Proteksi – mencegah makanan dan benda asing masuk ke dalam trakea, dengan jalan menutup aditus laring dan rima glotis secara bersamaan. – Penutupan aditus laring ialah karena pengangkatan laring ke atas akibat kontraksi otot-otot ekstrinsik laring. Respirasi – Fungsi respirasi dari laring ialah dengan mengatur besar kecilnya rima glotis. – m.krikoaritenoid posterior berkontraksi menyebabkan prosesus vokalis kartilago aritenoid bergerak ke lateral, sehingga rima glotis terbuka. Fungsi Laring (2) Sirkulasi – Perubahan tekanan udara di dalam traktus trakeobronkial akan dapat mempengaruhi sirkulasi darah dari alveolus, sehingga mempengaruhi sirkulasi darah tubuh. Menelan – 3 mekanisme, yaitu gerakan laring bagian bawah ke atas, menutup aditus laringis dan mendorong bolus makanan turun ke hipofaring dan tidak mungkin masuk ke dalam laring. Fungsi Laring (3) Batuk – Refleks batuk benda asing yang telah masuk ke dalam trakea dan sekret yang berasal dari paru dapat dibatukkan ke luar. Emosi – Mengekpresikan emosi, seperti berteriak, mengeluh, menangis dan lain-lain. Fonasi – Laring berfungsi membuat suara serta menentukan tinggi rendahnya nada. – Tinggi rendahnya nada diatur oleh ketegangan plika vokalis. Laringitis Kronik (1) Laringitis kronik proses inflamasi yang menyebabkan perubahan pada mukosa laring secara ireversibel.
Bergantung pada penyebabnya, pola perubahan
pada laring dapat berbeda-beda edema, hiperemia, inflamasi, infiltrasi, dan proliferasi mukosa. Laringitis Kronik (2) Proses inflamasi merusak epitel silia laring terutama pada dinding posterior menurunkan fungsi aliran muku keluar dari :tracheobranchial tree” mukus tetap berada pada dinding posterior dan sekitar plika vokalis batuk, perubahan2 seperti: hiperkeratosis, diskeratosis, parakeratosis, akantosis, dan atipia seluler. Gejala dan Tanda Suara serak atau disfonia Batuk kronik pada malam hari Disfagia, otalgia (jika melibatkan faring) Rasa tersangkut di tenggorokan heartburn, regurgitasi, disfagia, batuk, bersin, nyeri dada suspek GERD Pemakaian otot bantu napas Pada pemeriksaan tampak: – Mukosa menebal, permukaan tidak rata, hiperemis, kadang terdapat metaplasia skuamosa Penyebab Perokok Ethanol GERD Infeksi : bakteri (S.aureus, Haemophilus influenzae and pneumococcus, Mycobacterium tuberculosis); jamur (pasien imunokompramais); Penyalahgunaan suara (vocal abuse) Respon alergik Faktor lingkungan: debu, polusi, toksin Penyakit sistemik, kebanyakan autoimun: amyloidosis, Wegener granulomatosis, polikondritis, MG Penyakit kutaneus: Pemphigus, Stevens-Johnson syndrome, systemic lupus erythematous, and epidermolysis bullosa Neurologik Pemeriksaan DPL, kultus sputum, swab mukosa laring, Radiologi Skin test jika dicurigai ada alergi Direct laringoskopi Imaging Studies (1) RontgenA lateral plain neck radiograph can help visualization of supraglottic and retropharyngeal swelling and soft tissue density in the subglottic airway. It is especially helpful in the emergency room. Chest radiograph CT scanning and MRI better define soft tissue alterations and provide the best information regarding the structure of the larynx. Imaging Studies (2)
Barium swallow study, double-contrast upper GI
series, and manometry are often used to evaluate otolaryngologic manifestations of GERD. A videostrobe is probably the single most important study after excluding a tumor. It provides significant information regarding vocal fold vibration, which can be recorded on a monitor. Penatalaksanaan Medikamentosa – Mengobati sumber perdarahan di hidung, faring, serta bronkus. – Jika ada GERD obati dengan H2 reseptor antagonis, PPI, dan prokinetik – Infeksi oleh bakteri: antibiotik amoksilin atau amoksilin-clavulanat Bedah: – Pengangkatan masa eksofitik dengan cara bedah – Reduksi stenosis diperlukan bila proses infiltrasi sudah sangat menutup lumen laring. Terapi suportif: – Minum air 2 liter sehari – Pelembab ruangan (room humidifier) – Menghindari polutan atau zat toksik – Tidak banyak berbicara (vocal rest) Nodul Pita Suara (1) Penyalahgunaan suara dalam waktu lama (penyanyi)singers node Suara parau disertai batuk Trauma mukosa pita suarapemakaian suara berlebihan dan dipaksakan Nodul Pita Suara (2) Pada pemeriksaan terihat nodul di pita suara sebesar kacang hijau Letak di sepertiga anterior pita suara dan sepertiga medial Bilateral, sering di wanita dewasa muda Diagnosislaringoskopi direct atau indirect Nodul Pita Suara (3) Penatalaksanaan: istirahat bicara dan terapi suara Bedah mikro laringkecurigaan keganasandiperiksa Patologi anatomi Papiloma Laring (1) Tumor ini dapat digolongkan dalam 2 jenis : 1. Papiloma laring juvenile, ditemukan pada anak, biasanya berentuk multiple dan mengalami regresi pada waktu dewasa. 