Anda di halaman 1dari 88

1

SEKILAS AGAR DIKENAL

 NAMA : DRS. I KETUT SUARJA.M.SI


 PENDIDIKAN : S 2 KAJIAN BUDAYA UNUD
 PEKERJAAN : POLITEKNIK NEGERI BALI
 ALAMAT : JL.A.YANI GG.KARUNIA NO 14
 HP :08123968138
 Email :Suarja_ketut@yahoo.com
RIWAYAT PEKERJAAN JURNALISTIK

 Wartawan LKBN Antara (1990-2006)


 Pemimpin Redaksi Metro Pelangi Tabanan (2006-2007)
 Redaktur Haian Fajar Bali (2007-2016)
 Harian Umum Pos Bali Bali (sekarang)
 Pembina Jurnalistik STP Nusa Dua Bali (sekarang)
 Pembina Jurnalistik STPBI/SPB Denpasar (sekarang)
 Pembina Jurnalistik STIKES Wira Medika PPNI Bali (sekarang)
 Pembina Ekstra Jurnalistik di IIK Persada Bali
 Penyunting Jurnal Global Medika STIKES Wira Medika PPNI Bali (sekarang)
 Pempimpin Redaksi Jurnal Ilmiah Sinar Mas STISIP Margarana
 Penyunting Jurnal Ilmiah Bali Wisnu Darma Denpasar
 Anggota Persatuan Wartawan Indonesia (sekarang)
 Editor Buku Wayan Wita (mantan rektor Unud) Berhasil dari Kegagalan
 Penulis Buku Karang Taruna Indonesia
 Penulis Buku Tuna Rungu Wicara
MENGAJAR

POLITEKNIK NEGERI BALI


AKBID BALI WISNU DHARMA
STP NUSA DUA BALI
SPB –STPBI DENPASAR
STIKES WIRA MEDIKA PPNI BALI
IIK MEDIKA PERSADA BALI
12
13
14
15
FILSAFAT ILMU
16

SIAPAKAH AKU ?

DARI MANAKAH AKU ?

HENDAK KEMANAKAH TUJUANKU ?


MENGAPA HARUS BELAJAR FILSAFAT?
17

 Untuk mengetahui sejak kapan munculnya ilmu


pengetahuan
 Agar mampu berpikir sistematis, kritis untuk
memperoleh kebenaran.
PENGERTIAN FILSAFAT ILMU
18

Istilah filsafat berasal dari bahasa Arab


(falsafah), dan Yunani Kuno (philosophia).

Kata philosophia secara etimologis memiliki dua


arti yakni philen dan sophos artinya mencintai
sifat bijaksana sedangkan philos dan sophia
berarti teman kebijaksanaan.
lanjutan
19

Dari sisi kebahasaan


Kata filsafat berasal dari bahasa Yunani, yaitu
philosophia. Philo = cinta Sophia = kebijaksanaan
/kebenaran. Jadi philosophia adalah orang yang
mencintai kebenaran, sehingga berupaya
memperoleh dan memilikinya.
lanjutan
20

 Kataphilosophia ditransformasikan ke
berbagai bahasa. Dalam bahsa arab
disebut falsafah. Dalam bahsa
Indonesia disebut falsafat/filsafat.
Dalam bahsa Belanda dan Jerman
disebut Philosophie.
lanjutan
21

Dari sisi filsafat sebagai


ilmu Plato, fisuf besar
Yunani mengatakan, filsafat
adalah ilmu pengetahuan
yang berusaha mencapai
kebenaran yang asli, karena
kebenaran mutlak di tangan
Tuhan. Atau dengan singkat
dikatakan pengetahuan
tentang segala yang ada.
lanjutan
22

Immanuel Kant, Filsuf


barat dengan gelar
raksasa pemikir Eropa,
mengatakan filsafat
adalah ilmu pokok dan
pangkal segala
pengetahuan yang
mencakup di dalamnya
empat persoalan:
lanjutan
23

1. apa dapat kita ketahui, dijawab oleh


metafisika
2. apa yang boleh kita kerjakan, dijawab
oleh etika
3. apa yang dinamakan manusia, dijawab
oleh antropologi.
4. sampai dimana harapan kita, dijawab
oleh agama.
lanjutan
24

 Hasbullah Bakry, filsafat adalah ilmu


yang menyelidiki segala sesuatu dengan
mendalam mengenai Ketuhanan, alam
semesta, dan manusia sehingga dapat
melahirkan pengetahuan tentang
bagaimana hakikatnya sejauh yang
dicapai manusia.
lanjutan
25

Filsafat adalah
sekumpulan sikap dan
kepercayaan terhadap
kehidupan dan alam yang
biasanya diterima secara
tidak kritis.
lanjutan
26

Selain itu Filsafat juga berarti pandangan


hidup atau sikap hidup, sebagai suatu
metode berpikir, sistem pimikiran, yang
sangat subyektif dari beberapa filsuf, analisis
logis tentang bahasa, istilah dan konsep,
menyusun pandangan dunia. Selain itu
Filsafat juga diartikan ilmu pengetahuan
yang bersumber dari cahaya kodrati dan
akal budi untuk mencari informasi tentang
penyebab pertama dari segala sesuatu.
PENDAHULUAN
 Filsafat Karena
Filo = cinta / Ketidakpuasan
Asal kata menyenangi para ilmuwan
terhadap
(Yunani)
Ilmu Induk Sofia = Bijaksana penemuan
kebenaran oleh
para filosof

