Fakultas Kedokteran
Universitas Diponegoro
“LAPORAN RBNP”
POSISI SUPINASI
Occiput Scapula
Sacrum Heels
POSISI PRONASI
Facial
Elbow
Patella
& Toes
Thoraks &
Illiac crest
Pasien yang sesuai dengan kriteria inklusi sebanyak 12 orang yang
berpartisipasi dalam penelitian ini.
Berdasarkan Tabel 4.2 dapat digambarkan bahwa distribusi resiko pressure injury
intraoperative responden pada kelompok intervensi semua responden (100%)
pada kategori resiko sedang dan pada kelompok kontrol paling banyak pada
resiko sedang yaitu 5 responden (83%)
Gambaran Kejadian Pressure Injury
Tabel 4.4 menunjukan bahwa tidak didapatkan kejadian pressure injuri pada posisi
supinasi setelah diberikan intervensi pada kelompok intervensi (0%). Pada kelompok
kontrol 2 responden terjadi luka tekan pada lokasi sacrum dan berdasarkan NPUAP
tingkat tekanan stadium 1.
Heels
scapula
Heels
Gambaran Lokasi Kejadian Pressure Injury Posisi Pronasi
Tabel 4.5 menunjukan bahwa kejadian pressure injuri pada posisi pronasi setelah diberikan
intervensi pada kelompok intervensi 3 responden (100%) mengalami pressure injury yaitu 1
responden pada siku, 1 responden pada area facial, 2 responden pada area thoraks, 2 responden.
pada area illiact crest, 2 responden pada area patella dan 2 responden pada area toes. Pada
kelompok kontrol 3 responden (100%) terjadi presure injury yaitu yaitu 1 responden pada siku, 3
responden pada area thoraks, 3 responden pada area illiact crest, 2 responden pada area patella
dan 1 responden pada area toes. Berdasarkan NPUAP tingkat tekanan pada kelompok kontrol dan
intervensi pada tingkat stadium 1.
Kejadian Pressure Injury Posisi
Pronasi
Dada Patella
Siku
Pengaruh Bantalan 3 Layers Dacron Silicon pada kejadian
Pressure Injury
Pada tabel 4.7 hasil uji statistik diperoleh nilai p= 0,1573 > 0.05 (α) maka Ho
diterima atau Ha ditolak, yang berarti tidak ada pengaruh pemberian bantalan 3
layers dacron silicon terhadap kejadian pressure injury.
PEMBAHASAN
Pasien 5 memiliki berat badan yang lebih dengan IMT 27,1 kg/m2 ( obesitas)
dengan durasi operasi 3,5 jam.menurut penelitian oleh Lestari pada tahun
2010 semakin berat badan seseorang maka semakin tinggi tekanan bila
bseseorang pada posisi tidur. Faktor tekanan, terutama sekali bila tekanan
tersebut terjadi dalam jangka waktu lama yang menyebabkan jaringan
mengalami iskemik (Lestari, 2010). Tekanan pada bagian tubuh tertentu
dalam jangka waktu lama mengakibatkan gangguan aliran oksigen ke jaringan
(Fitriyani, 2009).
Pada pasien 6 dengan diagnose fraktur lumbal 2 grade III dengan tindakan
flavektomy terdapat luka pada bagian illaic chest, patella dan toes karena
penempatan duk yang tidak rapi dan terjadi pergeseran untuk memposisikan
pasien ketika pasien sudah di beri bantal pada area tersebut. Berdasarkan
hasil penelitian oleh Lestari (2010) menyebutkan bahwa pergeseran dan
pergerkan pasien akan menyebabkan keruskaan pada area kulit (Lestari,
2010). Sedangkan kelompok kontrol terdapat luka stadium I , pada pasien 10
terdapat luka pada siku, thoraks, illaic chest, patella dan toes , pasien 11 luka
pada thoraks dan iliac chest , pada pasien 12 luka terdapat pada bagian
thoraks, iliac chest dan patella.
