Michael Miloro. Peterson’s Principles of Oral and Maxillofacial Sugery. BC Decker Inc. Hamilton. London. 2004 9
Fraktur wajah
Fauzi M. Insidensi Fraktur Maksilofasial Akibat Kecelakaan Lalu Lintas Pada Pengendara Sepeda Motor Yang Dirawat Di RSUP. H. Adam
Malik Medan. Skripsi Universitas Sumatera Utara. 2010 11
Mandibula
Menonjol sering fraktur
Bentuk seperti tapal kuda
fraktur multipel
▪ 53% : 1 garis fraktur
▪ 37% : 2 garis fraktur
▪ 9% : 3 garis fraktur
Tujuan semua terapi fraktur yaitu
mengembalikan bentuk dan fungsi seperti
semula.
Pada umumnya prinsip osteosintesis pada
“tension site” pada tulang yang patah.
Pada tulang mandibula “tension site” terletak
pada daerah mandibula bagian atas (alveolar
border) dan compression site terletak pada
bagian bawah (basilar border)
Pada tarikan fisiologis terdapat kekuatan
tensi sepanjang tepi alveolar dan kekuatan
kompresi sepanjang tepi bawah.
Pada bodi mandibula terutama terdapat
kekuatan tensi, terkuat pada daerah angulus
dan terlemah pada regio premolar.
Pada regio parasimfisis mandibula kekuatan-
kekuatan tersebut terutama menghasilkan
gerakan torsional yang semakin mendekati
garis median semakin kuat
Bila terjadi fraktur mempertimbangkan
kekuatan pada kedua sisi aksis imajiner
reduksi fungsional yang stabil
Pressure trajectory menghasilkan
kekuatan kompresi mandibula (plate
osteosintesis)
Tension trajectory arch bar (tension band)
Tension band mengurangi kekuatan yang
membengkokkan pada bagian alveolar
Kekuatan torsional anterior symphisis
mandibula
Champy, mempelajari mekanisme kekuatan
tarik tersebut dengan menggunakan model
matematis mandibula dan berhasil
mendeterminasi garis osteosintesis ideal
untuk menanggulangi adanya dua kekuatan
yang berlawanan
Trabekula pada mandibula yang tersusun dalam garis
trayektory (Sicher)
Kelainan Oklusi Daerah yang diduga mengalami fraktur
Openbite anterior
parasymphyseal
Mengalami Fraktur
lengkung zigomatikum
symphysis
displacement tulang
Perubahan pada wajah Daerah yang Kemungkinan
Mengalami Fraktur
bawah
bantuan pemeriksaan radiografik
Ekimosis menandakan adanya trauma pada
korpus mandibula dan symphyseal
Tipe fraktur
PRIMARY
SURVEY
PEMERIKSAAN SECONDARY
DIAGNOSA SURVEY
FISIK
STATUS LOKALIS :
-INTRA ORAL
- EXTRA ORAL
RONTGEN
PEMERIKSAAN
CT-SCAN
PENUNJANG
MRI
PRINSIP PENANGANAN
KEDARURATAN DEFINITIF
Reduksi
Airway
Fiksasi
Breathing
Imobilisasi
Circulation Supportive Therapies
Michael Miloro. Peterson’s Principles of Oral and Maxillofacial Sugery.
BC Decker Inc.Hamilton. London. 2004.
mengembalikan oklusi yang stabil
mengembalikan bidang pergerakan yang
adekuat
mengembalikan bentuk wajah dan lengkung
mandibula
mengembalikan fungsi tanpa sakit
mencegah internal derangement sendi
temporomandibula
mencegah gangguan perkembangan mandibula
ndersson L, Kahnberg K.E, Pogrel M.S. Oral and Maxillofacial Surgery. 1st ed
Blackwell Publishinh ltd. 2010
METODE REDUKSI
CLOSED
OPEN REDUCTION
REDUCTION
INDIKASI :
Favorable fracture
Comminuted fracture
Fraktur atropi berat edentulous mandibula
Kurangnya soft tissue yang menutupi tempat
fraktur
Fraktur pada anak-anak yang melibatkan
perkembangan gigi geligi
Fraktur koronoid
Fraktur kondilus
TEHNIK GILMER
Kawat dililitkan pada
leher gigi atas dan
bawah
Digabungkan hub.