2. Pada orang dewasa biasanya berbentuk tunggal , tidak akan mengalami resolusi dan merupakan prekanker. Papiloma Laring (2) BENTUK JUVENIL Tumor ini dapat tumbuh pada pita suara bagian anterior atau daerah subglotik. Dapat pula tumbuh di plica vetrikularis atau aritenoid. Secara makroskopik bentuknya seperti buah murbei, bewarna putih kelabu dan kadang- kadang kemerahan. Jaringan tumor ini sangat rapuh dan kalau dipotong tidak menyebabkan perdarahan. Sifat yang menonjol dari tumor ini adalah sering tumbuh lagi setelah diangkat, sehingga operasi pengangkatan harus dilakukan berulang-ulang. Papiloma Laring (3) Gejala Gejala papiloma laring yang utama adalah suara parau. Kadang-kadang terdapat pula batuk. Apabila papiloma telah menutup rima glottis maka timbul sesak napas dengan stridor. Diagnosis Diagnosis berdasarkan anamnesis, gejala klinik, pemeriksaan laring langsung, biopsi, serta pemeriksaan patologi-anatomik. Papiloma Laring (4) Terapi Ekstirpasi papiloma dengan bedah mikro atau juga dengan sinar laser. Oleh karena sering tumbuh lagi, maka tindakan ini diulangi berkali-kali. Kadang-kadang dalam seminggu sudah tampak papiloma yang tmbuh lagi. Terapi terhadap penyebabnya belum memuaskan, karena sampai sekarang etiologinya belum diketahui secara pasti. Papiloma Laring (5) Sekarang tersangka penyebabnya ialah virus, tetapi pada pemeriksaan dengan mikroskop electron inclusion body tidak ditemukan. Untuk terapinya diberikan vaksin dari massa tumor, obat antivirus, obat antivirus, hormone, kalsium atau ID methionin (essential aminoacid). Tidak dianjurkan memberikan radioterapi, karena papiloma dapat berubah menjadi ganas Disfonia Istilah umum untuk setiap gangguan suara yang disebabkan kelainan pada organ-organ fonasi, terutama laring, baik yang bersifat organik maupun fungsional Merupakan gejala, jika berlangsung kronik tanda awal dari penyakit Penyebab Disfonia Radang Tumor (neoplasma) Paralisis otot-otot laring Kelainan laring, – Sikatriks akibat operasi – Fiksasi pada sendi krikoaritenoid Laringitis Laringitis akut – Demam, malaise, nyeri menelan atau berbicara, batuk, dan gangguan suara. Kadang dapat terjadi sumbatan laring (stridor dan retraksi) Laringitis kronik – Sinusitis kronik – Bronkitis kronik – Penggunaan suara yang salah atau berlebihan (vocal abuse) Tumor Laring Gejala bergantung pada letak tumor Tumor jinak laring – Papiloma Tumor ganas laring – Karsinoma laring Paralisis Otot Laring Gangguan pada persarafan – Sentral – Perifer Dapat bersifat – Unilateral – Bilateral Pembahasan Anamnesis Seorang anak peremuan berumur 15 tahun datang dengan sesak napas yang didahului oleh betuk, pilek, dan suara serak sejak 5 hari yang lalu. Suara serak sering kambuh sejak 1 tahun terakhir. Menurut orang tua, suara serak terdengar makin lama makin berat, dan suara akan hilang jika pasien menderita flu. Suara terdengar serak. Pasien tersebut adalah seorang penyanyi, presenter acara televisi dan pengisi suara karakter film. Anamnesis tambahan Sejak kapan? Pemicu apa? Bertambah berat atau tidak? Keluhan lain yang menyertai? Sebelumnya ada trauma atau tidak? Apakah ada suara berdehem tanpa sekret, suara serek menetap, suara serak menetap? Sering batuk pilek atau tidak? Apakah ada PND? Apakah ada asma, riwayat alergi lain? Apakah ada penurunan berat badan? Anamnesis pada Keluhan Disfoni Jenis gangguan suara Lama keluhan Progresifitas Keluhan yang menyertai pekerjaan Kebiasaan merokok dan minum alkohol Riwayat penyakit, alergi Lingkungan tempat tinggal dan bekerja Pembahasan Pasien ini