Cabang – Cabang Ilmu Perkembangan Filsafat

Filsafat alam =
Physical Sciences,
Rumpun ilmu – ilmu
Biological sciences
alam
Filsafat moral = Antropologi, psikologi,
Rumpun ilmu – ilmu ekonomi, sosiologi,
sosial politik
Filsafat alam (metafisika), filsafat ketuhanan (theologi), filsafat manusia, filsafat
ilmu, dsb.
B. Pengetahuan, Ilmu & Filsafat
Item Penjelasan Menjawab
Pengetahuan Hasil tahu dari manusia What
Ilmu Mengapa dan bagaimana sesuatu tersebut terjadi Why & How

Kajiannya tidak hanya sebatas fakta tetapi sampai batas


Filsafat Why & why & whay
kemampuan logika manusia

Apabila memiliki sasaran tertentu, mempunyai metode


Disiplin Ilmu
atau pendekatan, hasil kaji diakui secara universal
August Comte (1798 – 1857) membagi tiga tingkat perkembangan ilmu
pengetahuan
Asas religi yang menjadi postulat sehingga ilmu merupakan
Religius penjabaran dari ajaran religi (deducto)

Orang mulai berspekulasi, berasumsi / membuat hipotesis


Metafisik tentang ujud yang menjadi obyek penelahaan (hipotetico)

Asas-asas yang digunakan diuji secara positif dalam proses


Positif verivikasi yang obyektif (verivikatif).
Secara visual proses perkembangan ilmu pengetahuan
digambarkan sebagai berikut.

Metode Deducto-Hipotetico-Verivikatif

Deduksi Berdasarkan pengalaman – pengalaman atau teori-teori atau


dogma-dogma yang bersifat umum dilakukan dugaan-dugaan
atau hipotesis

Hipotesis Dugaan yang ditarik berdasarkan teori, dogma, atau


pengalaman-pengalaman.

Verivikasi Proses pembuktian untuk hipotesis-hipotesis


yang telah disusun melalui kegiatan

Induksi Hasil penelitian tersebut disusun ke


dalam suatu teori umum.
Landasan Ilmu

 Landasan Ontologis
adalah tentang obyek yang ditelaah ilmu. Hal ini berarti tiap ilmu
harus mempunyai obyek telaahan yang jelas. Dikarenakan
diversifikasi ilmu terjadi atas dasar spesifikasi objek telaahannya,
maka tiap disiplin ilmu mempunyai landasan ontologi yang berbeda.
 Landasan Epistemologi
adalah cara yang digunakan untuk mengkaji atau menelaah sehingga
diperolehnya ilmu tersebut. Secara umum metode ilmiah pada
dasarnya untuk semua disiplin ilmu, yaitu berupa proses kegiatan
induksi-deduksi-verivikasi seperti telah diuraikan sebelumnya
 Landasan Aksiologi
adalah berhubungan dengan penggunaan ilmu tersebut dalam
rangka memenuhi kebutuhan manusia. Dengan perkataan lain, apa
yang dapat disumbangkan ilmu terhadap pengembangan ilmu itu
serta membagi peningkatan kualitas hidup manusia.
D. Sarana Berpikir Ilmiah
 Sarana ilmiah pada dasarnya merupakan alat yang membantu kegiatan ilmiah dalam
berbagai langkah yang harus ditempuh.
 Saran ilmiah bukan merupakan kumpulan ilmu, dalam pengertian bahwa saran ilmiah
itu merupakan kumpulan pengetahuan yang didapatkan berdasarkan metode ilmiah.
 Tujuan mempelajari sarana berpikir ilmiah adalah untuk memungkinkan kita untuk
menelaah ilmu secara baik. Sedangkan tujuan mempelajari ilmu dimaksudkan untuk
mendapatkan pengetahuan yang memungkinkan kita untuk dapat memecahkan
masalah kita sehari-hari.
Skema “Ilmu & Sarana Berpikir Ilmiah”
Logika Matematika

Deduksi

Khazanah Dunia Rasional Ramalan


Ilmu Dunia Empiris Hipotesis

Induksi Pengujian

Fakta
Statistika Metode
penelitian
Cabang Filsafat
32
Efistimologi

Estetika

Etika
Agama

Metafisika
Ilmu Alam
FILSAFAT Ilmu

Pendidikan Ilmu Sosial

Hukum

Matematika
Politik

Sejarah
Cabang-Cabang Ilmu
33

Pada dasarnya cabang-cabang ilmu tersebut berkembang dari


dua cabang utama yakni filsafat alam yang kemudian
berkembang menjadi rumpun ilmum alam dan filsafat moral
kemudian berkembang menjadi ilmu-ilmu sosial.
1.Ilmu alam dapat dibagi dua yakni:
a. Ilmu alam
Ilmu alam kemudian berkembang lagi menjadi menjadi :
Fisika (masa dan energi==makanika, hidrodinamika, bunyi,
kelistrikan/magnetisme, fisika nuklir, kimia fisik), Kimia
(substansi zat), Asrronomi (benda-benda langit), Ilmu bumi
(bumi)
b.Ilmu Hayat : Biofisika, biokimia, mikrobiologi, botani,
zoologi
Cabang-cabang Ilmu
34