Vertikal / Silang
INDIKASI :
Unfavourable fracture pada angulus.symphisis
atau korpus mandibula
Displaced fraktur kondilus bilateral
Delay treatment dari fragmen fraktur non-
contacting displaced.
Malunions
Maksila lawannya edentulous
Fraktur edentulous mandibula dengan
displacement yang hebat.
INDIKASI
Kasus dimana closed reduction merupakan
kontra indikasi.
Medical compromised pasien.
Multiple fraktur tulang wajah
mandibula difiksasi terlebih dahulu.
Fraktur lain : pertimbangan bone graf pada
fraktur edentulous mandibula atrofi hebat
dengan displacement berat atau nonunion
post closed reduction fraktur edentulous
mandibula atrofi hebat.
INTRA ORAL :
lebih mudah dilakukan dan
tidak menyebabkan jaringan
parut ekstra oral.
komplikasi dan infeksi
persentasenya hampir sama
dengan ekstra oral.
Fraktur korpus, angulus dan
ramus dapat diakses melalui
insisi di vestibular yang dapat
memanjang hingga linea
oblique setinggi dataran
oklusal mandibula.
Risdon Approach
Insisi 2 cm dibawah
sudut mandibula
Lebar insisi 4-5 cm
Diperkenal Hinds &
Girotti
Insisi ± 0,5 cm dibawah
lubang telinga, meluas
ke inf 3cm batas post
mandibula
Paling baik untuk
daerah TMJ
Insisi 2,5-3,5 cm daerah
lipatan preaerikular
Tidak insisi ke arah inf
Simple
Straigt
Wire Figure-of-
Intraosteal eight
Wiring
Transosseous
Circum-mandibular
Fiksasi
Intermaksilar
Load bearing
Fiksasi osteosynthesis
Plat
Atau
Screw Load Sharing
Osteosynthesis
A. Simple wiring technique, B. Figure-of-eight wire,
C.Transosseous circum-mandibular wire
Load bearing osteosynthesis, plat yang kaku
menahan tekanan saat fungsi di daerah fraktur. Hal ini
didapat dengan mengunci plat rekonstruksi. Indikasi :
edentulous atropi, fraktur kominuted dan fraktur
kompleks.
Load sharing osteosynthesis, stabilitas daerah fraktur
didapat dari resistensi friksional antara tepi tulang
dan benda yang digunakan untuk fiksasi. Contoh
load sharing osteosynthesis adalah fiksasi dengan lag
screw, compression plating, miniplate Champy. Load
sharing osteosynthesis tidak dapat digunakan dalam
petalaksanaan fraktur kominuted kerena kurangnya
dukungan tulang di daerah fraktur.
Lag Screw
Donald R Laub Jr, MD, FACS, 2011, Mandibular Fractures Treatment &
Management. Medscape References
INDIKASI PENCABUTAN :
Gigi yang jelas sekali mobility dengan kelainan
periapikal atau penyakit periodontal yang
signifikan.
Erupsi sebagian gigi M3 dengan pericoronitis atau
berhubungan dengan kista.
Gigi menghalangi reduksi fraktur yang adekuat.
Gigi dengan fraktur akar
Gigi dengan permukaan akar yang terbuka dari
apeks hingga margin gingiva
Tertunda cukup lama dari waktu fraktur untuk
mendapatkan perawatan.
Lebih banyak dengan Closed Reduction
Jika tidak memungkinkan Open
Reduction
Tehnik Endoskop
Fraktur menghalangi penempatan gigi ke
keadaan stabil dan oklusi.
