dari ventilator akan berhenti bila volume yang telah
ditetapkan tercapai ( tidal volume tetap ).

2. Pressure Cycle
Aliran gas inspirasi dari ventilator akan berhenti bila tekanan yang
ditetapkan telah tercapai ( peak inspiratory pressure tetap ).
3. Time Cycle
Aliran gas inspirasi dari ventilator akan berhenti
bila waktu yang ditetapkan telah tercapai (
inspiratory time tetap ).
4. Flow Cycle
Aliran gas inspirasi dari ventilator akan berhenti
bila flow yang ditetapkan telah tercapai ( flow
rate tetap ).
Mode pada ventilator mekanik

Controlled Mechanical Ventilation

Pernafasan pasien diatur sepenuhnya oleh ventilator, tergantung


frekuensi yang ditetapkan.
Digunakan pada pasien yang tidak dapat bernafas spontan dan
diberikan Trigger of sensitivity = - 20 cmH2O, sehingga pasien tidak
dapat membuka katup inspirasi pada ventilator.
Pada umumnya diberi muscle relaxant dan sedasi.

Assist Controle Ventilation

Bantuan nafas diberikan atas dasar pacuan nafas pasien.


Trigger of sensitivity = - 2 cmH2O.
Intermittent Mandatory Ventilation.

IMV merupakan campuran antara nafas spontan pasien dan kontrol


ventilator.
Ventilator memberikan bantuan inspirasi sesuai dengan frekuensi yang
ditetapkan pada selang waktu tertentu, diluar itu pasien masih dapat
bernafas sendiri, sehingga dapat terjadi tabrakkan antara pernafasan
pasien dan pernafasan dari ventilator.
Trigger of sensitivity = - 2 cmH2O.
Frekuensi nafas ventilator harus lebih rendah dari frekuensi nafas
spontan pasien.
Synchronized Intermittent Mandatory Ventilation.

SIMV berbeda dari IMV karena mandatory breath was


synchronized.
Ventilator memberikan bantuan inspirasi sesuai dengan
frekuensi nafas yang ditetapkan, tetapi bantuan inspirasi
jatuh tepat pada saat pasien memulai usaha nafas
spontan.
SIMV frequency dimulai dari 10 breaths/min, respiratory
rate pasien sesuai kemampuan (mis: 20 x/min). Trigger
of sensitivity = - 2 cmH2O.
SIMV + Pressure Support.

Ventilator bekerja untuk SIMV dengan volume cycle sedangkan untuk


PS dengan pressure cycle.
Di mulai dengan PS = 15 cmH2O ( pressure limit = 15 cmH2O ).
SIMV disini sebagai back up, bila dengan PS terjadi apnea.
Continuous Positive Airway Pressure.

Pasien bernafas spontan, tetapi ventilator memberikan bantuan


tekanan positive yang kontinyu sepanjang siklus respirasi. Tekanan
positive yang diberikan antara 2 – 7 cmH2O, tekanan yang terlalu
tinggi akan mengganggu venous return. CPAP dapat meningkatkan
FRC dan memperbaiki oksigenasi.
Variasi pada Ventilator.

1. Sigh function ( nafas dalam ).

Diberikan untuk mencegah collapse alveoli. Besarnya 1,5 – 2 kali TV


normal, frekuensi diatur berapa kali perjam.

2. Positive End Expiratory Pressure.

Ventilator memberikan tekanan positive pada akhir ekspirasi.


PEEP fisiologis:
Pediatrik = 2 – 3 cm H2O
Dewasa = 3 – 5 cm H2O.
Pada umumnya PEEP dinaikkan antara 5 – 15 cmH2O, untuk
memperbaiki oksigenasi.
Pemberian PEEP.
Pemberian PEEP awal sebesar 5 cm H2O dan dititrasi secara bertahap
2-3 cm H2O.
Pengaruh pemberian PEEP tidak akan terlihat dalam waktu beberapa
jam.
Monitor blood pressure, heart rate dan PaO2 selama pemberian PEEP
secara titrasi dan pada interval waktu tertentu selama terapi pemberian
PEEP.
Efek samping penggunaan PEEP:
• Barotrauma.
• Hipotensi dan penurunan cardiac output
• Peningkatan PaCO2.
• Oksigenasi memburuk
3. Inspiratory Pause.

Selesai phase inspirasi, ventilator dapat menahan aliran gas di dalam


paru-paru selama beberapa
saat untuk memberi kesempatan difusi oksigen dari alveoli kedalam
kapiler.
4. Inspiratory Time dan I : E ratio.