2.Ilmu Sosial: antropologi (manusia dalam


perspektif waktu dan tempat), psikologi (proses
mental dan kelakuan manusia), ekonomi (manusia
dalam memenuhi kebutuhan kehidupan lewat
proses pertukaran), sosiologi (struktur organisasi
sosial manusia), politik (sistem dan proses dalam
kehiduapan manusia berpemerintahan dan
bernegara).
Cabang-cabang Ilmu
35

Selain ilmu alam dan sosial, pengetahuan


juga mencakup humaniora (seni, filsafat,
agama, bahasa, dan sejarah) sedangkan
matematika (bukan ilmu melainkan cara
berpikir seperti aritmatika, geometri, teori
bilangan, aljabar, trigonometri, geometri
analitik, persamaan, diferensial, kalkulus,
topologi, geometro non-euchils, teori fungsi,
probabilitas dan statistika, logika, dan logika
matematis.
36

Ilmu : pengetahuan atau kepandaian baik yang termasuk


jenis kebatinan maupun yang berkenaan dengan keadaan
alam, dan sebagainya.
Berilmu : mempunyai ilmu, berpengetahuan, pandai.
Ilmuan : orang yang ahli atau banyak pengetahuannya
mengenai suatu ilmu, orang yang berkecimpung dalam
ilmu pengetahuan.
Pengetahuan pada hakekatnya apa yang kita ketahui
tentang suatu obyek tertentu, termasuk ke dalamnya
adalah ilmu, jadi ilmu merupakan bagian dari
pengetahuan yang diketahui oleh manusia di samping
berbagai pengetahuan lainnya seperti seni dan agama.
Tujuan Filsafat
37

Tujuan Filsafat adalah hendak mengambil


alih seluruh pengalaman manusia dalam
bidang keagamaan, etika, dan ilmu
pengetahuan untuk kemudian direnungkan
secara menyeluruh dan mendalam. Pokok
permasalahan yang dikaji Filsafat mencakup
tiga segi yakni benar dan salah (logika), baik
dan buruk (etika), dan indah dan jelek
(estetika)
Tujuan Filsafat
38

Cabang-cabang Filsafat :
Epistemologi, etika, estetika,
metafisika, politik, filsafat agama,
filsafat ilmu, filsafat pendidikan,
filsafat hukum, filsafat sejarah dan
filsafat matematika.
Ciri-ciri berpikir secara filsafat
39

1. Radikal, sampai ke akar-akarnya, sampai ke taraf


hakikat, esensi, atau substansi yang dipikirkan.
2.Universal, tentang hakikat yang berkaitan dengan
pengalaman umum umat manusia.
3.Konseptual, melampui batas pengalaman sehari-hari.
4.Koheren, konsisten, dan runtut atau secara logis tanpa
kontradiksi.
5.Secara Sistematis, tertata menuju maksud dan tujuan
tertentu.
6.Bebas, terlepas dari berbagai prasangka.
7.Komprehensif, menyeluruh, serta mencakup semua
aspek objek filsafat
8.Bertanggungjawab, etis dan sesuai hati nurani
FILSAFAT ILMU DALAM KEPERAWATAN

 Merupakan landasan dalam mengembangkan ilmu


pengetahuan sehingga tidak menyimpang dari
kaidah discipline ilmu pengetahuan tertentu.

 Filsafat ilmu : telaah kefilsafatan yang ingin


menjawab pertanyaan mengenai hakekat ilmu
berdasarkan aspek :
1. Ontologi (apa yang ingin diketahui)
2. Epistemologi (bagaimana memperoleh
pengetahuan)
3. Aksiologi (untuk apa pengetahuan itu)
Ontologi dalam ilmu keperawatan

 Ontologi menunjukan objek yang menjadi


pusat telaah ilmu keperawatan.
 Bidang garapan/fenomena yang menjadi
objek studi keperawatan :
1. Penyimpangan dan tidak terpenuhinya
kebutuhan dasar manusia (biopsikososial
dan spiritual).
2. Respon yang ditimbulkan ketika tidak
dapat berfungsi secara sempurna
3. Bantuan dengan pendekatan
biopsikosoaisl spiritual yang holistik
untuk memenuhi kebutuhan manusia.
Epistemologi dlm ilmu keperawatan

 Sudut pandang tentang bgm metode atau


prosedur yang digunakan untuk mendapatkan
pengetahuan

 Menjadi dasar pijakan dalam memberikan


legitimasi suatu ilmu pengetahuan (untuk
diakui sebagai discipline ilmu)

 Epistemologi berperan penting memberikan


kerangka acuan dalam mengembangkan ilmu
pengetahuan.
Epistemologi

 Aplikasi dalam ilmu keperawatan tergambar dari


pengembangan struktur ilmu keperawatan
(falsafah, paradigma, model konseptual, teori
keperawatan dan teori middle range keperawatan

 Saat ini pengembangan ilmu keperawatan


dilaksanakan dengan metode ilmiah melalui
berbagai penelitian keperawatan.
Aksiologi dlm ilmu keperawatan

 Merupakan sudut pandang tentang tujuan dan


nilai suatu pengetahuan.
 Dijadikan strategi untuk mengantisipasi
perkembangan kehidupan manusia yang negatif
sehingga ilmu pengetahuan dan teknologi tetap
berjalan pada jalur kemanusiaan.
 Aksiologi dalam ilmu keperawatan memberikan
batasan pengembangan ilmu keperawatan
sehingga tetap berjalan dalam kodrat manusia.
Tujuan Aksiologi dalam Keperawaan :

