Anda di halaman 1dari 20

PAPER

FRAKTUR MANDIBULA

Disusun Oleh :
Nama : Herza Olivina
NPM : 16360324

Pembimbing :
Dr. Hamzah Suakiman Lubis, Sp.B
BAB I
PENDAHULUAN
• Mandibula merupakan bagian tulang yang paling rentan
mengalami fraktur pada trauma facialis. Hal ini dapat
disebabkan karena posisinya yang menonjol dan
merupakana sasaran pukulan dan benturan. Trauma
pada umumnya diderita pada laki-laki dibandingkan
perempuan pada usia 20-30 tahun.
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
DEFINISI

• Fraktur mandibula adalah rusaknya kontinuitas tulang


mandibular yang dapat disebabkan oleh trauma baik
secara langsung atau tidak langsung.
• Fraktur mandibula dapat terjadi pada bagian korpus,
angulus, ramus maupun kondilus
ANATOMI

• Mandibula berhubungan dengan basis kranii dengan


adanya temporo-mandibular joint dan disangga oleh otot
– otot masetter.
• Mandibula dipersarafi oleh saraf mandibular, alveolar
inferior, pleksus dental inferior dan nervus mentalis.
• Sistem vaskularisasi pada mandibula dilakukan oleh arteri
maksilari interna, arteri alveolar inferior, dan arteri
mentalis.
KLASIFIKASI

• Menurut arah fraktur (horizontal/vertikal)


• Menurut derajat keparahan fraktur
(simpel/tertutup/mengarah ke rongga mulut atau kulit).
• C.Menurut tipe fraktur
(Greenstick/kompleks/kom
inutiva/impaksi/depresi)
• Menurut ada atau tidaknya
gigi dalam rahang
(dentulous, partially
dentulous, edentulous)
• Menurut lokasi (regio
simfisis, regio kaninus,
regio korpus, angulus,
ramus, prosesus kondilus,
prosesus koronoid)
FREKUENSI

• Berdasarkan penelitian, dapat diurutkan seperti berikut :


• Korpus 29 %
• Kondilus 26%
• Angulus 25%
• Simfisis 17%
• Ramus 4%
• Proc.Koronoid 1%
ETIOLOGI

• Berdasarkan penelitian didapatkan data penyebab


tersering fraktur mandibula adalah :
• Kecelakaan berkendara 43%
• Kekerasan 34%
• Kecelakaan kerja 7%
• Jatuh 7%
• Olahraga 4%
• Sebab lain 5%
MANIFESTASI KLINIS

• Tanda – tanda patah pada tulang rahang meliputi :


• Dislokasi dan pergerakan rahang yang abnormal, dapat
terlihat bila penderita menggerakkan rahangnya atau
pada saat dilakukan .
• Rasa sakit pada saat rahang digerakkan
• Pembengkakan pada sisi fraktur sehingga dapat
menentukan lokasi daerah fraktur.
• Krepitasi, laserasi, diskolorisasi, disability, hipersalivasi
dan halitosis serta numbness
PENATALAKSANAAN

Kunci utama untuk penanganan fraktur mandibula adalah


reduksi dan stabilisasi. Pada pasien dengan fraktur stabil
cukup dengan melakukan wiring untuk menyatukan gigi
atas dan bawah. Untuk metode ini dapat dilakukan berbagai
tindakan. Yang paling banyak dilakukan adalah dengan
menggunakan wire dengan Ivy loops dan dilakukan MMF
(maxillomandibular fixation).
Dapat juga dipasang archbar dan dilakukan IMF (intermaxillary fixation), dilakukan fiksasi
eksternal, dipasang screw, pemasangan Gunning splint juga banyak dilakukan karena
bisa memfiksasi namun pasien tetap dapat menerima asupan makanan.
KOMPLIKASI

• Komplikasi setelah dilakukannya perbaikan pada fraktur


mandibula umumnya jarang terjadi. Komplikasi yang
paling umum terjadi pada fraktur mandibula adalah infeksi
atau osteomyelitis, yang nantinya dapat menyebabkan
berbagai kemungkinan komplikasi lainnya.
BAB III
KESIMPULAN
KESIMPULAN
• Kendati teknologi bedah memberi hasil yang baik, pencegahan
trauma merupakan langkah yang bijak. Pengendara motor yang
berisiko tinggi terjadi trauma hendaknya lebih memperhatikan
keselamatan, terutama dibagian kepala.
• Dari suatu penelitian, disimpulkan bahwa ternyata tidak ada
perbedaan berarti pada frekuensi kejadian trauma maksilofacial
sebelum dan sesudah era wajib helm. Hal ini kemungkinan
disebabkan karena masih sangat sedikit pengendara sepeda
motor yang mengenakan helm dengan benar.
TERIMAKASIH

Anda mungkin juga menyukai