Pada kelompok kontrol dengan posisi pronasi yaitu pasien 10 dengan diagnose
medis HNP servical 2-7 dengan syringomyeloma dengan tindakan foramen
magnum dekompresi memiliki IMT 30 kg/m2 (Obesitas) memiliki masalah yang
sama dengan pasien 5 yaitu obesitas. Perbedaannya adalah pada letak luka,
pada pasien 10 tidak terdapat luka tekan pada bagian fasial karena pada
pasien tidak diberi penambahan pada bantalan pada tempat wajah, selain 9itu
pasien 10 memiliki kulit yang cenderung lembab sehingga seluruh bagian titik
yang berresiko PI luka dengan stadium I. Pada pasien 11 dengan diagnose
medis spondylolysis lumbalsacral dengan tindakan Fusi posterior vertebra
lumbal dan pasien 12 dengan diagnose Sol ekstradural dengan tindakan
Laminektomi evakuasi tumor dan 12 memiliki ,masalah yang sama yaitu
obesitas, pada pasien 11 memiliki durasi operasi 4 jam berumur 53 tahun.
Pada pasien 11 luka terdapat pada bagian thoraks dan illaic chest saja
sedangkan pada pasien 12 durasi waktu 3,5 jam berumur 19 tahun luka
terdapat pada bagian thoraks, illaic chest dan patella. Luka pasien 12 di
patella disebabkan adanya pergeseran pada bantal di daerah patella segingga
patella bersentuhan langsung dengan meja operasi.
Angka kejadian pressure injury berdasarkan penelitian yang dilakukan dari
tanggal 21 Mei - 4 Juni 2018, ditemukan data bahwa angka kejadian pressure
injury lebih banyak terjadi pada posisi pronasi yaitu 6 responden (100%)
mengalami luka stadium I dibagian-bagian tertentu, karena posisi ini terdapat
penonjolan yang lebih banyak dibandingkan pada posisi supinasi yang lebih
rata
Ketidakefektifan Penggunaan Bantalan 3 Layers Dacron
Silicon pada kejadian Pressure Injury
Penggunaan bantal yang kurang efektif karena bahan yang di gunakan yaitu
perlak. Perlak memiliki sifat yang tidak menyerap air sehingga menyebabkan
panas pada area titik resiko PI. Sehingga dapat mengakibatkan penigkatan
resiko PI karnea penigkatan suhu tubuh responden. Setiap terjadi peningkatan
metabolisme akan menaikkan 1 derajat Celcius dalam temperatur jaringan
Selain itu, dengan menurunnya elastisitas kulit, akan tidak toleran terhadap
adanya gaya gesekan dan pergerakan sehingga akan mudah mengalami
kerusakan kulit.Hasil penelitian didapatkan bahwa adanya hubungan yang
bermakna antara peningkatan temperatur tubuh dengan resiko terjadinya luka
Pressure Injury (Suriadi, 2003).
Ketidakefektifan penggunaan bantal juga dikarenakan terjadi pergeseran ketika
memposisikan responden meskipun bantal telah dipasang. Berdasarkan hasil
penelitian oleh Lestari (2010) menyebutkan bahwa pergeseran dan pergerkan
pasien akan menyebabkan keruskaan pada area kulit (Lestari,
2010).Diperlukan koordinasi antar perawat dan dokter anastesi dalam
memposisikan pasien sebelum dipasang bantal agar tidak terjadi pergeseran
yang dapat beresiko dengan peningkatan PI
Kesimpulan dan Saran
Kesimpulan
Resiko pressure injury intraoperative pada responden kelompok intervensi
pada kategori resiko sedang (100 %) dan pada kelompok kontrol resiko
sedang yaitu 5 responden (83%).
Setelah dilakukan perlakuan, pada kelompok intervensi didapatkan
pressure injury 3 responden (50%) dan pada kelompok kontrol didapatkan
pressure injury 5 responden (83%).
Tidak terdapat pengaruh pemberian bantalan 3 layers dacron silicon
terhadap kejadian pressure injury dengan p value = 0,157
IBS
Diharapkan hasil penelitain ini dapat memberikan masukan yang positif bagi
ruang IBS RSUP Dr. Karyadi sebagai gambaran angka kejadian pressure
injury di ruang IBS.