Memberikan arah memberikan arah dlm


proses keilmuan dan praktik keperawatan
perkembangan teori
keperawatan

pelayanan diberikan
dengan nilai yg luhur

Penelitian keperawatan
dilakukan secara etis,
tidak mengubah kodrat
dan tidak merendahkan meningkatkan derajat
kesehatan manusia
martabat manusia.
STRUKTUR DISIPLIN ILMU KEPERAWATAN
• Keyakinan dasar tentang hakekat manusia dan
Falsaf esensi keperawatan yang menjadikan kerangka
ah dasar dalam praktek keperawatan
• Suatu cara pandang tentang konsep-konsep utama
yang mendasari perkembangan discipline ilmu dan
Paradig praktik keperawatan
ma

• Pendapat pakar tentang hubungan keempat konsep


Model paradigma dalam hubungan yang lebih jelas tentang
konseptu fenomena keperawatan.
al
• Menggambarkan variabel yang dijelaskan,
memberikan pedoman penelitian dan kegiatan
Teori keperawatan, meramalkan hasil praktik dan
Keperawatan
meramalkan respon pasien.
Sejarah dan Perintis Ilmu Filsafat
47

Thales (625-545 SM),


kenyataan dari suatu yang
substansi adalah air. Air
merupakan suatu kosmis atau
alam semesta. Air adalah asas
pertama dari sesuatu.
Sejarah dan Perintis Ilmu Filsafat
48

Phytagoras (672-497 SM),


yang menyebut dirinya hanya
seorang pencinta kearifan.
Kearifan yang sesungguhnya
adalah milik Tuhan. Ia juga
berpendapat bahwa matematika
merupakan suatu alat untuk
memahami filsafat.
Sejarah dan Perintis Ilmu Filsafat
49

Plato (428-348 SM),


mendukung pendapat
Phytagoras bahwa
matematika merupakan
sutau alat untuk
memahami filsafat
sekaligus berpendapat
bahwa filsafat merupakan
pencarian spekulatif. Oleh
karena itu Plato terkenal
sebagai pelopor filsafat
spekulatif.
Sejarah dan Perintis Ilmu Filsafat
50

Socrates (469-399 SM),


Socrates menggunakan
metode dialog dialektika
untuk menarik pengertian
dan kebenaran dari para
muridnya.
Sejarah dan Perintis Ilmu Filsafat
51

Aristoteles (384-322 SM),


seorang filsafat Yunani yang
terkenal. Masa hidupnya
ditandai oleh perkembangan
matematika, fisika, dan
metafisika.
Sejarah dan Perintis Ilmu Filsafat
52

Al-Kindi (801-873 M), adalah filsuf


sekaligus ilmuwan berbagai disiplin
ilmu antara lain matematika,
farmakologi, optik, dan politik. Ia
ingin memadukan antara agama dan
filsafat, karena ia berpendapat bahwa
filsafat adalah pengetahuan sejati,
sedangkan Islam argumen-
argumennya dibawakan oleh Al-
Qur’an hingga makin meyakinkan
kebenarnnya dan tidak mungkin
bertentangan dengan kebenaran
filsafat.
Sejarah dan Perintis Ilmu Filsafat
53

Ar-Razi (865-925 M), mengemukakan


bahwa akal adalah karunia terbaik dari
Tuhan, karena dengan akal manusia
memperoleh berbagai manfaat. Mengenai
moral Ar-Razi berpendapat bahwa nafsu
seharusnya berada di bawah kendali akal dan
agama. Ar-Razi memelihara keteraturan
kehidupan manusia. Dengan akalnya,
manusia dapat memperoleh pengetahuan
tentang Tuhan. Pandangan Ar-Razi yang
mengultuskan kekuatan akal tersebut
membuat ia melontarkan kritikan mengenai
roh dan kematian serta mengenai Al-Qur’an
dan Injil. Ar-Razi terkenal dg lima ajarannya
“lima kekal”, yang mencakup Allah Ta’ala,
jiwa universal, materi pertama, ruang absolut,
dan masa absolut.
Sejarah dan Perintis Ilmu Filsafat
54

Al-Farabi (870-950 M), filsuf terbesar


dengan berbagai bidang keahlian. Ia
memandang filsafat secara utuh dan
menyeluruh serta mengupasnya dengan
sempurna, sehingga filsuf Ibnu Sina dan
Ibnu Rusyd banyak mengambil dan
mengupas sistem filsafatnya. Al-Farabi
memadukan beberapa aliran filsafat Plato,
Aristoteles dan Platinus, demikian juga
antara agama dan filsafat. Tentang
penciptaan alam Al-Farabi menggunakan
teori NeoPlatonisme-Monistik tentang
emanasi yang secara garis besar
digambarkan sbb : Tuhan sebagai akal
pertama berpikir tentang dirinya dan
menimbulkan wujud pertama.
Sejarah dan Perintis Ilmu Filsafat
55

Ibnu Sina (980 M), ia menulis


sebanyak 267 judul, yang
mencakup fisika, matematika,
dan metafisika serta ensiklopedi
medis “Al-Qanun fi-al-Thibb”,
yang setelah diterjemahkan ke
dalam bahasa Latin dan menjadi
buku pedoman pada beberapa
universitas di Eropa sampai abad
ke-17.
EPISTEMOLOGI
56

Pertanyaan mendasar epistemologi


Bagaimana cara kita memperoleh
pengetahuan ?

