Anda di halaman 1dari 36

TERAPI OKSIGEN

dr Buyung Hartiyo L SpAn.KNA


Paul Bert (1878)

Oxygen is a drug……
OKSIGEN
• Oxygen adalah gas yang tidak berbau, berasa dan tidak
kelihatan tetapi mempunyai berat dan bentuk dalam
atmosphere.
• Tekanan atmosphere 760 mmHg.
• Oxygen mudah terbakar(combustion gas)
• Atmosphere mengandung 20,95 % atau 158 mmHg oxygen
dalam ketinggian air laut.
• Makin Tinggi dataran makin berkurang konsentrasi
oksigennya, sebaliknya bila konsentrasi ditinggkatkan
konsentrasinya diharapkan oksigen yang masuk alveoli juga
meningkat, sehingga perfusi oksigen lebih banyak dalam
darah sehingga angkutan oksigen juga meningkat (PaO2)
lebih dari 80 mmHg (8.0 Kpa)
Udara mengandung gas sbg:

GAS Symbul Percent mmHg at


sea level
Nitrogen N2 78.08 593
Oxygen O2 20.95 158
Argon Ar 0.93 7
Carbondioxide CO2 0.03 2
Total 99.99 760

0.01 terdiri dari gas Neon, helium, krypton, hydrogen, xenon,


ozone dan radon.
Definisi
Terapi oksigen : terminologi untuk penggunaan oksigen
sebagai bahan farmakologis utama, untuk individu tertentu
berkaitan dengan penyakitnya, dalam jumlah, cara, dan durasi
tertentu demi meringankan gejala penyakit dasar,
meningkatkan kualitas hidup, atau berkaitan dengan
prognosis yang lebih baik bilamana terapi tersebut diberikan.
Indikasi
•Indikasi utama : hipoksemia→ PaO2 arteri
<60 mmHg atau SaO2<90% ( gagal nafas )
•Kondisi lain misalnya:
trauma berat, infark miokard akut, kejang,
sesak napas, keracunan gas CO, pasca
anestesi, olahraga berat, shivering
Tujuan
• mempertahankan PaO2> 60 mmHg atau SaO2> 90%.
Dengan demikian, hipoksia jaringan dan beban kerja
kardiorespirasi yang berlebih atau fatigue dapat
dicegah

• dapat diberikan sebagai suplemen-tambahan (< 30


hari) atau terapi (short term 30-90 hari atau long
term oxygen >90 hari)
Evaluasi dan monitoring
• Pemeriksaan fisik dan Gejala Klinis
→ perbaikan/resolusi gejala dan tanda hipoksemia
• Pemeriksaan penunjang
→ analisis gas darah arteri, 15-20 menit setelah
terapi dilakukan menunjukkan peningkatan tekanan
parsial oksigen
Hipoksemia
 Keadaan PaO2 < 60 mmHg atau SaO2 < 90% pada orang dewasa,
anak, dan bayi
< 50 mmHg atau < 88% pada neonatus
 Dapat terjadi karena:
1. Ketidaksesuaian ventilasi - perfusi pada paru
2. Hipoventilasi alveolar

3. Pirau (shunt)
4. Gangguan difusi
5. Penurunan tekanan oksigen insipirasi
• Gejala hipoksemia: sianosis mukosa, kelelahan,
disorientasi, kesadaran menurun, takipneu,
dispneu, takikardia/bradikardia, aritmia,
hipertensi/hipotensi, polisitemia vera, jari tabuh
(clubbing finger)

• Mencari penyebab : PF ratio BGA, foto toraks,


laboratorium, menilai alveolar-arterial oxygen
gradient (A-a DO2)
< 20 mmHg normal
20 – 40 mmHg V/Q mismatch
40 – 60 mmHg pirau
> 60 mmHg gangguan difusi
Efek Samping Terapi Oksigen
•belum diketahui ambang konsentrasi dan
waktu paparan untuk menimbulkan toksisitas
FiO2
•tergantung dari banyak faktor: dosis dan
lama pemberian oksigen, toleransi masing-
masing pasien
Manifestasi klinik pada toksisitas
oksigen:
1. Toksisitas sistem saraf pusat – “Bert effect”
2. Toksisitas sistem respirasi
Trakeobronkitis, Absoprtion atelectasis, Kerusakan
jaringan paru akut, Kerusakan jaringan paru kronik
3. Toksisitas pada sistem mata, terutama pada bayi
4. Toksisitas pada sistem ginjal: kerusakan pada sel
tubular
5. Toksisitas pada sistem hematologi: morfologi sel
darah merah yang abnormal dan hemolisis
6. Kardiovaskular: kerusakan miosit
• Efek samping lain :
1. Hiperkarbia pada Penyakit Paru Obstruktif Kronik (PPOK)
2. Retinopathy of prematurity
3. Risiko terjadi kebakaran
4. Pada penggunaan kanul hidung: iritasi mukosa hidung,
kongesti nasal, epistaksis, dan alergi.1

