Anda di halaman 1dari 8

Normal Forms &

SAT Solvers
Kelompok 4 :
Febrina Fitriyani 11140910000
Cindy Rahayu 11140910000079
Normal Forms

Bentuk normal (normal form) adalah bentu k standar untuk


ekspresi logika. Bentuk normal mempunyai dua jenis, yaitu bentuk
normal konjungtif dan bentuk normal disjungtif. Bentuk normal
sangat penting difahami karena kebanyakan aplikasi logika,
misalnya merancang rang kaian elektronika atau sirkuit
menggunakan bentuk normal, khususnya bentuk normal disjungtif.
Bentuk normal disebut juga bentuk kanonikal (canonical form).
Bentuk normal hanya berisi perangkai ~, ^ , dan V, dengan
proposisi dasar yang dikomposisikan dalam bentuk rumus atomik
atau atom - atom. Literal adalah atom dan atau negasi dari atom.
Bentuk Normal Konjungtif

Definisi: suatu ekspresi logika (wff) berbentuk normal konjungtif


(CNF) bila ia merupakan
konjungsi dari disjungsi literal - literal. Bentuknya seperti berikut:
(a1 ˅ a2) ^ (a3 ˅ a4) … ^ (an ˅ an+1)
Bentuk CNF pada nomor (1), (2), (3), dan (4) di atas tetap
dapat disebut bentuk normal
konjungtif. Untuk nomor (4) diterima sebagai default.
Bentuk Normal Disjungtif

Suatu ekspresi logika (wff) berbentuk bentuk normal disjungtif (DNF) bila ia
merupakan
disjungsi dari konjungsi literal - literal. Bentuknya seperti berikut:
(a1 ˄ a2) ˅ (a3 ˄ a4) … ˅ (an ˄ an+1)
Bentuk DNF pada nomor (1), (2), (3), dan (4) di atas tetap dapat disebut
bentuk normal
disjungtif. Untuk nomor (4) diterima sebagai default.
Bentuk normal konjungtif (CNF) dengan empat klausa, yakni (¬A v B),(¬B v
C),A dan ¬C,
langkah pertama yang dilakukan adalah me - resolved (¬A v B) dengan (¬B
v C), menjadi (¬A v
C). selanjutnya, (¬A v C) di- resolved dengan A menjadi C, dan terakhir C di
- resolved dengan
¬C menghasilkan ┴.
Pada saat mendapatkan klausa kosong dapat dinyatakan bahwa klausa- klausa yang ada
di anggap tidak kompatibel satu dengan lainnya. Dengan kata lain, negasi dari kesimpulan
tidak k onsisten dengan premis- premis. Argumen justru di nyatakan valid karena pemakaian
negasi kesimpulan berarti menggunakan strategi pembalikan.
Contoh
Misal ada 3 variabel proposisional A, B, dan C. berikut adalah contoh minterm
(A ^ B ^ C); (~A ^ ~B ^~C); (~A ^ B ^ C)
Contoh bukan minterm
(A^A^C); (~A^~B^B); (~A^C); B
Klausa adalah disjungsi dari literal- literal. Setiap klausa dapat berisi sekurang - kurangnya
satu
literal, misalnya A dan ~A, dan setiap literal di sebut klausa unit (unit clause)
Bentuk Normal Konjungtif dan Complementation

Sebelum membahas Complementation, sebaiknya kita mengenal dulu konsep


dualitas.
Dualitas adalah kembaran suatu ekspresi. Jika memiliki V perangkai akan diganti
^, dan jika
bernilai T akan diganti bernilai F, demiki an sebaliknya.
Contoh dualitas
A V~A = T hukum tautologi
A ^~A = F hukum kontradiksi
Konsep dualitas berhubungan erat dengan complementation dan dengan konsep
ini akan d ibuat CNF dari tabel kebenaran. Setiap literal mempunyai complement.
Jika ada literal A maka complement- nya ~A, jika literalnya ~B maka
complement- nya B. Complementation adalah penegasian suatu ekspresi dengan
memakai complement- nya
HIMPUNAN KLAUSA

Untuk menyatakan CNF sebagai himpunan klausa, sebagai contoh


ekspresi di depan, yakni:
(¬A v B) Λ (¬B v C) Λ A Λ ¬C
Dapat dinyatakan dalam bentuk himpunan klausa sehinnga dapat ditulis
seperti berikut:
{(¬A v B), (¬B v C) , A , ¬C}
Dengan menghilangkan perangkai Λ. Tetapi jika mengingat sifat
komutatif, yakni (AΛB) ≡ (BΛA), maka himpunan klausa tersebut juga
dapat dipindah- pindahkan untuk memeprmudah pembuatan pohon
terbalik dengan resolvent harus ada pasangan literalnya, yang masing-
masing berada di satu klausa. Sebagai contoh ekspresi logika di atas dapat
ditulis:
{(¬A v B) , A, (¬B v C) , ¬C}
Contoh
Buktikan:
{(p1→p2),(¬(p2→p3)→¬p1)} ╞ (p1→p3)
Pembuktian:
Langkah 1:
Ubahlah menjadi bentuk klausa (CNF)
p1→p2 A→B
≡¬p1 v p2
¬(p2→p3)→¬p1
≡¬¬(¬p2 v p3) v ¬p1 A→B
≡(¬p2 v p3) v ¬p1 Law of double negation
≡¬p2 v p3 v ¬p1 Hapus tanda kurung
p1→p3
≡¬p1 v p3 A→B

Anda mungkin juga menyukai