Inspiratory time adalah waktu yang dibutuhkan oleh aliran gas dari
ventilator untuk masuk kedalam paru-paru. Expiratory time adalah waktu
yang diperlukan oleh aliran gas untuk keluar dari paru-paru, yang dimulai
pada akhir inspirasi sampai inspirasi berikutnya.

Waktu inspirasi lebih pendek dari waktu ekspirasi ( I : E ratio = 1: 2 ), bila


sebaliknya disebut I : E ratio terbalik. Bila I : E ratio terbalik terlalu besar
akan terjadi : retensi CO2, venous return terganggu, barotrauma.

Inspiratory time normal = 0,3 – 1,5 detik, dengan rata-rata = 0,75 detik.
Siklus respirasi terdiri dari : inspiratory time + inspiratory pause + expiratory
time  I : E ratio = ( Ti + Tp ) : Te.
5. Peak Inspiratory Pressure.
Nilai normal:
Pediatrik = 12 – 18 cmH2O
Dewasa = 25 – 35 cmH2O.

6. Respiratory Rate.
Usia: < 2 tahun = 20 – 25 breaths/min.
2 – 10 tahun = 15 – 20 breaths/min.
> 10 tahun = 10 – 15 breaths/min.
7. Minute Volume and Tidal Volume.
Minute Volume = TV x RR.
Tidal Volume : Pediatrik = 7 – 8 ml/kg
Dewasa = 9 –10 ml/kg.
Dead space volume = 2 ml/kg.
Compressible Volume adalah volume gas dari ventilator
yang berada pada pipa penyalur, yang tidak ikut dalam
pertukaran gas. Besarnya 1 – 2 ml/cm H2O pada pediatric
dan 2 – 4 ml/cmH2O pada dewasa (pertekanan tekanan gas
inspirasi).
Agar ventilasi alveolar adekuat, maka tidal volume minimal =
15 – 20 ml/kg ( TV pasien + dead space volume +
compressible volume ).
8. Inspiratory Fraction of Oxygen ( FiO2 ).

Awal berikan 100 %, secepatnya turunkan jadi < 50%.

9. Flow Rate.

Batas aliran gas terendah adalah 2 kali minute ventilation. Sebagian


besar ventilator bayi dapat bekerja dengan flow rate gasses 4 – 10
L/min. Maka pada flow cycle diberikan flow = 2 –3 L/kg
A. Volume Cycle.

Modes : Controlled Mechanical Ventilation


Assist Controle Ventilation
Intermittent Mandatory Ventilation
Synchronized Intermittent Mandatory Ventilation
Continuous Positive Airway Pressure
Setting Awal Ventilator pada Dewasa.

Tidal Volume : 10 – 12 ml/kg


Respiratory rate : 10 – 12 breath/min
Minimum Inspiratory flow rate : 30 L/min
I : E ratio :1:2
FiO2 : 50%
PEEP : 5 cm H2O
Modes : CMV  trigger of sensitivity = - 20 cm H2O
SIMV  trigger of sensitivity = - 2 cm H2O
SIMV rate = 10 breaths/min
RR pasien = 20 breaths/min
SIMV + PS  PS = 10 cm H2O
B. Pressure Cycle.

Modes : Pressure controle dan Pressure support


Pressure limit : 15 – 30 cm H2O
Trigger of sensitivity : - 20 cm H2O or – 2 cm H2O
Respiratory rate : 10 – 15 breaths/min
Digunakan pada anak-anak.

Setting Awal Ventilator pada Anak-anak .

Ventilatory frequency : infant = 20 – 25 breaths/min


older child = 15 – 20 breaths/min
Tidal volume : 10 – 15 ml/kg
I : E ratio :1:2
PEEP : 2 – 3 cmH2O
Pressure limit : < 20 m.bar
FiO2 : 50 %
C. Flow Cycle.

Digunakan pada bayi dengan berat badan lebih kecil atau sama
dengan 10 kg.
Ventilatory rate : 20 – 25 breaths/min
Inspiratory time : 0,6 – 0,7 sec
PEEP : 2 – 3 cmH2O
I : E ratio :1:1

Setting Awal Ventilator pada Bayi.

Inspiratory time : 0,6 – 0,8 sec


Expiratory time : 1,0 – 1,2 sec
Respiratory rate : 30 – 40 breaths/min
I : E ratio : 1 : 1 and 1 : 2
Inspiratory flow ( v ) : 5 – 10 L/min. ( 3 x MV )
Inspiratory pressure limit : < 20 m.bar
PEEP : 3 cmH2O
FiO2 : 50 %
Monitoring :

1. Analisa gas darah.


2. Elektrolit.
3. Tanda Vital : tensi, nadi, temperatur.
4. Saturasi Oksigen.
5. ECG.
6. Fungsi organ lain : urine, lactate.
Syarat Weaning dari Ventilator :

• Sadar.
• Hemodynamic stabil.
• Penyebab respiratory failure telah teratasi.
• FiO2 < 50 %.
• Gangguan lain telah teratasi : elektrolit, asam-basa, perdarahan.