Dislokasi fraktur menghalangi fungsi
mandibula.
Dislokasi kepala kondilus ke dalam middle
cranial fossa.
Benda asing dalam ruang sendi.
Dislokasi ekstrakapsular lateral kondilus.
Kesehatan tidak memungkinkan dengan
fiksasi maxillomandibular.
Fraktur kondilus bilateral dan fraktur
comminuted midface
Fraktur kondilus bilateral menghalangi
kestabilan dan pengembalian oklusi
Fraktur displaced kondilus dan
ketidakmampuan menggunakan fiksasi
maxillomandibular karena tidak adanya gigi
palsu sebelumnya atau resorpsi alveolar yang
berat yang menghalangi pembuatan splint.
Sulit diperbaiki dan tingkat komplikasi lebih
tinggi:
Daya yang mengenai jaringan sekitar injury
besar
Reduksi dan stabilisasi segmen fraktur sulit
Resiko iskemi/nekrotik avaskular segmen
fraktur
Kebanyakan pada body dan kondilus
Tulang tipis dan suplai darah Sulit
Oklusi tidak dipertimbangkan
Closed reduction mrpkn perawatan efektif
Kondisi Menguntungkan Untuk Closed Reduction :
Kualitas dan kuantitas tulang cukup
Pembengkakan minimal
Bentuk ridge bagus
Kedalaman vestibulum cukup
Angulasi fraktur favorable
Potensi penyembuhan baik
Displace minimal/fraktur greenstick
Elastisitas mandibula lebih besar
Adanya perkembangan benih gigi
Fraktur non-displace pada anak dirawat
konservatif
Fraktur lain, imobilisasi 2mg (acrylic lingual
splint dan circummandibular wire).
CIRCUMMANDIBULAR WIRE LINGUAL SPLINT
Paling sering terjadi pada fraktur mandibula ialah
infeksi atau osteomyelitis.
Hal tersebut dapat disebabkan karena
preoperative oral sepsis,
adanya gigi pada garis fraktur,
displacement fragmen fraktur,
kondisi umum pasien yang jelek, dan
kemungkinan sebab iatrogenic selama pembedahan.
Aplikasi vaccum drain dapat membantu untuk
mencegah timbulnya infeksi yang dapat terjadi oleh
karena genangan darah yang berlebihan ke daerah
pembedahan
Fraktur dari condyle terdapat pada 30 % dari
fraktur mandibula
Pengetahuan mekanisme dari fraktur condyle
diperlukan untuk mempermudah diagnosis
Tipe fraktur dipengaruhi oleh keadaan
apakah pasein membuka atau menutup
mulut ketika terjadi tabrakan
Tabrakan langsung pada dagu membuat
condyle displaced ke posterior sampai
pergerakan dihentikan oleh fossa articular
dan ligament.
1. FONSECA, RAYMOND J and WALKER, ROBERT V. ORAL AND
MAXILLO-FACIAL TRAUMA. Vol 1. 1991. WB SAUNDERS
COMPANY. p 359 – 414
2. ROWE N,L and WILLIANS J, Ll. MAXILLOFACIAL INJURIES. Vol 1.
1985. p 232 - 292
3. PETERSON LARRY J et.al. PRINCIPLES OF ORAL AND
MAXILLOFACIAL SURGERY, Vol 1. 1992. JB LIPPINCOTT
COMPANY. p 407 – 425
4. PETERSON LARRY J et.al. CONTERMPORARY ORAL AND
MAXILLOFACIAL SURGERY. Ed 4th. 2003. MOSBY. p527 - 542
5. BANKS, PETER and BROWN ANDREW. FRACTURES OF THE
FACIAL SKELETON. 2002.
6. SIMANJUNTAK, ROBERTO M. ANATOMI TERAPAN PADA
PENATALAKSANAAN TRAUMA OROMAKSILLOFACIAL. 2003