Terdapat beberapa metode untuk memperoleh


pengetahuan, yaitu empirisisme, rasionalisme,
fenomenalisme ajaran Kant,
instuisionalisme, dan metode ilmiah.
EPISTEMOLOGI
57

Rasa kekaguman memicu timbulnya epistemologi,


yaitu rasa kagum yang luar biasa untuk
mengetahui penyebab dan awal mula terdalam
dari segala sesuatu. Dari rasa kekaguman yang
luar biasa, rasa kagum filsafati, kita sebenarnya
mengawali suatu perjalanan panjang dalam dunia
pengetahuan.

Socrates berpendapat bahwa tiada seorang pun


yang memiliki pengetahuan, artinya tak ada
seorang pun yang lebih bijaksana di dunia
daripada Socrates.
EPISTEMOLOGI
58

Bidang cakupan epistemologi adalah tiang eksis-ilmu


yakni ontologi, epistemologi dan aksiologi.
Ontologi ilmu mencakup hakikat ilmu, hakikat
kebenaran, dan kenyataan menyatu dalam
pengetahuan. Epistemologi ilmu sumber sarana, dan
tata cara menggunakan sarana tersebut. Aksiologi
ilmu mencakup berbagai nilai, baik normatif maupun
dalam kehidupan nyata.
Ada beberapa metode untuk memperoleh pengetahuan
yakni empirisisme, rasionalisme,
fenomenalisme ajaran Kant, intuisionisme,
metode ilmiah.
ONTOLOGI
59

PENGERTIAN ONTOLOGI
Ontologi (dari ὄν Yunani, ὄντος genitive: "menjadi" (partisip netral
dari εἶναι: "menjadi")dan-λογία,-logia: ilmu, penelitian, teori) adalah
studi filosofis tentang hakikat ini, eksistensi atau kenyataan seperti
itu, serta menjadi kategori dasar dan hubungan mereka.
Tradisional terdaftar sebagai bagian dari cabang utama filsafat yang
dikenal sebagai metafisika, ontologi berkaitan dengan pertanyaan
mengenai apa yang ada entitas atau dapat dikatakan ada, dan
bagaimana badan tersebut dapat dikelompokkan, terkait di dalam
hirarki, dan dibagi menurut persamaan dan perbedaan .
Ikhtisar Ontologi, dalam filsafat analitik, menyangkut menentukan
apakah beberapa kategori yang sangat penting dan bertanya dalam
apa arti item dalam kategori tersebut dapat dikatakan "menjadi". Ini
adalah penyelidikan berada di begitu banyak seperti sedang, atau
menjadi makhluk sejauh mereka ada-dan tidak sejauh, misalnya,
fakta-fakta tertentu yang diperoleh tentang mereka atau properti
tertentu yang berhubungan dengan mereka.
AKSIOLOGI
60

Aksiologi merupakan cabang filsafat ilmu yang mempertanyakan bagaimana


manusia menggunakan ilmunya. Aksiologi adalah istilah yang berasal dari kata
Yunani yaitu; axios yang berarti sesuai atau wajar. Sedangkan logos yang berarti
ilmu. Aksiologi dipahami sebagai teori nilai. Jujun S.Suriasumantri mengartika
aksiologi sebagai teori nilai yang berkaitan dengan kegunaan dari pengetahuan
yang diperoleh. Menurut John Sinclair, dalam lingkup kajian filsafat nilai
merujuk pada pemikiran atau suatu sistem seperti politik, sosial dan agama.
sedangkan nilai itu sendiri adalah sesuatu yang berharga, yang diidamkan oleh
setiap insan.
Aksiologi adalah ilmu yang membicarakan tentang tujuan ilmu pengetahuan itu
sendiri. Jadi Aksiologi merupakan ilmu yang mempelajari hakikat dan manfaat
yang sebenarnya dari pengetahuan, dan sebenarnya ilmu pengetahuan itu tidak
ada yang sia-sia kalau kita bisa memanfaatkannya dan tentunya dimanfaatkan
dengan sebaik-baiknya dan di jalan yang baik pula. Karena akhir-akhir ini banyak
sekali yang mempunyai ilmu pengetahuan yang lebih itu dimanfaatkan di jalan
yang tidak benar.
Pembahasan aksiologi menyangkut masalah nilai kegunaan ilmu. Ilmu tidak
bebas nilai. Artinya pada tahap-tahap tertentu kadang ilmu harus disesuaikan
dengan nilai-nilai budaya dan moral suatu masyarakat; sehingga nilai kegunaan
ilmu tersebut dapat dirasakan oleh masyarakat dalam usahanya meningkatkan
kesejahteraan bersama, bukan sebaliknya malahan menimbulkan bencana.
Empirisisme
61

Seorang yg meyakini empirisisme berpendapat


bahwa kita dapat memperoleh pengetahuan melalui
pengalaman. Pengalaman itu diketahui melalui
pengalaman indrawi. Saat manusia baru lahir akal
masih berwujud buku catatan kosong yang
kemudian berfungsi sebagai tempat mencatat
pengalaman indrawi.
Empirisisme
62

 John Locke, berpendapat akal merupakan


tempat penampungan hasil pengindraan.
Penganut empirisisme mengatakan bahwa suatu
objek akan merangsang alat penerima indrawi
yang kemudian akan diteruskan ke otak.
Rangsangan tersebut oleh otak akan dipahami
sebagaimana adanya atau menimbulkan
tanggapan mengenai objek.
Rasionalisme
63

Rasionalisme memandang akal sebagai sumber


pengetahuan sedangkan pengalaman hanya sebagai
perangsang pada pikiran atau akal. Kebenaran dan
kesesatan terletak dalam ide yang kita peroleh
melalui akal dan budi. Seorang rasionalisme
memandang pengalaman sebagai sesuatu yang
memiliki nilai, sehingga mungkin akan mencari
pengalaman-pengalaman baru berikutnya sebagai
pendorong dalam mencari kebenaran dalam
penyelidikan.
Fenomenalisme Ajaran Kant
64

Immanual Kant (abad ke-18) berpendapat sebab-akibat


adalah hubungan yang bersifat niscaya. Indra hanya
memberi data, semacam warna, cita rasa, dan bau.

