Anda di halaman 1dari 12

KELOMPOK 5

DWIANA AKBARI S
IRA ANGGRAINI
NURUL HIDAYATI
RENI MARGARETA
SELVI INDAH L
Stigma dan diskriminasi tidak hanya melanda orang yang
hidup dengan HIV/AIDS (ODHA), tetapi juga melanda
persepsi masyarakat terhadap ODHA.

Contoh
Adanya keengganan untuk memeriksakan diri kepada
petugas kesehatan serta meminta informasi yang memadai
terkait dengan HIV/AIDS.

2
Jika hasil tes menunjukkan hasil positif.
Maka akan muncul stigma pada ODHA
seperti :
 Malapetaka
 Judge di lingkup keluarga, komunitas
dan masyarakat.
 Pandangan masyarakat terhadapnya
buruk
 Karir hancur.

3
 Opini masayarakat yang menyimpang
 Efek Informasi yang tidak berimbang
 Aspek Media
 Aspek Moral
 Aspek kultural
 Aspek pemerintah
 Edukasi

4
 Fakta membuktikan; “HIV/AIDS adalah
penyakit mematikan” dan “Belum ada
obatnya”.
 Fakta ini memunculkan sikap devensif dan
tertutup dari masyarakat.
 Maka dilema pun terjadi.
Masyarakat diajak untuk memerangi HIV/AIDS,
dan pada sisi yang lain, ODHA sebagai manusia
seutuhnya hidup ditengah-tengah masyarakat
sambil menyandang suatu penyakit (borok)
dalam tubuh mereka yang dibenci dan
semestinya diperangi oleh masyarakat
5
Jika masyarakat selalu saja dicekoki tentang
kengerian HIV/AIDS tanpa adanya langkah-
langkah yang mengarah pada penciptaan
pemahaman yang memadai tentang HIV/AIDS
itu sandiri, maka yang timbul adalah
masyarakat paraboid – masyarakat yang
menutup diri. Parahnya lagi jika mereka telah
tertular, namun kenyataan itu tidak mereka
ketahui.

6
 Masyarakat dewasa ini cenderung terlalu
berlebihan dalam ekspresi membentengi diri.
 Media seharusnya memiliki peran yang pital
dalam penghapusan stigma dan diskriminasi
serta Mendorong masyarakat untuk mensikapi
permasalahan ini secara wajar dan
bertangungjawab

7
 Tantangan utama dari para petugas kesehatan adalah;
masyarakat mengalami ketakutan untuk memeriksakan diri.
 Padahal sikap seperti inilah yang paling merugikan, tidak
hanya bagi individu tersebut, melainkan juga bagi keluarga,
dan bahkan bagi lingkungan dan masyarakat secara
keseluruhan.
 Purlu dipahami bahwa; tidak semua ODHA adalah pelaku seks
bebas, pengguna Narkotika, dan pelanggar norma. Sabaliknya,
tidak sedikit pula dari mereka yang menjadi korban adalah
orang-orang yang berperilaku baik dan taat norma. Masyarakat
harus diajak berdialog dalam hal ini.

8
 Masyarakat Indonesia masih sangat Vulgar dalam membahas
persolan sex. Sehingga cenderung akan berbenturan dengan
reaksi publik yang kadang-kadang berujung pada tindakan
kekerasan pada tataran tertentu. Maka diperlukan aspek
pendekatan culture approach dalam memprovokasi dan
mengedukasi masyarakat tentang HIV/AIDS
Contoh
Stigma dalam masyarakat Indonesia ketika ATM kondom
diberlakukan, maka yang terjadi adalah reaksi masyarakat
yang cenderung naik pitam dan merasa terlecehkan dengan
adanya mesin tersebut. Kondom dipandang sebagai icon seks
bebas.

9
Pemerintah dalam hal ini sebagai faktor penentu.
Menghapus diskriminasi tidak cukup dengan
mencegah penularan, perawatan serta dukungan
moril bagi yang telah terinfeksi. Diperlukan adanya
politik-kesehatah yang jelas, berupa kebijakan dan
inplementasi yang tepat.

10
 Pemahaman yang salah terhadap HIV/AIDS
merupakan penghambat utama upaya
penanggulangan terhadap HIV/AIDS itu sendiri. Maka
kesadaran masyarakat adalah kunci utama.
 Mendorong masyarakat terkait dukungan moril bagi
mereka yang telah terinfeksi (ODHA) sebagai bentuk
kepedulian sosial.
 Adanya bimbingan konseling bagi masyarakat;
memposisikan masyarakat sebagai bagian integral
dari pencegahan, penularan, dan penanggulangan
HIV/AIDS.
11
12

Anda mungkin juga menyukai