• Pencegahan efek toksik : pemakaian konsentrasi oksigen


serendah mungkin untuk mempertahankan PaO2 > 60 mmHg,
monitoring dengan analisis gas darah
Breakkkkk….
Terapi Oksigen Jangka Panjang
(LTOT)
• Terapi oksigen yang diberikan >90 hari
• Terapi standar untuk pasien dengan hipoksemia
kronik yang stabil
• Saat ini banyak digunakan untuk terapi pasien
dengan Penyakit Paru Obstruktif Kronik (PPOK).
Indikasi LTOT:
1. PaO2 ≤ 55 mmHg atau SpO2 ≤ 88%
2. PaO2 55-59 mmHg atau SpO2 89% jika ada
tanda-tanda hipoksia seperti hipertensi
pulmoner, cor pulmonale, eritrositosis, atau
edema akibat gagal jantung kanan
3. Jika pada saat latihan/olahraga PaO2 < 55
mmHg atau SpO2 < 88%
4. Desaturasi oksigen malam hari ≤ 88%
Kelebihan:
1.meningkatkan kesintasan → penurunan mortalitas
2.meningkatkan hemodinamik paru dan mengurangi beban kerja
jantung
3.Meningkatkan kapasitas latihan

4.Efek neuropsikologis oksigen → meningkatkan kewaspadaan,


motorik, dan genggaman
•Pada pasien PPOK : memperpanjang harapan hidup dan
meningkatkan kualitas hidup
Kekurangan:
• Kepatuhan pasien akan berkurang karena jangka panjang
• menyebabkan bahaya terbakar
• iritasi lokal di hidung dan mata
Metode Pemberian Oksigen

• oksigen harus diberikan dengan cara sesederhana mungkin dan fraksi


insipirasi oksigen (FiO2) serendah mungkin, namun tetap dapat
mempertahankan nilai PaO2 > 60 mmHg dan SaO2 > 90%
• Pilihan metode tergantung:
besar FiO2 , kenyamanan pasien, tingkat kelembaban yang
dibutuhkan, dan kebutuhan terapi nebulisasi
• Terbagi menjadi low flow dan high-flow devices
Low-flow (variable performance) devices

• memberikan konsentrasi oksigen yang lebih sedikit daripada yang


dihirup oleh pasien, bervariasi menurut gas yang keluar dari alat dan
pola pernapasan pasien
• Alat : kanula hidung dan sungkup oksigen
Kanul Hidung
• ditujukan untuk pasien tanpa hiperkapnia yang memerlukan
oksigen suplementasi hingga 40%, kecepatan 2-6 l/menit
• alat ini nyaman dan dapat ditoleransi dengan baik oleh pasien
Masker
• Pada kecepatan > 6l/menit digunakan masker
• Tipe:
1. Masker sederhana (simple mask)
kecepatan 5-12 l/menit, juga berguna untuk pasien dengan
obstruksi
hidung dan bernapas
lewat mulut
2. Masker rebreathing dan masker nonrebreathing
• memiliki reservoir dibawah dagu
• masker nonrebreathing memakai katup untuk memastikan
udara yang masuk pada saat inspirasi adalah udara oksigen
High-flow (fixed perfomance) devices

• Konsentrasi oksigen yang masuk stabil dan sesuai dengan yang


dihirup oleh pasien
• Alat: sungkup venturi dan continuous positive airway pressure (CPAP)
Masker venturi
• Oksigen mengalir dengan kecepatan tinggi lewat lubang kecil di
dasar masker sehingga membentuk tekanan negatif →
mendesak keluar udara atmosfir sehingga oksigen dapat
diberikan dengan angka pasti
Masker venturi
Continous Positive Airway Pressure/CPAP
• pemberian tekanan positif untuk seluruh siklus respirasi (inspirasi dan
ekspirasi) pada saat bernapas secara spontan
• Penggunaannya mengurangi kerja untuk bernapas,
mengeliminasi/mengurangi
hipoksia dan
mencegah atelektasis
Alat penghasil oksigen

• Silinder tabung: ukuran 240-622 liter atau sistem sentral seperti di


kamar operasi
Contoh lain……. 

.
Sistem oksigen cair (portable)
• lebih ringan daripada silinder, dapat diisi ulang
Konsentrator
• mengambil udara dari ruangan, memakai listrik
Habis…habisin oksigen…
FRAKSI O2 YANG DIHASILKAN

Alat yang digunakan O2 (L/menit) FiO2

Kanula hidung 1-2 0,21-0,24

2 0,23-0,28

3 0,27-0,34

4 0,31-0,38

5-6 0,32-0,44

Venturi 4-6 0,24-0,28

8-10 0,35-0,40

8-12 0,50

Simpel 5-6 0,30-0,45

7-8 0,40-0,60

Rebreathing 7 0,35-0,75

10 0,65-1,00

Non rebreathing 4-10 0,40-1,00


PENGGUNAAN ALAT

Nilai Oksimetri Arti Klinis Pilihan Alat


95-100% Dalam batas normal Nasal kanul

90-95% Hipoksia ringan – sedang Sungkup muka


sederhana

85-90% Hipoksia sedang – berat NRBM → JR

<85% Hipoksia berat mengancam Baging → intub


jiwa Ventilator di ICU
Terima kasih

CO CUUIIITTTTTTTTT

Anda mungkin juga menyukai