Cara-cara memperoleh pengetahuan bergantung kepada


jenis-jenis pengetahuan yaitu:

1. Pengetahuan analitis a priori: pengetahuan tersebut


telah ada sebelum memiliki pengalaman dan
memandang semua benda kereksitensi.
2. Pengetahuan sintesis a priori: pengetahuan yang
merupakan hasil penyelidikan akal terhadap bentuk
pengalaman dan digabungkan dengan unsur lain yang
tidak terikat.
3.Pengetahuan sintesis aposteori:pengetahuan yg
diperoleh setelah ada pengalaman.
Fenomenalisme Ajaran Kant
65

 Mengenai pengalaman Kant berpendapat bahwa


sesuatu sebagaimana terdapat dalam dirinya sendiri
akan merangsang alat indrawi dan diterima oleh
akal sebagai pengalaman. Selanjutnya akal akan
menghubungkannya sesuai dengan katagori
pengalaman yang disusun secara sistematis melalui
penalaran.
Intuisionisme
66

Bergson berpendapat intuisi adalah suatu cara


mengetahui secara langsung dan seketika. Hal ini
digantikan secara analisis atau pelukisan mengenai
sesuatu oleh seorang perantara. Bergson
menganggap bahwa indra dan akal memiliki
keterbatasan. Bergson mengembangkan
kemampuan tingkat tinggi manusia, yaitu intuisi.
Intuisi adalah hasil evolusi pemahaman yang
tertinggi. Intusi mirip insting, tetapi berbeda dalam
hal kesadaran dan kebesarannya.
Intuisionisme
67

Kemampuan inilah yang dapat memahami


kebenaran yang utuh, tetap dan unik.
Intuisi mampu menangkap objek secara
langsung tanpa melalui pemikiran. Indra
dan akal hanya mampu menghasilkan
pengetahuan yang tidak utuh sedangkan
intuisi dapat menghasilkan pengetahuan
yang utuh dan tetap. Aliran yang
menyerupai intuisionisme disebut
illuminasionisme.
Intuisionisme
68

 Thomas Aquinas (1225-1274) Ia


menyempurnakan pemikiran Albertus Magnus
(1200-1280) yang memandang perlunya
pemisahan antara agama dan filsafat, karena
agama berdasarkan wahyu dan filsafat
berdasarkan akal.

 Gaston Bachelard (1884-1962), berpendapat


bahwa ilmu bukan merupakan salah satu contoh
atai konfirmasi tentang cara berfungsinya roh
manusia yang sudah diketahui dari sumber lain.
Intuisionisme
69

 Al-Ghazali membagi filsuf dalam tiga golongan yaitu


materialis, naturalis, dan theis. Kelompok pertama terdiri
dari filsuf awal seperti Empedokles (490-430 SM), dan
Demokritus (460-360 SM), mereka menyangkal
penciptaan dan pengaturan dunia serta yakin bahwa dunia
ini telah ada dengan sendirinya sejak dulu. Ghazali
menganggap mereka tidak beragama. Naturalis terpesona
oleh keajaiban penciptaan dan sadar akan maksud
berkelanjutan dan eksistensi suatu pencipta yang bijaksana
tetapi menyangkut kerohanian dan sifat immaterialis jiwa
manusia. Mereka menjelaskan asalah jiwa yang dalam
Naturalis sebagai suatu epifenomena jasad dan yakin
bahwa kematian jasad menyebabkan jiwa tak berwujud
sama sekali. Kepercayaan pada surga dan neraka mereka
pandang dongeng nenek moyang. Gazhali memandang
mereka adalah tidka religius.
Intuisionisme
70

Kaum theis, golongan yang lebih modern


yaitu Socrates, Plato, dan Aristoteles.
Ghazali berpendapat bahwa kaum theis ini
masih menyimpan sisa kekafiran dan paham
bid’ah.
Intuisionisme
71

 Ibnu Bajjah (1083 M), dengan teori al-ittishal


yaitu bahwa manusia mampu berhubungan dan
meleburkan diri dengan Akal Fa’al atas bantuan ilmu
dan pertumbuhan kekuatan insaniah. Segala
kekuatan budi pakerti mendorong kesanggupan jiwa
berakal dan penguasaannya terhadap nafsu hewani.
Intuisionisme
72

 Mulla Shandra (1572-1641), perjalanan hidup


terdiri atas tiga masa, yaitu masa pendidikan dan
latihan formal, masa kezuhudan dan pembersihan
jiwa serta masa sebagai pengajar dan penulis. Ia
juga beranggapan bahwa filsafat dan agama lahir
dari suatu puncak atau sumber yang sama, yaitu
kehadirat Tuhan, hingga keduanya merupakan
komponen yang tidak dapat dipisahkan.
Metode Ilmiah
73

Metode ilmiah sebagai cara untuk memperoleh


pengetahuan, sebenarnya adalah prosedur yang
mencakup tindakan, pikiran, pola kerja, cara
teknis, dan langkah untuk memperoleh
pengetahuan atau mengembangkan pengetahuan
yang sudah ada.