Urutan Weaning Ventilator :

Controlled/assist controle  SIMV + PS/PS  CPAP  extubation  O2


dengan masker.
Komplikasi Penggunaan Ventilator :

• Pulmonal : barotraumas ( pneumothorax, pneumopericardial,


pneumomediastinal, emphysema subcutis ), atelectase,
nosocomial pneumonia.
• Sirkulasi : hypotension, venous return turun, cardiac output turun.
• Renal : diuresis kurang, gangguan keseimbangan cairan dan
elektrolit.
• Serebral : perubahan TIK, ischemic cerebri.
• Lain-lain : komplikasi intubasi.
SISTEM ALARM
Ventilator digunakan untuk mendukung hidup. Sistem
alarm perlu untuk mewaspadakan perawat tentang
adanya masalah.

Alarm tekanan rendah menandakan adanya


pemutusan dari pasien (ventilator terlepas dari pasien),
sedangkan alarm tekanan tinggi menandakan adanya
peningkatan tekanan, misalnya pasien batuk, cubing
tertekuk, terjadi fighting, dll.

Alarm volume rendah menandakan kebocoran. Alarm


jangan pernah diabaikan tidak dianggap dan harus
dipasang dalam kondisi siap
Pelembaban dan suhu

Ventilasi mekanis yang melewati jalan nafas buatan


meniadakan mekanisme pertahanan tubuh unmtuk
pelembaban dan penghangatan.

 Dua proses ini harus digantikan dengan suatu alat yang


disebut humidifier.

Semua udara yang dialirkan dari ventilator melalui air


dalam humidifier dihangatkan dan dijenuhkan.

Suhu udara diatur kurang lebih sama dengan suhu tubuh


MANAGEMEN PASIEN TERPASANG VENTILATOR
Tentukan mode ventilasi
Atur kebutuhan sesuai pasien
Tentukan sistem alarm
Monitoring sirkuit vent
Setting dan coba sblm vent.disambung ke pasien
Hidupkan humidifier
APLIKASI PASIEN TERPASANG VENTILATOR
Evaluasi posisi ETT dan fiksasinya
Cek AGD + elektrolit
Thoraks photo
Monitoring hemodinaik
Lakukan suction
Catat semua tindakan dan evaluasi hasil
MENGHITUNG FRAKSI OKSIGEN

PAO2=FiO2(Pb-PH2O)-(PaCO2:RQ)

Ket.:
PAO2->tek.parsial O2 dlm alveolus
PaO2->tek.parsial O2 dlm arteri
Pb->tekanan barometrik (760mmHg)
PH2O->tek.air dlm paru (47mmHg)
RQ->quesien respirasi (0,8)
FiO2->fraksi oksigen yg diberikan pd vent.
PaCO2-> tek.parsial CO2 dlm arteri
Misal px mendapat FiO2 100% hasil AGD ->Ph 7,40
PO2 150 PCO2 40 perhitungan 
PAO2=1,00(760-47)-(40:0,8)
=1,00(713)-(50)
= 663mmHg

Persamaan AGD
PAO2/PO2=> 663/150=X/90 (PO2 yg diharapkan
X=663x90/150
=397,8
 PAO2=FiO2(Pb-PH2O)-(PaCO2:RQ)
397,8=FiO2(713)-(50)
397,8=663FiO2

FiO2=397,8/663
=0,6 atau 60%
Jadi untuk mendapatkan target PO2 90
dibutuhkan FiO2 60%
Derajat shunting

Rasio derajat shunting


600 tdk ada
300 minimal
250 ringan
200 moderate
150 berat
100 sangat berat
Besar derajat shunting ditentukan dg PO2:FiO2
HIGH FREQUENCY VENTILATORY.

Adalah bentuk controlled Mechanical Ventilation dengan volume rendah


(< 1 ml/kg), tekanan rendah dan frekuensi tinggi.

Ada 3 macam :
High Frequency Positive Pressure Ventilation.
Frekuensi : 60 – 110 breaths/min.
High Frequency Jet Ventilation.
Frekuensi : 110 – 400 breaths/min.
High Frequency Oscillatory Ventilation.
Frekuensi : 400 – 2400 breaths/min.
TERIMAKASIH

Anda mungkin juga menyukai