Bakker (1980) mengatakan sekurang-kurangnya


ada lima langkah yang merupakan pola umum
metode ilmiah yakni penentuan masalah,
perumusan dugaan sementara, pengumpulan data,
perumusan kesimpulan, dan verifikasi hasil.
Metode Ilmiah
74

Metode Ilmiah merupakan prosedur dalam


mendapatkan pengetahuan yang disebut ilmu. Jadi
ilmu merupakan pengetahuan yang didapat lewat
metode ilmiah. Tidak semua pengetahuan dapat
disebut ilmu sebab ilmu merupakan pengetahuan
yang cara mendapatkan harus memenuhi syarat-
syarat tertentu. Syarat-syarat yang harus dipenuhi
agar suatu pengetahuan dapat disebut ilmu
tercantum dalam apa yang dinamakan dengan
metode ilmiah. Metode menurut Senn merupakan
suatu prosedur atau cara mengetahui sesuatu, yang
mempunyai langkah-langkah yang sistematis.
Metode ilmiah
75

 Metodologi merupakan suatu pengkajian dalam


mempelajari peraturan-peraturan dalam metode
tersebut. Jadi metodologi ilmiah merupakan
pengkajian dari peraturan-peraturan yang terdapat
dalam metode ilmiah. Metodologi ini secara filsafati
termasuk dalam Epistemologi . Epistemologi
merupakan pembahasan bagaimana kita
mendapatkan pengetahuan.
Metode ilmiah
76

Proses kegiatan ilmiah menurut Ritchie Calder


dimulai dari ketika manusia mengamati sesuatu.
Lalu timbul pertanyaan mengapa kita mengamati
sesuatu ?. Dengan demikian manusia mengamati
suatu obyek tertentu dan kalau kita mengamati
sesuatu obyek tertentu oleh John Dewey sebagai
suatu masalah.
Lima langkah dalam kegiatan ilmiah
77

1. Perumusan masalah yang merupakan pertanyaan


mengenai obyek empiris yang jelas batas-batasnya
serta dapat diindentifikasikan faktor-faktor yang
terkait di dalamnya.
2. Penyusunan kerangka berpikir dalam pengajuan
hipotesis yang merupakan argumentasi yang
menjelaskan hubungan yang mungkin terdapat antara
berbagai faktor yang saling mengkait dan membentuk
konstelasi permasalahan. Kerangka berpikir ini
disusun secara rasional berdasarkan premis-premis
ilmiah yang telah teruji kebenarannya dengan
memperhatikan faktor-faktor empiris yang relevan
dengan permasalahan.
Lima langkah dalam kegiatan ilmiah
78

3. Perumusan hipotesis yang merupakan jawaban sementara


atau dugaan terhadap pertanyaan yang diajukan yang
materinya merupakan kesimpulan dari kerangka berpikir
yang dikembangkan.
4. Pengujian hipotesis yang merupakan pengumpulan fakta-
fakta yang relevan dengan hipotesis yang diajukan untuk
memperlihatkan apakah terdapat fakta-fakta yang
mendukung hipotesis tersebut atau tidak.
5. Penarikan kesimpulan yang merupakan penilaian apakah
sebuah hipotesis yang diajukan itu ditolak atau diterima.
Hipotesis yang diterima kemudian dianggap menjadi bagian
dari pengetahuan ilmiah sebab telah memenuhi persyaratan
keilmuan yakni mempunyai kerangka penjelasan yang
konsisten dengan pengetahuan ilmiah sebelumnya serta
telah teruji kebenarannya.
Struktur pengetahuan ilmiah
79

Pengetahuan yang diproses menurut metode ilmiah


merupakan pengetahuan yang memenuhi syarat-
syarat keilmuan, dan dengan demikian dapat disebut
pengetahuan ilmiah atau ilmu.
Berbagai Cara Memperoleh Pengetahuan
 Cara Tradisional untuk Memperoleh Pengetahuan
 Cara Coba-Salah (Trial and Error)
 Cara Kekuasaan atau Otoritas

 Berdasarkan Pengalaman Pribadi

 Melalui Jalan Pikiran

o Induksi : Proses penarikan kesimpulan yang dimulai dari


pernyataan – pernyataan khusus ke pernyataan yang
bersifat umum.
o Deduksi : Pembuatan kesimpulan dari pernyataan-
pernyatan umum ke khusus. Pernyataan pertama disebut
premis mayor (bersifat umum), pernyataan kedua disebut
premis minor (bersifat khusus), pernyataan ketiga disebut
konklusi atau konsekuen.
 Cara Modern dalam Memperoleh Pengetahuan
 Lebih sistematis, logis dan ilmiah
 Cara ini disebut metode penelitian ilmiah atau lebih populer disebut
metodologi penelitian (research methodolgy).
Penalaran
81

 Penalaran merupakan suatu proses berpikir dalam


menarik sesuatu kesimpulan yang berupa
pengetahuan. Manusia pada hakikatnya merupakan
makhluk berpikir, merasa, bersikap, dan bertindak.
Penalaran menghasilkan pengetahuan yang
dikaitkan dengan kegiatan berpikir dan bukan
dengan perasaan, meskipun seperti dikatakan
Pascal, hati pun mempunyai logika tersendiri. Jadi
penalaran adalah kegiatan berpikir yang mempunyai
karateristik tertentu dalam menemukan kebenaran.
Berpikir merupakan suatu kegiatan untuk
menemukan pengetahuan yang benar.
PENELITIAN KESEHATAN
A. Batasan Penelitian Kesehatan
 Menurut Hillway Tyrus di dalam bukunya Introduction to Research)
penelitian adalah suatu cara untuk memahami sesuatu melalui
penyelidikan atau mencari bukti-bukti yang muncul sehubungan
dengan masalah tersebut, yang dilakukan secara hati-hati sehingga
diperoleh pemecahannya.
 Penelitian kesehatan berorientasikan pada masalah-masalah yang
timbul di bidang kesehatan/kedokteran dan sistem kesehatan.
 Kesehatan terdiri dari 2 sub bidang pokok :
 Kesehatan Individu berorientasikan klinis/pengobatan, yang biasanya
disebut kedokteran.
 Berorientasikan pada kesehatan kelompok atau masyarakat (Public
Health).

Epidemiologi, pendidikan
kesehatan, kesehatan
lingkungan, administrasi
kesehatan masyarakat, gizi
masyarakat, dan lainnya.
B. Jenis Penelitian Kesehatan
Berdasarkan metode, penelitian kesehatan digolongkan menjadi 3
kelompok besar, yakni:
a. Metode Penelitian Survei (Survei Research Method)
 Bersifat deskriptif = exploratory study = menjawab How
 Bersifat analitik = explanatory study = menjawab Why, terbagi
menjadi 3 yaitu ; Cross Sectional , Retrospective Study dan
Prospective Study
Bagan Pendekatan Penelitian Survei Analitik
Faktor Risiko Retrospektif Efek

Penyebab Prospektif Akibat


Independen
Cross Sectional Dependen variabel
variabel
b. Metode Penelitian Eksperimen = Intervention Study = Operational
Research
 Penelitian dasar (Basic of Fundamental Research)
 Penelitian Terapan (Aplied Research)
 Penelitian Tindakan ( Action Research )
 Penelitian Evaluasi ( Evaluation Research )
C. Tujuan Penelitian Kesehatan
Secara garis besar tujuan penelitian kesehatan
dikelompokkan menjadi 3, yaitu:
 Untuk menemukan teori, konsep, dalil atau
generalisasi baru tentang kesehatan atau kedokteran
 Untuk memperbaiki atau memodifikasi teori, sistem,
atau program pelayanan kesehatan/kedokteran
 Untuk memperkokoh teori, konsep, sistem atau
generalisasi yang sudah ada
Daftar Pustaka
86
1.Agus Salim, Perubahan Sosial, Sketsa Teori dan Refleksi Metodologi Kasus Indonesia,
Yogyakarta, Pt.Tiara Wacana.
2 Bakker, J.W.M, SY, Filsafat Kebudayaan, Sebuah Pangantar, Jakarta”:Kanisius.
3.Fung Yu-Lan, Sejarah Ringkas Filsafat Cina, Yogyakarta: Liberty.
4.Harun, Hadiwiyono, DR, Sari Sejarah Filsafat Barat, Yogyakarta: Kanisius.
4. Jujun. S. Suriasumantri, 1996. Filsafat Ilmu, Sebuah Pengantar, Jakarta:Pustaka Sinar
Harapan.
5.Listiyono Santoso dan Sunarto dkk, Epistemologi Kiri, Jogjakarta: AR-RUSS MEDIA
6.Max Weber, Etika Protestan dan Semangat Kapitalis, Pustaka Prothea.
7..Robert C. Solomon dan Kathlen M.Higgins, 2003. Sejarah Filsafat,Yogyakarta:Bintang Budaya.
8.Robert C Zaehner, Kebijaksanaan Dari Timur, Beberapa Pemikiran Hindu, Jakarta: PT.
Gramedia Pustaka Utama.
9.Sarwoko Soemowinoto,2010.Pengantar Filsafat Ilmu Keperawatan Suatu Epistemologi,
Jakarta:Salemba Medika.
10.Sarwoko Soemowinoto, 2008.Pengantar Filsafat Ilmu Keperawatan, Jakarta: Salemba Medika
11..Suamba, IB Putu, Dasar-dasar Filsafat India, Denpasar: PT.Mabhakti.
12.Yasraf Amir Filian, Posrealitas, Realitas Kebudayaan dalam Era Posmetafisika,
Bandung:Jalasutra.
TUGAS
87

PILIH SALAH SATU JUDUL DIBAWAH INI DAN


BUAT PENDAHULUAN SAJA (1 HALAMAN)

1. Respons Pemilik Anjing Terhadap Pemberantasan


Penyakit Rabies di Bali
2. Pengaruh Penggunaan Kontrasepsi Terhadap
Kesejahteraan Masyarakat ( studi kasus Kab
Badung)
3. Pengaruh Kebersihan Lingkungan Terhadap
Penanggulan Penyakit Demam Berdarah (studi
kasus di Desa Anda)
TERIMA KASIH
88

SEMOGA BERHASIL
OM SHANTIH, SHANTIH, SHANTIH, OM

Anda mungkin juga menyukai